• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENETAPAN HARGA

Dalam dokumen BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN (Halaman 32-38)

Langkah I: Mengidentifikasi Masalah. Langkah pertama adalah mengidentifikasi dan

Langkah 6: Membuat Keputusan. Segera setelah semua biaya dan manfaat yang relevan

C. Sumber Daya Diperoleh di Muka-Multiperiode

5. PENETAPAN HARGA

5. PENETAPAN HARGA

Salah satu keputusan paling sulit yang dihadapi oleh perusahaan adalah menegenai penetapan harga. Bagian ini Bagian ini akan menjelaskan dampak biaya terhadap harga dan peran akuntan dalam pengumpulan informasi yang dibutuhkan untuk penetapan harga.

penjualan pokok a h operasi Laba istrasi ad biaya dan penjualan biaya arg min  baku bahan biaya operasi laba istrasi ad dan penjualan biaya overhead Biaya langsung ja tenaga biaya    min ker

 Penetapan Harga Berbasis Biaya

Permintaan adalah salah satu sisi dari persamaan penetapan harga, sedangkan penawaran adalah sisi lainnya. Oleh karena pendapatan harus dapat menutup biaya perusahaan untuk menghasilkan laba, maka banyak perusahaan menetapkan biaya terlebih dulu dalam rangka menetapkan harga. Perusahaan menghitung biaya produl dan kemudian menambah dengan laba yang diinginkan. Pendekatan ini tdak berbelit-belit dan biasanya terdapat beberapa basis biaya atau dasar biaya (cost base) dan markup. Markup adalah presentase yang ditambahkan pada basis biaya. Markup tersebut termasuk diantaranya adalah laba yang diinginkan dan disetiap biaya yang tidak termasuk dalam basis biaya.

Markup harga pokok penjualan=

Markup bahan =

Contoh: PT Revina Raya yang dimiliki dan dikelola oleh elvira merakit dan menyiapkan

komputer sesuai spesifikasi yang diminta oleh pelanggan. Biaya komponen dan bahan baku langsung lainnya dengan mudah dapat ditelusuri. Biaya tenaga kerja langsung juga mudah ditelusuri kesetiap pekerjaan secara rata-rata, perakit menerima Rp 12.000 per jam dan perusahaan membayar tunjangan sekitar 25 persen dari upah tersebut. Pada tahun lalu, PT Revina Raya mengerjakan 650 pekerjaan yang rata-rata memerlukan 5 jam per pekerjaan. Biaya overhed yang terjadi atas utilitas, peralatan kecil, penataan ruangan, dan lain lain-lain mencapai jumlah Rp. 80.000.000. Laporan laba rugi PT Revina Raya untuk tahun lalu adalah sebagai berikut.

Pendapatan Rp.856.500.000

Harga pokok penjualan:

Bahan langsung Rp.585.000.000 Tenaga kerja langsung 48.750.000

Overhead 80.000.000 Rp.713.000.000

Laba kotor

Rp.142.750.000 Biaya administrasi dan penjualan 25.000.000

penjualan pokok a h operasi Laba istrasi ad biaya dan penjualan biaya arg min 

Markup harga pokok penjualan=

= 00 . 750 . 713 . 000 . 750 . 117 000 . 000 . 25 Rp Rp Rp  = 0,20

Markup berdasarkan harga pokok penjualan adalah sebesar 20 persen.

 Perhitungan Biaya Target dan Penetapan Harga

Perhitungan biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia membayarnya. Pada umumnya perusahaan menetapkan suatu harga produk baru sebagai penjumlahan dari biaya dan laba yang diinginkan. Logikanya adalah bahwa perusahaan harus menghasilkan pendapatan yang cukup untuk dapat menutup semua biaya dan menghasilkan laba. Menurut Peter Drucker, “Hal tersebut adalah benar, tetapi tidak relevan. Pelanggan tidak melihat hal tersebut sebagai pekerjaan mereka untuk menjamin pabrikan mendapat laba. Satu-satunya cara yang baik untuk menetapkan harga adalah dengan mengetahui berapa yang ingin dibayar oleh pasar.

Contoh PT Ravina Raya di atas. Elvira menemukan bahwa perusahaan asuransi tidak akan mempertimbangkan setiap penawaran di atas Rp100.000.000. Sementara itu, penawaran berbasis biaya adalah sebesar Rp137.280.000. Bahan baku sebesar Rp100.000.000 dan biaya tenaga kerja langsung sebesar Rp9.000.000. Apabila Elvira mengurangi kapasitas hard-disk menjadi 1,5 GB dan menggunakan drive yang lebih lambat, maka ia dapat menghemat biaya sebesar Rp25.000.000. Dengan menggunakan monitor yang sedikit lebih mahal (kenaikan sebesar Rp20.000) yang tidak membutuhkan pemasangan screen-saver software akan dapat menghemat sebesar Rp30.000 per software komputer dan 15 menit jam tenaga kerja langsung (Rp15.000 per jam) untuk memasang

software tersebut. Penurunan bersihnya adalah sebesar Rp13.750 [(Rp30.000 + Rp3.750)

- Rp20.0001 untuk setiap 100 unit komputer. Sejauh ini, Elvira telah melakukan perhitungan biaya sebagai berikut.

Bahan baku (Rp100.000.000 - Rp25.000.000) Rp.75.000.000 Tenaga kerja langsung (100 x 5,75 jam x Rp15.000) 8.625.000 Total biaya

Kemungkinan pembebanan overhead untuk pekerjaan ini akan mencapai Rp4.313.000 (50 persen dari biaya tenaga kerja langsung). Dengan demikian, biaya untuk pekerjaan ini akan menjadi Rp87.938.000 (Rp4.313.000 + Rp83.625.000). Hal ini belum semua biaya tercakup dan masih terdapat biaya administrasi dan laba yang diinginkan. Apabila diberlakukan markup standar sebesar 20 persen, maka penawaran tersebut akan menjadi Rp105.526.000.

 Aspek Hukum Penetapan Harga

Prinsip dasar yang melandasi sebagian besar peraturan tentang penetapan harga adalah bahwa persaingan merupakan hal yang baik dan harus selalu didorong. Penetapan Harga Predator. Praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan disebut penetapan harga predator (predatory pricing). Penting untuk diperhatikan bahwa penetapan harga di bawah biaya tidak selalu merupakan harga predator. Perusahaan sering kali menetapkan harga suatu barang di bawah biaya-misalnya harga khusus di toko-toko grosir. Harga predator dalam pasar internasional disebut dumping dan ini terjadi ketika perusahaan menjual produknya di negara lain dengan harga di bawah biaya.

Hal yang terpenting, Undang-Undang Robinson-Patman memungkinkan diskriminasi harga pada kondisi-kondisi tertentu, yaitu: (1) apabila kondisi persaingan memang menuntut demikian, dan (2) apabila biaya memungkinkan harga yang lebih rendah. Jelaslah bahwa kondisi kedua ini penting bagi para akuntan, karena harga lebih rendah yang ditawarkan kepada pelanggan harus dijustifikasi melalui penghematan biaya yang dapat diidentifikasi. Selain itu, besarnya diskon yang diberikan paling sedikit harus sama dengan jumlah biaya yang dihemat. Oleh karena biaya pengiriman kepada pelanggan yang jaraknya dekat jauh lebih sedikit dibandingkan dengan biaya pengiriman kepada pelanggan yang jauh, maka pelanggan yang dekat membayar biaya kirim istimewa (phantom freight). Alokasi biaya mengakibatkan perhitungan biaya menjadi sulit. Menjustifikasikan diskon kuantitas.

Dalam perhitungan biaya diferensial, perusahaan harus dapat membuat lclasifikasi pelanggan berdasarkan biaya rata-rata penjualan kepada pelanggan dan kemudian mengenakan seluruh pelanggan dalam setiap kelompok dengan suatu harga yang dapat dijustifikasi dengan biaya.

 Keadilan dan Penetapan Harga

Standar masyarakat mengenai keadilan memiliki dampak penting terhadap harga. Sebagai contoh, apakah toko-toko mainan harus menaikkan harga kereta luncur sehari setelah hujan salju yang lebat? Mereka dapat melakukannya, tetapi pada umumnya mereka tidak melakukannya. Para pelanggan percaya bahwa kenaikan harga pada saat seperti itu adalah tidak adil. Apakah keengganan toko-toko tersebut untuk menaikkan harga dalam situasi seperti ini karena rasa keadilan atau karena pertimbangan kepentingan jangka panjang, akibatnya adalah sama. Eksploitasi harga (price gouging) terjadi ketika perusahaan dengan kekuatan pasar menghargai produknya sangat tinggi.

Mudah untuk melihat bahwa biaya sebagai justifikasi harga menjadi dasar bagi masyarakat untuk menilai mengenai standar keadilan. Etika dibangun di atas rasa keadilan. Jadi, perilaku yang tidak etis dalam penetapan harga adalah berkaitan dengan usaha untuk mendapatkan keuntungan secara tidak adil dari pelanggan. Kenaikan harga yang berkaitan dengan biaya merupakan alasan terbaik terhadap perlawanan yang akan dilakukan oleh para pelanggan.

Daftar Istilah

1. Diskriminasi harga (price discrimination) adalah pengenaan harga yang berbeda-beda kepada beberapa pelanggan atas produk-produk yang pada dasarnya sama.

2. Dumping adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan. Dumping memiliki pengertian yang sama dengan predatory pricing, tetapi khusus terjadi di pasar internasional.

3. Eksploitasi harga (price gouging) adalah penetapan harga produk yang sangat tinggi karena perusahaan memiliki kekuatan pasar.

4. Batasan (constraints) adalah kondisi perusahaan ketika menghadapi keterbatasan sumber daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran yang optimal.

5. Batasan nonnegativitas (nonnegativity constraints) adalah kondisi perusahaan ketika menghadapi keterbatasan sumber daya dan permintaan dalam suatu pemilihan bauran yang optimal dan secara sederhana mencerminkan bahwa produk dalam jumlah negatif tidak mungkin diproduksi.

6. Keputusan bauran produk (product mix decision) adalah keputusan yang berhubungan dengan pemilihan bauran produk dalam suatu suatu proses produksi bersama (joint

production process) atau proses bersama (joint process) yang dapat berdampak

signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

7. Keputusan membuat-atau-membeli (make-or-buy decisions) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk membuat atau membeli komponen-komponen yang digunakan dalam suatu proses produksi.

8. Keputusan mempertahankan-atau-menghentikan (keep-or-drop decisions) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk

mempertahankan atau menghentikan suatu segmen, seperti lini produk.

9. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut (sell or process further decision) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk menjual atau memproses lebih lanjut produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process).

10. Keputusan pesanan khusus (special-order decisions) adalah pembuatan keputusan yang berhubungan dengan pemilihan di antara alternatif untuk menerima atau menolak suatu pesanan dari pelanggan dengan suatu harga khusus (di bawah harga normal).

11. Biaya kesempatan (opportunity cost) adalah biaya yang terjadi sebagai akibat atas hilangnya peluang pasar.

12. Biaya relevan (relevant cost) adalah biaya masa depan (future cost) yang berbeda di antara berbagai alternatif (differ across alternatives).

13. Biaya target (target costing) adalah suatu metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (harga target) yang pelanggan bersedia untuk membayarnya.

14. Markup adalah persentase yang ditambahkan pada basis biaya pada proses penetapan harga (pricing).

15. Pembuatan keputusan taktis (tactical decision making) adalah pembuatan keputusan yang didasarkan atas pemilihan di antara beberapa alternatif dengan pertimbangan waktu yang segera dan tinjauan yang terbatas.

16. Pembuatan keputusan strategis (strategic decision making) adalah pembuatan keputusan untuk memilih di antara beberapa alternatif strategi, sehingga keunggulan kompetitif perusahaan dalam jangka panjang akan dapat dicapai.

17. Pemrograman linear (linear programming) adalah suatu metode pendekatan algoritma yang digunakan untuk mencari solusi optimal di antara berbagai solusi yang layak dipertimbangkan.

18. Penentuan biaya berdasarkan harga (price-driven costing) adalah metode penentuan biaya produk atau jasa berdasarkan harga (price-driven). Dengan kata lain, price-driven costing memiliki pengertian yang sama dengan target costing.

19. Penetapan harga predator (predatory pricing) adalah praktik pengaturan harga yang lebih rendah dibandingkan dengan biaya dengan tujuan untuk merugikan pesaing dan mengeliminasi persaingan.

20. Phantom freight adalah biaya kirim istimewa yang terjadi karena produk dikirim kepada pelanggan yang jaraknya sangat dekat.

21. Produk bersama (joint product) adalah beberapa jenis produk yang dihasilkan dalam suatu proses produksi bersama (joint production process) atau proses bersama (joint process).

22. Seperangkat batasan (constraint set) adalah semua keterbatasan yang dihadapi perusahaan dalam usahanya untuk memilih bauran yang optimal.

23. Seperangkat solusi yang layak (feasible set of solutions) adalah kumpulan semua solusi yang layak yang dimiliki perusahaan ketika perusahaan memilih bauran yang optimal. 24. Solusi layak (feasible solution) adalah solusi yang dapat mengatasi keterbatasan yang

terdapat dalam model pemrograman linear.

25. Solusi optimal (optimal solution) adalah pilihan solusi terbaik di antara berbagai kemungkinan solusi yang tersedia bagi perusahaan karena dapat memaksimalkan perolehan margin kontribusi total.

26. Tindakan berskala kecil (small-scale actions) adalah istilah lain untuk pembuatan keputusan taktis yang dilakukan dalam rangka untuk mencapai tujuan yang lebih besar. 27. Titik pisah (split-off point) adalah tahapan dalam suatu proses proses produksi bersama

(joint production process) atau proses bersama (joint process) pada saat beberapa produk

CAPITAL INVESTMENT DECISIONS

Dalam dokumen BAHAN AJAR AKUNTANSI MANAJEMEN (Halaman 32-38)

Dokumen terkait