• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA TEOR

3.3. Indikator Ekonomi

3.3.2. Pengangguran

Pengangguran disebut juga dengan istilah tuna karya, yaitu orang yang tidak bekerja sama sekali. Pengangguran menurut BPS adalah penduduk yang sedang dalam proses mencari pekerjaan atau sudah bekerja namun kurang dari dua hari dalam satu minggu. Pengangguran umumnya disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah angkatan kerja atau penawaran tenaga kerja dengan ketersediaan jumlah lapangan kerja atau kebutuhan tenaga kerja, dimana jumlah pencari kerja lebih besar dibandingkan dengan jumlah lapangan kerja yang ada.

Pengangguran merupakan masalah ekonomi karena pengangguran akan menyebabkan perekonomian suatu Negara tidak optimum. Pengangguran menyebabkan produktivitas perekonomian tidak optimal sehingga pendapatan masyarakat secara agregat tidak optimal dan tidak mampu mencukupi atau menutupi kebutuhan penduduk, yang berampak terhadap kemiskinan dan permasalahan sosial. Pada sisi, pengangguran akan mengurangi pendapatan penduduk secara keseluruhan sehingga masyarakat harus mengurangi pengeluaran konsumsi yang akan berdampak terhadap penurunan permintaan barang dan jasa. Oleh karena itu produsen akan mengurangi jumlah produksi. Hal ini berdampak pada penurunan produksi nasional atau PDB. Penurunan PDB merupakan tanda terjadinya penurunan kemakmuran dan kesejahteraan. Jadi singkat kata, pengangguran akan menyebabkan penurunan tingkat kemakmuran dan kesejahteraan.

Pengangguran yang terlalu tinggi dan berkepanjangan dapat menyebabkan terjadinya kerawanan sosial. Masalah-masalah sosial yang dimaksud biasanya

terjadi oleh efek psikologis yang ditimbulkan dari pengangguran yang berkepanjangan. Hal ini umumnya secara langsung akan menimpa keluarga dan masyarakat terdekat. Secara lebih luas, masalah sosial ini akan mengganggu kestabilan keamanan yang selanjutnya akan berdampak pada terganggunya proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu, pengangguran yang tinggi dan berkepanjangan akan diikuti dengan penurunan PDB dan pendapatan per kapita suatu Negara.

Tingkat pengangguran Cara sederhana untuk menghitung adalah membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. Umumnya tingkat pengangguran dinyatakan dalam prosentase.

Di banyak Negara berkembang, termasuk Indonesia, terdapat istilah pengangguran terselubung. Pengangguran terselubung adalah situasi dimana suatu pekerjaan sebenarnya dapat dilakukan oleh tenaga kerja yang lebih sedikit namun dengan berbagai alasan pekerjaan yang sama dikerjakan oleh jumlah orang yang lebih banyak.

Pengangguran dapat digolongkan berdasarkan penyebabnya:

1. Pengangguran friksional atau Frictional Unemployment, yaitu pengangguran yang sifatnya sementara. Pengangguran jenis ini terjadi karena kendala waktu dan kondisi geografis yang menyebabkan informasi yang diterima oleh pencari kerja terlambat. Akibatnya pencari kerja memerlukan waktu yang lebih lama untuk memenuhi ketersediaan lapangan pekerjaan.

2. Pengangguran musiman atau Seasonal Unemployment, yaitu pengangguran yang terjadi secara musiman dan pada periode tertentu saja.

Contohnya adalah petani sawah tadah hujan yang akan melakukan kegiatannya hanya ketika musim hujan. Pada musim kemarau, kegiatan pertanian tidak dapat dilakukan sehingga para petani tadah hujan akan menganggur.

3. Pengangguran siklikal, yaitu seseorang atau sejumlah orang menganggur karena imbas siklus ekonomi. Pada siklus ekonomi yang meningkat akan terjadi lonjakan kebutuhan permintaan tenaga kerja sehingga akan menekan jumlah pengangguran. Sebaliknya, pada saat siklus ekonomi mengalami penurunan, kegiatan ekonomi akan terkurangi dan akan memicu penurunan kebutuhan tenaga kerja sehingga akan menyebabkan penambahan jumlah pengangguran.

Badan Pusat Statistik memiliki istilah baku dan asumsi-asumsi standar untuk istilah-istilah yang terkait dengan ketenagakerjaan dan pengangguran. Definisi pengangguran sangat penting karena akan mempengaruhi tehnik perhitungan dan sekaligus mempengaruhi hasil akhirnya. Selain itu, pemahaman terhadap konsep dan definisi ketenagakerjaan akan membantu dan mempermudah analisis lebih dalam tentang problematika ketenagakerjaan, khususnya di Indonesia.

Berikut adalah beberapa istilah penting yang terkait dengan masalah ketenagakerjaan dan pengangguran yang digunakan oleh Badan Pusat Statistik: 1. Penduduk usia kerja yaitu penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.

2. Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang bekerja atau mempunyai pekerjaan namun sementara ini tidak bekerja atau pengangguran terbuka.

3. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja yang tidak aktif dalam kegiatan ekonomi. Misalnya para pelajar yang kegiatan utama mereka adalah sekolah, mengurus rumah tangga, dan mengurus kelompok penerima pendapatan.

4. Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud utama untuk memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit dalam satu jam dalam seminggu. Pekerjaan tersebut harus dilakukan selama satu jam secara berturut-turut dan tidak terputus. Kegiatan bekerja ini mencakup sedang melakukan pekerjaan dan juga memiliki pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja karena alasan cuti, sakit, menunggu panen, dan sejenisnya. 5. Pengangguran adalah mereka yang tidak bekerja dan sedang mencari

pekerjaan, atau mempersiapkan suatu usaha namun tidak mungkin mendapatkan pekerjaan (discouraged worker), termasuk penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja atau mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

6. Mencari pekerjaan adalah kegiatan penduduk yang tidak bekerja dan pada saat survei dilakukan oleh BPS yang bersangkutan sedang berupaya untuk memperoleh pekerjaan.

7. Setengah pengangguran adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal yaitu kurang dari 35 jam seminggu. Setengah pengangguran terbagi menjadi dua yaitu setengah pengangguran terpaksa dan sukarela. Setengah pengangguran terpaksa adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal namun masih berupaya untuk mencari pekerjaan lain atau masih bersedia menerima pekerjaan lainnya. Sedangkan setengah

pengangguran sukarela adalah mereka yang bekerja di bawah jam kerja normal namun tidak mencari pekerjaan atau tidak bersedia menerima pekerjaan lainnya.

8. Lapangan pekerjaan adalah bidang kegiatan atau bidang usaha yang dilakukan perusahaan atau lembaga tempat responden bekerja. BPS mengelompokan lapangan pekerjaan merujuk pada Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) yang diturunkan dari International Standard Industrial Classification of All Economic Activities (ISIC).

9. Jumlah jam kerja adalah lama waktu kerja yang digunakan untuk bekerja termasuk jam kerja lembur.

10. Upah dan gaji adalah penerimaan pekerja baik berupa uang ataupun barang dibayarkan oleh perusahaan kantor atau majikan setelah dikurangi iuran wajib, pajak penghasilan, dan potongan-potongan lainnya.

11. Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah indikator ketenagakerjaan yang memberikan gambaran tentang penduduk yang aktif secara ekonomi dalam kegiatan sehari-hari pada suatu waktu tertentu atau dalam suatu periode survei. Indikator ini menunjukkan besaran relatif dari pasokan tenaga kerja yang tersedia untuk bekerja yang dapat diformulasikan sebagai berikut:

Jumlah Angkatan Kerja

TPAK = --- x 100% Jumlah Penduduk Usia Kerja

12. Tingkat kesempatan kerja (TKK) adalah istilah yang mengidentifikasikan besarnya penduduk usia kerja yang bekerja atau sementara tidak bekerja.

TKK menunjukan potensi atau kesempatan penduduk dapat terserap ke dalam pasar tenaga kerja. TKK dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah Penduduk yang Bekerja

TKK = --- x 100 %

Jumlah Angkatan Kerja

13. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah istilah untuk mengidentifikasikan penduduk usia kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran yang dirumuskan sebagai berikut:

Jumlah Pengangguran

TPT = --- X 100%

Jumlah Angkatan Kerja

Hubungan antara TKK dengan TPT dapat dinyatakan dalam rumus berikut ini:

TPT = (100% - TKK)

Pada tahun 1980-an, suatu Negara dinyatakan telah mencapai penggunaan tenaga kerja secara penuh (full employment) atau pengangguran di Negara tersebut berada pada tingkat pengangguran normal apabila nilai TPT pada kisaran 6% sampai 7% (Borjas, 2008). Kriteria TPT tahun 1980 tersebut lebih besar 2% sampai 3% jika dibandingkan dengan kriteria yang digunakan tahun 1960 yaitu 4%.

Dokumen terkait