• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pada dasarnya falsafah yang mendasari kegiata n usaha bank adalah kepercayaan dari nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan, bank dalam operasinya

lebih banyak menggunakan dana masyarakat dibandingkan dengan modal sendiri dari pemilik atau pemegang saham (Aini, 2006). Menurut Puspopranoto (2004), bank menetapkan kebijakan komprehensif yang diarahkan untuk mencapai tujuan utama profitabilitas. Profitabilitas bukan sekadar laba s aja, akan tetapi secara relatif diukur dengan besarnya aset yang digunakan. Tingkat keuntungan yang cukup memadai diperlukan guna m enjamin pendapatan untuk kreditor dan pemegang saham (pemilik bank). Sama halnya dengan perusahaan lain, b ank merupakan sebuah badan usaha yang mempunyai fungsi pendapatan dan biaya. Fungsi ini dapat dinyatakan dengan rumusan sebagai berikut (Nopirin, 1992):

Laba = R(Q) - C (Q) ... (2.1) Keterangan: Q = output bank

R = penadapatan bank (revenue) dari penjualan output

C = biaya bank (cost) untuk memproduksi dan menjual output Pendapatan merupakan fungsi dari output dan j umlah pendapatan yang diperoleh bank tergantung pada jumlah output yang diproduksi dan dijual. Kegiatan perkreditan merupakan output utama dari sebuah bank , mulai dari kredit konsumen hingga pembelian berbagai jenis klaim keuangan di pasar keuangan. Biaya juga merupakan sebuah fungsi dari t ingkat output. Biaya bank terdiri dari bunga dan biaya lain yang dipergunakan untuk menarik simpanan maupun biaya pemberian dan administrasi kredit. Laba yang direalisasikan adalah sebesar selisih antara pendapatan serta biaya, dan tujuan bank adalah untuk memperoleh laba. Laba maksimum ini sebetulnya hanyalah salah satu dari tujuan bank. Tujuan

lainnya yaitu pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat, pertumbuhan aset , dan peningkatan pangsa pasar (Puspopranoto, 2004).

Menurut Puspopranoto (2004), produk perbankan yang ditawarkan kepada masyarakat terus bertambah seiring dengan kebutuhan masyarakat dan dunia usaha. Semakin besarnya peran perbankan dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dan dunia usaha , disebabkan karena semakin berkembangnya teknologi di bidang informasi. Secara garis besar kategori atau pengelompokkan produk perbankan dewasa ini sebagai berikut:

1. Penciptaan uang beredar melalui kredit dan investasi . Bank dapat menciptakan deposito yang bersumber dari kegiatan perkreditan dan investasi. Kredit perbankan merupakan sumber penggerak perekonomian modern yang begitu penting. Kredit ini memungkinkan konsumen, pengusaha, dan pemerintah mendapatkan barang dan jasa yang dikehendaki. Ketika bank memberikan kredit kepada perorangan atau pengusaha, secara langsung bank menciptakan deposito pada rekening atas nama peminjam (debit ur). Demikian pula ketika bank membeli sekuritas untuk kepentingan portofolionya, rekening deposito juga tercipta atas nama penjual sekuritas tersebut. Deposito yang tercipta dari kegiatan perkreditan dan investasi ini disebut deposito sekunder.

2. Penyediaan sarana tabungan bagi dunia usaha, masyarakat, dan pemerintah . Bank menyediakan sarana untuk menarik tabungan yang berasal dari penyisihan penghasilan masyarakat dengan memberikan bun ga yang menarik. Tabungan, deposito berjangka, dan rekening pasar uang yang ditawarkan bank

dipandang sebagai sarana tabungan yang hampi r tanpa resiko dan mudah dicairkan bila diperlukan.

3. Menyediakan sarana pembayaran untuk transaksi . Giro yang ditawarkan bank berperan sebagai alat pertukaran utama untuk penyelesaian jual beli barang dan jasa. Salah satu rekening transaksi modern paling terkenal yang ditawarkan bank umum dan bank tabungan adalah rekening negotiable order of withdrawal (NOW) dan share draftyang ditawarkan lembaga kredit (credit unions), dengan memberikan suku bunga yang tetap. Jenis produk lainnya adalah Money Market Deposit Accounts (MMDAs) yang merupakan alat pembayaran dengan cek dengan suku bunga mengambang.

4. Penyediaan jasa terpercaya (trust) kepada nasabah. Peran yang semakin meningkat dari bank dalam sistem keuangan adalah penyediaan jasa fidusier kepada dunia usaha, perorangan d an organisasi kemasyarakatan. Divisi trust pada bank dapat mengelola dana investasi yang dipercayakan oleh pe rorangan atau lembaga demi kepentingan (keuntungan) nasabah. Kebutuhan nasabah yang berkaitan dengan keuangan harus dikel ola secara hati-hati dan kekayaannya dilindungi. Divisi trust juga harus didukung ahli-ahli ekonomi, hukum, dan analisis keuangan guna mengelola kekayaan nasabah dengan cara yang paling menguntungkan. Divisi tersebut meng elola portofolio saham, obligasi, dan sekuritas lainnya untuk perorangan dan dunia usaha. Dengan surat kuasa, divisi trust dapat meminjam uang, membayar tagihan, memutus atau memperbarui polis asuransi, melaksanakan leasing, dan membeli harta riil. Atas nama perusahaan, divisi trust dapat mengelola dana pensiun,

membagikan dividen kepada pemegang saham, menarik kembali saham perusahaan yang beredar, mengelola sinking fund, dan memelihara catatan keuangan perusahaan.

5. Memberikan jasa keuangan internasional untuk bisnis nasabah yang berkecimpung dalam kegiatan perdagangan dan keuangan internasional. Sebagai contoh, bank menjamin kredit dari perusahaan importer sehingga dapat membeli barang di luar negeri secara kredit dan mempunyai waktu yang diperlukan untuk mengangkut dan memasarkan barang yang akan dijual. Bank memberikan kredit langsung kepada pemerintah di luar negeri dan perusahaan multinasional guna membangun fasilitas p roduksi atau mengakuisisi perusahaan lain. Bank dapat memberikan analisis teknis mengenai pasar luar negeri dan peluang investasi di luar negeri. Jasa internasional lain yang sudah sangat lama berjalan yaitu jual beli valuta asing atas nama nasabah dengan kegiatan beresiko yang hanya ditangani oleh bank besar yang sudah professional dan berpengalaman.

6. Memberikan jasa perbankan investasi untuk menangani semua aspek dari usaha perbankan investasi. Kegiatan usaha ini berkaitan dengan analisis perusahaan besar mengenai kebutuhan pembiayaan dan program merger serta penjualan obligasi, saham, dan utang di pasar terbuka pada investor. Bank akan menyarankan pelanggannya mengenai kapan dan bagaimana menjual penerbitan sekuritas baru ke pasar dan seringkali bertindak sebagai peminjam emisi (underwriter). Sebagai peminjam emisi, bank membeli sekuritas yang diterbitkan pada harga tertentu dan menjualnya kepada para investor di pasar

pada harga lebih tinggi. Penjaminan emisi adalah bisnis yang berisiko karena kerugian akan segera menumpuk dengan cepat bila pasar untuk sekuritas baru melemah.

7. Memberikan jasa bank lain bagi masa depan perusahaannya dengan membuka sumber pendapatan baru dan lebih mendiversivikasikan kegiatan operasionalnya guna mengurangi resiko. Banyak bank yang ingin mempunyai wewenang penuh untuk menjual polis asuransi melalui kantor cabangnya dan menawarkan berbagai rupa jasa pialang (brokerage).

Dokumen terkait