Lokasi dan Waktu Kajian
Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Januari sampai dengan April 2015 dengan lokasi kajian di Kabupaten Bogor. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten Bogor merupakan Kabupaten dengan cukup banyak menerima SMD di Propinsi Jawa Barat, dengan jumlah 80 paket atau 14% dari total alokasi. Komoditas ternak yang cukup lengkap dan juga sebagai wilayah konsumen produk peternakan serta sebagai salah satu penyangga kebutuhan produk peternakan bagi DKI Jakarta.
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dilapangan melalui beberapa instrument pendukung seperti kamera dan catatan lapangan. Teknik pengumpulan data dalam data primer ini akan diidentifikasi melalui proses observasi dan wawancara dengan informan yang telah ditentukan. Uraian proses dalam teknik pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut:
a. Wawancara, dilakukan dengan mengajukan seperangkat pertanyaan-pertanyaan secara verbal kepada informan melalui sebuah pertanyaan-pertanyaan secara verbal kepada informan melalui sebuah proses interaksi. Wawancara dilakukan ditempat kerja ataupun ditempat tinggal informan. Teknik ini dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data dan informasi baik tentang tingkat keberhasilan, peran stakeholders serta informasi tentang arahan strategi pengembangan kelembagaankelompok peternak. Informan yang terpilih terdiri dari Dinas Kabupaten peternakan atau yang membidangi bidang peternakan dan kesehatan hewan, Dinas teknis terkait, Perguruan Tinggi yang terlibat, Asosiasi terkait peternakan, dan SMD.
b. Kuesioner, merupakan teknik pengambilan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya sehinggga mendapatkan data-data mengenai sikap, cara pandang, pengetahuan, kemampuan dan tingkat kinerja kelompok peternak guna pengevaluasian program. Pengambilan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada SMD, ketua dan anggota kelompok terpilih.
c. Observasi langsung, digunakan untuk melengkapi keakuratan data hasil wawancara melalui program pengamatan langsung mengenai kondisi empirik di lokasi penelitian. Dengan demikian melalui observasi akan diperoleh gambaran nyata atas fenomena yang terjadi secara obyektif. Teknik pengumpulan data ini digunakan untuk mendapatkan informasi secara langsung dalam mempelajari karakteristik dan aktivitas kelompok sekaligus crosscheck atas kebenaran informasi yang diperoleh dari informan.
Selanjutnya, sumber data lain dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang diperoleh melalui publikasi dari instansi terkait atau dokumen yang ada pada lembaga-lembaga oleh SKPD terkait (Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Bogor, Dinas Peternakan Propinsi Jawa Barat), Ditjen PKH, dukungan regulasi serta dokumen kebijakan daerah dalam pemberdayaan kelompok
peternakan (Bappeda Kabupaten/provinsi), profil geografis dan administratif dilokasi penelitian serta dokumen lain yang dikeluarkan oleh pemerintah daerah yang relevan dalam penelitian ini.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian ini adalah kelompok peternak yang terdiri dari SMD, ketua kelompok, anggota kelompok terpilih, stakeholders terpilih di Kabupaten Bogor. Dari populasi yang ada, diambil beberapa responden sebagai sampel. Sampel adalah himpunan bagian dari populasi yang dapat mewakili sifat-sifat populasi. Sampel diambil dari perwakilan 15 kelompok peternak program SMD yang terdiri dari 4 orang peternak (ketua dan/atau anggota kelompok) setiap kelompok petermak yang ada di wilayah Kabupaten Bogor. Pengambilan sampel dilakukan secara Purposive Sampling. Sampel untuk analisis stakeholders adalah Ditjen PKH, Dinas Peternakan propinsi Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, SMD, Asosiasi SMD, Koperasi Peternak Kelinci (Kopnakci), Pasar Ternak, Koperasi Peternak Sapi Perah (KPS) Kabupaten Bogor, Badan Pelaksana Penyuluh Pertanian Perikanan dan Kehutanan (BP4K), Penyuluh Lapang, Petugas UPT Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Fakultas Peternakan IPB, sedangkan analisis SWOT adalah Ditjen PKH, Dinas Peternakan propinsi Jawa Barat, Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, SMD, Petugas UPT Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor, Fakultas Peternakan IPB. Kriteria dan jumlah responden kelompok peternak program SMD dalam penelitian ini dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4. Populasi dan sampel penelitian pada kelompok peternak
Uraian Jumlah Anggota Sampel
Kelompok Berkah Kelompok Mekar Mandiri Kelompok Sumber Wijaya Tani Kelompok Marga Mulya Kelompok Al-Kautsar Kelompok Krida Andhini Kelompok Mulus Rahayu Kelompok Utari
Kelompok Fajar Rabitry Kelompok Bina Tani Mandiri Kelompok Cimanglid Sejahtera Kelompok Maju Bersama Kelompok Mitra Tahoga Kelompok Setia Kelompok Sehati 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Jumlah Total Sampel 60
Variabel Penelitian
Variabel dan indikator untuk mengukur kelembagaan kelompok peternak yang digunakan pada penelitian ini dengan melihat lima indikator, yaitu: 1) aspek teknis yang dinilai adalah indikator pertambahan populasi ternak dari hasil usaha yang dilaksanakan, peningkatan produktivitas ternak yang diusahakan, diterapkannya
teknologi budidaya peternakan (budidaya, reproduksi, kesehatan hewan, pengolahan limbah, dll), 2) ekonomis pertambahan modal usaha dari hasil usaha peternakan yang dilaksanakan dan diversifikasi usaha (Pedoman SMD, 2012); 3) Tujuan, fungsi dan peran kelembagaan kelompok petani tercapai, artinya: adanya kejelasan tujuan, adanya kesesuaian tujuan dengan kebutuhan anggota, dan tingkat pemenuhan kebutuhan anggota oleh kelembagaan tinggi; adanya kemampuan memperoleh, mengatur, memelihara, dan mengerahkan informasi, tenaga kerja, modal, dan material, serta kemampuan mengelola konflik; 4) Adanya keinovatifan kelembagaan, meliputi: adanya peran kepemimpinan dalam kelembagaan, fungsi kepemimpinan dalam kelembagaan berjalan, adanya nilai-nilai yang mendasari kerjasama, adanya pembagian peran anggota, adanya pola kewenangan dalam kelembagaan, adanya komitmen anggota terhadap kelembagaan, tersedia sumber-sumber pendanaan, tersedia fasilitas-fasilitas fisik, kualitas sumberdaya anggota memadai, dan adanya teknologi yang sesuai; dan 5) Keberlanjutan kelembagaan, meliputi: sentimen anggota baik, kesadaran anggota tinggi, kekompakan anggota terjadi, kepercayaan anggota besar, tersedia bantuan luar, pola komunikasi antar anggota dua arah, dan adanya kerjasama dengan pihak lain, menurut Anantanyu (2009). Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Matriks variabel dan indikator kelembagaan kelompok peternak.
No Variabel Indikator
1. Teknis - Dinamika populasi ternak - Penggunaan teknologi
- Pengelolaan pemeliharaan ternak - Pengelolaan kesehatan hewan
- Pengelolaan pakan ternak berdasarkan sumberdaya lokal
2. Ekonomis - Akses modal usaha
- Diversifikasi usaha kelompok - Pemasaran hasil usaha peternakan
- Pemeliharaan dan pengembangan aset kelompok - Mitra usaha peternakan
2. Tujuan Peran dan Fungsi Kelembagaan Kelompok Peternak
- Kejelasan tujuan,
- Kesesuaian tujuan dengan kebutuhan anggota, dan - tingkat pemenuhan kebutuhan anggota oleh
kelembagaan tinggi.
- Kemampuan memperoleh, mengatur, memelihara, dan mengerahkan informasi, serta
- kemampuan mengelola konflik;
3. Keinovatifan kelembagaan - Peran kepemimpinan dalam kelembagaan,
- Fungsi kepemimpinan dalam kelembagaan berjalan, - Nilai-nilai yang mendasari kerjasama,
- Pembagian peran anggota,
- Pola kewenangan dalam kelembagaan, - Ketersediaan sumber-sumber pendanaan, - Ketersediaan fasilitas-fasilitas fisik, - Kualitas sumberdaya anggota dan - Teknologi yang sesuai.
4. Keberlanjutan Kelembagaan - kesadaran anggota , - kekompakan anggota, - kepercayaan anggota, - Ketersediaan bantuan luar,
- pola komunikasi antar anggota dua arah, dan - Kerjasama dengan pihak lain.
Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam mengungkapkan makna dari data yang telah diperoleh dari proses penelitian yang telah dilakukan. Analisis data dalam penelitian ini adalah upaya menyelidiki secara mendalam tentang data yang berhasil diperoleh peneliti selama penelitian berlangsung, sehingga akan diketahui keadaan yang sebenarnya dari apa yang telah diteliti. Proses analisis data ini dilakukan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan (Riduwan dan akdon, 2009). Setelah data dan informasi sesuai lingkup permasalahan diperoleh, selanjutnya pengolahan data dengan cara pengklasifikasian dan pentabulasian data sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.
1) Tujuan pertama yakni mengevaluasi kinerja kelompok peternak pada program SMD di Kabupaten Bogor.
Analisis kuadran atau importance performance analysis (IPA) adalah sebuah teknik analisis deskriptif yang diperkenalkan oleh Martilla dan James (1977). IPA adalah suatu teknik analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi faktor- faktor kinerja penting apa yang harus ditunjukkan oleh suatu organisasi dalam memenuhi kepuasan para pengguna jasa mereka (konsumen). Awalnya, metode ini untuk digunakan dalam bidang riset pemasaran dan perilaku konsumen. Kendati demikian, pada perkembangan selanjutnya, kini penggunaannya telah meluas pada riset-riset pelayanan rumah sakit, pariwisata, sekolah, bahkan hingga analisis atas kinerja birokrasi publik (pemerintahan).
Kerangka konsep yang akan diukur dalam tujuan evaluasi kinerja kelompok peternak ini mencakup beberapa hal yaitu sebagai berikut:
(1) Aspek teknis
(2) Aspek ekonomis
(3) Aspek tujuan peran dan fungsi kelembagaan peternak
(4) Aspek keinovatifan kelembagaan
(5) Aspek Keberlanjutan kelembagaan
Dengan menggunakan analisis IPA dalam kajian ini diharapkan mendapatkan deskripsi singkat tentang sikap, cara pandang dan pengetahuan masyarakat (responden) dalam pengelolaan program SMD yang diperoleh dari pengolahan data hasil kuesioner yang diisi oleh anggota kelompok , yaitu : gap dari kelima aspek dimaksud diatas. Hasil perhitungan selanjutnya dianalisis dengan pendekatan deskriptif kualitatif untuk menggambarkan apa adanya serta menjelaskan tingkat kinerja kelembagaan kelompok peternak program SMD. Tahapan metode analisis IPA adalah 1) menyusun variabel yakni teknis, ekonomis, tujuan peran fungsi kelembagaan, keinovatifan, dan keberlanjutan ; 2) menyusun indikator pada setiap variabel, berdasarkan indikator program SMD dan kapasitas kelembagan petani (anantanyu, 2009); 3) menyusun nilai persepsi menggunakan skala likert : 1 = sangat tidak penting/sangat tidak puas, 2 = tidak penting/tidak puas, 3 = cukup penting/cukup puas, 4= penting/puas, 5 = sangat penting/sangat puas; 4) Isian responden dari tingkat kepentingan dan kinerjadi input dalam exel, selanjutnya, dijumlahkan dan dirata-ratakan; 5) menyusun analisis kuadran menggunakan SPSS; dan 6) Persepsi responden kelompok
peternak dianalisis kedalam kuadran, dimana kuadran A = tingkatkan kinerja, B = pertahankan kinerja, C = perioritas rendah dan D = cenderung berlebihan. 2) Tujuan kedua adalah menganalisis peran stakeholders dalam pengembangan
kelembagaan kelompok peternak melalui program SMD di Kabupaten Bogor. Tujuannya adalah mengidentifikasi dan mendaftar keterlibatan stakeholders dan menggolongkan ke dalam beberapa kelompok serta mengidentifikasi kepentingan stakeholders berdasarkan keterlibatan/peran dan kebutuhan penting dalam program SMD. Hasil identifikasi stakeholders di analisa dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif.
Stakeholders adalah orang-orang yang berarti bagi suatu sistem, sedangkan definisi umum analisis stakeholders menurut Suporahardjo (2005) adalah suatu pendekatan dan prosedur untuk mencapai pemahaman suatu sistem dengan cara mengidentifikasi aktor-aktor kunci atau stakeholders kunci di dalam sistem dan menilai kepentingan masing-masing di dalam sistem tersebut. Dengan istilah stakeholders dimaksudkan semua yang mempengaruhi dan atau dipengaruhi oleh kebijakan, keputusan dan tindakan sistem tersebut. Hal itu dapat bersifat individual, masyarakat, kelompok sosial atau institusi dalam berbagai ukuran, kesatuan atau tingkat dalam masyarakat. Dengan demikian istilah ini meliputi pembuat kebijakan, perancang dan administrator dalam pemerintah dan organisasi-organisasi lain serta kelompok pengguna. Tahapan yang dilakukan pada analisis stakeholders adalah sebagai berikut :
a. Mengelompokkan stakeholders dengan kategori. Ini dilakukan menurut penilaian apakah stakeholders tersebut terlibat langsung (primer) atau belum terlibat langsung (sekunder) terhadap program SMD.
b. Mengklasifikasikan stakeholders menurut pengaruh dan kepentingnya.
Kepentingan Tinggi A B
Kepentingan Rendah
C D
Pengaruh Rendah Pengaruh Tinggi
Gambar 2. Klasifikasi stakeholders menurut pengaruh dan kepentingnya Berdasarkan pengaruh (power) dan kepentingan (interest) yang dimiliki oleh setiap stakeholders maka stakeholders dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu (Reed et al., 2009; Thompson, 2011; Gardner et al., 1986) dalam Kadir (2014) : 1. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) yang tinggi tetapi memiliki pengaruh (power) yang rendah diklasifikasikan sebagai Subyek (Subjects) pada kuadran A, 2. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) dan pengaruh (power) yang tinggi diklasifikasikan sebagai Pemain Kunci (Key Players) pada kuadran B, 3. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest)
dan pengaruh (power) yang rendah diklasifikasikan sebagai Pengikut Lain (Crowd) pada kuadran C, 4. Stakeholders dengan tingkat kepentingan (interest) yang rendah tetapi memiliki pengaruh (power) yang tinggi diklasifikasikan sebagai Pendukung (Contest setters) pada kuadran B.
c. Menghubungkan keterkaitan antar stakeholders. Keterkaitan antar
stakeholders yang utama terhadap program SMD.
3) Selanjutnya tujuan ketiga adalah menyusun strategi pengembangan
kelembagaan kelompok peternak melalui analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Setelah dilakukan penilaian terhadap aspek internal dan eksternal, langkah selanjutnya adalah memadukan kedua aspek lingkungan internal dan eksternal berdasarkan analisis SWOT. Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap analisis, yaitu (1) tahap pengumpulan data, (2) tahap analisis, dan (3) tahap pengambilan keputusan (Rangkuti, 2013). Menurut Soesilo (2002), sebelum menjabarkan analisis SWOT maka hal utama yang harus diputuskan adalah siapakah stakeholders utama. Dalam kajian ini, kelompok peternak dan SMD menjadi stakeholders utama. Tahap pengambilan data melalui wawancara dengan pelaksana program SMD di pusat, propinsi dan Kabupaten, hasil analisis IPA dan analisis stakeholders. Hasilnya, kemudian diidentifikasi dalam lingkungan internal dan eksternal. Setelah dilakukan pengidentifikasian terhadap lingkungan internal dan eksternal, langkah selanjutnya adalah melakukan analisis internal (strengths and weaknesses) dan analisis eksternal (opportunities and threats) yang disajikan dalam tabel IFAS (Internal Strategy Factor Analysis System) dan tabel EFAS (Eksternal Strategy Factor Analysis System).
Menurut David (2002) dalam Hastuti (2014) langkah-langkah dalam menyusun matriks SWOT adalah :
a. Menyusun daftar peluang eksternal b. Menyusun daftar ancaman eksternal b. Menyusun daftar kekuatan internal c. Menyusun daftar kelemahan internal
d. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil strategi S-O
e. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat hasil strategi W-O
f. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan
mencatat hasil strategi S-T dan
g. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat hasil strategi W-T.
Selanjutnya untuk mengetahui bagaimana kekuatan dan kelemahan pada aspek internal kelompok peternak yang dihubungkan dengan peluang dan ancaman pada aspek eksternal, serta bagaimana memilih strategi yang akan menjawab permasalahan dan potensi kelembagaan kelompok peternak program SMD di
Kabupaten Bogor, maka disusun matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-
Tabel 6. Matriks SWOT (Strengths-Weaknesses-Opportunities-Threats) I F A S E F A S Kekuatan (S) Menyusun daftar kekuatan: 1. …. 2. …. Dst Kelemahan (W) Menyusun daftar kelemahan 1. …. 2. …. Dst Peluang (O)
Menyusun daftar peluang 1. …. 2. …. Dst Strategi S O : menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi W O : mengatasi kelemahan dengan menfaatkan peluang Ancaman (T)
Menyusun daftar ancaman 1. …. 2. …. Dst Strategi S T : Menggunakan kekuatan untuk menghindari ancaman Strategi W T: Meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman sumber : Soesilo,2002
Uraian metode penelitian ini dapat dirangkum pada Tabel 7, yang dimulai dari tujuan penelitian, jenis data, sumber data, jumlah responden dan metode analisis. Jenis data umumnya adalah data primer, dengan jumlah responden peternak 60 orang, instansi atau responden terpilih dengan tiga metode analisis yaitu IPA, stakeholders dan SWOT.
Tabel 7. Matriks tujuan, jenis data, sumber data, responden dan metode penelitian
No Tujuan Jenis
Data Sumber Data Jumlah Metode
1 Mengetahui tingkat
kinerja kelompok peternak program SMD
Primer Anggota kelompok
peternak 60 responden Importance Performance Analysis 2 Menganalisis peran stakeholders dalam pengembangan kelembagaan Peternak
Primer Dinas Propinsi, Dinas
Kabupaten, Penyuluh
lapangan, petugas UPT,
SMD, Kopnakci, KPS
Bogor Fakultas Peternakan
IPB, pasar ternak,
pedagang ternak, 10 responden Stakeholders analysis 3 Menyusun strategi pengembangan kelembagaan kelompok peternak
Primer Direktorat Budidaya
Ternak, Sekretaris Ditjen PKH, Dinas Peternakan
Propinsi, Dinas
Kabupaten, SMD,
Penyuluh, Petugas UPT, dan kelompok
10 responden
SWOT analysis