• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perimbangan kekuatan Indonesia-Singapura

5. Pasal 5, Yurisdiksi dan Klaim

4.1.4. Perimbangan kekuatan Indonesia-Singapura

Untuk menjelaskan seberapa jauh perbandingan peta kekuatan Pertahanan Indonesia dan Singapura yang di dari segi anggaran, kekuatan personil dan alutsistanya. Data ini diperoleh dari Military Balance 2008 yang diterbitkan oleh The International Institute for Strategic Studies (IISS), London .

Tabel 4.1.

Perimbangan Anggaran Pertahanan,PDB dan Jumlah penduduk (2008) Dalam US Dollar

Jenis Indonesia Singapura Filipina Malaysia Thailand Anggaran 2,6 Milyar 10,05 Milyar 0,9 Milyar 3,08 Milyar 2,2 Milyar

PDB 346 M 132 M 118 M 143 M 207 M % PDB 0,8 7,6 1,1 2,2 1,9 Jumlah Penduduk (Jt) 231.820.879 4.492.720 89.468.677 24.385.136 64.631.502

Tabel 4.2.

Perimbangan Kekuatan Militer Asia Tenggara (2008) Jumlah Tentara Aktif ( dalam ribu)

Angkatan Indonesia Singapura Filipina Malaysia Thailand Darat 233 50 66 80 190 Laut 45 9 24 14 70.6 Udara 24 13.5 16 15 46

TOTAL 302 72.5 106 24.6 306.6

Sumber : Military Balance 2008

Tabel 4.3.

Perimbangan Kekuatan Militer Asia Tenggara (2008) Kendaraan Tempur yang dilengkapi Persenjataan

Jenis Indonesia Singapura Filipina Malaysia Thailand

Main BattleTank 0 196 0 0 333 Light Tank 350 350 65 26 515 Recee 142 22 0 418 32 AIFV’s Armoured Infantry Fighting Vehicle 11 272 85 111 0 APC’s Armoured Personnel Carrier 356 1280 370 1.020 950 Jumlah 859 2024 520 1575 1830

Tabel 4.4.

Perimbangan Kekuatan Militer Asia Tenggara (2008) Kapabilitas Persenjataan Artileri

Jenis Indonesia Singapura Filipina Malaysia Thailand Tank 0 100 0 0 333 GAFV’s 366 372 125 26 793 APC’s 356 1280 370 1.020 950 Towe Arty Mortir 1060 875 265 112 242 40 414 232 553 1900 Jumlah 2010 1971 777 1692 4529

Sumber : Military Balance 2008

Tabel 4.5

Perimbangan Kekuatan Militer Asia Tenggara (2008) Naval Combat Ships

Jenis Indonesia Singapura Filipina Malaysia Thailand Submarines 2 4 0 0 0 Frigates 11 3 1 3 10 Corvettes 18 6 0 8 9 Patrol and Coastal Combatant 41 29 62 14 87 Mini Countermeassures 11 4 0 4 19 Logistic and Support 28 2 12 9 15 Amphibious 26 4 7 1 16 Landing Craft 65 34 115 13

Jumlah 202 86 82 154 169

Tabel 4.6.

Perimbangan Kekuatan Militer Asia Tenggara (2008) Air Force

Jenis Indonesia Singapura Filipina Malaysia Thailand Aircraft Combat 94 108 30 68 165 Helicopters 49 64 27 42 47

Jumlah 143 172 57 110 212

Sumber : Military Balance 2008

4.2. Kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dari temuan hasil penelitian tentang Kedaulatan dan keutuhan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, kedaulatan merupakan suatu harga diri yang harus dipertahankan oleh suatu negara, hasil temuan beragam yang diterima oleh Penulis dalam melaksanakan wawancara dengan beberapa nara sumber antara lain :

Kepala Biro Hukum Dephan, prinsip-prinsip yang harus diingat oleh kedua belah pihak yaitu, prinsip yang tercantum dalam Piagam PBB, Perjanjian Persahabatan dan Kerja Sama di Asia Tenggara, Konvensi tentang Hukum Laut PBB, dan Perjanjian Zona Bebas Nuklir Asia Tenggara. Dengan demikian, kedua belah pihak harus mempunyai

keyakinan bahwa para pihak akan menghormati dan menjunjung tinggi hukum internasional dan hukum serta peraturan perundang-undangan nasional masing-masing pihak. Terkoreksinya kedaulatan NKRI tidak perlu dikhawatirkan apabila kita berpegang

pada prinsip di atas, sesuai dengan Piagam ASEAN yang menyatakan bahwa di antara negara ASEAN dilarang untuk mencampuri urusan dalam negeri masing-masing.

Wahyu Suhendar Departemen Pertahanan. Kita kembali pada aturan

kalau kalau mau buat Perjanjian Pertahanan harus ijin DPR, sistem kita kan Presidentil, karena banyak pro dan kontra dan Presiden mementingkan kepentingan Internasional. Coba dibaca baik-baik seperti take and give, Jadi Singapura punya

mobil, punya pesawat tapi ngak punya jalan , itulah kelemahan Singapura dapatkah kita gunakan untuk kepentingan Internasional.

Bebep Djunjunan Departemen Luar Negeri, IA ditandatangani

meyebutkan kawasan, setiap latihan harus diawasi oleh personil TNI, jadi tidak ada yang dirugikan, jadi di daerah Bravo targetnya tidak boleh pulau , targetnya harus moving target/pulau simulasi, kapal yang diledakkan merupakan kapal yang sudah rusak yang dibeli dari Indonesia. Masalah mengapa dia pilih disitu. Singapura punya dua kepentingan pertama mereka alutsista yang kuat kalau tidak digunakan, kedua dia merupakan show of force bahwa dia mempunyai alutsista dan dia menjadi power di kawasan tersenbut.

Menurut Effendy Choirie, rakyat sekarang memperhatikan aspek kedaulatan artinya rakyat punya harga diri karena cinta tanah air walaupun rakyat belum memperoleh apa-apa, yang bertanggung jawab kedaulatan yaitu Presiden yang diwakili para menterinya. Parameter kedaulatan seperti apa, orang lain masuk ke negara kita baik legal maupun ilegal sama saja menjajah negara kita, parameter pertama latihan dengan alat yang canggih ke negara kita itu sudah menjajah dan sudah melecehkan negara kita, kedua mungkin secara formal pakai ijin tapi kita secara tidak sadar orang masuk secara legal punya motif lain untuk kepentingan negara mereka ada maksud tertentu kriteria inilah yang menjadi bahasan kita dalam kontek DCA jangan-jangan dia mau menjajah dengan cara formal tapi kita mempersilahkan mereka masuk nah lebih berbahaya.

Hasjim Djalal, Bantarto, Andi beranggapan kalau dilihat dari MTA kita rugi karena menyangkut kedaulatan, dimana geografis daerah latihan yang digunakan diwilayah Indonesia tapi kalau diluar MTA kita untung.

Dicky, yang menjelaskan bahwa kita harus bangun kemampuan sistem pertahanan dan pengawasan yang kuat terlebih dahulu, jadi apabila terjadi pelanggaran, Indonesia bisa menekan Singapura. Perjajian tersebut belum final dan harus di olah di dalam negeri masing-masing karena belum diratifikasi jadi tidak ada masalah bila batal karena perjajian tersebut merupakan pandangan dari tiap-tiap masing-masing negara.

4.3. Ketahanan Nasional.

Kepala Biro hukum Dephan berpendapat bahwa kerjasama ini dapat

memperkuat ketahanan nasional masing-masing negara apabila para pihak menjalankan muatan dari perjanjian kerja sama tersebut secara konsisten, saling menghargai kedaulatan, menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing pihak. Dengan belum diratifikasinya DCA RI-Singapura, maka perjanjian kerjasama pertahanan tersebut belum dapat berlaku.

Wahyu Suhendar, kalau dihadapkan DCA dengan Tanas maka latar

belakang nya kita harus bersahabat dengan negara lain tidak ada negara yang hidup tanpa negara lain . Dengan adanya kerjasama patroli, dan kerjasama yang lain, kejadian sunami merupakan memperkuat Tanas, tetapi disisi lain untuk masalh geografi yang menjadi pertimbangan karena ada batas-batas yang belum diatur mengenai perbatasan.

Hal yang lebih konprehensif diberikan oleh Dirgo D. Purbo, sudah pastinya akan memperlemah nilai Ketahanan Nasional Republik Indonesia karena dalam ilmu militer penguasaan mengenai data geografi merupakan informasi sangat utama untuk memenangkan pertempuran/peperangan. Data geografi ini merupakan elemen geopolitik yang sangat fundamental untuk dimiliki oleh suatu negara untuk menentukan arah kebijakannya. Menurut John Vessey adai empat elemen pokok atas pengetahuan Geography yang perlu dikuasai oleh tentara pada suatu negara yaitu Phisical Geograpy, Cultural Geography, Political-Military, Geography, Area Analyses. Dengan pertimbangan uraian diatas dan empat elemen geography, berarti tentara Singapura juga akan mendapatkan informasi atas elemen elemen geopolitik pada wilayah yang mempunyai kandungan energy sangat besar di Indonesia. Melihat begitu strategisnya wilayah kerjasma yang dikehendaki Singapura, timbul tiga pertanyaan yang mengganjal , Pertama ; Mengapa Singapura yang menentukan wilayah latihan militernya terutama Alpha Satu. (chokepoint) .

Menurut Bantarto dan Dicky, akan memperlemah sistem ketahanan nasional kita .

Andi, kalau secara jangka pendek untuk menuju DCA memperlemah Ketahanan Nasional karena menimbulkan konflik politik antara Indonesia dan Singapura dan internal Indonesia, tapi jangka panjang dengan asumsi bahwa kita bekerjasama dengan negara sahabat untuk bangun stabilitas dia akan memperkuat ketahanan seperti alih tekhnologi tapi untuk sementara memperlemah ketahanan nasional.

B. ANALISA PENELITIAN.

4.4. Perjanjian DCA yang dilaksanakan oleh Indonesia-Singapura.

Dalam bagian ini yang akan dianalisa adalah isi perjanjian DCA berdasarkan perjanjian yang sudah ada, sumberdata yang berasal dari wawancara, Buku Putih Pertahanan Indonesia tahun 2008, teori pendukung untuk memperkuat analisa serta sumber data lainnya.