• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan oleh peneliti terhadap penelitian terdahulu yang berkaitan dengan “Keterkaitan Retrival Kata dan Kecemasan Menulis dengan Kemampuan Menulis Teks Eksposisi pada siswa SMA Negeri di Kabupaten Banjarnegara”, peneliti mendapatkan beberapa penelitian terdahulu yang dinilai relevan. Beberapa penelitian yang dinilai relevan sebagai acuan di dalam penelitian ini di antaranya sebagai berikut.

Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk tahun 2005, dengan judul ”A Dissociation of Encoding and Retrieval Processes in the Human

dalam Hippocampus Manusia). Subjek dari penelitian tersebut adalah 10 relawan dengan rentang usia 21-29 tahun yang tidak memiliki riwayat gangguan rological neutrofil. Jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif dengan metodenya deskriptif kuantitatif karena tujuan utamanya adalah memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara mendalam. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa pembentukkan hippocampus terkait dua hal yang berbeda fungsi memori yakni fungsi pengkodean informasi baru dan fungsi pengambilan episode, walapun dengan sedikit bukti dapat diketahui bagaimana kedua proses ini diimplementasikan ke dalam struktur anatomi yang sama.

Penelitian ini menggunakan resolusi tinggi pada pencitraan resonansi magnetik fungsional untuk menunjukkan bahwa sub regional yang berbeda dari hippocampus secara berbeda yang terlibat dalam pengkodean dan pengambilan (Retrieval). Penelitian tersebut menemukan bahwa daerah awal di sirkuit hippocampal (dentate gyrus dan bidang CA 2 dan 3) yang selektif aktif selama pembentukan memori episodik, sedangkan daerah di sirkuit (subiculum) itu hanya aktif selama ingatan episode pembelajaran. Berdasarkan hal tersebutlah maka komponen yang berbeda dari sirkuit hippocampal mungkin berkontribusi terhadap derajat yang berbeda untuk dua fungsi memori dasar.

Penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk tersebut menunjukan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Di sisi lain, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk

yaitu mereka melakukan penelitian pada orang dewasa dengan metode medis yang sifatnya mendasar sehingga hanya dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tertentu yang sifatnya teoretis.

Apabila melihat aspek penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan jauh berebeda karena penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih bersifat aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk juga terletak pada subyek penelitiannya, di mana Eldridge dkk menggunakan subyek penelitian 10 relawan dengan rentang usia 21-29 tahun sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI.Metode penelitian yang digunakan juga berbeda di mana Eldridge dkk menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian korelasional.

Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Capone dkk tahun 2005, dengan judul ”The Effect of Semantic Representation on Toddlers' Word Retrieval” (Pengaruh Perwakilan Semantik pada Pemanggilan Kata Balita). Subjek dari penelitian tersebut adalah 19 balita usia 27-30 bulan yang direkrut dari data base yang tersedia di Laboratorium Bahasa Anak dan Proyek Pembangunan Anak Northwestern University. Peserta balita mampu berbicara monolingual bahasa Inggris (6 anak laki-laki dan 13 perempuan) dari Chicago dan North Shore. Mereka semua berlatar belakang dari Amerika Afrika (5%), Amerika Asia (11%), dan Kaukasia Amerika (84%). Para peserta tidak memiliki riwayat gangguan pendengaran atau keterlambatan perkembangan.

deskriptif kuantitatif karena tujuan utamanya adalah memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara mendalam. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa di dalam konteks studi sebelumnya telah disimpulkan bahwa jumlah perancah yang diperlukan untuk pengambilan kata tampaknya hanya mengacu pada kedalaman pengetahuan semantik yang tersimpan di memori. Pengambilan kata dianggap bukanlah perilaku biner, belajar itu untuk pemahaman atau produksi, melainkan bukan sesuatu yang lebih berkelanjutan di mana sebagian yang bersifat positif dipengaruhi oleh sifat representasi semantik. Penelitian tersebut menunjukkan data bahwa pengetahuan ternyata dapat diperkaya pada interval pemetaan cepat dan lambat dan efeknya mungkin komulatif. Pada akhirnya, penyediaan isyarat bentuk adalah cara yang efektif untuk memfasilitasi pertumbuhan produksi kata benda balita.

Penelitian yang dilakukan oleh Capone dkk tersebut menunjukkan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Capone dkk dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Persamaan juga terletak pada kesamaan acuannya yaitu sama-sama mengacu pada pentingnya aspek aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Penilaian tersebut muncul karena Capone dkk melakukan penelitian pada balita dengan metode aplikatif yang mendasar sehingga dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tersebut yang sifatnya aplikatif.

penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Capone dkk terletak pada subyek penelitiannya, di mana Capone dkk menggunakan subyek penelitian 19 balita usia 27-30 bulan yang direkrut dari data base yang tersedia di Laboratorium Bahasa Anak dan Proyek Pembangunan Anak Northwestern University sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI.Metode penelitian yang digunakan juga berbeda di mana Capone dkk mengunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian korelasional.

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Shafto dkk tahun 2009, dengan judul ”Word Retrieval Failures in Old Age: The Relationship between Structure and Function” (Kegagalan Pemanggilan Kata di Usia Tua: Hubungan antara Struktur dan Fungsi). Subjek dari penelitian tersebut adalah 29 orang dewasa yang sehat dan direkrut dari masyarakat Cambridge, termasuk di dalamnya 15 orang dewasa muda berusia 20-37 tahun. Jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif dengan metodenya korelasional karena tujuan utamanya adalah melihat hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa orang dewasa muda dan tua menggunakan jaringan yang sama selama pengambilan sukses (tahu tanggapan) dan selama pengambilan sulit (tanggapan TOT).

Di sisi lain, orang dewasa muda ternyata menunjukkan peningkatan aktivitas yang berbeda selama pengambilan sulit, yang dilemahkan dalam peserta yang lebih tua. Perbedaan usia tersebut terkait dengan penurunan kepadatan materi abu-abu di daerah yang sama dan dalam hubungannya dengan hasil terbaru lainnya

telah menunjukkan bahwa atrofi yang berkaitan dengan usia mempengaruhi kemampuan orang dewasa tua untuk berhasil memodulasi aktivitas saraf saat pengambilan kata adalah mengalami kesulitan. Secara bersama-sama, hasil ini mendukung lokus fonologi kegagalan pengambilan kata yang dilipatan di usia tua karena efek merusak dari usia atrofi terkait pada fungsi yang fleksibel dari jaringan produksi kata.

Penelitian yang dilakukan oleh Shafto dkk tersebut menunjukan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Shafto dkk dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Metode penelitian yang digunakan juga sama, di mana Shafto dkk dan peneliti mengunakan metode penelitian korelasional. Di sisi lain, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Shafto dkk yaitu mereka melakukan penelitian pada orang dewasa dengan metode medis yang sifatnya mendasar sehingga hanya dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tertentu yang sifatnya teoretis. Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih bersifat aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Shafto dkk juga terletak pada subyek penelitiannya, di mana Shafto dkk menggunakan subyek penelitian 29 orang dewasa yang sehat direkrut dari masyarakat Cambridge sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI.

Keempat, penelitian yang dilakukan oleh Hanly dan Vandenberg tahun 2009, dengan judul ”Tip of the Tongue and Word Retrieval Deficits in Dyslexia” (Ujung Lidah dan Kekurangan Pengambilan Kata di dalam Disleksia). Subjek dari penelitian tersebut adalah anak-anak dengan disleksia direkrut melalui distrik sekolah dan piagam sekolah umum khusus di daerah Metropolitan Midwestern, dan anak-anak kontrol direkrut melalui sekolah-sekolah di daerah yang sama dan dari mulut ke mulut oleh orang tua yang anak-anaknya telah berpartisipasi dalam studi. Sebanyak 47 anak (15 perempuan, 32 laki-laki) berpartisipasi dalam studi 16 dalam kelompok disleksia (4 perempuan, 12 laki-laki) dan 31 pada kelompok kontrol (11 anak perempuan, 20 laki-laki). Usia rata-rata adalah 9,6 tahun (SD = 0,79), dan 43 dari 47 anak-anak Kaukasia; 1 anak Afrika Amerika adalah pada kelompok disleksia, dan 1 Afrika Amerika, 1 Biracial, dan 1 anak Asia adalah masing-masing dalam kelompok kontrol.

Jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif dengan metodenya deskriptif kuantitatif karena tujuan utamanya adalah memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara mendalam. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa anak-anak dengan disleksia menunjukkan lebih TOT dan proporsional lebih kesalahan dalam fonologi, tetapi tidak pada aspek semantik dan langkah pengambilan kata (retrival kata). Hasil penelitian ini memberikan bukti adanya teks independen dan defisit pengolahan fonologi pada pembaca dengan disleksia.

Penelitian yang dilakukan oleh Hanly dan Brian tersebut menunjukan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Hanly dan Brian dengan penelitian

yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Di sisi lain, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Hanly dan Brian yaitu mereka melakukan penelitian pada anak-anak dengan metode medis yang sifatnya mendasar sehingga hanya dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tertentu yang sifatnya teoretis.

Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih bersifat aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Hanly dan Brian juga terletak pada subyek penelitiannya, di mana Hanly dan Brian menggunakan subyek penelitian 47 anak- anak dengan disleksia sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI.Metode penelitian yang digunakan juga berbeda di mana Hanly dan Brian menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian korelasional.

Kelima, penelitian yang dilakukan oleh Fiori dkk tahun 2011, dengan judul ”Transcranial Direct Current Stimulation Improves Word Retrieval in Healthy and Nonfluent Aphasic Subjects” (Stimulasi Arus Transkranial Langsung Meningkatkan Pemanggilan Kata di dalam Kesehatan dan Subjek Aphasic Non Fasih). Subjek dari penelitian tersebut adalah 10 relawan tangan kanan sehat (7 laki-laki dan 3 perempuan) berpartisipasi dalam studi. Semua subyek adalah penutur asli Bahasa Italia berusia antara 45 dan 70 tahun (rata-rata = 55 tahun, SD = 7,9) dengan 8 sampai 17 tahun pendidikan formal (rata-rata = 14, SD = 2,4).

eksperimen karena tujuan utamanya adalah mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali atau untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (hubungan pengaruh) antara variabel yang diteliti. Metode eksperimen digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari "sesuatu" yang dikenakan pada subjek penelitian. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tDCS anodik yang diterapkan di daerah Wernicke's dapat meningkatkan kemampuan belajar verbal pada orang sehat dan mungkin memiliki efek penting pada pemulihan fungsi bahasa seseorang. Di sisi lain, temuan ini memang harus dipertimbangkan sebagai penelitian awal karena ukuran kecil dari kelompok subyek yang digunakan, penelitian ini mungkin akan berguna untuk merencanakan intervensi terapi baru dalam rehabilitasi afasia.

Penelitian yang dilakukan oleh Fiori dkk tersebut menunjukan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Fiori dkk dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Di sisi lain, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Fiori dkk adalah mereka melakukan penelitian pada orang dewasa dengan metode medis yang sifatnya mendasar sehingga hanya dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tertentu yang sifatnya teoretis.

Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih bersifat aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Fiori dkk juga terletak pada subyek

penelitiannya, di mana Fiori dkk menggunakan subyek penelitian 10 relawan dengan usia antara 45 dan 70 tahun sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI.Metode penelitian yang digunakan juga berbeda di mana Fiori dkk menggunakan metode penelitian eksperimen sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian korelasional.

Keenam, penelitian yang dilakukan oleh John dan Rajashekhar tahun 2013, dengan judul ”Word Retrieval Ability on Semantic Fluency Task in Typically Developing Malayalam-Speaking Children” (Kemampuan Pengambilan Kata Pada Tugas Kefasihan Semantik Khususnya di dalam Mengembangkan Kemampuan Anak Berbicara Malayalam). Subjek dari penelitian tersebut adalah 1.015 anak-anak berusia antara 5 sampai 15 tahun dan diklasifikasikan ke dalam lima kelompok berpartisipasi dalam studi. Nilai dan rentang usia dari anak-anak dikategorikan sebagai berikut.

Kelas tingkat 1 dan 2: anak-anak antara usia 5-8 tahun (Grup 1), Kelas tingkat 3 dan 4: antara 7-10 tahun (Grup 2),

Kelas 5 dan 6: antara 9-11 tahun (Group 3), Kelas 7 dan 8: antara 11-13 tahun (Group 4), dan Kelas 9 dan 10: antara 13-15 tahun (Grup 5).

Kelompok 1 terdiri dari 202 anak-anak (Male [M]: Perempuan [F] -103: 99) dengan usia rata (SD) dari 6,44 (0,778) tahun,

Kelompok 2 terdiri dari 200 anak (101: 99) dengan usia rata-rata 8,59 tahun (0,827),

Kelompok 3 terdiri dari 201 anak-anak (102: 99) dengan usia rata-rata 10,28 (0,796) tahun,

Kelompok 4 terkandung 198 anak (99:99) dengan usia rata-rata 12,20 (0,753) tahun,

Kelompok 5 terdiri dari 214 anak-anak (107: 107) dengan usia rata-rata 14,07 (0,905) tahun. Peserta dikelompokkan ke dalam kelompok berdasarkan nilai mereka miliki, bukan pada usia karena variasi dalam representasi usia-tingkat di setiap kelas.

Jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif dengan metodenya deskriptif kuantitatif karena tujuan utamanya adalah memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara mendalam. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya trend perkembangan pada total jumlah rata-rata skor kata yang benar, jumlah cluster yang dihasilkan, dan skor beralih. Namun, rata-rata ukuran cluster tidak menunjukkan variasi yang signifikan secara statistik. Selanjutnya, skor tidak bervariasi di seluruh jenis kelamin. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan trend perkembangan linier selama kefasihan lisan dengan peningkatan kompleksitas penggunaan strategi.

Penelitian yang dilakukan oleh Jhon dan Bellur tersebut menunjukkan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Jhon dan Bellur dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Di sisi lain, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk

yaitu mereka melakukan penelitian pada anak-anak dengan metode medis yang sifatnya mendasar sehingga hanya dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tertentu yang sifatnya teoretis.

Di sisi lain, penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih bersifat aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Jhon dan Bellur juga terletak pada subyek penelitiannya, di mana Jhon dan Bellur menggunakan subyek penelitian 1.015 anak-anak berusia antara 5 sampai 15 tahun sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI.Metode penelitian yang digunakan juga berbeda di mana Jhon dan Bellur menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian korelasional.

Ketujuh, penelitian yang dilakukan oleh Manenti dkk tahun 2013, dengan judul ”Enhancing Verbal Episodic Memory in Older and Young Subjects After Non-Invasive Brain Stimulation” (Meningkatkan Memori Verbal Episodik pada Subjek yang Lebih Tua dan yang Lebih Muda Setelah Stimulasi Otak Non-Invasif). Subjek dari penelitian tersebut adalah 64 orang dengan rincian 32 relawan muda yang sehat [usia rata = 23,72 ± 3,15 tahun, berarti pendidikan = 15,13 ± 2,04 tahun (9 laki-laki, 23 perempuan)] dan 32 individu yang lebih tua yang sehat [usia rata = 67,91 ± 4,72 tahun; berarti pendidikan = 10,75 ± 4,63 tahun (15 laki-laki, 17 perempuan)].

Jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif dengan metodenya eksperimen karena tujuan utamanya adalah mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali atau untuk menyelidiki hubungan sebab akibat (hubungan pengaruh) antara variabel yang diteliti. Metode eksperimen

digunakan dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari "sesuatu" yang dikenakan pada subjek penelitian. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tDCS dapat diaplikasikan di atas kiri dan kanan daerah (DLPFC dan PARC) diinduksi kinerja yang lebih baik pada peserta muda, hanya tDCS diaplikasikan di atas daerah kiri (DLPFC dan PARC) meningkatkan pengambilan dalam mata pelajaran yang lebih tua. Hasil ini menunjukkan bahwa anodal tDCS dapat menjadi alat yang relevan untuk memodulasi kapasitas memori episodik jangka panjang usia muda dan tua.

Penelitian yang dilakukan oleh Manenti dkk tersebut menunjukan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Manenti dkk dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Di sisi lain, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk yaitu mereka melakukan penelitian pada orang dewasa dengan metode medis yang sifatnya mendasar sehingga hanya dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tertentu yang sifatnya teoretis.

Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih bersifat aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Manenti dkk juga terletak pada subyek penelitiannya, di mana Manenti dkk menggunakan subyek penelitian 64 orang dengan rincian 32 relawan muda yang sehat [usia rata = 23,72 ± 3,15 tahun, berarti pendidikan = 15,13 ± 2,04 tahun (9 laki-laki, 23 perempuan)] dan 32 individu yang

lebih tua yang sehat [usia rata = 67,91 ± 4,72 tahun sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI. Metode penelitian yang digunakan juga berbeda di mana Manenti dkk mengunakan metode penelitian eksperimen sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian korelasional.

Kedelapan, penelitian yang dilakukan oleh Sung dkk tahun 2013, dengan judul ”Evidence of Semantic Clustering in Letter-Cued Word Retrieval” (Bukti dari Pengelompokan Semantik di dalam Menulis Huruf-Memberi Isyarat Pemanggilan Kata). Subjek dari penelitian tersebut adalah 315 orang yang tidak memiliki riwayat bipolar, skizofrenia, saat utama depresi atau penyalahgunaan zat/ketergantungan, kondisi medis lainnya yang umumnya terkait dengan gangguan kognitif. Para peserta berkisar di usia 18-92 tahun (M = 54.9; SD = 18,8) dan menyelesaikan rata- rata 14,2 tahun pendidikan (SD = 3.1).

Jenis penelitian tersebut adalah penelitian kuantitatif dengan metodenya deskriptif kuantitatif karena tujuan utamanya adalah memberikan gambaran keadaan masa sekarang secara mendalam. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan hasil konfirmasi fonemik clustering, selain itu juga menampilkan cukup cluster semantik/asosiatif kata (misalnya, pena, pensil, dan kertas) dan beberapa kata menunjukkan kedua asosiasi fonemik dan semantik dalam satu cluster (misalnya, pasangan, pir, peach). Berdasarkan hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kelancaran isyarat kata belum tentu terkait dengan proses pengambilan kata murni fonemik. Mekanisme aktivasi semantik otomatis kuat memainkan peran penting dalam isyarat kata pengambilan leksikal.

Konseptualisasi teoritis dari proses pengambilan kata dengan isyarat fonemis juga mungkin perlu dikaji ulang dalam analisis yang lebih komprehensif.

Penelitian yang dilakukan oleh Sung dkk tersebut menunjukan adanya perbedaan dan persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Persamaan dari penelitian yang dilakukan oleh Sung dkk dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah sama-sama menganalisis tentang retrival kata. Di sisi lain, penelitian tersebut juga memiliki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Eldridge dkk yaitu mereka melakukan penelitian pada orang dewasa dengan metode medis yang sifatnya mendasar sehingga hanya dapat mendeskripsikan pola retrival kata dari subyek penelitian tertentu yang sifatnya teoretis. Di sisi lain penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih bersifat aplikatif sehingga dapat lebih memetakan pola retrival kata secara lebih general. Perbedaan dari penelitian yang dilakukan oleh Sung dkk juga terletak pada subyek penelitiannya, di mana Sung dkk menggunakan subyek penelitian 315 orang dengan usia antara 18-92 tahun sedangkan peneliti menggunakan subyek penelitian siswa SMA Kelas XI. Metode penelitian yang digunakan juga berbeda di mana Sung dkk menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian korelasional.

Kesembilan, penelitian yang dilakukan oleh Rohrer dkk tahun 2013, dengan judul ”Patterns of Longitudinal Brain Atrophy in the Logopenic Variant of Primary Progressive Aphasia” (Pola Atrofi Otak Longitudinal di Varian Logopenic dari