BAB III PENERAPAN KONSEP CYBER NOTARY DALAM DITJEN
C. Pengajuan Permohonan Pemakaian Nama, Dan Pengesahan
Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 sampai dengan Pasal 4 PP 63/2008, Setiap Yayasan harus mempunyai nama diri. Nama Yayasan yang telah didaftar dalam Daftar Yayasan tidak boleh dipakai oleh Yayasan lain. Nama Yayasan dari Yayasan yang telah berakhir status badan hukumnya harus diberitahukan kepada Menkumham untuk dihapus dari Daftar Yayasan oleh likuidator, kurator, atau Pengurus Yayasan. Kata “Yayasan” hanya dapat dipakai oleh:
a. Yayasan yang diakui sebagai badan hukum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) UU 16/2001 sebagaimana dirubah dengan UU 28/2004, yakni pada saat UU 16/2001 mulai berlaku, Yayasan yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia atau telah didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai izin melakukan kegiatan dari instansi terkait tetap diakui sebagai badan hukum dengan ketentuan dalam jangka waktu paling lambat 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal UU 28/2004 mulai berlaku, Yayasan tersebut wajib menyesuaikan Anggaran Dasarnya dengan ketentuan UU 16/2001 sebagaimana dirubah dengan UU 28/2004.
b. Yayasan yang didirikan berdasarkan UU 16/2001 sebagaimana dirubah dengan UU 28/2004.
Kata “Yayasan” sebagaimana dimaksud dicantumkan di depan Nama Yayasan yang bersangkutan. Dalam hal kekayaan Yayasan berasal dari wakaf, kata “wakaf” dapat ditambahkan setelah kata “Yayasan.” Kata “wakaf” tidak dapat ditambahkan
setelah kata “Yayasan” jika Yayasan bukan sebagai Nazhir. Pemakaian Nama Yayasan ditolak jika sama dengan Nama Yayasan lain yang telah terdaftar lebih dahulu dalam Daftar Yayasan atau bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan. Ketentuan mengenai alasan penolakan pemakaian Nama Yayasan sebagaimana dimaksud berlaku juga bagi Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 71 ayat (1) UU 28/2004 yang memberitahukan kepada Menkumham mengenai penyesuaian Anggaran Dasar Yayasan yang bersangkutan. Dalam hal pemakaian Nama Yayasan ditolak berdasarkan alasan sebagaimana dimaksud, Yayasan dapat mengajukan pemakaian nama lain.
Selanjutnya berdasarkan ketentuan Pasal 4 Permenkumham 5/2014, Pemohon mengajukan permohonan pemakaian nama Yayasan kepada Menkumham melalui Ditjen AHU online. Pengajuan nama sebagaimana dimaksud dilakukan dengan
mengisi format pengajuan nama Yayasan. Format pengajuan nama yayasan sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat nomor pembayaran persetujuan pemakaian nama Yayasan dari bank persepsi dan nama Yayasan yang dipesan. Menurut defenisi dari Pasal 1 angka 3 Permenkumham 5/2014, Pemohon adalah Notaris yang diberikan kuasa untuk mengajukan permohonan pengesahan badan hukum Yayasan melalui Ditjen AHUonline.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 5 Permenkumham 5/2014, Pemohon wajib membayar terlebih dahulu biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan melalui bank persepsi untuk 1 (satu) nama Yayasan yang akan disetujui. Besarnya biaya persetujuan pemakaian nama Yayasan sebagaimana dimaksud sesuai dengan
ketentuan PP 45/2014, yakni sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk setiap persetujuan. Biaya yang telah dibayarkan sebagaimana dimaksud berlaku untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal dibayarkan dan tidak dapat ditarik kembali.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 6 Permenkumham 5/2014, nama Yayasan yang dipesan harus memenuhi persyaratan yang diatur dalam ketentuan Pasal 5 ayat 1 PP 63/2008, yakni pemakaian Nama Yayasan ditolak jika:
a. sama dengan Nama Yayasan lain yang telah terdaftar lebih dahulu dalam Daftar Yayasan; atau
b. bertentangan dengan ketertiban umum dan/atau kesusilaan.
Pemohon wajib mengisi formulir pernyataan yang berisi bahwa nama Yayasan yang dipesan telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan dan Pemohon bertanggung jawab penuh terhadap nama Yayasan yang dipesan.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 7 Permenkumham 5/2014, nama Yayasan yang telah disetujui oleh Menkumham diberikan persetujuan pemakaian nama secara elektronik. Persetujuan sebagaimana dimaksud paling sedikit memuat: a. nomor pemesanan nama;
b. nama Yayasan yang dapat dipakai; c. tanggal pemesanan;
d. tanggal daluarsa; dan e. kode pembayaran.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 8 sampai dengan Pasal 10 Permenkumham 5/2014, Dalam hal nama tidak memenuhi persyaratan pengajuan dan pemakaian nama Yayasan sesuai dengan ketentuan PP 63/2008, Menkumham dapat menolak nama Yayasan tersebut secara elektronik. Nama Yayasan yang telah mendapat persetujuan Menkumham sebagaimana dimaksud berlaku untuk jangka waktu paling lama 60 (enam puluh) hari. Format pengajuan nama Yayasan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 serta surat pernyataan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ditetapkan dengan Keputusan Menkumham.
Sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Permenkumham 5/2014, Permohonan pengesahan badan hukum Yayasan diajukan oleh Pemohon kepada Menkumham melalui Ditjen AHU online. Permohonan Pengesahan Badan Hukum
Yayasan sebagaimana dimaksud harus didahului dengan pengajuan nama Yayasan. Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 11 Permenkumham 5/2014, untuk memperoleh Keputusan Menkumham mengenai pengesahan badan hukum Yayasan, Pemohon harus mengajukan permohonan secara elektronik kepada Menkumham. Permohonan sebagaimana dimaksud harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) hari terhitung sejak tanggal akta pendirian yang telah ditandatangani. Permohonan sebagaimana dimaksud dilakukan dengan cara mengisi format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 12 Permenkumham 5/2014, Pemohon wajib membayar biaya permohonan pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 11 Permenkumham 5/2014 sebelum mengisi format pendirian Yayasan. Biaya pengesahan badan hukum Yayasan dibayarkan melalui bank persepsi. Besarnya biaya pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud sesuai dengan ketentuan PP 45/2014, yakni sebesar Rp. 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu rupiah) untuk setiap permohonan.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 13 Permenkumham 5/2014, Pengisian format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (3) Permenkumham 5/2014 juga dilengkapi dengan dokumen pendukung yang disampaikan secara elektronik. Dokumen pendukung sebagaimana dimaksud berupa surat pernyataan secara elektronik dari Pemohon tentang dokumen untuk pendirian Yayasan yang telah lengkap. Dokumen untuk pendirian Yayasan sebagaimana dimaksud disimpan Notaris, yang meliputi:
a. salinan akta pendirian Yayasan;
b. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya;
c. bukti penyetoran atau keterangan bank atas nama Yayasan atau pernyataan tertulis dari pendiri yang memuat keterangan nilai kekayaan yang dipisahkan sebagai kekayaan awal untuk mendirikan Yayasan;
d. surat pernyataan pendiri mengenai keabsahan kekayaan awal tersebut; dan
e. bukti penyetoran biaya persetujuan pemakaian nama, pengesahan, dan pengumuman Yayasan.
Selain melengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud bagi Yayasan yang pendirinya orang asing, orang asing bersama-sama dengan orang Indonesia, atau badan hukum asing harus melampirkan surat rekomendasi yang diterbitkan oleh kementerian yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang luar negeri atau institusi yang menyelenggarakan urusan di bidang pertahanan dan keamanan negara. Bagi Yayasan yang didirikan berdasarkan surat wasiat, selain melampirkan dokumen pendukung sebagaimana dimaksud, Pemohon juga harus melampirkan dokumen pendukung berupa akta wasiat yang terdaftar pada Pusat Daftar Wasiat. Dalam hal permohonan pengesahan akta pendirian Yayasan yang
kekayaan awalnya berasal dari Yayasan yang sudah tidak dapat menggunakan kata ”Yayasan” didepan namanya, permohonan pengesahan selain melampirkan dokumen sebagaimana dimaksud, juga harus melampirkan:
a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam premise aktanya menyebutkan asal usul pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan yang bersangkutan;
b. laporan kegiatan Yayasan paling singkat 5 (lima) tahun terakhir secara berturut- turut yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh instansi terkait;
c. surat pernyataan pengurus Yayasan bahwa Yayasan tidak pernah dibubarkan secara sukarela atau berdasarkan putusan pengadilan;
e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani oleh pengurus Yayasan dan diketahui oleh Lurah/Kepala Desa setempat atau dengan nama lainnya;
f. pernyataan tertulis dari pengurus Yayasan yang memuat keterangan nilai kekayaan pada saat penyesuaian anggaran dasar;
g. pernyataan pengurus mengenai keabsahan kekayaan Yayasan; dan h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan pengumuman Yayasan.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 14 Permenkumham 5/2014, Pemohon wajib mengisi surat pernyataan secara elektronik yang menyatakan format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan dan keterangan mengenai dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta Pemohon bertanggung jawab penuh terhadap data isian dan keterangan tersebut. Dalam hal format pendirian pengesahan Yayasan dan dokumen pendukung telah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, Menkumham langsung menyatakan tidak berkeberatan atas permohonan pengesahan badan hukum Yayasan secara elektronik.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 15 Permenkumham 5/2014, Menkumham menerbitkan Keputusan Menkumham mengenai pengesahan badan hukum Yayasan dalam jangka waktu paling lama 14 (empat belas) hari terhitung sejak tanggal pernyataan tidak berkeberatan dari Menkumham. Keputusan Menkumham sebagaimana dimaksud disampaikan kepada Pemohon secara elektronik. Notaris dapat langsung melakukan pencetakan sendiri Keputusan Menkumham mengenai pengesahan badan hukum Yayasan, menggunakan kertas
berwarna putih ukuran F4/folio dengan berat 80 (delapan puluh) gram. Keputusan Menkumham sebagaimana dimaksud wajib ditandatangani dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris serta memuat frasa yang menyatakan “Keputusan Menteri ini dicetak dari SABH.”
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 16 dan Pasal 17 Permenkumham 5/2014, dalam hal format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan yang dilengkapi dokumen pendukung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Permenkumham 5/2014 tidak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, Keputusan Menkumham tersebut dicabut. Format pendirian pengesahan badan hukum Yayasan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Permenkumham 5/2014 serta surat pernyataan dan tata cara pengisiannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Permenkumham 5/2014 ditetapkan dengan Keputusan Menkumham.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 18 Permenkumham 5/2014, Dalam hal permohonan pengesahan badan hukum Yayasan tidak dapat diajukan secara elektronik karena disebabkan oleh Notaris yang tempat kedudukannya belum tersedia jaringan internet atau Ditjen AHU online tidak berfungsi sebagaimana mestinya
berdasarkan pengumuman resmi oleh Menkumham, Pemohon dapat mengajukan permohonan secara manual. Permohonan sebagaimana dimaksud disampaikan secara tertulis dengan melampirkan:
b. surat keterangan dari kepala kantor telekomunikasi setempat yang menyatakan bahwa tempat kedudukan Notaris yang bersangkutan belum terjangkau oleh fasilitas internet.
Kemudian berdasarkan ketentuan Pasal 19 Permenkumham 5/2014, Permohonan pengesahan pendirian Yayasan yang telah diajukan dan sedang diproses sebelum diundangkannya Peraturan Menkumham ini, diproses berdasarkan Peraturan Menkumham ini dan Notaris menyampaikan surat pernyataan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 ayat (2) Permenkumham 5/2014 secara tertulis.
D. Pengajuan Permohonan Pemakaian Nama dan Pengesahan Pendirian