• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan berhubungan dengan pengaruh kehadiran pertambangan emas terhadap kehidupan sosial masyarakat: Penelitian yang dilakukan oleh (Suriansyah: 2009) melakukan penelitian dengan judul DampakPertambangan Terhadap Fungsi Ekonomi Lingkungan dan PendapatanMasyarakat Kabupaten Aceh Barat Daya. Penelitian ini dilakukan dengan metodesurvey yang merupakan kombinasi dari “descriptive research” dan “problemsolving research”. Jumlah responden sebanyak 91 orang yaitu populasimenggunakan teknik triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwapertambangan yang telah mengubah manfaat sumberdaya bersifat common poolgoods yaitu sumberdaya yang dikuasai bersama yang mampu menghasilkantambahan pendapatan yang cukup nyata, menjadi sumberdaya alam bersifatprivate goods yaitu sumberdaya apabila dimanfaatkan oleh individu-individu secara sendiri akan mengurangi jumlah yang tersedia bagi orang lain. Denganberubahnya pemanfaatan sumberdaya alam tersebut sangat berpengaruh terhadappendapatan masyarakat, hal ini terbukti sebelum adanya pertambanganpendapatan rata-rata masyarakat Rp1.253.571/KK/bulan setelah adanyapertambangan menjadi Rp1.193.565/KK/bulan, penurunan pendapatanmasyarakat dikarenakan oleh hilangnya lahan perkebunan dan pertanian sertaakses pemanfaatan hutan.

Kenyataan menunjukkan bahwa konversi lahanperkebunan dan hutan untuk KP Mining bagi masyarakat yang berdomisili di sekitar pertambangan tidakmenguntungkan.Demikian juga dapat dilihat dari segi persepsi terhadap kehadiranpertambangan, sebesar 56,1% masyarakat menunjukkan sikap setuju dan 35,2%masyarakat tidak setuju. Persepsi yang dikemukakan oleh masyarakat sangattergantung pada dampak yang dirasakan dari hadirnya pertambangan. Masyarakatyang setuju karena merasakan dampak positif, atau tidak merasa dirugikan dengankehadiran pertambangan.Sedangkan yang tidak setuju karena besarnya dampaknegatif yang mereka rasakan seperti hilangnya lahan perkebunan dan pertanian,lapangan kerja serta akses ke hutan akibat dari kegiatan pertambangan.

(Siregar: 2007) melakukan penelitian dengan judul Persepsi MasyarakatTerhadap Pembukaan Pertambangan Emas di Hutan Batang Toru Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Aek Piningdan Desa Napa belum memiliki pengetahuan yang cukup baik tentangpertambangan dan hutan. Masyarakat juga memandang positif keberadaanpertambangan di Kecamatan Batang Toru karena mampu meningkatkanpendapatan masyarakat, mengurangi pengangguran meskipun hal tersebut barudirasakan sebagian masyarakat

(Silton, Ali:2011) yang melakukan penelitian mengenai dampak aktifitas pertambangan bahan galian C terhadap kondisi kehidupan masyarakat desa. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif didukung oleh pendekatan kualitatif. Kehadiran industri pertambangan pada umumnya memberikan dampak negatif pada aspek sosio-ekonomi. Pada aspek sosio-ekonomi, tingkat kesempatan

kerja pertanian mengalami penurunan seiring dengan semakin menurunnya luas lahan pertanian yang dimiliki oleh masyarakat, sedangkan kesempatan kerja non pertanian meningkat seiring dengan terbukanya lapangan pekerjaan yang disediakan oleh pihak industri pertambangan. Namun, kesempatan kerja dibidang pertambangan belum mampu dijangkau oleh masyarakat lokal karena rendahnya pendidikan. Masyarakat lokal hanya bekerja sebagai buruh kasar pertambangan, sementara posisi karyawan swasta ditempati oleh penduduk pendatang.

Hal ini menimbulakan tingkat persaingan dan memicu terjadinya konflik antara pihak masyarakat dengan perusahan pertambangan. Aspek sosio-ekologi aktifitas pertambangan menyebabkan penurunan kualitas hidup seperti terjadinya perubahan pada kondisi udara yang terasa semakin panas, berdebu dan terlihat garsang. Umber air mengalami kekeringan pada saat kemarau aktifitas blasting dan kendaraan truk menimbulkan kebisingan dan keretakan pada bangun rumah. Selain itu menimbulkan penyakit saluran pernafasanpada masyaraka.

2.2. Potensi Desa dan Koperasi Desa. 2.2.1. Potensi Desa.

Desa Keudee Krueng Sabee memiliki potensi yang dapat dikembangkan dengan baik sehingga dapat memberikan mamfaat yang baik bagi masyarakatnya. Potensi desa dibagi menjadi 2 macam yaitu:

1. Potensi fisik yang meliputi, tanah air, iklim dan cuaca, flora dan fauna, sumber daya mineral dll.

2. Potensi non fisik, meliputi; masyarakat desa, lembaga-lembaga sosial desa, dan aparatur desa, jika potensi dimanfaatkan dengan baik, desa akan

berkembang dan desa akan memiliki fungsi, bagi daerah lain maupun bagi kota.

(sumber: http;//e-journal.org/desa/potensi/fisik non fisik/th6/6u../66.html) Secara umum tingkat kemajuan suatu desa ditentukan oleh:

1. Potensi desa, yang mencakup potensi sumber daya alam, masyarakat desa, dan aparatur desa.

2. Interaksi antara desa dan kota, antara desa satu dan desa yang lainnya, serta perkembangan sarana trasportasi dan komunikasi antar wilayah. 3. Lokasi suatu desa terhadap daerah sekitarnya yang lebih maju

(sumber:http://www.ut.ac.id/html/suplemen/sosi4303/potensi_desa_dap at_terbagi_dalam.ht)

Potensi fisik atau potensi alam yang dimiliki suatu daerah dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Tanah mencakup berbagai macam kandungan kekayaan yang terdapat di dalamnyamisalnya kesuburantanah,bahan tambangdan mineral.

b. Air meliputi sumber air dan fungsinya sebagai pendukung kehidupan manusia.air sangat dibutuhkan oleh setiap mahkluk hidup untuk bertahan hidup dan juga aktivitas sehari-hari.

c. Iklim sangat erat kaitannya dengan temperatur dan curah hujan yang sangat mempengaruhi setiap daerah, sehingga corak iklim sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat desa agraris.

d. Ternak berfungsi sebagai sumber tenaga dan sumber gizi bagi masyarakat pedesaan.pada desa agraris, ternak juga dapat menjadi investasi dan sumber pupuk.

e. Flora fauna sebagai kekayaan dan keanekaragaman hewan/tumbuhan yang menjadi daya tarik keindahan dan keseimbagan alam.

f. Laut dan hasilnya mencakup hasil ikan sebagai sumber gizi, tumbuhan karang sebagai keindahan dasar laut.

g. Sumber daya minaral (tambang emas, batu bara dll)

Bedasarkan potensi yang disebutkan di atas, Sebenarnya desa kede Krueng Sabee banyak memiliki potensi sumber daya alam yang dapat dimamfaatkan untuk pengembangan desa seperti tanah, ikan laut, ternak dan mineral. Disini peneliti hanya memfokuskan sumber daya mineral yaitu tambang emas. Untuk mendukung sumber daya alam yang ada dibutuhkan sumber daya non-fisik atau potensi sumber daya manusia (masyarakat lokal), antara lain:

a).Lembaga-lembaga sosial, pendidikan, serta organisasi sosial desa. Lembaga-lembag

tersebut antara lain yaitu lembaga: 1. kepemerintahan/kepemimpinan.

-Geuchik adalah sebagai pemimpin desa dapat mengarahkan dan berkerja sama dengan aparatur desa lainnya seperti tuha peut kepala urusan dan lembaga-lembaga lainnya.

-Tuha Peut yaitu terdiri dari 4 golongan yang berjumlah 9 orang(1 orang ketua, 2 tokoh adat, 2 tokoh cendikiawan, 2 tokoh tokoh alim ulama dan 2 tokoh pemuda dan perempuan).

 Ketua yaitu orang yang mengatur atau mengarahkan tugas dari tokoh adat. Tokoh cendikiawan, tokoh-tokoh alim ulama, tokoh pemuda dan perempuan.

 Tokoh adat adalah yang menangani adat istiada dalam suatu desa seperti adat perkawinan, meninggal dan kenduri jeurat (acara berdoa bersama di pemkaman).

 Cendikiawan adalah orang yang pandai, inteleg yang memiliki sikap hidup yang terus menerus meningkatkan kemampuan berfikirnya untuk mengetahui atau memahami sesuatu. Orang seperti ini sangat di butuhkan dalam memajukan sebuah desa. Misalnya dalam memikirkan pendidikan dan kesehatan bagi anak-anak warga yang kurang mampu.

 Tokoh alim ulama yaitu berperan sebagai penetapan peraturan desa sesuai dengan sari’at islam.

 Tokoh pemuda dan perempuan sebagai penerus bangsa sangat perlu di ikut sertakan dalam menentukan kegiatan desa, karena anak muda ini memiliki wawasan yang luas dan lagi giat-giatnya belajar. Misalnya remaja mesjid dan kelompok kesenian.

- Secara umum tugas-tugas tuha peut sebagai berikut

1. Menetapkan peraturan desa bersama geuchik, menetapkan anggaran pendapatan dan belanja desa (APBD).

2. Memberi persetujuan kerja sama antar desa atau dengan pihak ketiga.

3. Mengawasi pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintahan desa atau geuchik.

-Kaur (kepala urusan) terdiri dari 3 orang : 1 kaur pembangunan, 1 kaur pemerintahan, dan 1 orang kaur kesra

2. lembaga pendidikan: Sekolah, pustaka desa dan kelompok belajar 3. lembaga kesehatan : Pukesmas dan posyandu

4. lembaga Ekonomiseperti Koperasi Unit Desa (KUD) dan Bank. b) adat istiadat, kebiasaan, atau prilaku.

c) kondisi sosial budaya

d) semangat kegotongroyongan yang tinggi dalam ikatan kekeluargaan yang erat

(gemeinschaft) 2.2.2. Koperasi.

Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melaksanakan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan. Koperasi Peusaho Rakan yang ada di Desa Keude Kreung Sabee merupakan koperasi yang dibentuk atas inisitif masyarakat yang tergabung pada kelompok penambnag emas.

Idealnya sebuah koperasi harus memiliki stuktur organisasi Sebagai beriku.

Pada koperasi pesahoe rakan hanya memiliki stuktur pada tingkat kepengurusan saja seperti: ketua, seketaris dan bendahara(Yudi,Informan awal). Agar koperasi dapat berkembang ke arah yang lebih baik maka koperasi harus memiliki stuktur yanglengakap dan memiliki bebabagai macam bidang usaha. Wahyu adji(2005) mengatakan bahwa bidang usha terdiri dari 6 bidang yaitu:

1. Koperasi kosumsi yaitu koperasi yang bergebrak di bidang pemenuhan barang-barang kebutuhan sehari-hari bagi anggotanya.

2. Koperasi produksi yaitu koperasi yang melakukan kegiatan dibidang pembuatan barang seperti koperasi kerajinan, peternakan dan lain-lain 3. Koperasi simpan pinjam(KSP) yaitu koperasi yang bergerak dibidang

simpan pinjam sepeti KSP beranggotakan Petani, KSP beranggotangakan Nelayan, Karyawan, Penambang emas dan lain-lain.

4. Koperasi jasa yaitu koperasi yang bergerak dibidang pelayanna jasa seperti koperasi angkuatan umum.

RAPAT ANGGOTA PENASEHAT

PENGAWAS

PEMBINA PENGURUS

5. Koperasi pemasaran yaitu koperasi yang bergerak pada pemasaran barang yang beranggotakan orang yang melakukan pemasaran seperti koperasi pemasaran elektronim, alat tulis kantor dan lain-lain.

6. Koperasi serba usaha yaitu koperasi yang memiliki usaha bermacam-macam baik kosumsi, produksi, jasa simpan-pinjam dan lain-lain.

Dari bidang usaha koperasi yang ada ini, koperasi Pesahoe Rakan dapat memilih salah satu bidang usaha yang perlu dikembangkan sesuai dengan kemampuan yang mereka miliki. Dikarenakan koperasi pesahoe rakan tidak memiliki bidang-bidang usaha selayaknya koperasi pada umumnya. Di mana seharusnya koperasi yang ideal itu harus memiliki bidang usaha sebagai sumber dana untuk anggota yang pada setiap akhir tahun mereka membagikan hasil tersebut, apakah bentuk usaha simpan pinjam, konsumsi produksi, jasa pemasaran, dan serba usaha.

Sebuah koperasi yang baik disamping memiliki bidang usaha, koperasi juga sangat perlu mengadakan Rapat Akhir Tahun (RAT). Salah satu agenda RAT adalah menyampaikan pertanggungjawabaan pengurus tentang pelaporan keuangan koperasi. Laporan keuangan ini pada dasarnya terdiri dari; laporan perhitungan sisa hasil usaha(SHU), laporan perubahan posisi kekayaan bersih dan neraca.

SHU merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam satu tahun buku dikurangi dengan beban-beban, penyusutan dan kewajiban lain termasuk pajak. Pendapatan koperasi adalah penerimaan koperasi atas kontribusi anggota koperasi terhadap beban-beban koperasi. SHU dikatakan positif bila kontribusi anggota koperasi kepada pendapatan melebihi kebutuhan akan beban koperasi.

Kelebihan ini akan dikembalikan oleh koperasi kepada para anggotanya. SHU dikatan negatif bila kontribusi anggota koperasi pada pendapatan koperasi lebih kecil dari beban koperasi. Kekurangan kontribusi anggota tersebut akan ditutup dengan dana cadangan. Dana cadanagn diperoleh dari penyisihan SHU untuk menutup kerugian koperasi bila diperlukan

SHU harus dibagikan kepada para anggota sesuai dengan ketentuan yang tecantum dalam Anggran Dasar Koperasi berdasarkan hasil rapat Anggota Tahunan(RAT). SHU merupakan salah satu hal penting dalam pegelolaan koperasi karena dibagikan kepadaanggota. Perhitungan SHU haruslah jelas dan trasparan sehingga tidak ada pihak yang merasa dirugikan.

Pembahagian Shupada anggotakoperasi mencakup dua bahagian, sebagai berikut:

1. Jasa modal/simpanan adalah bahgian SHU untuk diberikan kepada anggota menurut besar simpanan mereka, semakin besar simpann sesorang anggota koperasi maka semakin besar pula SHU yang mereka perolehnantinya. Simpanan dalam hal ini adalah simpanan wajib dan simpanan pokok.

2. Jasa anggota adalahbagian SHU untuk diberikan pada anggota menurut jasa anggota yang diberikan kepada koperasi. Jasa anggota kepada koperasi dapat dibedakan menurut jenis koperasi sebagai berikut, contohnya:

a. Koperasi kosumsi. Jasa anggota ditentukan oleh jumlah belanja tiap anggota pada koperasi.semakin sering berbelanja kepada koperasi maka semakin besar pula anggota itu mendapat jasa anggota.

b. Koperasi simpan pinjam: jas anggota ditentukan oleh jumlah pinjaman anggota pada koperasi. Semakin sering dan bayak meminjam pada koperasi maka semakin besar pula anggota itu mendapatkankan jasa. SHU jasa anggota peminjaman=

� �� �� �/ � � �

� � � � × pinjaman anggota Perhitungan SHU ini sangat penting dilakukan karena kemajuan koperasi dalam mencapai tujuannya sangat tergantung pada kesungguan pengurus koperasi dalam melaporkan masalah keuangan koperasi. Untuk itu peneliti mencoba untuk melakukan observasi tentang pelaksanaan ini di lapangan.

Selain dari penjelasan SHU juga perlu dijelaskan mengenai: a. Bidang aadminitrasi dan pembukuaan

b. Bidang keanggotaan c. Bidang pembinaan koperasi d. Mamfaat koperasi