• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamanan Selat Malaka dan Selat Singapura

5. Pasal 5, Yurisdiksi dan Klaim

4.5.3. Pengamanan Selat Malaka dan Selat Singapura

Berbicara mengenai selat tidak lepas dari SLOC (Sea Lanes of Communication) yang menyangkut wilayah teritorial setiap negara bahkan dunia internasional karena pentingnya selat tersebut sebagai jalur transportasi dan komunikasi yang menghubungkan antara satu negara dengan negara lain baik untuk kepentingan poitik, ekonomi, sosial budaya maupun militer , bahkan kadangkala sering menimbulkan perselisihan atau salah pengertian tapal batas (boundaries) yang

menyangkut keaulatan (sovereignty) territorial laut diantara masing-masing negara

yang diapit oleh selat tresebut.

Sea Lane of Comunication yang penting di dunia antara lain 97 :

a. Canal Panama. Kanal ini merupakan kanal yang diapit oleh Republik Panama dan Amerika Serikat. Berdasarkan konvensi Hay-Varilla tahun 1903 masuk dalam kedaulatan Amerika Serikat.

b. Selat Dardanelles dan Bosphorus, selat ini sudah sudah mengalami konvensi dua kali pada tahun 1923 di Lausanne dan Montreaux tahun 1936 , pada awalnya selat ini diakui sebagai kedaulatan negara Turki sehingga kapal-kapal dari negara lain melalui rute laut Hitam. Semenjak konvensi yang kedua selat tersebut resmi dijadikan selat Internasional yang bisa dilalui oleh negara Turki, Britania Raya, Francis, Italia, Jepang, Bulgaria, Greece, Romania, Unisoviet dan Yugoslavia .

c. Kanal Suez, konvensi terusan suez berlangsung pada tahun 1936 antara Egypt (Mesir) dengan negara Inggris tetapi semenjak tahun 1956 terusan Suez merupakan kedaulatan negara Mesir (Egypt).

d. The Gulf of Aqaba, perairan ini merupakan posisi yang unik dimana banyak berbatasan dengan beberapa negara antara lain saudiArabia, Israel, Yordania.

e. The Antartic Region, Laut Antartic berhubungan langsung dengan territorial Unisoviet dan juga beberapa Negara lain antara lain Argentina, Chili, Inggris yang hingga saat ini masih jadi status quo karena kondisi iklimnya yang dingin.

f. Adiz, Cadiz , merupakan berbatasan laut antara negara Kanada dan Australia.

g. Selat Malaka, selat ini merupakan territorial dari negara Indonesia, Singapura dan Malaysia, ada keinginan dari Amerika Serikat dan Jepang menghendaki selat ini merupakan selat internasional tetapi hal ini di tolak oleh Indonesia dan Malaysia hingga saat ini selat ini merupakan wilayah

97 Letjen (Pur) Purbo, Opcid page 22.

teritorial dari tiga negara dimana untuk pengamanannya sering dilakukan patroli bersama antar Malaysia, Singapura dan Indonesia.

Gambar 4-8 Peta SLOC Internasional

Sumber : Letjen Pur Purbo S. Suwondo, Strategic Internasional Chokepoints in the Indonesian Archipelagic Waters .

Gambar 4-9 Jalur SLOC yang melintasi perairan Indonesia 98 .

Sumber : Letjen Pur Purbo S. Suwondo, Strategic Internasional Chokepoints in the Indonesian Archipelagic Waters page 66.

98

Gambar 4-10 Jalur SLOC dan strategi Choke-points di dunia.

Sumber : Letjen Pur Purbo S. Suwondo, Strategic Internasional Chokepoints in the Indonesian Archipelagic Waters page 66.

Pengamanan selat Malaka dan Singapura timbul karena ekses yang terjadi karena perkembangan yang pesat di bidang perkapalan dan perubahan strategi militer secara global dari negara besar (Rusia, Amerika Serikat, Jepang), sejak tahun 1967 mulai pembuatan kapal tangki raksasa yang membawa minyak dari Timur Tengah ke Jepang dan Timur Jauh yang melewati selat Malaka dan selat Singapura. Semakin banyaknya kapal tangki raksasa yang melewati selat malaka dan selat Singapura sehingga sering menimbulkan kecelakaan diperairan tersebut karena semakin banyaknya kapal yang lewat, selatnya sempit , dangkal, dan berbelok-belok, sehingga mempengaruhi keamanan dan kelestarian lingkungan hidup laut di sekitar negara pantai yaitu Indonesia, Malaysia dan Singapura 99.

Selat Malaka merupakan selat yang ramai, seperti yang disampaikan oleh Chia Lin Sien dalam bukunya Southeast Asian Seas frontier for Development,

”The waters of the Straits of Malacca have for ravelers been used for navigation as maritime highway for traders, ravelers teachers, soldiers, and ravelers. Together with the Sunda Straits, they provide the sea links between the western world, Northern Africa and west and South Asia, on the one hand, and Southeast Asia and the Eastern worl on the orther ”. 100 (Perairan selat Malaka merupakan perairan yang sibuk yang digunakan untuk perdagangan, militer dan pariwisata. Bersama-sama dengan selat Sunda, merupakan menghubungkan laut antara dunia Barat, Afrika Utara dan Barat serta Asia Selatan dan yang lainnya)

Selat ini dilewati oleh kapal besar sebagai jalur pelayaran internasional yang penting di dunia serta memiliki nilai ekonomis dan strategis yang tinggi. Panjang selat malaka sekitar 800 km dan lebar sekitar 1,5 mil (2,7 km) pada titik tersempit berada di selat Philips, selat ini menghubungkan dari India ke Cina , dari Erofa dan Timur Tengah ke Asia Timur yang merupakan jalur komoditi ekonomi sehingga tidak heran banyak negara yang ini menguasai selat ini karena nilai strategisnya. Berdasarkan dari data situs Wikipedia jalur selat Malaka setiap tahunnya dilalui oleh 50 ribu kapal yang mengangkut ¼ dari perdagangan dunia dan 200 kapal tiap hari dimana 72 % adalah kapal tengker yang mengangkut minyak dan sumber energi lain dari Samudra Hindia ke Samudra Pasifik menuju Negara Jepang, Cina dan Korea . Setengah dari minyak dunia melalui selat ini dengan jumlah 11 juta barel minyak perhari dengan hasil sumberdaya laut ikan untuk Indonesia sebesar 380.000 ton ( 60 % total tangkapan ikan tiap tahun dari selat ini ). Semakin banyaknya kapal yang lewat diselat Malaka dan selat Singapura, sering terjadinya perombakan ditengah laut yang dilakukan oleh bajak laut dan terorisme serta keinginan negara Jepang, Amerika dan Singapura menjadikan selat tersebut menjadi perairan internasional sehingga kapal bebas untuk melewati selat tersebut. Tetapi hal ini ditentang oleh negara pantai seperti Indonesia dan Malaysia karena berpengruh terhadap keamanan, kelestarian lingkungan bagi negara Indonesia dan Malaysia.

Singapura sering melibatkan Amerika Serikat dalam pengamanan sedangkan Indonesia dan Malaysia tidak setuju dengan alasan bahwa selat Malaka dan Selat Singapura merupakan tanggung jawab dari Indonesia, Malaysia dan Singapura yang tidak melibatkan pihak negara lain, seperti yang disampaikan dalam

...” both Indonesian and Malaysian agreed that they were not

international straits, while fully recognizing their use for international shipping in

accordance with principle of innocent passage ”.... 101 ( ….Indonesia dan Malaysia

menyetujui bahwa selat Malaka bukan selat internasional dengan koordinasi untuk kapal-kapal internasional sesuai dengan prinsip dari lintas damai……..)

Keinginan Amerika menguasai Geopolitik dikawasan Asia khususnya di Asia Tenggara dan selat Malaka merupakan jalur pelayaran Armada Ketujuh AS yang beroperasi di wilayah Samudra Pasifik dan Hindia, apalagi semenjak berakhirnya pangkalan Amerika di Clark dan Subic (Wilayah Filipina) sehingga Amerika sedang mencari pangkalan pengganti yang berada di kawasan Asia Tenggara walaupun negara Asean anti terhadap intervensi oleh bangsa lain yang berada diteritorial negaranya kecuali negara Singapura yang memberikan pangkalan untuk Amerika secara terbatas karena wilayah Singapura yang kecil.

Dengan padatnya lalu lintas di selat Malaka maka rawan terhadap pembajakan ( piracy) dan terorisme sehingga akan menganggu akses pelayaran dan perdagangan lintas negara walaupun pembajakan di selat malaka ini berlangsung sudah lama. Semenjak isu terorisme mengemuka berdasarkan dari sumber data International Maritime Bureau bahwa pada tahun 2001 pembajakan dan terorisme diwilayah Selat Malaka meningkat , pada tahun 1994 terjadi 25 pembajakan, tahun 2000 terdapat 220 pembajakan, tahun 2003 terjadi 150 serangan. Untuk mengurangi pembajakan di selat Malaka maka pada tahun 2004 negara Indonesia, Malaysia dan Singapura meningkatkan patroli angkatan lautnya diharapkan pembajakan di perairan selat Malaka berkurang walaupun dari data yang sama diperoleh untuk tahun 2004 pembajakan terjadi sebanyak 190 kali, sehingga kegiatan patroli tersebut tidak menunjukkan hasil yang maksimal.

Negara besar dikawasan Asia seperti Cina, India, Jepang dan Indonesia menjadikan selat ini menjadi selat yang bernilai strategis dan vital sehingga mengharapkan keamanan dan dan kelancaran di selat malaka. Khususnya negara Cina, Jepang yang mengandalkan kemananan diwilayah perairan ini agar impor minyak yang melalui jalur perairan ini aman. Selat Malaka menjadi isu geopolitik

101 Peter Polomka, Ocean Politics in Southeast Asia,Institute of Southeast Asian Studies Singapore, Page 41.

dan geostrategi karena keinginan Amerika untuk mengamankan jalur ini walaupun selat ini berbatasan langsung dengan negara Indonesia, Malaysia dan Singapura. Negara besar seperti Amerika dan Cina menaruh perhatian besar kepada keamanan selat Malaka karena keterkaitan 3 faktor yaitu ekonomi, militer dan minyak atau yang dikenal dengan SLOC ( Sea Lane of Communication ).

Keterlibatan Amerika dalam keamanan selat Malaka disetujui oleh Singapura yang justru di tentang oleh Malaysia dan Indonesia yang beranggapan bahwa level ini dapat diselesaikan dilevel regional tanpa harus campur tangan dari Amerika. Pada bulan Juni tahun 2005 telah ada kata sepakat dari negara pantai berupa prinsip kerjasama maritim berupa pertama tanggung jawab keamanan selat Malaka terletak pada negara pantai, kedua negara pengguna dan masyarakat internasional termasuk badan internasional dapat memainkan peranan dan kontribusi kepada keamanan selat Malaka, ketiga setiap langkah kooperatif yang dilakukan negara lain harus didasarkan pada hukum internasional dan menghormati kedaulatan negara pantai.

Walaupun isu pembajakan dan terorisme yang berada di selat Malaka sudah dilaksanakan oleh tiga negara melalui kerjasama patroli atau The Malacca Straits Sea Patrols namun tetap harus diwaspadai oleh Indonesia dan Malaysia karena sewaktu-waktu isu ini muncul kembali dengan negara Amerika sebagai negara yang mau menangani langsung keamanan selat Malaka. Keamanan dan pengelolaan selat Malaka harus mendapatkan perhatian yang serius terutama Indonesia dapat mengamankan selat malaka dan sekitarnya termasuk laut Cina Selatan (kepulauan natuna) yang menjadi teritorial wilayah Indonesia. Isu terorisme dan pembajakan (piracy) muncul ketika Amerika berkeinginanan ikut serta mengamankan selat Malaka padahal masalah pembajakan terkait dengan masalah ekonomi dan terorisme terkait dengan politik. Hal ini merupakan keinginan Singapura yang melibatkan negara Amerika untuk terlibat langsung keamanan di selat Malaka karena ketakutan dan kemampuan Singapura terhadap konflik dengan negara tetangganya seperti Indonesia.

Bila dilihat dari pernyataan beberapa nara sumber pada umumnya menyatakan bahwa perjanjian ini merugikan karena terkoreksinya kedaulatan

Indonesia disebabkan dipakainya daerah latihan oleh negara lain selama 25 tahun

apalagi melibatkan pihak ketiga yang menjadikan legitimasi negara pihak ketiga memasuki wilayah Indonesia yang menginjak harga diri bangsa Indonesia dan akan mengancam kedaulatan dan keutuhan NKRI sehingga akan terjadi intervensi terhadap keamanan Indonesia . Hal ini senada yang disampaikan oleh pengururs Pusat Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD) ke komisi I DPRRI tanggal 26 Juni 2007 yang diwakili oleh Soerjadi, Yogi Supardi, Abdul Gani. Termasuk juga kalangan DPRD OKU dan DPRD kepulauan Riau.

Berdasarkan Undang-undang Dasar 1945 Bab XII Pertahanan dan Keamanan Negara Pasal 30 pada ayat (2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dlaksanakan melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagaimkekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan pendukung. Dijelaskan juga dalam Undang-undang No 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara pada Bab I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat 1 Pertahanan negara adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah, Negara kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Dalam penerapan teori territorial Defence oleh adam robert sangat sesuai diterapkan dalam kedaulatan Indonesia disamping teori kedaulatannya sendiri.

Jadi sangat jelas disini Kedaulatan negara merupakan hal yang sangat penting dalam kerangka suatu negara sehingga dalam perjanjian pertahanan RI-Singapura menimbulkan permasalahan Kedaulatan, dimana wilayah Indonesia dipakai oleh negara lain untuk kegiatan latihan militer apalagi melibatkan pihak ketiga sehingga dirasakan menginjak-nginjak kedaulatan negara dan secara tidak langsung dan sadar menjajah negara Indonesia yang dilegalkan dalam bentuk kerjasama latihan militer. Kita harus menjaga tanah air kita seperti yang disampaikan oleh Jendral besar Sudirman ” Pertahankan rumah dan pekarangan kita sekalian” 102.

102 Amanat Jendral besar Sudirman dalam rangka peresmian status/kedudukan TRI bagian udara sejajar dengan TRI-TRI lainnya pada tanggal 9 April 1946. Soedirman dan Sudirman, Pusat Sejarah TNI , 1 September 2004, halaman 33.