• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.2. Sejarah Berdirinya Koperasi Pertambangan Emas Pesahoe Rakan

Koperasi modern yang berkembang dewasa ini lahir pertama kali di inggris, yaitu di kota Rochdale pada tahun 1844. Koperasi timbul pada masa perkembangan kapitalisme sebagai akibat revolusi industri. Pada awalnya, koperasi Rochdale berdiri dengan usaha penyediaan barang-barang konsumsi untuk kebutuhan sehari-hari. Akan tetapi seiring dengan terjadinya penumpukan modal kopersi, koperasi mulai merintis untuk memproduksi sendiri barang yang akan dijual. Kegiatan ini menimbulkan kesempatan kerja bagi anggota yang belum berkerja dan menambah pendapatan bagi mereka yang sudah berkerja. Pada tahun 1851, koperasi tersebut akhirnya dapat

mendirikan sebuah pabrik dan mendirikan perumahan untuk anggota-anggotanya yang belum mempunyai rumah.

Perkembangan koperasi di Rochdale sangat mempengaruhi perkembangan gerakan koperasi di inggris maupun diluar inggris. Pada tahun 1852 jumlah koperasi di inggris telah mencapai 100 unit. Pada tahun 1862, di bentuklah Pusat Koperasi Pembelian dengan nama The Cooperative Whole Sale Society (CWS). Pada tahun 1945, CWS berhasil mempunyai lebih kurang 200 pabrik dengan 9.000 orang pekerja. Melihat perkembangan usaha koperasi baik di sektor produksi maupun di sektor perdagangan, pimpinan CWS kemudian membuka perwakilan-perwakilan di luar negri seperti di New York, Kopenhagen, hambung dan lain-lain.

Pada tahun 1876, koperasi ini telah melakukan ekspansi usaha di bidang transportasi, perbankan, dan asuransi. Pada tahun 1870, koperasi tersebut juga membuka usaha di bidang penerbitan, berupa surat kabar yang terbit dengan nama Cooperative News.

The Women’s Cooperative Guild yang di bentuk pada tahun 1883, besar pengaruhnya terhadap perkembangan gerakan koperasi, disamping memperjuangkan hak-hak kaum wanita sebagai ibu rumah tangga, warga negara dan sebagai konsumen. Beberapa tahun kemudian, koperasi memulai kegiatan di bidang pendidikan dengan menyediakan tempat baca surat kabar dan perpustakaan. Perpustakaan koperasi merupakan perpustakaan bebas pertama di inggris, sekaligus digunakan untuk tempat sebagai kursus dan pemberantasan buta huruf. Kemudian Women Skill Guild Youth Organization membentuk sebuah pusat yaitu Cooperative Union. Pada tahun 1919, didirikan Cooperative Collagedi Manchester yang merupakan lembaga pendidikan tinggi koperasi pertama.

Revolusi industri di Perancis juga mendorong berdirinya koperasi. Untuk mampu menghadapi serangan industri inggris, Prancis berusaha mengganti mesin-mesin yang digunakan dengan mesin-mesin modern yang berskibat pada peningkatan pengangguran. Kondisi ini lah yang mendorong munculnya pelopor-pelopor koperasi di Perancis seperti Charles Fourier dan Louis Blanc.

Charles Fourier (1772-1837) menyusun suatu gagasan untuk memperbaiki hidup masyarakat dengan fakanteres, suatu perkumpulan yang terdiri dari 300 sampai 400 keluarga yang bersifat komunal. Fakanteres dibangun di atas tanah seluas lebih kurang 3 mil yang akan digunakan sebagai tempat tinggal bersama, dan dikelilingi oleh tanah pertanian seluas lebih kurang 150 hektar. Di dalamnya terdapat juga usaha-usaha kerajinan dan usaha lain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pengurus perkampungan ini dipilih dari para anggotanya. Cita-cita Fourier tidak berhasil dilaksanakan karena pengaruh liberalisme yang sangat besar pada waktu itu.

Dalam perjalanan sejarah, koperasi tumbuh dan berkembang keseluruh dunia di samping badan usaha lainnya. Setengah abad setelah pendirian koperasi Rochdale, seiring dengan berkembangnya koperasi diberbagai negara, para pelopor koperasi sepakat untuk membentuk International Cooperative Alliance (ICA-Persekutuan Koperasi Internasional) dalam Kongres Koperasi Internasional yang pertama pada tahun 1896. Di London. Dengan terbentuknya ICA, maka koperasi telah menjadi suatu gerakan internasional.

Sejarah perkembangan koperasi di indonesia menurut Sukuco dalam bukunya “Seratus Tahun Koperasi di Indonesia”, badan hukum koperasi pertama di indonesia adalah sebuah koperasi di Leuwiliang, yang didirikan pada tanggal 16 Desember 1895.

Pada hari itu, Raden Ngebei Ariawiriaatmadja, Patih Puworkerto, bersama kawan-kawan, telah mendirikan Bank Simpan-pinjamuntuk menolong sejawatnya para pegawai negeri pribumi melepaskan diri dari cengkeraman pelepas uang, yang di kala itu merajalela. Bank simpan-pinjam tersebut, semacan Bank Tabungan jika dipakai istilah UU No. 14 Tahun 1967 tentang Pokok-Pokok Perbankan, diberi nama “De Poerwokertosche Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Hoofden”. Dalam bahasa indonesia, artinya kurang lebih sama dengan Bank Simpan-Pinjam para “priyayi” Purwokerto.

Pembentukan koperasi pertambangan pesahoe rakan atas ide beberapa masyarakat yang menambang emas. Dan koperasi pesahoe rakan di banggun dan di benrtuk oleh Iswandi selaku donatur terbesar di koperasi pesahoe rakan. Pembentukan koperasi pesahoe rakan yang di selenggarakan pada hari senin tanggal 3 okteber 2011 yang di tandanda tanggani oleh

1. Nama : M. Jam Hasan 2. Nama : M. Yahya 3. Nama : M. Yusuf Adet 4. Nama : Razali Harun 5. Nama : M. Daud 6. Nama : M. Saini 7. Nama : Iswandi

Selanjutnya di sahkan oleh : Mentri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Menengah R.I Dinas Perindustrian Perdagangan Dan Koperasi Kabupaten Aceh Jaya. Dengan surat keputussan nomor. 002/BH/1.16/X/2011 pada tanggal 14 okteber 2011. Kemudian dibentuk susunan pengurus koperasi pesahoe rakan yang di tunjuk oleh pendiri selaku

1. Ketua : M. Yusuf Adet 2. Wakil ketua : M. Yahya 3. Sekretaris : Yudika Hismara 4. Wakil Seketaris : Usman 5. Bendahara : Jefriansyah

Koperasi pertambangan pesahoe rakan ini berkedudukan di desa Kuede Krueng Sabee, Kec. Krueng Sabee, Kab. Aceh Jaya. Koperasi ini berdasarkan pancasila dan undang-undang dasar 1945 serta berdasarkan azas kekeluargaan bab 2 pasal 2.

Sebelum koperasi-koperasi yang mengelola pertambangan emas didirikan sering terjadi konflik antara para penambang asli masyarakat desa dengan masyarakat pendatang, serta juga sering terjadi pengutipan-pengutipan dana yang tidak jelas disaat menuju ke atas gunung. Sehingga sering terjadinya keributan antara para penambang dengan masyarakat luar daerah dan para pengutip yang tidak jelas tersebut. Selain konflik antar masyarakat, juga terdapat konflik dengan pemerintah daerah,. Dimana pemerintah tidak memberikan izin kepada para penambang liar dikarenakan pemerintah takut terjadi pencemaran lingkungan. Dan akhirnya dengan cara kompromi antara pemerintah dan para penambang serta masyarakat desa, akahirnya mereka sepakat dengan membentuk koperasi-koperasi pertambangan emas. Salah satu koperasi yang dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama yaitu koperasi pesahoe rakan.

Dengan didirikan koperasi pertambangan rakyat ini pemerintah juga memberikan syarat-syarat kepada pengurus koperasi, agar dalam mengelola pertambangan emas harus dengan tahap-tahap yang telah ditentukan oleh pemerintah agar tidak mencemarkan lingkungan. Selain itu juga dapat melindungi penambang dari konflik-konflik kecil diantara penambangan emas, dengan adanya koperasi-koperasi yang mengelola pertambangan emas, para penambang telah memiliki identitas yaitu kartu pengenal dan

dengan menggunakan identitas tersebut mereka terbebas dari pengutipan dana-dana yang tidak jelas.

Koperasi menjadi pelindung bagi para penambang emas. Penyelesaian konflik tersebut diatasi dengan cara akomodasi yaitu kerjasama antara penambang dan koperasi. Dimana koperasi dapat menjadi penengah bagi para penambang. Akomodasi sebagai proses sosial dapat berlangsung dalam beberapa bentuk seperti pemaksaan (coercion), kompromi (compromise), penggunaan jasa pelantara (mediation), penggunaan jasa penengah(abritate), peradilan (adjudication), pertenggangan (toleration), stalemate. Akomodasi yang digunakan dalam pemecahan konflik pada masyarakat dalam menggelola pertambangan emas yaitu menggunkan akomodasi kompromi (compromise) dan pengguna jasa penengah (abritate). Kompromi (compromise) ialah proses akomodasi yang berlangsung dalam bentuk usaha pendekatan oleh kedua belah pihak yang sadar menghendaki akomodasi, kedua belah pihak bersedia mengurangi tuntutan masing-masing sehingga dapat diperoleh kata sepakat mengenai titik tengah penyelesaian, dan pengguna jasa penengah (abritate) ialah suatu usaha penyelesaian sengketa yang dilakukan dengan bantuan pihak ketiga. Seperti halnya dengan perantara, penengah ini juga dipilih oleh kedua belah pihak yang bersengketa. Hanya saja kalau perantara itu sekedar mempertemukan kehendak kompromitis kedua belah pihak, penengah ini menyelesaikan sengketa dengan membuat keputusan-keputusan penyelesaian atas dasar ketentuan-ketentuan yang ada.

Sebenarnya akomodasi itu tidak pernah menyelesaikan sengketa secara tuntas untuk selamanya. Melalui akomodasi, perbedaan pendapat tak akan ditiadakan, akan tetapi, sekalipun demikian, interaksi-interaksi masih akan dapat berlangsung terus. Dalam proses akomodasi, masing pihak tetap saja memegang teguh pendirian

masing-toleransi atas perbedaan masing-masing itu lalu mempertahankan kelangsungan interaksi sosialnya. Inilah proses yang oleh Summer (1907) disebut antagonistic coopration (kerja sama dalam suatu permusuhan).

Jadi dapat dikatakan bahwa koperasi dapat memecahkan konflik antara para penambang yang berasal dari daerah tersebut dengan para penambang yang berasal dari luar, para penambang dengan masyarakat yang mengambil keuntungan dari adanya pertambang emas, masyarakat yang tidak bertanggung jawab itu mengutip dana-dana yang tidak jelas dialokasikan kemana saja, dan koperasi juga menjadi penengah bagi konflik antara masyarakat daerah dan pemerintah. Kalau koperasi tidak didirikan pertambangan emas tersebut diambil alih oleh pemerintah. Seandainya pertambangan rakyat tersebut diambil oleh pemerintah, masyarakat tidak boleh menggambil emas dan pwertambangan tersebut ditutup untuk masyarakat.

5.3. Potensi Masyarakat Dalam Mengelola Koperasi Pertambangan Pesahoe