• Tidak ada hasil yang ditemukan

Beberapa penelitian yang dijadikan referensi antara lain penelitian yang dilakukan oleh Srihuzaimah (2011) tentang kerugian fisik dan non fisik Rumah tangga Pesisir Akibat Banjir Pasang di Kelurahan Kamal Muara, Penjaringan Jakarta Utara, hasil penelitian oleh Setyaningrum (2012) mengenai Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Pasang (Studi Kasus: Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara) dan penelitian yang dilakukan oleh Berina (2011) mengenai Strategi Adaptasi dan Biaya Adaptasi Masyarakat Teluk Jakarta Terhadap Dampak Banjir Rob Akibat Perubahan Iklim.

Hasil penelitian Srihuzaimah (2011) tentang kerugian fisik dan non fisik Rumah tangga Pesisir Akibat Banjir Pasang di Kelurahan Kamal Muara menunjukkan bahwa kerugian fisik yang timbul akibat banjir pasang pada tahun 2007-2009 adalah biaya perbaikan dan biaya kehilangan yang ditanggung rumah tangga. Rata-rata biaya perbaikan akibat banjir selama tahun 2007-2009 sebesar Rp 3.994.125 per rumah tangga sedangkan rata-rata biaya kehilangan akibat banjir selama tahun 2007-2009 sebesar Rp 526.304 per rumah tangga. Hasil estimasi model menunjukkan bahwa nilai biaya perbaikan dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga dan lokasi rumah. Rumah tangga yang pengeluarannya tinggi, rata- rata nilai biaya perbaikannya sebesar Rp 20.683.284, rumah tangga yang

pengeluarannya sedang, rata-rata nilai biaya perbaikannya sebesar Rp 2.288.590, sedangkan rumah tangga yang pengeluarannya rendah, rata-rata nilai biaya perbaikannya sebesar Rp 1.782.417. Rata-rata nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang dekat dari pantai sebesar Rp 4.944.342, sedangkan rata-rata nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang jauh dari pantai sebesar Rp 835.865. Nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang dekat dari pantai dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga sedangkan nilai biaya perbaikan untuk lokasi rumah yang jauh dari pantai dipengaruhi oleh pengeluaran rumah tangga, tinggi banjir dan status rumah. Hasil dari penelitian Setyaningrum (2012) tentang Estimasi Nilai Kerugian Ekonomi Akibat Banjir Pasang (Studi Kasus: Kampung Muara Baru, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara) menunjukkan total estimasi kerugian responden rumah tangga sebesar Rp 2.855.653.684 untuk hilangnya waktu bekerja, Rp 405.594.880 untuk biaya pencegahan dan Rp 493.588.897 untuk biaya pencegahan. Sedangkan untuk unit usaha, rata-rata estimasi kerugian akibat banjir pasang sebesar Rp 4.133.910 setiap satu unit usaha. Pengelolaan kawasan pesisir harus melibatkan masyarakat di dalamnya, sehingga menimbulkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat di dalamnya, sehingga menimbulkan rasa memiliki dan kesadaran masyarakat akan sumberdaya dan lingkungannya serta diperlukan kerjasama yang baik antar pemerintah dan masyarakat agar upaya pencegahan dan minimisasi banjir pasang di wilayah ini dapat terlaksana dengan baik.

Berina (2011) melakukan penelitian tentang Strategi dan Biaya Adaptasi Masyarakat Teluk Jakarta Terhadap Dampak Banjir Rob Akibat Perubahan Iklim menunjukkan, sebagian besar masyarakat Teluk Jakarta belum memahami istilah perubahan iklim. Saat banjir terjadi, masyarakat lebih memilih menetap dirumah dibandingkan mengungsi ke tempat lain. Hal tersebut menimbulkan biaya yang harus ditanggung masyarakat untuk beradaptasi. Biaya adaptasi total yang harus ditanggung masyarakat adalah sebesar Rp 50.775.630.927. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar biaya adaptasi tersebut yaitu pendapatan rumah tangga, jarak rumah ke laut dan status kepemilikan rumah.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah lokasi penelitian yang dilakukan di Pesisir Kabupaten Bekasi. Penelitian ini menghitung seberapa besar kerugian langsung (direct) dan kerugian tidak langsung (indirect). Kerugian

langsung (direct) dalam penelitian ini mencakup biaya kehilangan peralatan rumah tangga, biaya perbaikan terhadap bangunan rumah dan peralatan rumah tangga sedangkan kerugian tidak langsung (indirect) mencakup biaya pengobatan yang terdiri dari biaya kesehatan dan kehilangan pendapatan yang diperoleh karena sakit. Kerugian indirect lainnya, yakni kehilangan pendapatan yang diperoleh karena tidak pergi bekerja dan perubahan pendapatan dari usaha tambak. Selanjutnya, penelitian ini menghitung biaya pencegahan yang telah dikeluarkan masyarakat dalam kurun waktu enam tahun terakhir dan membahas jenis-jenis strategi adaptasi yang bisa diterapkan sebagai alternatif kebijakan terkait strategi adaptasi untuk meminimalisir dampak dari banjir rob.

III

KERANGKA PEMIKIRAN

Wilayah Pesisir Kecamatan Muara Gembong yang berbatasan langsung dengan Laut Jawa menyebabkan wilayah pesisir ini rentan mengalami banjir rob. Banjir rob terjadi karena pengaruh pasang surut air laut dan posisi bulan yang menyebabkan gaya tarik. Pasang air laut yang terjadi akan menimbulkan genangan air di wilayah daratan atau tempat yang lebih rendah. Desa Pantai Harapan Jaya merupakan wilayah pesisir terluas di Kecamatan Muara Gembong yang sering mengalami banjir rob setiap tahun. Wilayah pesisir terparah di Desa Pantai Harapan Jaya yang sering mengalami banjir rob adalah Kampung Pondok. Wilayah ini berbatasan dengan laut di bagian barat. Banjir rob ini menimbulkan kerugian ekonomi bagi masyarakat rumah tangga yang tinggal di wilayah tersebut. Kerugian yang dirasakan rumah tangga merupakan kerugian tangible yang terbagi menjadi kerugian langsung (direct) dan kerugian indirect yang ditimbulkan dari banjir rob.

Tujuan pertama dari penelitian ini adalah mengidentifikasi persepsi masyarakat mengenai karakteristik dan dampak yang ditimbulkan dari banjir rob yang dialami oleh masyarakat dengan analisis deskriptif. Persepsi masyarakat mengenai karakteristik banjir diantaranya adalah lama banjir, frekuensi banjir dan ketinggian banjir rob. Persepsi responden mengenai dampak terhadap banjir rob mencakup terganggunya aktivitas masyarakat, gangguan kesehatan, berkurangnya penghasilan serta kondisi lingkungan sekitar. Selanjutnya dari persepsi responden mengenai dampak banjir rob ini dapat dilihat kekhawatiran masyarakat terhadap banjir rob. Dari identifikasi kekhawatiran masyarakat terhadap banjir rob akan didapatkan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap banjir rob dengan menggunakan metode analisis regresi logit.

Tujuan kedua dari penelitian ini adalah mengestimasi kerugian ekonomi masyarakat akibat banjir rob. Kerugian ekonomi dalam penelitian ini merupakan kerugian direct dan kerugian indirect yang dikeluarkan masyarakat pada tahun 2013. Kerugian direct dalam penelitian ini mencakup kehilangan peralatan rumah tangga dan perbaikan peralatan rumah tangga dan komponen bangunan rumah. Kerugian indirect yakni, biaya pengobatan yang terdiri dari biaya kesehatan dan kehilangan pendapatan yang diperoleh karena sakit, kehilangan pendapatan yang

diperoleh karena tidak pergi bekerja dan perubahan pendapatan dari usaha tambak. Kerugian banjir rob tahun 2013 diestimasi menggunakan metode biaya perbaikan, biaya kehilangan, analisis pendapatan usahatani, Cost of Illnes, Loss of Earning,

dan Loss of Income. Banjir rob yang terjadi setiap tahun menyebabkan masyarakat mengeluarkan biaya pencegahan untuk meminimalisir kerugian ekonomi dan mewaspadai banjir rob yang akan datang kembali. Biaya pencegahan banjir rob ini diestimasi menggunakan metode Preventive Expenditure.

Tujuan ketiga dari penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap banjir rob yang akan di analisis menggunakan metode regresi logistik. Metode analisis regresi logistik ini digunakan untuk mengetahui variabel-variabel independen yang berpengaruh nyata dalam keputusan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan terhadap banjir rob yang terjadi di Kampung Pondok, Pesisir Desa Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

Tahap terakhir dalam penelitian ini adalah mengidentifikasi strategi adaptasi terhadap banjir rob dari pemerintah Kabupaten Bekasi dengan menggunakan analisis Metode Perbandingan Eksponensial (MPE). Dalam MPE dilakukan proses analisis terhadap alternatif keputusan yang tersedia dengan mempertimbangan kriteria-kriteria kebijakan. Selanjutnya ditentukan penilaian untuk memperoleh bobot kriteria sehingga akan didapatkan urutan keputusan yang akan diambil. Keputusan dengan nilai tertinggilah yang pada akhirnya akan menjadi pilihan sebagai sebuah strategi adaptasi terhadap banjir rob di Pesisir Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi.

Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui sejauh mana kerugian yang ditimbulkan akibat banjir rob. Setelah mengetahui kerugian dari banjir rob, diharapakan dari nilai kerugian tersebut bisa digunakan sebagai rekomendasi kebijakan bagi pemerintah daerah dalam menentukan langkah-langkah penanganan terkait strategi adaptasi terhadap banjir rob di Pesisir Kecamatan Muara Gembong, Kabupaten Bekasi. Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka kerangka pemikiran penelitian dapat dilihat pada Gambar 2.

Kerugian tidak langsung (indirect)

Strategi adaptasi terhadap banjir rob

Keterangan: Ruang lingkup penelitian:

Gambar 2 Kerangka pemikiran penelitian

Wilayah Pesisir Muara Gembong yang berbatasan dengan laut

Menyebabkan pasang air laut ke wilayah daratan

Persepsi masyarakat mengenai karakteristik dan

dampak yang ditimbulkan serta kekhawatiran terhadap banjir rob

Biaya kesehatan Pendapatan yang Hilang Analisis pendapatan usahatani Cost of illness dan Loss of earning Analisis Deskriptif Biaya perbaikan dan biaya kehilangan bangunan dan peralatan rumahtangga Pendekatan Harga Pasar Sebenarnya Kerugian ekonomi yang dirasakan

masyarakat Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan masyarakat untuk melakukan tindakan pencegahan Kerugian langsung (direct) Banjir pasang di wilayah Pesisir Desa Pantai

Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong

Pendapatan usaha tambak

Loss of income

Estimasi nilai kerugian ekonomi akibat banjir rob

Masyarakat Pemerintah

Analisis regresi

IV

METODOLOGI PENELITIAN

Dokumen terkait