• Tidak ada hasil yang ditemukan

- Aset Lainnya

B. PENJELASAN ATAS POS-POS LAPORAN REALISASI APBN

B.2. PENJELASAN PER POS LAPORAN REALISASI APBN

B.2.1. Pendapatan Negara dan Hibah

B.2.1.2. Penerimaan Negara Bukan Pajak

Realisasi PNBP TA 2020 sebesar Rp343.814.209.832.563 atau mencapai 116,89 persen dari jumlah yang ditetapkan dalam APBN sebesar Rp294.140.953.906.000. Realisasi PNBP TA 2020 mengalami penurunan sebesar Rp65.180.136.368.312 atau 15,94 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2019 sebesar Rp408.994.346.200.875. Realisasi PNBP berasal dari (i) Penerimaan Sumber Daya Alam, (ii) Penerimaan dari Kekayaan Negara Dipisahkan, (iii) PNBP Lainnya, dan (iv) Pendapatan BLU.

Realisasi penerimaan PNBP melampaui target yang ditetapkan terutama disebabkan oleh membaiknya harga komoditas (minyak bumi, batubara dan CPO) di penghujung tahun 2020.

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2020 (Audited)

-110- Catatan Atas Laporan Keuangan – Penjelasan atas Pos-Pos LRA Penerimaan

SDA Rp97,22 triliun

B.2.1.2.1.Penerimaan Sumber Daya Alam

Realisasi Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) TA 2020 sebesar Rp97.225.067.272.619 atau mencapai 122,93 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp79.086.884.879.000. Penerimaan SDA TA 2020 mengalami penurunan sebesar Rp57.670.219.493.668 atau 37,23 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2019 sebesar Rp154.895.286.766.287. Rincian realisasi Penerimaan SDA sebagai berikut (dalam rupiah).

Uraian TA 2020 (Audited) TA 2019 (Audited)

Pendapatan Minyak Bumi 44.868.847.085.493 83.622.340.876.020 Pendapatan Gas Bumi 24.211.325.322.339 37.467.520.404.392 Pendapatan Pertambangan Mineral dan

Batubara

21.178.987.879.156 26.343.691.801.600

Pendapatan Kehutanan 4.403.263.272.502 5.007.257.006.149

Pendapatan Perikanan 600.662.766.688 521.936.215.435

Pendapatan Panas Bumi 1.961.980.946.441 1.932.540.462.691

Jumlah 97.225.067.272.619 154.895.286.766.287

Penurunan realisasi PNBP dibandingkan dengan realisasi tahun lalu terutama disebabkan oleh penurunan rata-rata Indonesian Crude Price (ICP) yang signifikan, penurunan lifting minyak dan gas bumi, penurunan HBA (Harga Batubara Acuan), dan belum normalnya aktivitas ekonomi global dan domestik, baik dari sisi supply maupun demand.

Realisasi PNBP melampaui target yang ditetapkan terutama disebabkan oleh realisasi rata-rata ICP lebih tinggi dibandingkan yang telah ditetapkan dalam Perpres Nomor 72 Tahun 2020 dan adanya pengendalian cost recovery. Rata-rata ICP periode Januari sampai Desember 2020 sebesar USD40.39/barel, sedangkan asumsi ICP yang ditetapkan dalam Perpres 72/2020 sebesar USD33.00/barel. Adapun pengendalian cost recovery sebesar USD8.1 miliar (asumsi Perpres 72/2020 sebesar USD8.8 miliar) turut menyumbang kenaikan realisasi Penerimaan SDA Migas. Selain hal tersebut, kenaikan Harga Batubara Acuan (HBA) pada bulan Desember 2020 dan meningkatnya permintaan pasar global antara lain dari Jepang, Korea Selatan, dan India, penandatanganan kesepakatan peningkatan ekspor batubara Indonesia ke China, serta meningkatnya realisasi volume produksi batubara menjadi sebesar 557,54 juta ton (target 424 juta ton) juga mendorong peningkatan penerimaan sektor Pertambangan Minerba. Kenaikan penerimaan dari beberapa mineral juga memberikan sumbangan positif terhadap realisasi penerimaan pertambangan minerba, antara lain dipengaruhi oleh tingginya harga emas dan perak, kebijakan kenaikan tarif PNBP nikel yang diberlakukan pada PP Nomor 81 tahun 2019 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. Terobosan pemerintah berupa penggalian potensi PNBP melalui joint program minerba turut berperan meningkatkan penerimaan dari sektor Pertambangan Minerba ini. Pada tahun 2020 juga terdapat pembayaran pokok dan denda PNBP Penggunaan Kawasan Hutan tahun-tahun sebelumnya sebesar Rp350 miliar.

Terkait PNBP Panas Bumi, kebijakan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) selama pandemi Covid-19 menyebabkan penundaan kegiatan operasi panas bumi utamanya kegiatan drilling ke tahun berikutnya. Penundaan kegiatan tersebut menyebabkan berkurangnya pembebanan biaya pada tahun berjalan sehingga menambah setoran bagian Pemerintah.

Dampak positif penerimaan sektor perikanan utamanya dipengaruhi oleh kemudahan dan percepatan proses pengajuan perizinan perikanan tangkap yang dilakukan secara online melalui Sistem Informasi Izin Layanan Cepat (SILAT) dari semula 14 hari menjadi 1 jam dan penambahan jumlah verifikator perikanan mendorong pelaku usaha sektor perikanan tangkap mengajukan perizinan.

-Catatan Atas Laporan Keuangan – Penjelasan Pos-Pos LRA -111- Pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan Rp66,08 triliun

B.2.1.2.2. Penerimaan dari Kekayaan Negara Dipisahkan

Realisasi Pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan (KND) TA 2020 sebesar Rp66.080.543.541.337 atau mencapai 101,66 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN sebesar Rp65.000.000.000.000. Realisasi Pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan TA 2020 mengalami penurunan sebesar Rp14.645.575.665.453 atau 18,14 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2019 sebesar Rp80.726.119.206.790. Faktor utama turunnya realisasi penerimaan KND disebabkan oleh turunnya setoran sisa surplus BI dan Pendapatan Bagian Laba BUMN menurun disebabkan oleh turunnya setoran dividen BUMN antara lain karena kebijakan untuk menambah porsi laba ditahan sebagai antisipasi dampak pandemi Covid-19.

Realisasi Pendapatan dari Kekayaan Negara Dipisahkan terdiri dari (dalam rupiah):

Uraian TA 2020 (Audited) TA 2019 (Audited)

Pendapatan Bagian Laba BUMN di Bawah Kementerian BUMN

43.888.106.053.599 49.773.695.752.482

Pendapatan Bagian Laba BUMN/Lembaga di Bawah Kementerian Keuangan

710.827.000.000 860.515.629.605

Pendapatan dari Surplus Lembaga (Bank Indonesia)

21.481.610.487.738 30.091.907.824.703

Jumlah 66.080.543.541.337 80.726.119.206.790

Rincian Penerimaan dari Kekayaan Negara Dipisahkan yang berasal dari BUMN sebagai berikut (dalam rupiah).

Uraian Jumlah (Rp)

1 PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 11.774.153.468.000 2 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 9.893.567.936.000

3 PT Pertamina (Persero) 8.500.000.000.000

4 PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk 7.950.281.728.753 5 PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk 2.307.671.406.731 6 PT Pupuk Indonesia (Persero) 973.500.000.000 7 PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) 708.218.661.061 8 PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) 524.815.825.889 9 PT Sarana Multi Infrastruktur 500.000.000.000 10 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk 297.314.781.801

11 BUMN Lainnya 1.169.409.245.364

Jumlah 44.598.933.053.599

PNBP Lainnya Rp111,20 triliun

B.2.1.2.3.Penerimaan Negara Bukan Pajak Lainnya

Realisasi PNBP Lainnya TA 2020 sebesar Rp111.200.271.136.408 atau 111,14 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp100.053.788.845.000. Realisasi PNBP Lainnya TA 2020 mengalami penurunan sebesar Rp13.303.356.096.024 atau 10,69 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2019 sebesar Rp124.503.627.232.432.

Realisasi PNBP Lainnya ini terdiri dari (dalam rupiah):

Uraian TA 2020 (Audited) TA 2019 (Audited)

Pendapatan Dari Penjualan, Pengelolaan BMN, Iuran Badan Usaha, dan Penerimaan Klaim Asuransi BMN

Pendapatan Penjualan Hasil Produksi Non Litbang 13.539.707.459.461 19.006.470.818.652 Pendapatan dari Pemindahtanganan BMN 281.310.250.571 341.531.328.482 Pendapatan dari Pemanfaatan BMN 513.738.203.370 522.960.362.436 Pendapatan Atas Pengelolaan BMN Dan Kekayaan Negara Dari

Pengelola Barang

412.885.184.853 626.866.552.049

Pendapatan Dari Penggunaan Sarana Dan Prasarana Sesuai Dengan Tusi

34.883.315.174 81.725.622.928

Pendapatan Penjualan Dari Kegiatan Hulu Migas 1.413.819.541.242 10.530.277.359.314 Pendapatan dari Iuran Badan Usaha dan Penerimaan Klaim Asuransi

BMN

968.963.627.379 1.319.299.142.276

Sub Total 17.165.307.582.050 32.429.131.186.137 Pendapatan Administrasi dan Penegakan Hukum

Pendapatan Pelayanan dan Administrasi Hukum 2.880.668.923.673 4.303.327.782.245 Pendapatan Pelayanan dan Administrasi Luar Negeri 398.679.943.717 737.756.064.394

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat Tahun 2020 (Audited)

-112- Catatan Atas Laporan Keuangan – Penjelasan atas Pos-Pos LRA

Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Serta Gratifikasi 570.140.874.539 738.384.144.329 Pendapatan Kejaksaan dan Peradilan Serta Hasil Tindak Pidana Korupsi

Dan Pencucian Uang

540.405.823.287 1.150.028.180.079

Pendapatan Perizinan 1.264.212.053.067 1.705.887.057.430

Pendapatan Pelayanan Kepolisian I 6.597.417.235.000 8.165.177.999.000 Pendapatan Pelayanan Kepolisian II 854.384.965.215 959.273.623.322 Pendapatan Akreditasi, Pengujian, Sertifikasi, Kalibrasi, Dan

Standardisasi

540.614.592.355 606.540.203.948

Sub Total 13.646.524.410.853 18.366.375.054.747 Pendapatan Kesehatan, Perlindungan Sosial, Dan Keagamaan

Pendapatan Jasa Kesehatan 2.297.548.113.551 3.007.631.953.650 Pendapatan Jasa Pengawasan Obat Dan Makanan 195.367.640.022 196.358.994.030 Pendapatan Jasa Karantina 351.362.411.935 361.295.658.526 Pendapatan Jasa Agraria 1.790.813.098.252 2.255.101.568.584

Pendapatan Jasa Keagamaan 761.896.449.203 907.998.471.631

Sub Total 5.396.987.712.963 6.728.386.646.421 Pendapatan Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi

Pendapatan Pendidikan 4.205.010.467.015 4.234.651.512.314 Pendapatan Pengembangan Sumber Daya Manusia 185.597.786.527 471.750.913.878 Pendapatan Penelitian/Riset, Survey, Pemetaan, Dan Pengembangan

Iptek

393.225.995.891 515.980.531.081

Pendapatan Sejarah Dan Kebudayaan 4.929.103.725 6.646.684.597

Sub Total 4.788.763.353.158 5.229.029.641.870 Pendapatan Jasa Transportasi, Komunikasi dan Informatika

Pendapatan Jasa Transportasi 6.053.993.240.597 6.965.694.762.838 Pendapatan Jasa Komunikasi Dan Informatika 21.894.424.385.636 18.767.984.812.439 Pendapatan Jasa Lembaga Penyiaran Publik 237.168.423.012 169.538.431.335

Sub Total 28.185.586.049.245 25.903.218.006.612 Pendapatan Jasa Lainnya

Pendapatan Jasa Di Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan 89.463.033.718 200.710.655.162 Pendapatan Jasa Kelautan Dan Perikanan 40.438.401.258 30.821.873.691

Pendapatan Jasa Lainnya 174.231.801.183 198.369.688.037

Sub Total 304.133.236.159 429.902.216.890 Pendapatan Bunga, Pengelolaan Rekening Perbankan, dan

Pengelolaan Keuangan

Pendapatan Bunga 1.738.056.334.505 1.825.320.700.269

Pendapatan Gain On Bond Redemption 5.807.000.000

Pendapatan Premium Atas Obligasi Negara 10.819.795.295.000 8.713.038.583.942 Pendapatan Imbal Jasa Penjaminan Pemerintah, Selisih Harga SBN, Dan

Fee Lainnya Atas Transaksi SBN

200.631.019.737 118.681.119.410

Pendapatan dari Selisih Kurs 1.843.194.491.548 12.607.030.733 Pendapatan Layanan Jasa Perbankan dan Penutupan Rekening 425.899.686.878 232.120.267.593 Pendapatan Atas Pengelolaan Rekening Tunggal Perbendaharaan (TSA)

dan/atau Atas Penempatan Uang Negara

7.357.805.092.258 7.736.672.109.435

Pendapatan Biaya Penagihan Pajak, Layanan Jasa Lelang, dan Pengurusan Piutang Negara

565.743.212.949 660.546.658.421

Pendapatan Penyelesaian Ganti Kerugian Negara 29.777.093.478 29.088.869.541

Sub Total 22.980.902.226.353 19.333.882.339.344 Pendapatan Denda

Pendapatan Denda I 459.876.608.867 417.029.576.247

Pendapatan Denda II 41.609.380.736 189.899.072.757

Pendapatan Denda III 2.304.174.509 7.461.242.171

Sub Total 503.790.164.112 614.389.891.175 Pendapatan Lain-Lain

Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu I 9.563.345.512.882 14.879.041.347.105 Penerimaan Kembali Belanja Tahun Anggaran Yang Lalu II 237.882.685.505 308.842.085.674 Pendapatan Setoran Sisa Utang Dari Pensiunan 18.082.294.056 24.230.256.247

Pendapatan Lain-Lain I 7.948.511.344.000 476.204.460

Pendapatan Lain-Lain II 460.454.565.072 256.722.355.750

Sub Total 18.228.276.401.515 15.469.312.249.236 Jumlah PNBP Lainnya 111.200.271.136.408 124.503.627.232.432

-Catatan Atas Laporan Keuangan – Penjelasan Pos-Pos LRA -113-

PNBP Lainnya menurun 10,69 persen jika dibandingkan dengan Tahun 2019 terutama disebabkan oleh turunnya Pendapatan Minyak Mentah (DMO), pendapatan penjualan dari kegiatan hulu migas, dan pendapatan penjualan hasil tambang batubara. Penurunan realisasi PNBP Lainnya antara lain juga disebabkan oleh turunnya penerimaan PNBP pelayanan sebagai dampak pandemi Covid-19 antara lain PNBP dari layanan imigrasi, SIM/STNK, sektor perhubungan, pendidikan, jasa agraria, jasa keagamaan, dan jasa kesehatan.

Kinerja PNBP lainnya yang melampaui target APBN dipengaruhi kenaikan pada Pendapatan lain-lain diakibatkan oleh Penerimaan Kembali Belanja Bantuan Sosial Tahun Anggaran Yang Lalu, Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran Yang Lalu, Penerimaan Pengembalian Dana Akumulasi Iuran Pensiun, premium obligasi, dan pendapatan dari jasa komunikasi dan informatika (termasuk penggunaan spektrum radio), serta pendapatan selisih kurs.

Pendapatan BLU Rp69,30 triliun

B.2.1.2.4. Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU)

Realisasi Pendapatan BLU TA 2020 sebesar Rp69.308.327.882.199 atau 138,62 persen dari jumlah yang dianggarkan dalam APBN yaitu sebesar Rp50.000.280.182.000. Realisasi Pendapatan BLU TA 2020 mengalami kenaikan sebesar Rp20.439.014.886.833 atau 41,82 persen dibandingkan dengan realisasi TA 2019 sebesar Rp48.869.312.995.366. Realisasi Pendapatan BLU terdiri dari (dalam rupiah).

Uraian TA 2020 (Audited) TA 2019 (Audited)

Pendapatan Jasa Layanan Umum:

Pendapatan Penyediaan Barang dan Jasa Kepada Masyarakat

33.948.496.986.500 33.307.807.529.959

Pendapatan dari Pengelolaan Wilayah/ Kawasan Tertentu 1.462.658.598.988 1.615.780.715.595 Pengelolaan Dana Khusus untuk Masyarakat 25.443.176.971.730 5.003.672.214.239 Pendapatan dari Pengelolaan BMN pada Pengelola Barang 606.625.257.225 770.883.894.730 Total Pendapatan Jasa Layanan Umum 61.460.957.814.443 40.698.144.354.523

Pendapatan Hibah BLU 123.568.742.424 154.843.013.918

Pendapatan Hasil Kerjasama BLU 587.981.383.580 855.074.995.219 Pendapatan dari Alokasi APBN 1.370.313.178.626 328.485.663.104

Pendapatan BLU Lainnya 5.765.506.763.126 6.832.764.968.602

Jumlah 69.308.327.882.199 48.869.312.995.366

Peningkatan PNBP BLU terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga crude palm oil (CPO) yang mempengaruhi kinerja BLU Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit (BPDPKS), serta makin membaiknya kinerja BLU yang meningkatkan pendapatan BLU, semisal BLU di rumpun layanan kesehatan yang mengalami kenaikan sebesar Rp1.102.411.559.419 dibanding TA 2019. Kenaikan signifikan terbesar berasal dari BLU BPDPKS sebesar Rp20.262.827.078.266, disebabkan karena terhitung mulai tanggal 1 Januari 2020 telah diberlakukan kembali pungutan dana perkebunan atas ekspor kelapa sawit, kenaikan harga CPO, dan produk turunannya. Rincian lebih lanjut dapat dilihat dalam Lampiran 1.

Penerimaan Hibah Rp18,83 triliun