• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian Relevan

Dalam dokumen TESIS. Oleh ELSA PRANGIN-ANGIN /LNG (Halaman 48-0)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.7 Penelitian Relevan

Penelitian tentang multimodal dan gestur ini pernah dilakukan oleh beberapa peneliti, yaitu:

Sinar (2012) membahas penggunaan bahasa atau wacana dengan memberi perhatian secara bervariasi, mulai dari menganalisis gramatikal, realisasi bunyi, intonasi, leksikal, struktur sintaksis, aspek semantik, konteks situasi, budaya, ideologi bahasa dan analisis visual multimodal. Dengan mengombinasikan analisis metafungsi bahasa;

fungsi ideasional, fungsi interpersonal dan fungsi tekstual berdasarkan pada teori

Linguistik Sistemik Fungsional (LFS) konsep Halliday dan Hasan (1985) dengan analisis multimodal pada visual dari kedua teks iklan konsep Kress dan Leeuwen (2006) dan Cheong (2004).

Penelitian ini dilakukan berdasarkan analisis visual feminitas perempuan yang divisualisasikan dengan tubuh cantik mempesona dan seksi, begitu juga dengan maskulinitas laki-laki dengan tampilan tubuh kuat berotot. Sedangkan berdasarkan ideologi iklan cetak Marie dan L-Men yang merepresentasikan feminitas dan maskulinitas merupakan hasil konstruksi sosial budaya oleh masyarakat yang akhirnya mengakibatkan adanya bias dalam peran-peran sosial perempuan yang berbeda dengan laki- laki berdasarkan bahasa iklan cetak. Ungkapan klausa-klausa dalam iklan cetak sebagai teks dalam konteksnya berpotensi melahirkan nilai dan tatanan sosial masyarakat.

Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti, karena peneliti juga menggunakan teori yang sama, akan tetapi penelitian ini dibatasi hanya pada interpersonal saja yang fungsinya untuk mengetahui bagaimana hubungan sosial antara guru dan siswa.

Rahmah (2015) mengaplikasikan analisis multimodal terhadap wacana budaya untuk menemukan makna yang diciptakan oleh komponen verbal dan visual yang mengacu pada konsep analisis semiotik sosial. Metodologi penelitian ini dirancang berdasarkan basis-data, basis-observasi dan penelitian deskriptif- qualitatif. Sumber data penelitian ini adalah teks-teks verbal dan visual yang diambil dari prosedur A Multimodal of Traditional Wedding Ceremony Dynamics of Deli Malay Ethnic Group in Medan (selanjutnya disingkat DMTWC) yang dilaksanakan dalam perkawinan adat Melayu Deli (Selanjutnya disebut MD). Hasil analisis transitivitas pada tiga belas langkah perkawinan adat Melayu Deli menunjukkan ada keterkaitan antara verbal dan visual yang diwakili dominasi proses: Material; partisipan: Gol dan sirkumstan: Lokasi/Tempat. Hasil

verbal ini diperkuat oleh teks visual yang memberi informasi kepada pembaca tentang aksi yang dilaksanakan, siapa dan apa yang terafeksi oleh proses dan dimana aksi dilaksanakan. Hasil analisis visual menunjukkan struktur naratif DMTWC terdiri dari empat image terealisasi dalam aksi dan reaksi transaksional non-projectif yang terealisasi menjadi realisasi bidireksional dan sebelas image merupakan proses projektif yang direalisasikan oleh proses verbal. Berkenaan dengan makna interpersonal, teks DMTWC lebih menawarkan informasi dengan pilihan Modus terbanyak adalah Deklaratif.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu untuk menemukan makna yang diciptakan oleh komponen verbal dan nirverbal yang mengacu pada konsep analisis semiotik sosial. Metodologi penelitian ini dirancang berdasarkan basis-data, basis-observasi dan penelitian deskriptif kualitatif. Hanya saja perbedaan penelitian ini terletak pada objek penelitian yaitu, yang mana penelitian ini menganalisis tentang upacara perkawinan adat MD, sedangkan peneliti menganalisis tentang gestur guru dalam mengajar di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

Ningsih (2014) dalam penelitian ini menggunakan kerangka Cheong (2004) untuk mengungkap bagian-bagian dari bagian gambar dan lingustik, sementara transitivity Halliday dan Hasan (1985) digunakan untuk mengetahui proses-proses. Dengan cara demikian, penelitian ini menemukan hubungan antara gambar dan teks dalam satu konteks.

Hasilnya menunjukkan bahwa bagian-bagian gambar dalam iklan media cetak adalah Lead, Emblem, dan Display. Lead terdiri dari Locus of Attention (LoA) dan Complements to the Locus of Attention (Comp. LoA). Sementara, bagian-bagian lingiustiknya adalah Announcement, Emblem, Enhancer, Tag, dan Call-dan-Visit Information. Akhirnya, dalam penelitian ini ditemukan bahwa ada keterkaitan antara bagian-bagian gambar dan linguistik dalam iklan media cetak. Hal ini menyebabkan Contextualization Propensity (CP) tinggi, Interpretative Space (IS) sempit, dan Semantic Effervescence (SE) juga kecil.

Penelitian ini memberikan kontribusi kepada penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu bagaimana cara menganilis data penelitian khususnya untuk menganalisis bentuk interpersonal dalam penelitian ini, untuk menemukan hubungan antara gambar dan teks dalam satu konteks dalam hal ini gestur guru dalam mengajar di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu, data dan objek penelitian.

Cheong dan Liu (2014) membantu pembaca untuk memahami film melalui interaksi antara modalitas yang berbeda serta menawarkan perspektif linguistik dalam mengapresiasi film. Kehidupan Pi, pemenang empat penghargaan Academy, fotografi, efek visual dan musik asli, membuat sampel yang baik kaya sumber daya audial dan visual untuk mengeksplorasi hubungan antara Pi dan harimau Richard. Di bawah bimbingan sistemik tata bahasa fungsional dan tata bahasa visual, penelitian ini berusaha untuk mengeksplorasi hubungan antara Pi dan Richard si macan dalam film „Life of Pi’ dengan menganalisa bagaimana berbagai modalitas semiotik membuat makna dan bagaimana mereka berkontribusi memahami film.

Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu adanya kerangka teoritis berdasarkan tata bahasa visual yang bersifat adaptif untuk wacana film Life of Pi; berdasarkan analisis linguistik dan non linguistik, hubungan antara Pi dan harimau sebagian besar ditentukan oleh sikap Pi terhadap harimau. Sama hal nya dengan objek penelitian yang dilakukan peneliti yaitu bagaimana sikap siswa ditentukan oleh gestur guru saat mengajar di dalam kelas berbagai interaksi modalitas untuk membuat makna, yang memberikan perspektif baru. Penelitian ini membantu memperluas pemahaman linguistik dari wacana film dan dalam penelitian yang dilakukan peneliti membantu memperluas pemahaman linguistik dari wacana gestur guru mengajar dalam kelas, dan menyediakan perspektif baru dalam memahami wacana.

Hardianto , Dkk (2016) mendeskripsikan penggunaan gesture untuk memperbaiki kesalahan prosedural siswa dalam proses diskusi pemecahan masalah matematika. Hasil yang diperoleh, adalah: 1) siswa yang berkemampuan tinggi dapat memperbaiki kesalahan prosedural siswa yang berkemampuan sedang dan rendah dalam proses diskusi pemecahan masalah matematika dengan menggunakan gesture, yang meliputi:

pointing gesture, writing gesture, dan representational gesture, 2) pointing gesture yang digunakan oleh siswa yang berkemampuan tinggi dapat memperbaiki kesalahan prosedural siswa yang berkemampuan sedang dan rendah dalam proses diskusi pemecahan masalah matematika, 3) writing gesture yang digunakan oleh siswa yang berkemampuan tinggi dapat memperbaiki kesalahan prosedural siswa yang berkemampuan sedang dan rendah dalam proses diskusi pemecahan masalah matematika, dan 4) representational gesture yang digunakan oleh siswa yang berkemampuan tinggi dapat memperbaiki kesalahan prosedural siswa yang berkemampuan sedang dan rendah dalam proses diskusi pemecahan masalah matematika.

Penelitian ini memberikan kontribusi kepada penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu untuk mengetahui bagaimana gestur dalam hal ini gestur guru mengajar di kelas, bagaimana pointing gesture, writing gesture, representational gesture guru dalam mengajar di kelas di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deli Serdang

Utami, dkk (2015) pada penelitiannya mendeskripsikan (1) penguatan verbal guru dalam pembelajaran teks cerpen di kelas VIIG SMP N 1 Banjar, (2) penguatan nirverbal guru dalam pembelajaran teks cerpen di kelas VIIG SMP N 1 Banjar, serta (3) fungsi penguatan verbal dan nirverbal guru dalam pembelajaran teks cerpen di kelas VIIG SMP N 1 Banjar.

Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah guru bahasa Indonesia yang mengajar di kelas VIIG SMP N 1 Banjar dan objek penelitiannya adalah penguatan verbal dan nirverbal guru dalam pembelajaran teks cerpen di kelas VIIG

SMP N 1 Banjar. Data penelitian dikumpulkan melalui metode observasi dan metode wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah (1) penguatan verbal yang digunakan guru berupa kata “bagus, tepat, benar, dan cukup bagus”; (2) penguatan nirverbalnya berupa ekspresi wajah, gerakan tangan, gerakan mendekati, penguatan tdana, dan sentuhan; (3) Tuturan penguatan verbal guru mengdanung fungsi ekspresif, fungsi representatif, dan fungsi direktif, sedangkan tuturan penguatan nirverbal mengandung fungsi repetisi dan fungsi substitusi; (4) Penguatan gabungan yang digunakan guru berupa kata “bagus dan benar” disertai dengan acungan jempol dan tepuk tangan.

Wahyuningtias (2015) mengetahui perhatian siswa pada aplikasi gestur guru pada pembelajaran pendidikan Agama Islam, 2) untuk mengetahui implementasi gestur guru sebagai upaya menumbuhkan perhatian siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam, 3) untuk mengetahui peran gestur guru sebagai upaya menumbuhkan perhatian siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif, yang mana menitik beratkan pada “Peran gestur guru sebagai upaya menumbuhkan perhatian siswa pada pembelajaran pendidikan agama Islam”. Dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi.

Dari hasil penelitian ini, menghasilkan kesimpulan bahwa: 1) perhatian siswa pada aplikasi gestur pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Ketintang Surabaya berjalan sangat baik dan antusias didalam proses pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari cara siswa memperhatikan penjelasan guru, menanggapi pertanyaan-pertanyaan dari guru ataupun bertanya kepada guru tentang materi yang disampaikan oleh guru. 2) implementasi gestur sebagai upaya menumbuhkan perhatian siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Ketintang Surabaya berjalan sesuai dengan teori. 3) peran gestur guru sebagai upaya menumbuhkan perhatian siswa pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMK Ketintang Surabaya sangat berperan penting terhadap keberhasilan seorang guru didalam

menyampaikan sebuah materi pembelajaran dan sangat berpengaruh terhadap siswa karena dapat menarik perhatian siswa. Dari gestur guru tersebut siswa dapat tertarik terhadap apa yang disampaikan oleh guru dan siswa juga lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Anstey dan Bull (2010) dalam jurnal penelitiannya tentang mengekplorasi teks multimodal dalam membantu para guru berpendapat bahwa definisi literasi saat ini sering mengacu pada teks multimedia dan multimodal, dan ada referensi untuk bahan-bahan tersebut di seluruh versi draf kurikulum bahasa Inggris nasional yang baru. Oleh karena itu, tepat waktu untuk mempertimbangkan bagaimana guru dapat menjadi akrab dan percaya diri dalam penggunaan teks multimodal di kelas. Para penulis mengidentifikasi bidang pembelajaran profesional nilai tertentu untuk mengintegrasikan teks multimodal ke dalam praktek kelas dan menyarankan cara-cara untuk memperkenalkan pembelajaran profesional di sekolah.

Penelitian yang dilakukan Anstey dan Bull (2010) memberikan kontribusi kepada penelitian ini dalam teori Kress dan Leeuwen (2006). Demikian juga halnya dengan penerapan teori multimodal Kress dan Leeuwen (2006) merupakan teori yang digunakan pada penelitian ini, yaitu untuk mengetahui bagaimana gestur dalam hal ini gestur guru mengajar di kelas, bagaimana perpindahan, kecepatan, ekspresi wajah, bahasa tubuh guru pada saat mengajar di kelas di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Sudaryanto (2014:15) menyatakan bahwa metode kualitatif adalah metode penelitian yang semata-mata hanya berdasarkan fakta yang ada atau fenomena yang memang secara empiris hidup pada penutur-penuturnya sehingga yang dihasilkan atau dicatat berupa data yang apa adanya. Desain penelitian mengunakan studi kasus dalam arti penelitian difokuskan pada fenomena yang dipilih dan dipahami dengan mengabaikan fenomena-fenomena lainnya Oleh sebab itu, penelitian kualitatif yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data ujaran guru dan gestur guru secara rinci pada kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

3.2 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan latar belakang yang peneliti uraikan pada bab sebelumnya, ada beberapa alasan yang menjadi dasar bagi peneliti memilih lokasi penelitian di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang, yakni masih banyak ditemukan guru yang mengajarkan sebuah materi pembelajaran yang tidak sesuai dengan gestur yang seharusnya dberikan sesuai dengan isi pembelajaran tersebut. Selain itu antara gestur dengan ujaran guru juga masih sering berbeda makna, sehingga banyak siswa yang memperbincangkan hal tersebut dan menyebabkan ketidak tertarikan siswa terhadap materi yang di ajarkan oleh guru-guru tersebut. Sehingga peneliti merasa bahwa penelitian ini penting diangkat untuk menjadi objek penelitian yang dapat memperbaiki gestur guru dalam kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

3.3 Data dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini adalah data verbal dan data nirverbal. Adapun data verbal dalam penelitian ini yaitu kalimat-kalimat yang diperoleh dari ujaran guru berupa kata, frasa, klausa dan kalimat yang telah ditranskripsikan oleh peneliti dengan menggunakan teknik catat (Sudaryanto, 2014:31). Sedangkan data nirverbal pada penelitian ini berupa gambar dan rekaman video yang diperoleh pada saat guru mengajar di kelas. Data tersebut kemudian dianalisis dengan teori multimodal Kress dan Leeuwen (2006) untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi verbal berupa ujaran-ujaran yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran dan untuk mengetahui bagaimana bentuk komunikasi nirverbal yaitu gestur guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan teknik simak (Sudaryanto, 2014:37) sedangkan sumber data dalam penelitian ini yaitu rekaman video guru dalam kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang yang dilakukan selama dua bulan, mulai bulan Juni hingga bulan Agustus 2018.

3.4 Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, peneliti terlibat langsung dalam proses pengumpulan data. Kedudukan peneliti dalam penelitian kualitatif selain sebagai perencana juga sekaligus sebagai pelaksana pengumpul data atau sebagai instrumen. Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode simak. Metode simak merupakan metode yang dilakukan dengan penyimakan yang disejajarkan dengan metode observasi (Sudaryanto, 2014).

Metode simak menurut Sudaryanto (2014:133) yang akan diterapkan dalam penelitian ini, mencakup teknik sebagai berikut: (1) teknik rekam, dalam hal ini peneliti berusaha merekam kegiatan pembelajaran di kelas di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang dengan menggunakan smartphone merk samsung S7 yang memiliki layar 5,2 inci dengan

sokongan panel super AMOLED dan resolusi QUAD HD. Untuk mesin, menggunakan chipset qualcomm snapdragon 820. Prosesor ini disokong RAM 4GB sehingga kinerjanya cukup cepat dan nyaman saat merekam video, sehingga mampu menangkap suara dan gambar secara jelas.

Selanjutnya dari hasil rekaman tersebut diambil foto melalui tangkap layar. Hasil tangkapan layar di urutkan sesuai dengan urutan waktu. Pada urutan data diberikan pengkodean data (kode data) yaitu cetak miring dan huruf tebal. Selain itu, juga dituliskan tanggal dan bulan terbit dengan kode yang telah ditetapkan. Hal itu dilakukan untuk memudahkan dalam mengurutkan data. serta digunakan sebagai bukti penelitian.

Disamping perekaman penelitian ini juga menggunakan teknik catat pada kartu data yang dilanjutkan pada klasifikasi data yaitu suatu teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan dokumentasi. Penggunaan kuesioner bertujuan untuk mengumpulkan data tentang guru yang disukai dengan yang tidak disukai apabila di lihat dari cara guru menggunakan gestur dan ujaran pada saat proses kegiatan pembelajaran berlangsung, kuesioner tersebut dibagikan kepada siswa kelas XI dan kelas XII, sehingga responden dalam penelitian ini berjumlah 200 siswa yang terdiri dari 100 orang kelas XI dan 100 orang kelas XII.

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dan dicatat dalam kartu data serta diklasifikasikan secara sistematis sesuai dengan kepentingan penelitian dalam hal ini dibagi menjadi beberapa bentuk gestur, kemudian data dianalisis. Dalam menganalisis data, model interaktif oleh Miles, Huberman dan Saldana (2014). Miles, Huberman dan Saldana (2014) digunakan untuk mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas sehingga datanya jenuh.

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data : Model Interaktif (Miles, Huberman, dan Saldana, 2014).

Berdasarkan gambar di atas dapat dijelaskan bahwa terdapat empat jenis kegiatan utama, dan analisis data merupakan proses siklus yang interaktif. Komponen-komponen analisis data model interaktif ini mencakup:

1) Pengumpulan data

Pengumpulan data sebagai proses yang dilakukan dengan mengumpulkan data dengan cara merekam kegiatan proses belajar mengajar pada dua guru bidang studi, yakni bidang studi Olahraga dan Kimia selama proses pembelajaran berlangsung, hal tersebut dilakukan berulang-ulang selama 1 bulan.

2) Kondensasi Data (Data Condensation)

Pada tahap ini, peneliti melakukan kondensasi data dengan cara : - Memilih :

Peneliti memilih gambar-gambar yang telah dipilih melalui video hasil rekaman pada saat guru mengajar dalam kelas sebagai fokus penelitian dan juga memilih ujaran yang sesuai dengan tujuan penelitian.

- Memfokuskan pada komponen multimodal khususnya interpersonal.

- Menyederhanakan : Koleksi

Data

Penyajian Data

Kondensasi Data

Kesimpulan

Peneliti menyederhanakan dua fokus penelitian ke dalam beberapa bagian, yaitu memberikan kode pada data, mencetak tebalkan data, memiringkannya dan membagi data. Contohnya gambar yang menunjukkan pesan fasial, gestural dan postural.

Kemudian ujaran yang digunakan oleh guru seperti ujaran deklaratif, interogatif dan imperatif.

- Mengabstraksi.

- Mentransformasi: tahap mentransformasi pada analisis data yaitu data berupa teks multimodal gestur guru mengajar dianalisis dengan teori multimodal yaitu untuk mengetahui bentuk interpersonal gestur guru mengajar dalam kelas di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

- Data hasil Kondensasi disajikan dalam bentuk gambar dan ujaran.

3) Penyajian Data

Penyajian data adalah sebuah pengorganisasian, penyatuan dari informasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi. Penyajian data membantu dalam memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan sesuatu, termasuk analisis yang lebih mendalam atau mengambil aksi berdasarkan pemahaman. Miles, Hubermen dan Saldana (2014) paling sering digunakan dalam menyajikan data pada penelitian kualitatif. Adapun bentuk penyajian data pada penelitian ini dapat dilihat pada gambar berikut:

Di bawah ini dipaparkan bentuk pesan postural yang disampaikan pada mata pelajaran Olahraga.

Gambar 3.2 Pesan Postural yang digunakan oleh Guru Mata Pelajaran Olahraga.

Berdasarkan gambar 3.2 di atas, diketahui bahwa guru olahraga menggunakan pesan postural untuk menyampaikan mata pelajaran olahraga. Pada gambar tersebut di atas, guru berdiri untuk menerangkan pelajaran, kaki sebelah kiri agak dicondongkan ke depan yang menandakan adanya persiapan yang matang baik dari segi materi maupun fisik, sehingga diketahui bahwa guru bersemangat dalam mengajar.

4) Penarikan Kesimpulan

Sesuai dengan hakekat penelitian kualitatif, dari awal pengumpulan data, seorang penganalisis kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan final mungkin tidak muncul sampai pengumpulan data berakhir, terantung pada besarnya kumpulan-kumpulan pengkodeannya, penyimpanan, dan metode pencarian ulang yang digunakan, kecakapan peneliti, dan tuntutan-tuntutan pemberi dana.

BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pendahuluan

Pada bab ini disajikan analisis data dan pembahasan mengenai gestur guru dan ujaran yang digunakan guru dalam kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang yaitu apa bentuk gestur dan ujaran guru dalam kegiatan pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang, yaitu mengenai apa bentuk gestur dan ujaran yang digunakan, bagaimana realisasi gestur dan ujaran tersebut, dan mengapa guru menggunakan gestur dan fungsi ujaran seperti itu. Data dianalisis dengan menggunakan teori Multimodal Kress dan Leeuwen (2006). Adapun hasil analisis penelitian ini sebagai berikut.

4.1.1 Analisis Bentuk Gestur dan Ujaran Guru dalam Kegiatan Pembelajaran di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

Untuk menganalisis bentuk-bentuk gestur dan ujaran guru di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang dapat dilihat sebagai berikut:

4.1.1.1 Analisis Bentuk Gestur Guru

Bentuk gestur guru di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.1

Bentuk Gestur Guru di SMA N 1 Kutalimbaru Kabupaten Deliserdang.

No Bentuk Gestur

Guru Mata Pelajaran

Gambar Keterangan

1 Fasial Kimia Kaku dan membosankan.

Pesan fasial ditunjukkan melalui ekspresi wajah guru yang terlihat lesu dan kurang berminat dalam mengajar siswa pada proses belajar mengajar ini. Hal tersebut terlihat dari gestur guru yang mengomunikasikan pesan fasial melalui cara memandang siswa.

2 Fasial Kimia Tidak Bersemangat.

Guru mengekspresikan wajah yang sangat tidak bersemangat dalam menjelaskan materi. Mata agak sayup dan mulut tidak terlalu lebar terbuka, sehingga suara yang dihasilkan pun tidak seperti guru mengajar pada umumnya yaitu dengan suara yang lantang.

3 Fasial Olahraga Ragu.

Wajah guru mengekspresikan tingkat pengendalian guru terhadap pernyataan sendiri. Hal itu terlihat dari mata guru yang agak ditutup yang menandakan bahwa guru sedang berpikir tentang kata-kata yang tepat untuk disampaikan dan mulut agak terbuka yang menandakan bahwa guru sedang ragu-ragu memberikan arahan.

4 Fasial Olahraga Bersemangat.

Ekspresi wajah guru menyiratkan semangat dalam mengajar dengan wajah yang mengarah ke depan dan mata di kanan atau kiri dapat mendengarkan suara guru.

6 Fasial Kimia Membosankan.

Guru duduk tepat ditengah-tengah bagian depan. yang menandakan bahwa guru adil.

7 Fasial Kimia Membosankan.

Guru terlihat bersemangat dalam mengajar dengan wajah yang mengarah ke depan dan mata di fokuskan kepada siswa.

8 Postural Kimia Membosankan dan tidak menarik

Guru pada gambar ini menunjukkan bahwa posturnya tidak berubah. dari awal memasuki kelas, guru Kimia sudah duduk di depan kelas sambil memberikan materi pembelaran. Melihat gestur guru tersebut sehingga terkesan seperti mengungkapkan sikap yang tidak responsif dan dapat menyebabkan kebosanan.

9 Postural Kimia Kaku dan pasif

Guru pada gambar ini hanya duduk pada saat proses belajar mengajar berlangsung.

10 Postural Olahrga Bersemangat

Guru berdiri pada saat mengajar, kaki

Guru berdiri pada saat mengajar, kaki

Dalam dokumen TESIS. Oleh ELSA PRANGIN-ANGIN /LNG (Halaman 48-0)