• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. Hasil dan Pembahasan

4.3. Pembahasan

4.3.1. Penerapan CSR melalui Program Kemitraan

a. Kejelasan dan Dukungan dari Program Kemitraan

Berbagai strategi dan program telah diupayakan dalam pemberdayaan Usaha Kecil. Namun demikian, semua strategi dan program tersebut tidak mungkin dilakukan sendiri oleh pemerintah. Peran dan dukungan masyarakat, perguruan tinggi termasuk para pelaku bisnis dan stakeholders lainnya juga sangatlah penting. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki oleh pemerintah perlu didukung oleh sumberdaya yang lain termasuk oleh para pelaku bisnis itu sendiri. Tanpa ada kemauan dari para pelaku bisnis untuk melakukan perbaikan, bagaimanapun besarnya sumberdaya yang dialokasikan akan sia-sia saja. Jadi sinergitas didalam pemberdayaan Usaha Kecil menjadi kunci penentu dalam rangka membangun Usaha Kecil yang tangguh dan mandiri.

Menurut Solihin (2009:145) diperlukan beberapa kondisi yang diperlukan untuk dapat menerapkan Corporate Social Responsibility yang baik, antara lain:

1. Kondisi pertama, implementasi CSR memperoleh persetujuan dan dukungan dari pihak yang terlibat.

2. Kondisi kedua adalah ditetapkannya pola hubungan (relationship)

diantara piha-pihak yang terlibat secara jelas. Hal ini akan meningkatkan kualitas koordinasi pelaksanaan program CSR.

3. Kondisi Ketiga adalah adanya pengelolaan program yang baik yang dapat diwujudkan bila adanya kejelasan tujuan program, mendapat dukungan terhadap program yang tengah dijalankan dari pihak-pihak yang terlibat, terdapat kejelasan mengenai durasi waktu pelaksanaan program serta siapa yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaan program.

Dari hasil temuan telah sesuai berdasar teori yang dikemukakan oleh Solihin diatas bahwa Program Kemitraan yang dilakukan Telkom CDC Surabaya Timur dalam mengatasi keterbatasan modal yang dimiliki oleh usaha kecil sangat mendapat dukungan serta mempunyai kejelasan hal ini berdasarkan hasil temuan bahwa Program Kemitraan ini telah mendapat dukungan baik dari pemerintah maupun dari pihak perusahaan seperti yang tertuang dalam Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan serta Keputusan Direksi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Nomor KD.12/PS150/COP-B0030000/2006 tanggal 13 September 2006, tentang Pembentukan Organisasi Pusat Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center) yang di dalamnya menjelaskan segala hal mengenai Program Kemitraan pada BUMN.

Dari hasil temuan tampak bahwa PT. Telkom dalam menjalankan aktifitas tanggung jawab sosialnya membentuk unit Corporate Support yang merupakan Corporate pendukung yang bertugas melaksanakan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yaitu Telkom CDC hal ini berarti Telkom menggunakan salah satu model Tanggung jawab sosialnya yang umum diterapkan (Said dan Abidin, 2004) yaitu melalui yayasan atau organisasi sosial milik perusahaan dimana perusahaan mendirikan yayasan sendiri di bawah perusahaan atau groupnya. Disini perusahaan menyediakan dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan untuk operasional yayasan.

Selain itu juga terdapat 2 (dua) bentuk dalam penerapan Program Kemitraan a. Bantuan Pinjaman Dana, yang termasuk di dalamnya adalah:

1. Modal kerja berupa pemberian modal dana bergulir yang besarnya setara atau lebih besar dengan barang yang diagunkan atau dijaminkan.

2. Pembelian barang-barang modal (aktiva tetap produktif).

Pembelian barang-barang aktiva tetap ini berupa pembelian kain batik serta barang-barang yang menunjang kegiatan produksi lainnya.

3. Pinjaman khusus bersifat jangka pendek (maksimal 1(satu) tahun).

Pinjaman khusus ini hanya diberikan kepada Mitra Binaan yang telah menjadi Mitra Binaan Telkom CDC Surabaya Timur sebelumnya dan besarnya juga sama seperti pinjaman pemberian modal hanya saja penembaliannya hanya diberi batas 1 (satu) tahun.

b. Hibah (Pembinaan)

1) Pendidikan dan pelatihan serta pemagangan, yang meliputi:

Dengan cara Mitra Binaan difasilitasi untuk Studi Banding ke daerah lain. b) Meningkatkan pengendalian mutu produksi;

c) Mitra Binaan wajib melaporkan kegiatan usahanya kepada Telkom sehingga Telkom dapat memantau perkembangan usaha Mitra Binaannya.

d) Meningkatkan pemenuhan standarisasi teknologi e) Meningkatkan rancang bangun dan perekayasaan. 2) Pemasaran Produk Mitra Binaan

a) Membantu penjualan produk MB

Mitra binaan TCDC Surabaya Timur sering difasilitasi untuk mengikuti pameran contohnya di Gramedia Expo saat pameran Batik dan Bordir dengan begitu penjulan produk Mitra Binaan menjadi meningkat.

b) Membantu mempromosikan produk MB melalui kegiatan pameran maupun penyediaan ruang pamer.

Dalam Penerapan Corporate Social Responsibility melalui bentuk-bentuk program Kemitraan diatas bertujuan untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana dari bagian laba BUMN sesuai dengan yang tertuang pada Pasal 1 BAB I Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/ MBU/ 2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

b. Prosedur dan Syarat Program Kemitraan

Menurut Moenir (2001:125) yang dimaksud prosedur adalah rangkaian tindak/langkah yang harus diikuti untuk mencapai tahap tertentu dalam rangka pencapaian tujuan. Prosedur untuk mendapatkan pinjaman dana kemitraan di Telkom CDC Surabaya Timur merupakan suatu alur yang harus diikuti oleh calon mitra binaan untuk mendapatkan tujuannya yaitu mendapatkan pinjaman dana kemitraan di Telkom CDC Surabaya Timur.

Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan Syarat Usaha Kecil yang dapat ikut serta dalam Program Kemitraan adalah sebagai berikut:

1) Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 Juta (tidak termasuk tanah & bangunan tempat usaha) atau;

2) Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah);

3) Milik Warga Negara Indonesia

4) Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar;

5) Berbentuk badan usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi;

6) Telah melakukan kegiatan usaha minimal 1 tahun serta mempunyai potensi & prospek usaha untuk dikembangkan;

7) Belum pernah dan tidak sedang mendapat bantuan pembinaan dari BUMN dan institusi sejenis yang lain.

Prosedur dan Syarat telah sesuai dengan Peraturan-Peraturan yang menjadi pedoman dalam pelaksanaan Program Kemitraan pada Telkom CDC Surabaya Timur yaitu menurut Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/ MBU/ 2007 Tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan dan juga menurut Keputusan Direksi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Nomor KD.12/PS150/COP-B0030000/2006 tanggal 13 September 2006, tentang Pembentukan Organisasi Pusat Pengelola Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan (Community Development Center).

4.3.2. Kendala- kendala dalam penerapan Program Kemitraan pada Telkom

Dokumen terkait