• Tidak ada hasil yang ditemukan

VII ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

2) Biaya variabel

7.2 Analisis Kelayakan Usaha Setelah Pengembangan

7.2.1.3 Penerimaan Penjualan Kotoran domba dan Kambing

Pada kondisi pengembangan, usaha penggemukan domba dan kambing ini menambah jumlah ternak domba dan kambing. Semakin banyak jumlah ternak yang ditambah maka jumlah kotoran ternak juga akan bertambah. Harga kotoran ternak domba dan kambing juga sama dengan harga sebelum pengembangan yaitu 5.000 rupiah per karung. Sebelum pengembangan jumlah kotoran yang dihasilkan dari limbah ternak domba dan kambing adalah 27.000 kilogram per tahunnya.

Pada kondisi pengembangan jumlah kotoran yang dihasilkan semakin bertambah. Dalam satu hari kotoran yang dihasilkan oleh domba dan kambing adalah 81 kilogram. Hal ini diasumsikan dengan jumlah ternak domba dan kambing berjumlah 270 ekor per periodenya. Rata-rata domba dan kambing menghasilkan kotoran 0,5 kilogram tiap harinya dan mengalami penyusutan 0,2 kilogram sehingga pada saat dijual berat kotoran yang dihasilkan tiap ekor domba adalah 0,3 kilogram. Dalam satu hari jumlah kotoran yang dihasilkan yaitu 270 ekor ternak dikalikan dengan 0,3 kilogram per ekor jumlah kotoran yang dihasilkan yaitu 81 kilogram. Maka dalam satu bulan kotoran yang dihasilkan adalah 2.430 kilogram yaitu 81 kilogram per hari dikalikan dengan tiga puluh

99 hari. Dalam 120 hari atau empat bulan ternak domba dan kambing menghasilkan kotoran 9.720 kilogram. Maka dalam satu tahun dengan tiga periode setiap tahunnya, jumlah kotoran yang dihasilkan adalah 9.720 kilogram dikalikan dengan tiga periode yaitu 29.160 kilogram (972 karung).

Pada tahun pertama jumlah kotoran yang dihasilkan lebih sedikit daripada tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdapat dua periode penggemukan (delapan bulan) oleh karena itu jumlah ternak domba dan kambing yang digemukkan juga lebih sedikit. Dalam satu hari jumlah kotoran yang dihasilkan yaitu 270 ekor ternak dikalikan dengan 0,3 kilogram jumlah kotoran yang dihasilkan per ekor yaitu 81 kilogram. Maka dalam satu bulan kotoran yang dihasilkan adalah 2.430 kilogram yaitu 81 kilogram per hari dikalikan dengan tiga puluh hari. Dalam 120 hari atau empat bulan ternak domba dan kambing menghasilkan kotoran 9.720 kilogram. Maka dalam satu tahun dengan dua periode setiap tahunnya, jumlah kotoran yang dihasilkan adalah 9.720 dikalikan dengan dua periode yaitu 19.440 kilogram (648 karung). Penerimaan penjualan dari kotoran domba dan kambing dapat dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18. Penerimaan Penjualan Kotoran Domba dan Kambing pada Kondisi Pengembangan Usaha Tahun Jumlah Penjualan (Kilogram) Jumlah Karung (30 Kilogram/karung) Harga Jual/ Karung (Rp) Penerimaan (Rp) 1 19.440 648 5.000 3.240.000 2 48.600 972 5.000 4.860.000 3 48.600 972 5.000 4.860.000 4 48.600 972 5.000 4.860.000 5 48.600 972 5.000 4.860.000 6 48.600 972 5.000 4.860.000 7 48.600 972 5.000 4.860.000 8 48.600 972 5.000 4.860.000 7.2.1.4Nilai Sisa

Penerimaan nilai sisa adalah penerimaan yang diperoleh dari sisa modal investasi yang tidak terpakai habis selama umur usaha. Pada pengembangan usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno, nilai sisa diperoleh dari

100 investasi pada akhir tahun kedelapan yaitu sebesar 164.745.000 rupiah. Rincian nilai sisa untuk investasi dengan pengembangan usaha dapat dilihat pada Lampiran 7.

7.2.2 Arus Pengeluaran (Outflow)

Arus pengeluaran pada kondisi pengembangan sama dengan kondisi awal yang terdiri dari dua bagian yaitu biaya investasi dan biaya operasional yang terbagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel.

7.2.2.1Biaya Investasi

Pada kondisi pengembangan, usaha penggemukan domba dan kambing ini melakukan beberapa investasi baru yaitu tanah, kandang, motor pakan, instalasi air dan instalasi listrik. Sama halnya juga dengan kondisi sebelum pengembangan, untuk beberapa alat usaha tersebut mengeluarkan biaya reinvestasi. Biaya investasi yang akan dikeluarkan oleh usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno dapat dilihat pada Tabel 19.

Tabel 179. Biaya Investasi Usaha Penggemukan Domba dan Kambing pada Kondisi Pengembangan Usaha

No Investasi Satuan Jumlah

Umur Ekonomis (Tahun) Harga/Satuan (Rp) Jumlah Biaya (Rp) 1 Tanah Meter 300 8 100.000 30.000.000

2 Tanah (Baru) Meter 800 8 150.000 120.000.000

3 Perizinan Usaha 1 8 1.000.000 1.000.000 4 Kandang Unit 1 8 25.000.000 25.000.000 5 Kandang(Baru) Unit 1 8 60.000.000 60.000.000 6 Gudang Unit 1 8 10.000.000 10.000.000 7 Instalasi Listrik 1 8 1.000.000 1.000.000 8 Instalasi Listrik(Baru) 1 8 600.000 600.000 9 Instalasi Air 1 8 2.000.000 2.000.000 10 Instalasi Air (Baru) 8 2.500.000 2.500.000 11 Mobil Unit 1 10 84.000.000 84.000.000

12 Motor Pakan Unit 1 10 23.000.000 23.000.000

13 Motor Pakan

(Baru) Unit 1 10 40.000.000 40.000.000

14 Sabit Unit 5 2 30.000 150.000

15 Garpu Rumput Unit 3 2 8.000 24.000

16 Skop Unit 5 2 30.000 150.000

17 Timbangan Unit 1 10 450.000 450.000

101

1) Tanah

Tanah merupakan hal yang paling utama dibutuhkan dalam investasi usaha penggemukan domba dan kambing. Sebelum pengembangan usaha, usaha penggemukan domba dan kambing ini memiliki luas tanah 300 meter persegi. Harga tanah per meter adalah 100.000 rupiah, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan untuk membeli 300 meter persegi tanah adalah 300 meter persegi dikalikan dengan 100.000 rupiah per meter yaitu 30.000.000 rupiah. pada saat pengembangan pemilik melakukan pembelian tanah dengan harga 150.000 rupiah per meter persegi. Maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian tanah adalah 150.000 rupiah dikalikan dengan 800 meter persegi yaitu 120.000.000. Tanah tidak memiliki umur ekonomis usaha, karena nilai tanah semakin hari semakin mahal. Sama halnya dengan sebelum pengembangan usaha, diasumsikan nilai tanah sama pada saat pembelian, sehingga pada akhir umur ekonomis usaha, tanah masih memiliki nilai sisa yaitu 120.000.000 rupiah.

2) Perijinan Usaha

Ijin usaha yang didapatkan yaitu dari Dinas Peternakan Kabupaten Bogor dan ijin dari masyarakat setempat yang diajukan kepada Kepala Desa Citapen. Dalam melakukan pengurusan perijinan usaha, usaha ini mengeluarkan biaya sebesar 1.000.000 rupiah. Ijin yang didapatkan ini berlaku selama usaha masih berjalan sehingga pada saat pengembangan usaha pemilik tidak mengeluarkan biaya lagi untuk mengurus perijinan usaha.

3) Kandang

Pada pengembangan usaha dibangun kandang baru untuk penggemukan domba dan kambing. Hal ini dikarenakan adanya penambahan jumlah bakalan yang akan digemukkan sehingga kapasitas kandang lama tidak mencukupi. Pada saat pembangunan kandang lama, biaya yang dikeluarkan adalah 25.000.000 rupiah sedangkan pada pembangunan kandang baru jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 60.000.000 rupiah.

102

4) Gudang

Gudang digunakan untuk meyimpan kotoran domba dan kambing hingga kotoran tersebut terjual. Gudang dibangun bersamaan dengan dibangunnya kandang. Biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan gudang adalah 10.000.000 rupiah. Pada saat pengembangan usaha tidak ada pembangunan gudang baru maupun perluasan gudang, sehingga tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan gudang pada saat kondisi pengembangan.

5) Instalasi Listrik

Usaha penggemukan domba dan kambing membutuhkan listrik untuk keperluan sehari-harinya. Pada malam hari listrik digunakan untuk penerangan di dalam kandang. Biaya yang dikeluarkan pada saat instalasi listrik, pembelian kabel dan lampu pada kondisi sebelum pengembangan adalah 1.000.000 rupiah sedangkan pada pengembangan usaha biaya yang dikeluarkan adalah 600.000 rupiah.

6) Instalasi Air

Air sangat dibutuhkan untuk kegiatan sehari-hari pada usaha penggemukan domba dan kambing. Sama halnya pada kondisi sebelum pengembangan, pada kondisi pengembangan air digunakan untuk minum domba dan kambing, untuk membersihkan kandang, memandikan domba, membersihkan peralatan dan lainnya. Untuk mendapatkan air tersebut, usaha ini harus membangun instalasi air seperti pipa-papa penyambungan air, agar air dapat tersalurkan ke lokasi penggemukan. Biaya yang dikeluarkan untuk instalasi air pada kondisi sebelum pengembangan adalah 2.000.000 rupiah sedangkan pada kondisi pengembangan biaya yang dikeluarkan adalah 2.500.000 rupiah.

7) Mobil

Mobil digunakan untuk pengangkutan domba dan kambing pada saat pembelian bakalan. Selain itu juga digunakan untuk penjualan yaitu mengantarkan ternak domba dan kambing kepada konsumen yang telah membeli ternak tersebut atau mengantarkan ternak pesanan konsumen. Mobil yang digunakan adalah

103 mobil jenis pickup. Biaya yang dikeluarkan untuk pembelian mobil adalah 84.000.000 rupiah, mobil ini dibeli dengan kondisi yang masih baru. Pada saat pengembangan tidak ada pembelian mobil baru.

8) Motor Pakan

Motor pakan digunakan dalam kegiatan sehari-hari yaitu untuk pengangkutan pakan ternak berupa pakan hijauan dan pakan konsentrat dari lokasi pembelian pakan menuju lokasi penggemukan. Motor pakan dibeli dengan kondisi masih baru, biaya yang dikeluarkan adalah 23.000.000 rupiah. Pada kondisi pengembangan usaha ada penambahan motor pakan baru, biaya yang dikeluarkan untuk pembelian motor pakan baru yaitu 40.000.000 rupiah.

9) Sabit

Sabit digunakan untuk memotong pakan hijauan, pada usaha penggemukan domba dan kambing ini sabit yang dibutuhkan yaitu lima unit dengan harga per unitnya adalah 30.000 rupiah, maka jumlah biaya yang dibutuhkan untuk lima unit sabit yaitu 30.000 per unit dikalikan dengan lima unit yaitu 150.000 rupiah. Sabit ini hanya memiliki umur ekonomis dua tahun sehingga dalam dua tahun sekali sabit ini harus reinvestasi.

10)Garpu rumput

Garpu rumput digunakan untuk membersihkan kotoran rumput atau sisa pakan hijauan yang terbuang di dalam kandang. Garpu rumput yang dibutuhkan pada usaha penggemukan domba dan kambing sebelum pengembangan usaha adalah tiga unit dengan harga per unitnya yaitu 8.000 rupiah. Maka biaya yang dikeluarkan untuk pembelian garpu rumput yaitu 8.000 per unit dikalikan dengan tiga unit yaitu 24.000 rupiah. Sama halnya dengan sabit, garpu rumput hanya memiliki umur ekonomis dua tahun sehingga dalam dua tahun sekali garpu rumput juga harus reinvestasi.

104

11)Skop

Skop digunakan untuk membersihkan kotoran domba dan kambing. Skop yang dibutuhkan pada usaha penggemukan domba dan kambing yaitu lima unit dengan harga 30.000 rupiah perunitnya. Maka jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pembelian skop yaitu 30.000 per unit dikalikan dengan lima unit yaitu 150.000 rupiah. Sama halnya dengan sabit dan garpu rumput, skop juga hanya memiliki umur ekonomis dua tahun sehingga dalam dua tahun sekali skop juga harus reinvestasi.

12)Timbangan

Dalam melakukan penjualan, untuk mengetahui bobot tubuh ternak domba maupun kambing dilakukan penimbangan. Oleh karena itu timbangan dibutuhkan untuk usaha penggemukan domba dan kambing. Selain untuk menimbang ternak pada saat akan dijual, juga digunakan untuk menimbang pada saat bakalan baru dibeli agar diketahui pertambahan bobot tubuh selama penggemukan. Dalam usaha penggemukan domba dan kambing ini, timbangan yang diperlukan adalah satu unit dengan harga 450.000 rupiah.

7.2.2.2Biaya Operasional

Biaya operasional yang dikeluarkan oleh usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno pada kondisi pengembangan dibagi menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

1) Biaya Tetap

Pada kondisi pengembangan biaya tetap mengalami perubahan. Hal ini disebabkan karena adanya penambahan kandang baru dan jumlah ternak sehingga mempengaruhi biaya tetap. Biaya tetap yang akan dikeluarkan dalam pengembangan usaha ini adalah sebesar 206.284.400 rupiah (Tabel 20).

105 Tabel 20. Biaya Tetap Usaha Penggemukan Domba dan Kambing pada Kondisi

Pengembangan Usaha

No Uraian Satuan Jumlah

Biaya/ Bulan (Rp) Biaya Tahun Pertama (Rp) Biaya/ Tahun (Rp) 1. Gaji : a.Ketua Orang 1 2.700.000 21.600.000 32.400.000 b.Pengadaan Pakan Orang 2 1.350.000 21.600.000 32.400.000 c.Pemasaran Orang 1 1.350.000 10.800.000 16.200.000 d.Pemeliharaan Orang 2 1.350.000 21.600.000 32.400.000 2. THR :

a.Ketua Orang 1 3.000.000 3.000.000

b.Pengadaan Pakan Orang 2 3.000.000 3.000.000

c.Pemasaran Orang 1 1.500.000 1.500.000 d.Pemeliharaan Orang 2 3.000.000 3.000.000 3. Rekening : a.Listrik 50.000 400.000 600.000 b.Telepon 200.000 1.600.000 2.400.000 4. Air 300.000 2.400.000 3.600.000

5. Karung Bekas Karung 81 194.000 129.600 194.400

6. Gunting Cukur Unit 4 80.000 80.000

7. Ember Unit 60 600.000 600.000 8. Pemeliharaan 1.400.000 11.200.000 16.800.000 9. BBM Liter 500 2.250.000 18.000.000 27.000.000 10. Pajak : a.Mobil 500.000 500.000 b.Motor Pakan 200.000 200.000 c.Motor Pakan (Baru) 300.000 300.000 d.PBB 60.000 60.000 a) Gaji

Adanya pengembangan usaha menyebabkan pekerjaan yang dilakukan semakin berat sehingga gaji yang diberikan juga semakin bertambah untuk setiap karyawan. Gaji yang dikeluarkan dari usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan adalah gaji untuk ketua, pengadaan pakan, pemasaran dan pemeliharaan. Untuk ketua gaji yang dikeluarkan setiap bulan yaitu 2.700.000 rupiah dan dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 32.400.000 rupiah. Untuk pengadaan pakan jumlah karyawan yang dimiliki terdiri dari dua orang, setiap orang menerima gaji sebesar 1.350.000 rupiah setiap bulannya sehingga dalam satu tahun biaya yang dikeluarkan adalah 32.400.000 rupiah. Sedangkan untuk bagian pemasaran yaitu satu orang dan bagian pemeliharaan terdiri dari dua orang, setiap orang mendapatkan gaji yang sama setiap bulannya seperti bagian pengadaan pakan yaitu masing-masing

106 menerima gaji 1.350.000 rupiah. Maka dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bagian pemasaran adalah 1.350.000 rupiah dikali dengan dua belas bulan yaitu 16.200.000 rupiah per tahun. Untuk bagian pemeliharaan yang terdiri dari dua orang, jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 1.350.000 dikali dengan dua belas bulan dan dikali dengan jumlah karyawan yaitu dua orang, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 32.400.000 rupiah per tahun.

Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk gaji lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga kedelapan. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdapat dua periode penggemukan, sehingga empat bulan pertama (satu periode) tidak ada biaya yang dikeluarkan untuk gaji. Pada tahun pertama terdiri dari delapan bulan sehingga gaji yang dikeluarkan untuk ketua yaitu 2.700.000 rupiah per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 21.600.000 rupiah. Untuk pengadaan pakan jumlah karyawan yang dimiliki terdiri dari dua orang, setiap orang menerima gaji sebesar 1.350.000 rupiah setiap bulannya sehingga dalam delapan bulan biaya yang dikeluarkan adalah 21.600.000 rupiah. Sedangkan untuk bagian pemasaran yaitu satu orang dan bagian pemeliharaan terdiri dari dua orang, setiap orang mendapatkan gaji yang sama setiap bulannya seperti bagian pengadaan pakan yaitu masing-masing menerima gaji 1.350.000 rupiah. Maka dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk bagian pemasaran adalah 1.350.000 rupiah dikalikan dengan delapan bulan yaitu 10.800.00 rupiah. Untuk bagian pemeliharaan yang terdiri dari dua orang, jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 1.350.000 dikali dengan delapan bulan kemudian dikalikan dengan jumlah karyawan yaitu dua orang, sehingga jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 21.600.000 rupiah.

b) Tunjangan Hari Raya (THR)

Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan kepada pemilik kepada karyawannya pada pengembangan usaha sama halnya dengan sebelum pengembangan, hanya saja jumlahnya berbeda yakni semakin besar. Tunjangan Hari Raya (THR) yang didapat karena adanya hari-hari besar yaitu Hari Raya Idul Fitri, Hari Raya Idul Adha dan tahun baru. Tunjangan Hari Raya yang dikeluarkan dari usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan yaitu

107 untuk ketua, pengadaan pakan, pemasaran dan pemeliharaan. Gaji yang dikeluarkan untuk ketua setiap hari besar yaitu 1.000.000 rupiah, dalam satu tahun terdapat tiga hari besar maka biaya yang dikeluarkan untuk THR adalah 3.000.000 rupiah per tahun. Untuk bagian pengadaan pakan biaya yang dikeluarkan adalah 500.000 rupiah per orang setiap hari besarnya, maka setiap tahun biaya yang dikeluarkan untuk THR pengadaan pakan adalah 500.000 rupiah dikalikan dengan tiga hari besar kemudian dikalikan dengan dua orang yaitu 3.000.000 rupiah per tahun. Hal ini sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk THR bagian pemeliharaan. Sedangkan untuk bagian pemasaran biaya yang dikeluarkan adalah 500.000 rupiah per orang setiap hari besarnya, maka setiap tahun biaya yang dikeluarkan untuk THR pengadaan pakan adalah 500.000 rupiah dikalikan dengan tiga hari besar dikalikan satu orang yaitu 1.500.000 rupiah per tahun. Pada tahun pertama jumlah THR yang diberikan sama dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal ini diasumsikan pada tahun pertama yang hanya terdiri dari dua periode juga terdapat hari-hari besar seperti tahun kedua hingga tahun kedelapan.

c) Rekening

Sama halnya dengan kondisi sebelum pengembangan usaha, usaha penggemukan domba dan kambing membutuhkan listrik dan telepon. Listrik digunakan untuk memberikan penerangan pada kandang domba dan kambing pada malam hari sedangkan telepon digunakan untuk kegiatan pemasaran. Adanya penambahan kandang baru mengakibatkan penambahan biaya listrik dan telepon. Biaya listrik yang dikeluarkan setiap bulan adalah 50.000 rupiah sehingga dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 50.000 dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 600.000 rupiah per tahun. Untuk telepon biaya yang dikeluarkan setiap bulan juga semakin bertambah yaitu 200.000, maka dalam satu tahun jumlah yang dikeluarkan adalah 200.000 rupiah dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 2.400.000 rupiah per tahun.

Pada tahun pertama yang terdiri dari dua periode (delapan bulan), jumlah biaya yang dikeluarkan untuk rekening listrik dan telepon lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal dikarenakan pada tahun pertama hanya terdiri dari dua periode (delapan bulan). Maka jumlah biaya

108 yang dikeluarkan untuk listrik adalah 50.000 rupiah per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 400.000 rupiah. Sedangkan untuk telepon biaya yang dikeluarkan adalah 200.000 rupiah perbulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 1.600.000 rupiah per tahun.

d) Air

Usaha penggemukan domba dan kambing pada saat pengembangan usaha juga sangat membutuhkan air. Air dibutuhkan untuk keperluan sehari-hari seperti untuk minum ternak, memandikan ternak, membersihkan kandang ternak dan membersihkan peralatan. Semakin banyak ternak yang digemukkan semakin banyak kebutuhan air yang diperlukan karena setiap ternak membutuhkan air untuk minum setiap harinya. Jumlah biaya yang dikeluarkan untuk air pada kondisi pengembangan usaha setiap bulannya adalah 300.000 rupiah sehingga dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan adalah 300.000 dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 3.600.000 rupiah per tahun.

Pada tahun pertama yang hanya terdiri dari dua periode (delapan bulan) jumlah biaya yang dikeluarkan untuk air lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Biaya yang dikeluarkan adalah 300.000 per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 2.400.000 rupiah per tahun.

e) Peralatan dan Perlengkapan

Peralatan yang dibeli setiap tahun pada kondisi pengembangan usaha sama dengan pada saat kondisi sebelum pengembangan yaitu gunting cukur dan ember, hanya saja pada saat pengembangan usaha ada penambahan jumlah peralatan. Jumlah gunting cukur setiap tahun pada kondisi pengembangan menjadi empat unit dengan harga satu unitnya adalah 20.000 rupiah maka biaya yang dikeluarkan untuk gunting cukur setiap tahun adalah 80.000 rupiah. Sedangkan ember yang digunakan setiap tahun bertambah menjadi 60. Ember digunakan untuk memberikan minum kepada ternak domba dan kambing. Harga setiap ember adalah 10.000 rupiah, biaya yang dikeluarkan dalam satu tahun pada kondisi pengembangan adalah 10.000 rupiah per ember dikalikan dengan jumlah ember yaitu 60, maka biaya yang dikeluarkan setiap tahun adalah 600.000 rupiah. Untuk

109 perlengkapan yaitu karung yang digunakan sebagai wadah untuk kotoran ternak domba dan kambing. Pada kondisi pengembangan usaha semakin bertambah, setiap bulannya karung yang dibutuhkan adalah 81 karung. Harga setiap karung adalah 200 rupiah, maka setiap bulannya biaya yang dikeluarkan adalah 16.200 rupiah. Dalam satu tahun biaya yang dikeluarkan untuk pembelian karung pada kondisi pengembangan usaha adalah 16.200 rupiah dikalikan dengan 12 bulan yaitu 194.400 rupiah.

Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan untuk gunting cukur dan ember adalah sama dengan tahun kedua hingga kedelapan. Namun biaya untuk karung jumlah biaya yang dikeluarkan berbeda karena pada tahun pertama penggemukan hanya dilakukan dalam dua periode (delapan bulan) sehingga jumlah karung yang dibutuhkan untuk pengemasan kotoran juga lebih sedikit. Dalam satu bulan jumlah biaya yang dibutuhkan adalah 16.200 rupiah maka dalam dua periode atau delapan bulan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk karung yaitu 16.200 rupiah dikalikan dengan delapan bulan yaitu 129.600 rupiah.

f) Pemeliharaan

Investasi yang ada pada usaha penggemukan domba dan kambing pada kondisi pengembangan juga membutuhkan pemeliharaan seperti pada kondisi sebelum pengembangan. Oleh karena itu diperlukan biaya untuk pemeliharaan investasi. Adanya penambahan kandang baru menyebabkan adanya penambahan biaya untuk pemeliharaan investasi. Biaya yang dikeluarkan setiap bulan untuk pemeliharaan investasi adalah 1.400.000 rupiah dengan rincian 200.000 rupiah untuk pemeliharaan kandang baru, 400.000 rupiah untuk kandang lama, 200.000 rupiah untuk motor pakan, 200.000 rupiah untuk motor pakan baru dan 400.000 rupiah untuk mobil. Dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan untuk pemeliharaan investasi adalah 1.400.000 rupiah dikalikan dengan 12 bulan yaitu 16.800.000 rupiah per tahun.

Pada tahun pertama jumlah biaya yang dikeluarkan lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga kedelapan. Pada tahun pertama yang hanya terdiri dari dua periode (delapan bulan), jumlah biaya yang dikeluarkan

110 untuk pemeliharaan adalah 1.400.000 rupiah per bulan dikalikan dengan delapan bulan yaitu 11.200.000 rupiah.

g) Bahan Bakar Minyak (BBM)

Pada kondisi pengembangan usaha kegiatan penggemukan domba dan kambing juga membutuhkan BBM untuk transportasi yang digunakan sehari-hari. Adanya penambahan motor pakan baru mengakibatkan penambahan biaya untuk pembelian BBM. Walaupun tidak ada penambahan mobil akan tetapi ada penambahan biaya untuk pembelian BBM, karena mobil juga semakin sering digunakan untuk mengantarkan ternak domba dan kambing ke konsumen. Setiap harinya motor pakan membutuhkan lima liter BBM, dalam satu bulan dibutuhkan 150 liter. Pada kondisi pengembangan usaha penggemukan domba dan kambing milik Bapak Sarno memiliki dua motor pakan sehingga jumlah BBM yang dibutuhkan adalah 300 liter per bulan. Sedangkan untuk mobil yang hanya mengangkut domba dan kambing jika ada pembelian bakalan ataupun penjualan ternak, jumlah BBM yang dibutuhkan setiap bulan adalah 200 liter. Jumlah BBM yang dibutuhkan setiap bulan adalah 500 liter. Harga BBM tiap liternya adalah 4.500 rupiah, maka jumlah biaya yang dikeluarkan setiap bulan adalah 500 liter dikalikan dengan 4.500 rupiah per liter yaitu 2.250.00 rupiah. Sehingga dalam satu tahun jumlah biaya yang dikeluarkan pada kondisi pengembangan usaha adalah 2.250.000 rupiah dikalikan dengan dua belas bulan yaitu 27.000.000 rupiah per tahun.

Pada tahun pertama, jumlah biaya yang dikeluarkan untuk BBM juga lebih sedikit dibandingkan dengan tahun kedua hingga tahun kedelapan. Hal ini dikarenakan pada tahun pertama hanya terdiri dari delapan bulan, sehingga biaya yang dikeluarkan untuk BBM yaitu 2.250.000 rupiah dikalikan dengan delapan bulan yaitu 18.000.000 rupiah.

h) Pajak

Pajak yang dibayarkan oleh usaha penggemukan domba dan kambing setiap tahunnya pada kondisi pengembangan juga sama dengan pada kondisi sebelum pengembangan usaha yaitu pajak motor pakan, pajak mobil, serta Pajak

111 Bumi dan Bangunan (PBB) yaitu kandang dan tanah. Hanya saja ada penambahan karena ada penambahan motor pakan baru dan bangunan baru. Untuk motor pakan jumlah pajak yang dibayarkan setiap tahunnya adalah 400.000 rupiah. Sedangkan