• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR LAMPIRAN

2.2. Penelitian Terdahulu

2.2.1. Penelitian Terdahulu Mengenai Risiko

Penelitian terdahulu mengenai risiko telah banyak dilakukan, seperti risiko produksi, risiko pernjualan, dan risiko harga. Penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini adalah penelitian tentang risiko harga. Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian ini.

10 Penelitian tentang Risiko Harga Sayuran di Indonesia, merupakan penelitian yang dilakukan oleh Amri (2011). Pada penelitian ini peneliti ingin menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi fluktuasi harga sayuran, dan menganalisis alternatif strategi yang diperlukan untuk mengurangi risiko harga sayuran. Dalam melakukan penelitiannya, penulis menggunakan analisis kuantitatif model ARCH-GARCH dan Value at Risk (VAR) serta analisis kualitatif deskriptif sebagai metode penelitian. Berdasarkan analisis tersebut, model yang diajukan adalah model GARCH (1,1) yang berarti bahwa pola pergerakan harga komoditas dipengaruhi oleh volatilitas dan varian harga pada satu hari sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis nilai VaR, menunjukkan bahwa kenaikan penerimaan sebesar satu rupiah akan meningkatkan risiko harga kentang sebesar 6,42 persen, kubis sebesar 16,12 persen, dan tomat sebesar 15,46 persen. Nilai VaR semakin tinggi seiring dengan lamanya waktu berinvestasi. Dan hasil analisis untuk strategi yang diperoleh adalah melakukan pola tanam yang sesuai, melakukan hubungan kemitraan dengan perusahaan, mengolah produk untuk meningkatkan nilai tambah, dan pengaktifan koperasi.

Penelitian lain yang juga terkait dengan risiko harga adalah penelitian yang dilakukan oleh Sari (2009) dengan judul penelitian Risiko Harga Cabai Merah Keriting dan Cabai Merah Besar di Indonesia. Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis risiko harga cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia, serta menganalisis strategi terkait dengan adanya risiko harga komoditi cabai merah keriting dan cabai merah besar di Indonesia. Pada penelitian tersebut, metode penelitian yang digunakan adalah analisis kuantitatif yaitu Model ARCH-GARCH dan analisis VaR, serta analisis kuantitatif dengan analisis deskriptif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan tersebut, maka diperoleh bahwa model terbaik untuk cabai merah keriting adalah ARCH 1 GARCH 2, sedangkan pada cabai merah besar adalah ARCH 1 GARCH 1. Berdasarkan perhitungan VaR diperoleh bahwa tingkat risiko yang diperoleh petani untuk komoditi cabai merah keriting adalah 14,68 persen, dan cabai merah besar adalah 4,85 persen. Berdasarkan hasil analisis kuantitatif melalui analisis deskriptif diperoleh bahwa strategi mengatasi risiko dari sisi petani dapat dilakukan dengan diversifikasi tanaman, rotasi tanaman, pembuatan produk

11 olahan cabai, dan sistem kontrak. Sedangkan strategi dari sisi pedagang untuk mengurangi risiko adalah penjualan cabai pada industri makanan dan pengeringan cabai. Dan strategi pengurangan risiko harga oleh pemerintah dilakukan melalui pembentukan atau pengaktifan koperasi dan kelompok tani, pengaturan pola produksi, serta penyuluhan yang intensif.

Analisis Risiko Harga Day Old Chicken (DOC) Broiler dan Layer pada PT. Sierad Produce Tbk Parung, Bogor juga merupakan penelitian tentang risiko harga yang dilakukan oleh Siregar (2009). Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis risiko harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk, dan menganalisis alternatif strategi dalam mengatasi risiko harga DOC pada PT. Sierad Produce Tbk. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian tersebut yaitu analisis kuantitatif dengan model ARCH-GARCH dan perhitungan VaR, dan analisis kualitatif melalui analisis deskriptif. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada penelitian tersebut, maka diperoleh bahwa model terbaik untuk DOC broiler adalah GARCH (1,1) yang berarti bahwa risiko harga DOC broiler dipengaruhi oleh volatilitas dan varian harga DOC broiler periode sebelumnya. Sedangkan pada DOC layer hanya terdapat pada ARCH (1) yang berarti bahwa risiko harga DOC layer hanya dipengaruhi oleh volatilitas harga DOC layer periode sebelumnya. Pada analisis perhitungan VaR, diperoleh bahwa tingkat risiko yang diterima PT. Sierad Produce Tbk dari DOC broiler adalah sebesar Rp 1.585.111.113 dari total penerimaan selama tahun 2007 sampai 2008 yaitu sebesar Rp 10.911.997.611 dan risiko harga DOC layer sebesar Rp 163.583.535 dari total penerimaan sebesar Rp 2.125.300.780. Dan berdasarkan hasil analisis kualitatif dengan analisis deskriptif diperoleh bahwa untuk meminimalkan risiko harga yang dihadapi maka PT. Sierad Produce Tbk dapat melakukan pencatatan data DOC dari peternak, melihat atau mempelajari perilaku harga jual DOC periode sebelumnya dan perubahan pergerakan data harga DOC sebelumnya dengan melakukan analisis harga secara rutin, serta meningkatkan kegiatan kemitraan dengan peternak.

12 2.2.2. Studi Terdahulu Mengenai Krisan

Beberapa penelitian terdahulu mengenai bunga krisan juga telah dilakukan. Strategi Pengembangan Usaha Bunga Potong Krisan, Mawar, dan Gerbera Kelompok Tani Rahayu di Kecamatan Cidahu, Sukabumi merupakan penelitian yang dilakukan Kartini (2009). Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang mempengaruhi Kelompok Tani Rahayu saat ini, mengembangkan alternatif strategi yang dapat diterapkan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan usaha, dan memilih strategi berdasarkan alternatif strategi yang telah diterapkan yang dapat digunakan sesuai dengan kondisi eksternal dan internal kelompok tani rahayu. Pada penelitian tersebut digunakan metode analisis tiga tahap formulasi strategi, yaitu identifikasi lingkungan eksternal-internal, pencocokan dengan melakukan analisis matriks IE, dan tahap keputusan menggunakan QSPM. Berdasarkan hasil analisis, maka diperoleh bahwa pada lingkungan eksternal diperoleh peluang yang dapat dimanfaatkan yaitu dukungan pemerintah, perubahan gaya hidup, peningkatan pembangunan gedung, banyaknya pemasok, hubungan baik dengan pemasok sarana produksi. Selain itu, diperoleh pula kekuatan Lingkungan internal yaitu anggota kelompok tani masih keluarga, pupuk dan bibit kandang tersedia sendiri, budidaya greenhouse, dll. Tahap kedua, posisi perusahaan terdapat pada sel V yaitu strategi pertahankan dan pelihara. Strategi yang dapat digunakan dalam strategi ini adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Tahap ketiga, strategi pengembangan produk lebih menarik dilakukan dibandingkan penetrasi pasar.

Penelitian lainnya tentang bunga krisan adalah Analisis Kelayakan Usaha Bunga Potong Krisan pada Pri’s Farm, Cinagara, Cijeruk, Kab. Bogor. Penelitian tersebut dilakukan oleh Dharmika (2009). Penelitian tersebut dilakukan dengan tujuan mendeskripsikan kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam usaha bunga potong krisan dan kondisi internal perusahaan di Pri’s Farm, menganalisis kelayakan usaha finansial rencana pengembangan usaha bunga potong krisan yang diusahakan oleh Pri’s Farm, serta menganalisis dengan menggunakan

switching value (nilai pengganti) pada kelayakan rencana pengembangan usaha

13 variabel. Alat analisis yang digunakan pada penelitian tersebut adalah kelayakan finansial dengan menggunakan kriteria finansial yaitu NPV, IRR, Net B/C,

Payback Period, dan analisis sensitivitas dengan metode switching value.

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, nilai NPV untuk skenario I, II, III adalah Rp. 1.117.985,71, Rp. 473.396.179,8, dan Rp. 318.640.378. Nilai IRR yang didapat dari skenario I, II, III adalh 39.17 persen, 22.52 persen, dan 36,69 persen. Nilai Net B/C yang didapat dr skenario I, II, dan III adalah 2.7, 1.7, dan 2.5. Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal pada skenario I, II, dan III adalah 3.06 tahun, 5.7 tahun, dan 3.3 tahun. Hasil analisis switching value

menunjukkan bahwa rencana pengembangan usaha ini masih layak dijalankan saat terjadi penurunan harga penjualan sebesar 30.6171515 persen untuk skenario I, 17.0252197 persen untuk skenario II, dan 30.9858054 persen untuk skenario III. Selain itu, rencana pengembangan bisnis ini juga masih layak dilaksanakan saat terjadi kenaikan biaya variabel sebesar 90.25179222 persen untuk skenario I, 30.24456905 persen untuk skenario II, dan 80.55533169 persen untuk skenario III.

2.2.3. Studi Terdahulu di Pusat Promosi dan Pemasaran Bunga/ Tanaman