• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAITAN ANTARA HUBUNGAN KONSULER DENGAN KONSUL

E. Ruang Lingkup Hubungan Konsuler oleh Konsul Kehormatan Jerman

2. Pengangkatan Konsul Kehormatan Jerman di Medan

Mengenai pengangkatan Konsul Kehormatan Jerman di Medan, mengacu pada Pasal 10 Konvensi Wina 1963. Dimana hal-hal yang utama yaitu mengenai pengangkatan Konsul Kehormatan oleh negara pengirim dan pengakuan terhadap Konsul Kehormatan tersebut oleh negara penerima. Meskipun tetap tunduk kepada ketentuan Konvensi Wina 1963, formalitas mengenai pengangkatan dan pengakuan tersebut ditentukan oleh hukum,peraturan-peraturan,dan kebiasaan dari negara pengirim maupun negara penerima. Biasanya terdapat semacam perjanjian antara kedua negara yang mengatur formalitas tersebut. Namun antara Indonesia dan Jerman sampai saat ini belum ada membuat perjanjian yang mengatur formalitas pengangkatan dan pemberian pengakuan bagi konsul-konsul kedua negara.

Oleh karena itu, dapat dianggap bahwa pengangkatan Konsul Kehormatan Jerman berdasarkan hukum Jerman dan pemberian pengakuan terhadap Konsul Kehormatan Jerman oleh pemerintah Indonesia berdasarkan hukum Indonesia. Termasuk siapa yang berwenang mengangkat Konsul Kehormatan di Jerman dan siapa yang berwenang memberikan pengakuan kepada Konsul Kehormatan di Indonesia serta prosedurnya menurut hukum negara masing-masing yang tidak melenceng dari ketentuan Konvensi Wina 1963.

Menurut Gesetz über die Konsularbeamten, ihre Aufgaben und Befugnisse

(Undang-Undang tentang Pejabat Konsuler,Fungsi-fungsi dan Kewenangannya)

disingkat Konsulargesetz atau Undang-Undang Konsuler, Pasal 21 mengenai

1) Zu Honorarkonsularbeamten können sowohl Deutsche wie Ausländer ernannt werden.

2) Vor der Ernennung zum Honorarkonsularbeamten ist insbesondere zu prüfen, ob der Bewerber nach seiner Persönlichkeit, seiner beruflichen Erfahrung, seiner Stellung im Empfangsstaat, seiner Vertrautheit mit den Verhältnissen in dem für ihn vorgesehenen Konsularbezirk und seinen Sprachkenntnissen für das Amt geeignet erscheint.

Wird ein Ausländer ernannt, so hat er folgendes Gelöbnis zu leisten: "Ich gelobe, meine Amtspflichten als Honorarkonsularbeamter der Bundesrepublik Deutschland nach den für mein Amt maßgebenden Gesetzen und Weisungen treu und gewissenhaft zu erfüllen."55

Warga negara Jerman maupun warga negara asing boleh diangkat menjadi Pejabat Konsul Kehormatan (Pasal 21 ayat (1)). Sebelum diangkat menjadi Pejabat Konsul Kehormatan,harus diteliti dengan seksama apakah kepribadian

calon, pengalaman profesionalnya, kedudukannya di negara penerima,

keakrabannya dengan daerah-daerah konsuler yang ditentukan, dan kemampuan bahasanya membuatnya pantas untuk menerima jabatan tersebut. Dan apabila yang diangkat adalah orang asing,ia harus mengucapkan janji sebagai berikut:

“Saya berjanji untuk melaksanakan tugas-tugas resmi saya sebagai Pejabat Konsul Kehormatan Republik Federal Jerman dengan setia dan sungguh-sungguh

menurut hukum dan petunjuk-petunjuk yang berlaku bagi jabatan saya”.

Mengenai sistematik pengangkatannya menjadi Pejabat Konsul

Kehormatan, Liliek Darmadi,Dipl.Ing.,MM menerangkan bahwa ada lima orang yang direkomendasikan Kedubes Jerman, terdiri dari dua warga negara Jerman dan tiga warga negara Indonesia (termasuk beliau) yang diundang untuk melewati

tes di Jerman. Tes ini sesuai dengan Pasal 21 ayat (2) Konsulargesetz, bahwa

55Konsulargesetz ini diperoleh dari

seorang calon Pejabat Konsul Kehormatan harus benar-benar pantas untuk

menerima jabatan tersebut dengan memperhatikan berbagai hal,seperti

kepribadian, kemampuan bahasa, kedudukannya di negara penerima,dsb.

Kemudian dua warga negara Jerman gugur dalam tes, dan tinggal tiga orang warga negara Indonesia hingga akhirnya beliaulah yang terpilih sebagai Pejabat Konsul Kehormatan Jerman.

Selanjutnya, Kementerian Luar Negeri Jerman mengeluarkan surat

pengangkatan Liliek Darmadi,Dipl.Ing.,MM sebagai Pejabat Konsul Kehormatan Jerman dan Presiden Jerman mengeluarkan komisi konsuler untuk dikirimkan ke pemerintah Indonesia melalui saluran diplomatik. Yaitu dalam bentuk Nota Kedutaan Besar No. 536/2009 tanggal 2 Juli 2009 dan dikirimkan ke Kementerian Luar Negeri Indonesia. Kemenlu Indonesia kemudian mengeluarkan persetujuan

dalam bentuk pengakuan sementara (exequatur sementara). Sebelum keluar

exequatur, Presiden Indonesia mengirimkan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk memberikan rekomendasi kepada Presiden, hal ini memang termasuk tugas BIN

yaitu mendeteksi dan mengidentifikasi perkembangan situasi bidang luar negeri 56

dan membuat rekomendasi berkaitan dengan orang dan/atau lembaga asing.57

Setelah itu Presiden mengeluarkan exequatur untuk Konsul Kehormatan Jerman.58

Mengenai dasar hukum tentang siapa yang berwenang mengangkat Konsul

Kehormatan di Jerman, dapat dilihat dari Pasal 20 Konsulargesetz,sebagai berikut;

Honorarkonsularbeamte sind Ehrenbeamte im Sinne des Beamtenrechts, die mit der Wahrnehmung konsularischer Aufgaben beauftragt sind.”

56 Pasal 12 poin (b) Peraturan Presiden No. 34 Tahun 2010 tentang Badan Intelijen Negara. 57 Pasal 29 poin (d) Undang-Undang No. 17 Tahun 2011 tentang Intelijen Negara.

Pasal 20 tersebut menyatakan bahwa Pejabat Konsul Kehormatan adalah pejabat kehormatan seperti yang dimaksud dalam undang-undang tentang pejabat,

yang dipercaya untuk melaksanakan fungsi-fungsi kekonsuleran. Untuk

mengetahui apa yang dimaksud dengan pejabat kehormatan dan siapa yang

berwenang mengangkatnya maka merujuk pada Gesetz zur Regelung des

Statusrechts der Beamtinnen und Beamten in den Ländern (Beamtenstatusgesetz) yaitu Undang-Undang tentang Status Hukum Pejabat-Pejabat Negara disingkat

Undang-Undang Status Pejabat dan Bundesbeamtengesetz (BBG) yaitu Undang-

Undang Pejabat Federal.

Beamtenstatusgesetz Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) menyatakan sebagai berikut;

1) Als Ehrenbeamtin oder Ehrenbeamter kann berufen werden, wer Aufgaben im Sinne des § 3 Abs. 2 unentgeltlich wahrnehmen soll.

2) Die Rechtsverhältnisse der Ehrenbeamtinnen und Ehrenbeamten können durch Landesrecht abweichend von den für Beamtinnen und Beamte allgemein geltenden Vorschriften geregelt werden, soweit es deren besondere Rechtsstellung erfordert.

Seseorang dapat diangkat sebagai Pejabat Kehormatan untuk melaksanakan fungsi-fungsi yang terdapat dalam Pasal 3 ayat (2) tanpa dibayar. Fungsi-fungsi tersebut yaitu yang berkaitan dengan tugas-tugas negara. Status hukum Pejabat Kehormatan dapat diatur sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum bagi pejabat-pejabat sepanjang tidak ditentukan lain oleh hukum. Oleh karena itu mengenai yang berwenang untuk mengangkat Pejabat Kehormatan dapat dilihat

dari Pasal 12 ayat (1) Bundesbeamtengesetz, yaitu; “Die Bundespräsidentin oder

der Bundespräsident oder eine von ihr oder ihm bestimmte Stelle ernennt die Beamtinnen und Beamten, soweit gesetzlich nichts anderes bestimmt ist.”

Presiden atau badan khusus yang ditunjuk oleh Presiden, mengangkat pejabat-pejabat kecuali ditentukan lain oleh undang-undang. Namun dalam hal pengangkatan Pejabat-pejabat Konsul Kehormatan, Presiden Jerman juga memberikan wewenang kepada Menteri Luar Negeri untuk hal tersebut. Hal ini

diatur dalam Anordnung des Bundespräsidenten über die Ernennung und

Entlassung der Beamtinnen, Beamten, Richterinnen und Richter des Bundes (Peraturan Presiden tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Pejabat-Pejabat dan Hakim Hakim Federal) Pasal 1 ayat (1) sebagai berikut;

“Ich übertrage die Ausübung des Rechtes zur Ernennung und Entlassung aller Bundesbeamtinnen und Bundesbeamten. Die Ausübung des Rechtes zur Ernennung und Entlassung der deutschen Honorarkonsularbeamtinnen und Honorarkonsularbeamten übertrage ich der Bundesministerin oder dem Bundesminister des Auswärtigen.”

Sedangkan Pasal 2 menyatakan kecuali untuk hal-hal tertentu wewenang pengangkatan tetap berada pada Presiden; “Für besondere Fälle behalte ich mir die Ernennung und Entlassung der in Artikel 1 Abs. 1 genannten Beamtinnen, Beamten, Richterinnen und Richter des Bundes vor.”

Pemberian pengakuan terhadap Konsul Kehormatan Jerman yaitu berupa

pemberian exequatur oleh pemerintah Indonesia. Mengenai siapa yang berhak

mengeluarkan exequatur bagi Konsul Kehormatan, diatur dalam Undang-Undang

No. 37 Tahun 1999 tentang Hubungan Luar Negeri Pasal 38 ayat (2) yaitu59;

“Presiden menerima Surat Tauliah seorang Konsul Jenderal Kehormatan atau Konsul Kehormatan asing yang bertugas di Indonesia serta mengeluarkan eksekuatur.”

59 Surat Tauliah memiliki arti yang sama dengan Komisi Konsuler atau Letter of

3. Hal-hal Operasional dalam Hubungan Konsuler Oleh Konsul Kehormatan