• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

2.1.2 Penelitian yang Relevan

Masing-masing hewan yang telah disebutkan mempunyai alat dan sistem pernapasan yang berbeda pula. Cacing bernapas melalui permukaan kulit, maka kulit cacing selalu basah dan berlendir untuk memudahkan penyerapan oksigen dan udara. Serangga (Insecta) menggunakan alat pernapasan berupa trakea, yaitu sistem tabung yang memiliki banyak percabangan di dalam tubuh. Ikan (Pisces) hidup di air, sehingga menggunakan alat pernapasan berupa insang. Hewan amfibi yaitu hewan yang hidup di darat dan di air. Ketika masih muda bernapas menggunakan insang, setelah dewasa bernapas menggunakan paru-paru dan permukaan kulit. Hewan reptil bernapas menggunakan paru-pary yang terletak di dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Burung (Aves) bernapas menggunkan sepasang paru-paru. Burung menghirup udara sebanyak-banyaknya saat tidak terbang. Sebaliknya, saat terbang, burung tidak menghirup udara. Udara diembuskan dari kantong udara ke paru-paru. Kantong udara burung berfungsi sebagai menyimpan udara. Saat tidak terbang, burung menghirup udara sebanyak-banyaknya. Hewan mamalia ada dua jenis yaitu mamalia hidup di darat dan hidup di air. Keduanya bernapas menggunakan paru-paru (Kemendikbud, 2017: 1-12).

2.1.2 Penelitian yang Relevan

2.1.2.1 Penelitian yang Relevan Mengenai Think Pair Share (TPS)

Krisnayati dan Adnyana (2012) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan atara prestasi belajar siswa materi cahaya dalam mata pelajaran IPA siswa yang mendapatkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dan siswa yang mendapatkan pembelajaran dengan model konvensional pada siswa kelas V SD Gugus Letda Made Putra Kecamatan Denpasar Utara Tahun Ajara 2012/2013. Jenis dari penelitian ini adalah Quasi Experimental Design (eksperimen semu) dengan menggunakan desain penelitian

Nonequimental Control Group Design. Jumlah populasi adalah 444 siswa dan diambil sampel dengan teknik random samling berjumlah 38 siswa. instrumen yang digunakan berupa instrumen tes pilihan ganda dan dianalisis dengan uji T. Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan yang signifikan terhadap prestasi belajar siswa dengan taraf signifikansi 5%.

29 Apriana dan Tegeh (2014) melaksanakan penelitian bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar PKN antara kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share

(TPS) dan kelompok siswa yang dibelajakan dengan model pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi daru penelitian ini adalah siswa kelas V SD di Gugus III Kecamatan Kubu yang terdiri dari 160 siswa dengan sampel siswa kelas V SDN 1 Tianyar sebagai kelompok ekspeimen dan siswa kelas V SDN 6 Tianyar sebagai kelompok kontrol. Data dianalisis dengan teknik statistik deskriptif dan statistik inferensial yaitu uji T. Hasil dari penelitian menunjukkan adanya perbedaan antar dua kelompok.

Bamiro (2015) melakukan penelitian dengan variabel mengenai perilaku kognitif pada tingkatan (tinggi, sedang, dan rendah) pelajaran kimia serta dipengaruhi oleh jenis kelamin (laku-laki dan perempuan). Ada 242 siswa menengah dari enam sekolah yang ada di Fiebu Ode dan Odogbolu area Pemerintah Daerah Ogun Sate. Sampel dipilih secara acak dari populasi yang ada dijadikan kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Penelitian ini menggunakan tiga instrumen yang dikembangkan dan digunakan untuk mengumpulkan data siswa selama penelitian delapan minggu. Hasil dari penelitian diperoleh bahwa siswa yang belajar dengan model pembelajaran Think Pair Share memperoleh nilai rata-ra posttest yang lebih tinggi dari kelpok kontrol secara signifikan. Oleh karena itu, dari penelitian disimpulkan bahwa model pembelajaran Think Pair Share memiliki potensi besar untuk meningkatkan pencapaian belajar siswa pada mata pelajaran kimia secara umum.

2.1.2.2 Penelitian yang Relevan Mengenai Berpikir Kritis

Tawil (2011) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keterampilan berpikir kritis dalam materi calon guru substansi. Metode yang digunakan adalah studi kasus satu perlakuan. Hasil dari penelitian yang dilakukan maka mendapatkan beberapa hal antara lain (1) skor rata-rata keterampilan berpikir kritis materi sains prospektif dan energi pada materi termasuk dalam kategori sedang, (2) skor rata-rata keterampilan berpikir kritis dalam materi sains calon guru substansi dan bentuknya dimasukkandalam kategori sedang, dan (3) pada materi

30 dan bentuknya interpretasi skor rata-rata dan indikator evaluasi termasuk dalam analisis indikator kategori menengah. Berdasarkan ketiga hal tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui penerapan model pembelajaran berbasis portofolio keterampilan berpikir kritis calon guru tergolong sedang.

Dianti (2012) melakukan penelitian dengan tujuan untuk megetahui apakah ada korelasi yang signifikan antara berpikir kritis siswa dan keterampilam membaca kritis. Penelitian ini menggunakan desain penelitian korelasional dengan mengumpulkan data atas dua tes yang dikelola dalam penelitian. Sampel penelitian ini yaitu 114 dari 170 mahasiswa Program Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Sriwijaya Bukit Besar. Hasil yang diperoleh dari penelitian adalah adanya korelasi yang signifikan dan positif antara berpikir kritis dan keterampilan membaca kritis dengan r-nilai 0,713.

Nuraini dan Suparman (2017) melaksanakan penelitian dengan tujuan untuk mendeskripsikan kemampuan berpikir kritis dan kreatif siswa melalui pendekatan saintifik. Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dengan subjek penelitian siswa kelas VII SMP Negeri 3 Semanu. Lalu teknik pengumpulan data penelitian yang digunakan yaitu wawancara dan observasi. Penelitian yang dilakukan ini memperoleh hasil menunjukkan bahwa dalam pembelajaran, siswa hanya mampu menerapkan rumus-rumus matematika, tetapi tidak mengetahui asal rumus matematika. Pembelajaran dipaparkan lebih bersifat prosedural, siswa kurang memahami konsep matematika dan siswa kurang aktif dalam pembelajaran sehingga siswa tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan berpikir kritis.

Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dibahas, penelitian yang akan dilakukan peneliti mempunyai kesamaan dan perbedaannya. Penelitian ini akan sama-sama mengangkat variabel berupa model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan kemampuan berpikir kritis. Perbedaan dari penelitian ini yaitu pada kemampuan berpikir kritis yang diambil untuk variabel dependen. Kemampuan berpikir kritis dari Facione yang membagi menjadi enam kecakapan, dua di antaranya adalah mengeksplanasi dan meregulasi diri. Selain itu penelitian lebih dikhususkan untuk siswa kelas V Sekolah Dasar.

31 2.1.2.3 Literature Map

Berikut ini adalah literature map dari penelitian relevan yang sudah dijelaskan sebelumnya.

Gambar 2.3 Literature Map

Model Pembelajaran Kooperatif tipe Think Pair Share (TPS)

Kemampuan berpikir kritis (mengeksplanasi dan meregulasi

diri)

Nuraini & Suparman (2017) Pendekatan saintifik-Berpikir

kritis

Apriana & Tegeh (2014) Motivasi belajar-Pembelajaran kooperatif tipe TPS Krisnayati &Adnyana (2012) Prestasi belajar-Pemblajaran kooperatif tipe TPS Tawil (2011) Pembelajaran berbasis portofolio-Berpikir kritis

Yang akan diteliti: Halimah Dwi Cahyani (2019) Model pembelajaran kooperatif tipe Think

Pair Share (TPS)-Kemampuan berpikir kritis (mengeksplanasi, meregulasi diri) Bamiro (2015)

Pencapaian belajar-Pembelajaran kooperatif tipe

TPS

Dianti (2012) Berpikir kritis-membaca kritis

32

Dokumen terkait