• Tidak ada hasil yang ditemukan

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Penelitian Terdahulu

Prayudi (2009). “Analisis Penawaran dan Permintaan Jagung di Sulawesi Selatan”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku penawaran dan permintaan jagung di Sulawesi Selatan terutama. Penelitian ini dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan dengan mengambil sampel 12 kabupaten sebagai wilayah sentra dan wilayah pengembangan produksi jagung. Perilaku luas areal jagung pada wilayah pengembangan lebih dipengaruhi oleh tingkat fluktuasi harga jagung yang dihadapinya, sedangkan pada wilayah sentra lebih dipengaruhi oleh luas panen tahun sebelumnya. Sebaliknya terjadi pada perilaku produktivitas jagung dimana peubah utama yang berpengaruh pada wilayah sentra adalah harga jagung, sedangkan pada wilayah pengembangan adalah tingkat produktivitas tahun sebelumnya. Permintaan jagung untuk konsumsi langsung masyarakat dipengaruhi oleh harga jagung, jumlah penduduk, krisis moneter, serta tingkat permintaan tahun sebelumnya. Sedangkan permintaan jagung untuk pakan ternak hanya dipengaruhi oleh harga dedak. Perilaku harga jagung di Sulsel dipengaruhi oleh harga ekspor jagung dan harga jagung tahun sebelumnya. Luas areal jagung di wilayah sentra tidak responsif terhadap harganya dalam jangka pendek, namun responsif dalam jangka panjang.

Sedangkan pada wilayah pengembangan responsif baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Perilaku produktivitas pada kedua wilayah tidak responsif terhadap perubahan harganya. Penawaran jagung di Sulsel cukup responsif terhadap perubahan harga jagung baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Diperkirakan di masa depan tingkat penawaran jagung lebih tinggi dibanding tingkat permintaannya.

Isna (2010). “Analisis Permintaan Jagung Di Kabupaten Klaten”. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian adalah deskriptif analitis. Pengambilan lokasi penelitian secara sengaja (purposive). Kabupaten Klaten digunakan sebagai lokasi penelitian didasarkan pada permintaan jagung yang selalu meningkat.

Model ini memiliki nilai R2 sebesar 0.884 yang berarti sebesar 88,4% permintaan jagung di Kabupaten Klaten dapat dijelaskan oleh variabel harga jagung, beras, ketela pohon, kedelai, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk, sedangkan sisanya 11,6% dijelaskan oleh variabel lain diluar penelitian. Berdasarkan uji F variabel harga jagung,beras, ketela pohon, kedelai, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk secara bersama berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Klaten. Berdasarkan uji t variabel harga jagung dan jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung pada tingkat kepercayaan 99%. Variabel harga ketela pohon dan pendapatan perkapita berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung pada tingkat kepercayaan 95%.

Sedangkan variabel harga beras dan kedelai tidak berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Klaten. Jumlah penduduk merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap permintaan jagung di Kabupaten Klaten.

Claudya (2008), melakukan analisis permintaan jagung di Kabupaten Blora , Jawa Tengah menggunakan metode kuadrat terkecil (OLS). Dimana mempelajari hubungan harga jagung, harga ubi kayu, dan jumlah penduduk. Kesimpulan yang didapat adalah harga jagung, harga ubi kayu dan jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

Susanto (1999). “Analisis penawaran dan permintaan jagung di Indonesia tahun 1976-1997”. Penelitian yang dilakukan oleh bertujuan untuk mempelajari

faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran dan permintaan jagung di Indonesia.

Melalui pendekatan ekonometrika yang dirumuskan dalam model linier persamaan yang terdiri dari 5 persamaan struktural yaitu : (1). Persamaan luas areal jagung, (2). Persamaan harga provenue, (3). Persamaan produksi jagung, (4).

Persamaan Import dan, (5). Persamaan permintaan jagung serta persamaan keseimbangan yaitu jumlah permintaan sama dengan jumlah produksi dalam negeri ditambah impor.

Maina (2014). “Permintaan dan penawaran jagung di Provinsi Aceh”.

Permintaan jagung di Provinsi Aceh mempunyai potensi yang terus meningkat.

Hal tersebut dapat dilihat dari kecenderungan peningkatan konsumsi jagung seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk dan adanya peningkatan industri pakan ternak. Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jagung di Provinsi Aceh adalah harga jagung itu sendiri, harga beras, jumlah penduduk dan pendapatan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui apakah harga jagung, luas areal dan produktivitas jagung dapat mempengaruhi penawaran jagung di Provinsi Aceh. Metode analisis data yang digunakan yaitu menggunakan model persamaan regresi linier berganda dengan bantuan Software SPSS versi 16.0. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara serempak variabel dependen jumlah penawaran jagung (Qsj) dan jumlah permintaan jagung (Qdj) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel independent harga jagung (Pj). Luas areal panen jagung (La) dan harga jagung periode sebelumnya (pt), mempengaruhi penawaran jagung. Pendapatan per kapita (lk), jumlah penduduk (Jp) mempunyai pengaruh signifikan terhadap permintaan jagung.

Naomi (2010), melakukan penelitian permintaan jagung di Kabupaten Buro Provinsi Maluku. Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan jagung di Kabupaten Buro Provinsi Maluku dengan metode regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitiaannya di dapat bahwa harga jagung, dan pendapatan per kapita, jumlah penduduk berpengaruh nyata terhadap permintaan jagung di Kabupaten Buro Provinsi Maluku. Permintaan jagung hanya tidak dipengaruhi oleh impor jagung.

Swastika (1999), “Penerapan Model Dinamis dalam Sistem Penawaran dan Permintaan Jagung di Indonesia”. Penawaran secara dinamis dipengaruhi oleh harga jagung periode sebelumnya, harga komoditi tahun sebelumnya, dan harga pupuk urea tahun sebelumnya. Permintaan dipengaruhi oleh permintaan sebelumnya, harga komoditi tahun sekarang, pendapatan per kapita tahun sekarang, jumlah penduduk tahun sekarang. Keseimbangan penawaran dan permintaan beras di Indonesia adalah konvergen atau stabil.

Astria (2014). “Permintaan dan Penawaran Jagung di Indonesia periode 1990-2005”. Dalam penelitian ini akan dianalisa: (1) faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi permintaan dan penawaran jagung di Indonesia; (2) seberapa besar dampak faktor-faktor tersebut terhadap permintaan dan penawaran jagung di Indonesia. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah permintaan jagung, jumlah penawaran jagung, harga jagung, harga beras, pendapatan perkapita, luas areal, dan upah buruh. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder periode 1990-2005 yang diperoleh dari BPS, FAO dan sumber-sumber lainnya. Metode penelitian yang digunakan untuk mempelajari pola permintaan dan penawaran ini menggunakan metode

ekonometrik TSLS. Pengujian statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji koefisien determinasi (R2), uji t-statisik, uji f-statisik, uji multikolinearitas, uji Durbin-Waston. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa variabel harga jagung berpengaruh negatif dan signifikan terhadap permintaan jagung dan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran jagung.

Harga beras sebagai produk substitusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jagung. Variabel pendapatan perkapita juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap permintaan jagung. Variabel luas areal jagung berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap penawaran jagung. Sedangkan variabel upah buruh berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap penawaran jagung.

Dokumen terkait