• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamat : Penerapan PPN untuk Bisnis Online, Hambat Pertumbuhan E-commerce, August 6,

Aktivitas Komunikasi Perempuan Pebisnis Online Anne Maryani

2 Pengamat : Penerapan PPN untuk Bisnis Online, Hambat Pertumbuhan E-commerce, August 6,

Sistem dan teknis berkomunikasi di internet membangun sebuah kondisi yang memungkinkan pengguna internet dapat menggunakannya secara positif maupun negatif yang berimplikasi pada masalah sosial, ekonomi, budaya, agama dan sebagainya.

Kajian Pustaka

Interaksi perempuan pebisnis online dengan konsumen ataupun netizen umumnya memiliki simbol komunikasi yang sama di internet, mereka disatukan dalam proses interaksi yang dikerangka oleh aturan komunikasi virtual yang memiliki makna khusus yang agak berbeda dengan komunikasi langsung. Seperti panggilan sis untuk perempuan atau gan untuk pria. Teori interaksionisme simbolis merujuk pada karakter interaksi khusus yang berlangsung antar manusia. Aktor tidak semata-mata beraksi terhadap tindakan yang lain, tetapi dia menafsirkan dan mendefinisikan setiap tindakan orang lain (Soeprapto, 2002:121). Blumer (dalam Soeprapto, 2002:121) menyatakan, bahwa individu bukan dikelilingi oleh lingkungan obyek-obyek potensial yang mempermainkannya dan membentuk perilakunya. Gambaran yang benar ialah dia membentuk obyek-obyek itu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa manusia adalah mahluk yang aktif, sadar dan reflektif, yang menyatukan obyek- obyek yang diketahuinya melalui apa yang diketahuinya melalui yang disebut Blumer sebagai self- indication yaitu proses komunikasi yang sedang berjalan dimana individu mengetahui sesuatu, menilainya, memberinya makna dan memutuskan untuk bertindak berdasarkan makna itu (Soeprapto,2002:122). Dalam perspektif interaksionisme simbolis, manusia adalah mahluk yang sadar, dan aktif dalam memaknai simbol-simbol yang diperolehnya melalui interaksi. Upaya kreatif untuk membangun makna yang sama mengenai simbol-simbol komunikasi virtual yang dilakukan perempuan pebisnis online karena para netizen memiliki kesadaran dan aktif dalam memberi makna terhadap simbol-simbol komunikasi yang digunakan dimedia virtual.

Teknologi revolusioner seperti internet yang telah mengubah pola komunikasi konvensional tatap muka menjadi komunikasi yang tidak berbatas ruang dan waktu memilki implikasi positif dan negative dalam kehidupan netizen. Ellis (dalam Littlejohn, : e ataka , Media a g terbesar pada suatu waktu akan membentuk perilaku dan pemikiran. Ketika media berubah, demikian juga dengan cara pikir kita, cara kita mengatur informasi, dan berhubungan dengan orang lai . I te et se agai edia a u e iliki pe a pula dala e gu ah ka akte ko u ikasi penggunanya, Mc Luhan (dalam Littlejohn, 2009:413), menyebutnya dunia maya dan teknologi yang terkait dengan media komputer telah menciptakan realitas tambahan. Pergeseran ini mengacu pada apa a g saat i i dike al de ga edia a u . Le ih la jut Mark Poster (dalam Littlejohn, 2009 : 413) dalam teori media baru menandai periode baru bahwa teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Konsep tersebut menarik perhatian pada bentuk-bentuk penggunaan media yang baru yang dapat berkisar dari informasi individu dan kepemilikan pengetahuan hingga interaksi. Media baru lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. Komunikasi bisnis perempuan pebisnis online memperluas dimensi komunikasi bisnis pada ruang yang lebih luas dengan memanfaatkan aplikasi- aplikasi pendukung komunikasi online sehingga mampu membangun atmosfer relasi yang jauh melampaui relasi bisnis. Pendukung pandangan ini Pierre Levy (dalam Littlejohn,2009) memandang

World Wide Web sebagai “ebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel dan dinamis, yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan juga terlibat dalam dunia demokratis yang berorientasi pada masyarakat . Dunia maya memberikan tempat pertemuan

P r o c e e d i n g | C o m i c o s 2 0 1 5

semu yang memperluas dunia sosial, menciptakan peluang pengetahuan baru, dan menyediakan tempat untuk berbagi pandangan secara luas.

Berbagai aplikasi komunikasi di internet memiliki dimensi yang berbeda dalam implikasinya. Sehingga perempuan pebisnis online memerlukan kreativitas dalam memilih pesan dan membangun interaksi dengan pelanggan ataupun netizen lainnya. Teori Hyperpersonal communication berasumsi bahwa komunikasi melalui media online memiliki efek yang agak berbeda dibanding Face to Face, sepe ti di ataka Walthe s 1 kondisi pengguna internet yang anonim di internet telah

menciptakan kesempatan bagi pengguna internet untuk lebih baik dan leluasa dalam memberikan kesan dan membangun keintiman yang lebih baik dibandingkan dengan situasi komunikasi tatap muka (Face to Face). Hal ini dapat dimengerti karena pengguna internet lebih nyaman dengan kondisi anonimnya sehingga bebas untuk mengekspresikan keinginan-keinginan dan perasaannya tanpa rasa malu. Walther mengklaim pengguna internet dapat menyusun terlebih dahulu pesannya sehingga dapat lebih menyeleksi pesan atau informasi yang dikirim agar memberi kesan positif pada penerima pesan.

Tujuan Penelitian:

(1) Saluran/aplikasi yang digunakan dalam aktivitas komunikasi perempuan pebisnis online. (2) Kreativitas perempuan pebisnis online dalam mengemas pesan di internet.

(3)Upaya perempuan pebisnis online membangun kepercayaan dari konsumen.

Metode penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Studi kasus menurut Bungin (2003:19), dapat mengantarkan peneliti memasuki unit-unit sosial terkecil seperti perhimpunan, kelompok, keluarga, dan berbagai bentuk unit sosial lainnya. Studi kasus dikenal juga sebagai studi yang bersifat komprehensif, intens dan mendalam serta lebih diarahkan sebagai upaya menelaah masalah-masalah atau fenomena yang bersifat kontemporer, kekinian. Menurut Yin (1996) penelitian studi kasus lebih banyak berkutat pada atau berupaya menjawab pertanyaan-pe ta aa ho agai a a , da h e gapa , se ta pada ti gkat te te tu juga e ja a pe ta aa hat apa/apakah , dala kegiata pe elitia .

Berdasarkan batasan tersebut dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk mernahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel- variabelnya. Bahan diperoleh melalui wawancara, observasi, kepustakaan dan dokumentasi. Informan dipilih melalui sampling purposive dan diperoleh informan perempuan pebisnis online yang berdomisili di Bandung, Jakarta, Bogor, Depok. Informan adalah pebisnis online yang minimal sudah menjalankan bisnisnya selama satu tahun dengan penghasilan kotor kurang lebih 50 juta per bulan. Pebisnis tersebut bergerak dibidang produksi dan penjualan barang seperti hijab, tas, sajadah anak, taman hias mini dalam gentong, baju renang muslim, kosmetik, boneka anak.

1 Walther, J. B. (1996). Computer-mediated communication: Impersonal, interpersonal, and hyperpersonal interaction.

Pembahasan

Saluran/aplikasi yang Digunakan dalam Aktivitas Komunikasi Perempuan Pebisnis online

Perempuan pebisnis online melakukan interaksi melalui berbagai aplikasi komunikasi di internet seperti, facebook, Yahoo Messenger, website, blog, email dan aplikasi lainnya yang terintegrasi dalam smartphone seperti mobile phone, BBM, SMS. Diantara sekian banyak aplikasi yang dapat digunakan berkomunikasi, perempuan pebisnis online penulis mengamati aktivitas yang intens banyak digunakan di sosial media facebook. Interaksi dilakukan setiap hari karena perempuan pebisnis online perlu terus membangun relasinya dengan pengguna internet ataupun konsumennya secara langsung maupun tidak langsung. Mark Poster (dalam Littlejohn, 2009 : 413) dalam teori media baru menandai periode baru bahwa teknologi interaktif dan komunikasi jaringan, khususnya dunia maya akan mengubah masyarakat. Konsep tersebut menarik perhatian pada bentuk-bentuk penggunaan media baru yang dapat berkisar dari informasi individu dan kepemilikan pengetahuan hingga interaksi. Media baru lebih interaktif dan menciptakan sebuah pemahaman baru tentang komunikasi pribadi. Le ih la jut Chase : e ataka , ‘ata-rata pengguna facebook

menggunakan facebook 55 menit setiap hari". Tentu saja ini merupakan pasar yang potensial bagi pebisnis untuk memperkenalkan atau mempromosikan produknya di facebook. Penelitian ini menegaskan alasan umumnya informan lebih menyukai menggunakan sosial media facebook karena melalui sosial media ini pengguna internet dapat meluangkan waktu cukup banyak setiap harinya.

Selanjutnya (Jupiter dalam Song, 2009:86) merekomendasi tiga jenis alat komunikasi masyarakat yang paling efektif memaksimalkan interaksi sosial, yaitu chatting dan e-mail, home pages dan weblog, dan alat-alat organize seperti kalender pribadi". Selain sosial media informan juga menggunakan web/blog dan ruang ngobrol di facebook maupun di Yahoo Messenger. Informan umumnya paling sering menggunakan facebook, fasilitas komunikasi seperti blog, website, email, ruang ngobrol di internet, BBM, SMS, dan sebagainya juga dipergunakan untuk mendukung komunikasi di internet.

Perempuan pebisnis online seringkali menggunakan sosial media facebook sebagai media komunikasi dan interaksinya dengan konsumen dan calon konsumennya. Pesan yang dikirim dapat berkaitan langsung dengan bisnis ataupun berkaitan dengah hal lain di luarurusan bisnis. Sebagai contoh Informan seringkali memposting kalimat humor dalam sosial medianya.Berkaitan dengan ini Chase : e egaska ah a, Ke a aka pe ggu a facebook menggunakan facebook

untuk bersenang-senang, mencari teman, mengamati satu sama lai , da lai se agai a . U tuk itu pesan informan di facebooknya juga berisi kalimat sapaan informal,kalimat humor, untuk menunjukkan kepedulian pada pengguna internet juga pada lingkungannya. Bahkan sesungguhnya

facebook diciptakan bukan untuk kepentingan bisnis, namun kreatifitas informan membuat facebook

juga banyak memberi kontribusi bagi aktivitas bisnis informan. Pesan apapun yang disampaikan di fasilitas sosial media maupun aplikasi lainnya di internet, informan harus menyampaikan pesan dalam konteks positif, bila informan ingin membangun reputasinya di dunia maya.Kreatifitas dalam membuat pesan dan membangun relasi dengan pendekatan yang elegan merupakan aspek penting bagi informan untuk menjaga eksistensinya di dunia maya. Goffman (dalam Liliweri, 1997) menyebutnya sebagai upaya menjaga relationship dengan cara memberi kesan yang baik saat berkomunikasi.

Perempuan pebisnis online lebih menyukai facebook karena memiliki fasilitas komunikasi yang sifatnya la gsu g elalui ua g go ol a yang memungkinkan berkomunikasi langsung.

P r o c e e d i n g | C o m i c o s 2 0 1 5

Selain itu mereka juga bisa memberi respons melalui komen-komen yang disampaikan anggota lainnya. Informan dapat mem -posting statusnya dan men-tag gambar produk maupun gambar lainnya. ‘ua g go ol chat) nampaknya memiliki daya tarik tersendiri dikalangan perempuan pebisnis online untuk digunakan dalam berinteraksi online, sehingga mereka pun menggunakan BBM, WhatsApp dan sebagainya. Hal ini dimungkinkan karena ua g go ol e iliki i te sitas komunikasi tinggi dalam feedback, fasilitas ini tepat terutama disaat pebisnis ingin menjelaskan sesuatu yang perlu diketahui konsumennya. Berbeda dengan e-mail,blog , maupun website, karena sifatnya asynchronous (tidak langsung), perempuan pebisnis online menggunakannya hanya untuk kepentingan antara lain display produk.