• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kebijakan Terhadap Total Deposito dan Pinjaman

Besarnya nilai suku bunga deposito mempengaruhi banyaknya deposito yang akan ditabungkan oleh deposan . Keputusan yang diambil deposan berdampak terhadap total deposito yang akan dihimpun oleh bank. Berikut adalah perbandingan total deposito pada kebijakan bank bermasalah dibantu dan bank bermasalah ditutup.

Gambar 4.3 Total Deposito Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup

Berdasarkan Gambar 4.3, total deposito saat kebijakan bank bermasalah dibantu dan ditutup pada bulan pertama sebesar Rp 180.000.000. Pada kebijakan membantu bank bermasalah , total deposito cenderung terus meningkat hingga bulan ketiga, yaitu sebesar 43,35 persen di bulan kedua dan 1,70 persen di bulan ketiga. Kenaikan deposito ini disebabkan karena rata -rata suku bunga deposito pada kebijakan bank bermasalah dibantu cenderung mengalami kenaikan pula. Hal tersebut dikuatkan oleh Nopirin (1992) yang menyatakan bahwa jika tingkat

bunga semakin tinggi maka keinginan masyarakat untuk menabung semakin tinggi pula.

Hasil yang berbeda ditunjukkan saat pemerintah menutup bank bermasalah, dimana total deposito pada bulan kedua mengalami penurunan sebesar 50,14 persen. Hal ini disebabkan karena adanya penarikan deposito yang besar ol eh para deposan. Menurut Juanda, et al. (2010), adanya bank yang ditutup menyebabkan kekhawatiran deposan terhadap keamanan depositonya, sehing ga membuat beberapa deposan memutuskan untuk tidak mendepositokan kembali uangnya di bank. Deposito yang ditarik oleh para deposan secara langsung akan menurunkan total deposito secara keseluruhan. Pengaruh dari kenaikan rata-rata suku bunga deposito di bulan ketiga memberikan dampak kenaikan yang relatif besar terhadap total deposito, yaitu sebesar 18,94 persen saat kebijakan bank bermasalah ditutup .

Tabel 4.3 Analisis Ragam Total Deposito

Source DF Type III SS Mean Square F Pr > F

Kebijakan 1 5,8333424E28 5,8333424E28 222,72 <,0001

Bulan 1 3,4674515E26 3,4674515E26 1,32 0,2831

Ulangan(Bulan) 4 9,7108421E26 2,4277105E26 0,93 0,4942

Kebijakan*Bulan 1 1,0194911E26 1,0194911E26 0,39 0,5501

Ulangan 4 1,6562367E27 4,1405916E26 1,58 0,2692

Error 8 2,0953412E27 2,6191765E26

Corrected Total 19 6,350478E28

Berdasarkan Tabel 4.3, nilai P (<0,0001) untuk kebijakan lebih kecil dibandingan nilai alpha (0, 10). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak yang berbeda terhadap total deposito.

Kedua kebijakan juga mempengaruhi banyaknya deposito yang ditarik oleh deposan. Banyaknya deposito yang ditarik mempengaruhi besar kecilnya jumlah deposito yang dapat dihimpun oleh bank. Perbandingan persentase jum lah deposito yang ditarik pada kebijakan membantu bank bermasalah dan menutup bank bermasalah dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Gambar 4.4 Deposito Ditarik Saat Bank Bermasalah Dibantu dan Ditutup

Berdasarkan Gambar 4.4, penarikan deposito pada kebijakan membantu bank bermasalah relatif kecil. Sebaliknya, saat pemerintah menutup ban k bermasalah, penarikan deposito mencapai Rp 88.626.800 atau sebanding dengan 49,24 persen di bulan kedua. Adanya bank yang ditutup menyebabkan beberapa deposan memutuskan untuk t idak mendepositokan kembali uangnya di bank , karena adanya kekhawatiran terhadap keamanan depositonya. Pada bulan ketiga, penarikan deposito saat kebijakan bank bermasalah dibantu cenderung mengalami kenaikan, sedangkan saat bank bermasalah ditutup cenderung mengalami penurunan. Walaupun demikian, deposito yang ditarik pada kebijakan membantu

bank bermasalah masih relatif lebih rendah dibandingkan saat menutup bank bermasalah.

Banyaknya deposito yang ditarik bertolak belakang dengan total deposito yang ada pada masing-masing kebijakan. Semakin besar deposito yang ditarik , maka semakin rendah total deposito yang dihimpun bank. Hal ini bersifat rasional karena penarikan deposito akan mengurangi jumlah deposito yang dihimpun oleh bank. Pada bulan ketiga saat b ank bermasalah dibantu, penarikan deposito meningkat namun jumlah depositonya pun meningkat. Hal ini disebabkan karena penarikan deposito dilakukan sebagai pengalihan deposito ke rekening bank lain oleh deposan.

Tabel 4.4 Analisis Ragam Jumlah Deposito Ditarik

Source DF Type III SS Mean Square F Pr > F

Kebijakan 1 102684107 102684107 32,60 0,0004 Bulan 1 13559593 135595930 4,13 0,0770 Ulangan(Bulan) 4 10070530 25176330 0,77 0,5750 Kebijakan*Bulan 1 77586997 775869970 23,64 0,0010 Ulangan 4 31832469 7958117 2,43 0,1330 Error 8 26252124 3281516 Corrected Total 19 261985821

Berdasarkan Tabel 4.4, nilai P (0,0004) untuk kebijakan lebih kecil dibandingan nilai alpha (0, 10). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak yang berbeda terhadap jumlah deposito yang ditarik. Selain itu, bulan (waktu) juga memberikan dampak yang berbeda terhadap deposito yang ditarik. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P (0,0770) untuk bulan lebih kecil dibanding kan nilai alpha (0,10).

Maksudnya adalah bahwa setiap bulannya, deposito yang ditarik baik saat bank bermasalah dibantu maupun ditutup memiliki nilai yang berbeda nyata.

Berdasarkan analisis ragam terdapat interaksi antara kebijakan dan bulan, hal ini ditunjukkan dengan nilai P untuk kebijakan*bulan (0,0 010) lebih kecil dari nilai alpha (0,10). Maksudnya adalah bahwa deposito yang ditarik pada kebijakan ditutup mengalami perubahan pola pada bulan ketiga. Dapat dilihat pada Gambar 4.4 bahwa deposito yang ditarik saat kebijakan bank bermasalah ditutup mengalami kenaikan di bulan kedua dan kemudian mengalami penurunan di bulan berikutnya (bulan ketiga).

Dampak selanjutnya dari pengaruh alternatif kebijakan adalah total pinjaman. Pada percobaan kali ini, total pinjaman cenderung turun m enerus baik pada kebijakan membantu maupun menutup bank bermasalah. Total pinjaman saat bank bermasalah dibantu relatif lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah ditutup. Perbedaan total pinjaman pada kebijakan membantu bermasalah dan menutup bank bermasalah dapat dilihat pada Gambar 4.5 .

Berdasarkan Gambar 4.5, total pinjaman saat kebijakan membantu bank bermasalah turun relatif besar sebesar 50,91 persen di bulan kedua dan turun lagi sebesar 13,37 persen di bulan ketiga. Sedangkan saat kebijakan bank bermasalah ditutup, total pinjaman turun relatif besar sebesar 62,81 persen di bulan kedua dan turun lagi sebesar 27,57 persen di bulan ketiga. Besar kecilnya jumlah deposito yang dihimpun bank, akan mempengaruhi pula besar kecilnya pinjaman yang dapat diberikan oleh bank. Hal ini disebabkan karena pinjaman yang diberikan oleh bank berasal dari dana pihak ketiga (dalam penelitian ini adalah deposito) yang dihimpun bank.

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya , total deposito saat bank bermasalah dibantu lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah ditutup. Hal tersebut mempengaruhi kemampuan bank untuk memberikan pinjaman , sehingga besarnya total deposito saat bank bermasalah dibantu membuat total pinjamannya lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah ditutup . Begitu pula saat bank bermasalah ditutup, kecilnya total deposito membuat total pinjamannya semakin kecil.

Menurut Kustituanto dan Badrudin (1993), apabila deposito yang yang dihimpun bank besar, maka bank dapat meningkatkan kreditnya untuk para debitur, sehingga bank dapat meminimalisir cost of fund yang harus dibayarkannya. Dengan memperbanyak pinjaman kepada debitur, bank akan menerima bunga pinjaman yang besar, sehingga pendapatan dari bunga pinjaman tersebut dapat digunakan untuk membayar kewajibannya kepada deposan berupa bunga deposito (cost of fund).

Tabel 4.5 Analisis Ragam Total Pinjaman

Source DF Type III SS Mean Square F Pr > F

Kebijakan 1 2.2086135E15 2.2086135E15 10.43 0.0121

Bulan 1 8.26898E14 8.26898E14 3.91 0.0835

Ulangan(Bulan) 4 2.67287E14 6.682175E13 0.32 0.8599

Kebijakan*Bulan 1 3.9762E13 3.9762E13 0.19 0.6762

Ulangan 4 3.2630855E15 8.1577138E14 3.85 0.0495

Error 8 1.6936853E15 2.1171066E14

Corrected Total 19 8.2993313E15

Berdasarkan Tabel 4.5, nilai P (0,0005) untuk kebijakan lebih kecil dibandingan nilai alpha (0, 10). Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan untuk membantu dan menutup bank bermasalah memberikan dampak penurunan yang berbeda terhadap jumlah pinjaman. Selain itu, bulan (waktu) juga memberikan dampak penurunan yang berbeda nyata terhadap jumlah pinjaman, hal ini ditunjukkan dengan nilai P untuk bulan (0,0 835) lebih rendah daripada nilai alpha (0,10). Maksudnya adalah bahwa setiap bulannya, total pinjaman baik saat bank bermasalah dibantu maupun ditutup memiliki nilai penurunan yang berbeda nyata Ulangan dalam percobaan kali ini juga memberikan dampak penurunan yang berbeda nyata terhadap total pinjaman. Hal ini ditunjukkan dengan nilai P (0,0495) lebih kecil daripada nilai alpha (0,10). Artinya adalah, ulangan pada percobaan ini memiliki pengaruh terhadap penurunan total pinjaman .

Faktor lain yang mempengaruhi besar kecilnya pinjaman adalah rata-rata suku bunga pinjaman. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, rata-rata suku bunga pinjaman saat kebijakan bank bermasalah ditutup lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah dibantu. Hal ini menyebabkan total pinjaman saat bank bermasalah ditutup lebih rendah dibandi ngkan saat bank bermasalah dibantu.

Menurut Norpin (1992), kenaikan suku bunga pinjaman membuat para investor mengurangi tingkat investasinya karena biaya pengembalian kreditnya semakin besar. Dalam penelitian Juanda, et al.(2010), kenaikan suku bunga pinj aman saat bank bermasalah ditutup yang lebih besar dibandingkan saat bank bermasalah dibantu menyebabkan total pinjaman menjadi lebih kecil karena semakin besar suku bunga pinjaman, maka semakin besar pula pengembalian debitur kepada bank. Hal ini membuat beberapa debitur tidak ingin lagi meminjam uang di bank, sehingga total pinjamannya lebih kecil.

Dokumen terkait