• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan dan Prosedur Pembinaan Usaha Kecil dan Koperas

BAB II DASAR HUKUM BUMN DALAM PEMBINAAN USAHA

B. Pengaturan dan Prosedur Pembinaan Usaha Kecil dan Koperas

1. Landasan Kebijakan

Tujuan pembinaan usaha kecil dan koperasi oleh PT. Perkebunan. Nusantara III adalah untuk mewujudkan hubungan yang harmonis dengan masyarakat di sekitar wilayah usaha PT. Perkebunan. Nusantara III, sehingga tercapai Zero loss dan Zero

conflich serta menumbuhkan kegiatan ekonomi kerakyatan sehingga tercapai

pemerataan pembangunan.

Dalam pelaksanaan pembinaan usaha kecil dan koperasi di PT. Perkebunan. Nusantara III, brpedoman kepada Peraturan-peraturan dan Perundang-undangan yang berlaku yaitu :

a. Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara. b. Undang-Undang RI Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

c. Undang-Undang RI Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

d. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-100/MBU/2002 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN.

e. Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor Kep-236/MBU/2003 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan.

f. Surat Edaran Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor SE-433/MBU/2003 tentang Petunjuk Pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan. g. ISO.9000, ISO 14.000 dan SMK 3

Selanjutnya berdasarkan SK Direksi PT. Perkebunan Nusantara III, Nomor III.BD/KPTS/R.76/2003, untuk pengelolaan program dimaksud dibentuk satu bagian khusus yang pengelola kegiatan pembinaan tersebut yaitu bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL). Mekanisme dan prosedur penyaluran dana PKBL tertuang dalam Surat Edaran Nomor 3.05/SE/02/2004, tanggal 18 Maret 2004 dan Instruksi Kerja (IK) Nomor IK-3.05-00/01 tentang Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

Mengenai pelaksanaan program, operasional pelaksanaan tugas pada bagian ini dipimpin oleh seorang Kepala Bagian dan dibantu oleh tiga urusan yaitu urusan perencanaan dan pembinaan, urusan administrasi, keuangan/umum dan urusan PIR. Penghimpun dana dana pengeluaran dana dicatat serta dibukukan berdasarkan Cash

Basis. Sistem pembukuan dilaksanakan berdasarkan prinsip akuntansi yang lazim dan

diberlakukan secara khusus berdasarkan pedoman-pedoman yang ditetapkan oleh Departemen Keuangan RI dan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara.

2. Prosedur Pemberian

Untuk kelancaran pelaksanaan pembinaan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III, maka prosedur pembinaan dilaksanakan berdasarkan Instruksi Kerja (IK) Nomor 3.05.00/01 tentang Penyaluran dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dengan berpedoman kepda SK Menteri Negara BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003.

Prosedur Pembinaan menurut IK Nomor 3.05.00/01 adalah :

b. Yang dimaksud Program Kemitraan adalah bantuan pinjaman modal kerja yang diberikan kepada usaha kecil dan koperasi sebagaimana disebut dalam SK Menteri Negara BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003. Mitra Binaan adalah usaha kecil dan koperasi yang memenuhi kriteria sebagaimana tersebut dalam SK Menteri Negara BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003.

c. Bentuk modal kerja kemitraan adalah :

1) Pinjaman Modal Kerja yaitu dana yang diberikan untuk meningkatkan usaha dengan sistem pengembalian pokok dan bunga.

2) Pinjaman khusus yaitu dana yang diberikan bersifat jangka pendek maksimal 1 tahun, nilai pinjaman cukup material dalam rangka memenuhi pesanan rekanan usaha mitra binaan rekanan dari PT. Perkebunan Nusantara III.

3) Hibah adalah dana yang digunakan untuk pemberian mitra binaan dalam rangka meningkatkan usahanya, terutama di bidang proses produksi, pemasaran, keuangan dan pengelolaan usahanya.

d. Dana Program Kemitraan disalurkan dalam bentuk : 1) Pinjaman modal kerja

2) Pinjaman khusus

3) Hibah yang diberikan kepada mitra binaan berupa bantuan pendidikan, pelatihan dan pemagangan, bantuan pemasaran produk mitra binaan.

e. Tingkat bunga pinjaman dikenakan kepada mitra binaan bersifat regresif proporsional yaitu semakin besar jumlah pinjaman semakin besar pula tingkat

bunga yang dikenakan (mengacu kepada Peraturan Menteri BUMN Nomor Per- 05/MBU/2007) adalah :

1) Jasa administrasi program kemitraan sebesar 6% per tahun dari limit pinjaman;

2) Berdasarkan prinsip jual beli yang disetarakan dengan marjin 6% per tahun; 3) Atau prinsip bagi hasil 10% (10:90) s/d maksimal 50% (50:50).

f. Sumber dana Program Kemitraan dari :

1) Penyisihan laba BUMN setelah pajak sebesar maksimal 2% setahun atau sesuai keputusan RUPS;

2) Pengembalian pinjaman Mitra Binaan dan;

3) Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan/atau jasa giro dari dana Program Kemitraan setelah dikurangi beban operasional.

g. UKM yang dapat ikut serta program kemitraan :

1) Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 200 juta di luar tanah dan bangunan usaha, hasil penjualan maksimal Rp. 1 milyar/tahun;

2) Milik WNI, berdiri sendiri, bukan merupakan Anak atau Cabang Perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung ataupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar;

3) Berbentuk Usaha Perseorangan, Badan Usaha yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum termasuk koperasi;

4) Telah melakukan kegiatan minimal 1 (satu) tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

h. Tata cara pengajuan dana program kemitraan :

1) Calon Mitra Binaan menyampaikan proposal dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya ditujukan kepada BUMN Pembina dengan mencantumkan antara lain :

a) Nama dan alamat Unit Usaha dan Pemilik Usaha b) Bukti dan identitas diri Pemilik/Pengurus

c) Izin Usaha atau Surat Keterangan Usaha dari Pihak yang berwenang (minimal dari Lurah/Kepala Desa)

d) Perkembangan Usaha (arus kas, rugi laba, neraca) atau data yang menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha serta rencana usaha dan kebutuhan dana yang diharapkan.

e) Persyaratan lain yang dianggap perlu oleh masing-masing BUMN Pembina.

f) BUMN Pembina melaksanakan analisa kelayakan secara langsung atas permohonan calon mitra binaan, kemudian mengadakan kordinasi dengan kordinator BUMN Pembina

2) Mitra Binaan yang layak untuk dibina menyelesaikan proses administrasi pinjaman sesuai ketentuan BUMN Pembina.

3) Pemberian dana pinjaman kepada Calon Mitra Binaan dituangkan dalam Surat Perjanjian/Kontrak yang sekurang-kurangnya memuat :

a) Nama dan alamat BUMN Pembina dan Mitra Binaan b) Hak dan kewajiban BUMN Pembina dan Mitra Binaan

c) Jumlah pinjaman dan peruntukannya

d) Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok dan bunga dan lain-lain)

4) BUMN Pembina dilarang memberi pinjaman kepada Calon Mitraan yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina lain.

i. Kewajiban Mitra Binaan :

1) Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah disetujui oleh BUMN Pembina

2) Menyelenggarakan pencatatan/pembukuan dengan tertib

3) Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati

4) Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada BUMN Pembina

j. Kewajiban BUMN Pembina :

1) Melaksanakan evaluasi seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan Calon Mitra Binaan secara langsung.

2) Menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan

3) Menyampaikan Laporan Berkala (Triwulan, Semester dan Tahunan) kepada Menteri BUMN dan Kordinator BUMN Pembina

k. Program Bina Lingkungan adalah bantuan yang diberikan kepada masyarakat lingkungan sekitar wilayah usaha perusahaan sebagaimana tersebut dalam SK Menteri Negera BUMN Nomor Kep-236/MBU/2003.

Bentuk bantuan bina lingkungan yang diberikan adalah : 1) bantuan korban bencana alam

2) bantuan peningkatan kesehatan 3) bantuan pendidikan dan pelatihan

4) bantuan pengembangan prasarana dan sarana umum 5) bantuan sarana ibadah

l. Objek Bina Lingkungan yang dinilai berdasarkan kebutuhan nyata masyarakat di sekitar wilayah Kebun/Unit. Objek Bina Lingkungan yang akan diproses harus dilengkapi data-data sebagai berikut :

1) Surat permohonan masyarakat yang diketahui instansi resmi Pemerintah (minimal Kepala Desa/Lurah)

2) Foto Objek Bina Lingkungan

3) Alasan kebun mengajukan Objek Bina Lingkungan 4) Perkiraan data yang dibutuhkan

Dalam rangka mengefektifkan penyaluran dana Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan dibentuk Tim Analisa/Evaluasi sendiri dari bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Distrik Menejer. Hasil analisa Distrik Menejer adalah perhitungan yang dilakukan distrik menejer atas proposal pengajuan masyarakat lingkungan usaha kecil dan koperasi melalui Kebun/Unit untuk dievaluasi bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Hasil evaluasi bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan adalah evaluasi untuk rekomendasi terhadap hasil analisa Distrik Menejer agar mendapat persetujuan Direksi.

Analisa Program Kemitraan meliputi :

1) Calon Mitra Binaan mengajukan proposal (permohonan perjanjian kredit dengan dokumen/data-data kepada Kebun/Unit sesuai wilayahnya masing-masing).

2) Distrik Menejer melakukan analisa lapangan terhadap pengajuan proposal dari Calon Mitra Binaan (CMB) melalui Kebun/Unit yang terdekat dengan wilayah. 3) Distrik Menejer melakukan koordinasi dengan Dinas Koperasi yang ada di

wilayah usaha untuk menghindari terjadinya pinjaman yang tumpang tindih. 4) Distrik Menejer membuat rekapitulasi beberapa jumlah nilai pinjaman yang

diajukan oleh masing Calon Mitra Binaan, kemudian mengirim rekapitulasi tersebut ke bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan selanjutnya

5) Bagian Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan melakukan evaluasi lapangan terhadap hasil analisa Distrik Menejer.

6) Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merekapitulasi seluruh hasil evaluasi Distrik Menejer untuk diusulkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.

Analisa Program Bina Lingkungan meliputi :

1) Masyarakat mengajukan permintaan dana Bina Lingkungan melalui Kebun/Unit yang terdekat dengan wilayahnya.

2) Distrik Menejer melakukan analisa kelayakan atas Objek Bina Lingkungan yang diajukan Kebun/Unit, sesuai dengan harga pasar di wilayah usaha masing-masing.

3) Distrik Menejer melakukan koordinasi dengan instansi Pemkab/Pemko terkait atas rencana Objek Bina Lingkungan guna menghindari program yang tumpang tindih.

4) Distrik Menejer merekapitulasi seluruh hasil analisa kelayakan, selanjutnya dikirim ke bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan.

5) Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan melakukan evaluasi lapangan. 6) Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan merekapitulasi seluruh

pengajuan untuk diusulkan kepada Direksi untuk mendapat persetujuan.

7) Dana Program Bina Lingkungan diberikan berdasarkan jarak Radius penerima Objek Bina Lingkungan dari Kebun/Unit terdekat dengan urutan sebagai berikut : Perioritas I : berada dalam Radius 10 km dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara III.

Perioritas II : berada di atas Radius 10 km sampai dengan 30 km dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara III.

Perioritas III : berada di atas Radius 30 km atau lebih dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara III

3. Proses Penyaluran Dana Kemitraan dan Bina Lingkungan

Dalam proses penyaluran dana Kemitraan terlebih dahulu mempersiapkan Surat Perjanjian, Berita Acara dan Dokumen Penyaluran Dana Kemitraan. Setelah mendapat persetujuan Direksi, bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan menyiapkan kontrak penyaluran dana bantuan Program Kemitraan yang

ditandatangani oleh Direktur Keuangan sebagai Pihak I dari Mitra Binaan sebagai Pihak II, yang masing-masing memakai materai secukupnya dan disertai dokumen/data-data sebagai berikut :

a. Surat Perjanjian Pengakuan Hutang dan Jaminan oleh Pihak II b. Berita Acara Serah Terima Uang Pinjaman Modal Kerja c. Jadwal angsuran pinjaman

Untuk proses penyaluran dana Program Bina Lingkungan dilakukan hal-hal sebagai berikut :

a. Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan mempersiapkan segala sesuatu data-data surat-menyurat dan Berita Acara Serah Terima Objek Bina Lingkungan. b. Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bersama-sama dengan Distrik

Menejer dan Kebun/Unit mempersiapkan jadwal dan tempat penyerahan Objek Bina Lingkungan secara simbolis.

c. Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan atau Kebun/Unit menyerahkan objek bina lingkungan dan didukung dengan Berita Acara Serah Terima.

d. Proses pengadaan material/fisik dilaksanakan melalui pembelian langsung dari Kebun/Unit atau oleh bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan mengacu pada harga pasar di wilayah masing-masing penerima onjek Bina Lingkungan, dengan ketentuan bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan telah lebih dulu melakukan survei harga pasar di lapangan.

e. Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKM) yang ditunjuk oleh bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan atau Kebun/Unit untuk pengadaan barang Objek Bina Lingkungan terlebih dahulu mengajukan surat penawaran dan bila terjadi kesepakatan diteruskan dengan surat perjanjian kerja.

f. Khusus untuk Objek Bina Lingkungan yang dalam bentuk barang pabrikan/keagenan tunggal dengan nilai di atas Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah), dengan terlebih dahulu meminta petunjuk dari bagian teknis terkait di PT. Perkebunan Nusantara III.

Pelaksanaan pekerjaannya dilakukan dengan menerbitkan Surat Perjanjian (SP)

bermaterai yang ditandatangani oleh Direktur Teknis untuk nilai di atas Rp. 100.000.000,- sampai dengan Rp. 500.000.000,- atau Direktur Utama dengan

nilai di atas Rp. 500.000.000,-

g. Berita Acara Serah Terima Objek Bina Lingkungan ditandatangani antara penerima dan yang menyerahkan objek bina lingkungan untuk selanjutnya diserahkan kepada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Berita Acara Serah Terima agar dilengkapi data-data pendukung antara lain :

1) Foto Objek Bina Lingkungan sebelum dan sesudah dibantu. 2) Faktur bon/kwitansi pembelian barang.

Setelah proses penyaluran dana dilalui, seterusnya bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan melakukan pemberitahuan kepada Distrik Menejer. Untuk Program Kemitraan, Distrik Menejer kemudian memanggil Calon Mitra Binaan (CMB) yang telah disetujui Direksi untuk penandatanganan kontrak perjanjian dan

memberitahukan bahwa Calon Mitra Binaan (CMB) wajib mengikuti pelatihan/kewirausahaan. Untuk objek Bina Lingkungan serta pemberitahuan nama- nama penerima objek Bina Lingkungan secara simbolis.

Penandatanganan Surat Perjanjian/kontrak di lakukan di kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III, di hadapan/disyahkan oleh Notaris dan penyerahan jaminan oleh Calon Mitra Binaan (CMB) diserahkan kepada bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dan Distrik Menejer, kemudian didistribusikan kepada Kebun/Unit yang seterusnya diserahkan kepada Mitra Binaan masing-masing distrik. Penyerahan dana pinjaman Kemitraan dan Objek Bina Lingkungan dilakukan oleh bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan disaksikan oleh Distrik Menejer dan Menejer Kebun/Unit setempat. Penyerahan dana kemitraan diberikan dalam bentuk Bilyet Giro yang ditransfer ke rekening tabungan Calon Mitra Binaan masing-masing.

Untuk Program Kemitraan setiap Calon Mitra Binaan (CMB) diwajibkan masuk asuransi jiwa sebagai pelindung atas diri Calon Mitra Binaan selama menjadi Mitra Binaan. Setelah seluruh proses penyaluran dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan dipenuhi, selanjutnya bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan harus membuat laporan pelaksanaan Program Kemitraan dan Program Bina Lingkungan yang seharusnya disampaikan kepada Menteri BUMN, Koordinator BUMN Pembina dan Direksi PT. Perkebunan Nusantara III, laporan dimaksud meliputi :

b. Laporan semester c. Laporan tahunan

Selanjutnya untuk pengembalian pinjaman Mitra Binaan dilakukan melalui proses pembinaan monitoring/penagihan cicilan mitra binaan terhadap cicilan pinjaman yang telah jatuh tempo. Tujuannya adalah agar pengembalian pinjaman dapat dikembalikan tepat waktu (tanggal 1 s/d 10 setiap bulannya) sesuai dengan target dan jadwal yang telah direncanakan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA).

Pelaksanaan Pembinaan dan monitoring dilakukan oleh bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan yang meliputi :

a. Perkembangan usaha (produksi dan pemasaran) b. Administrasi keuangan

c. Kelancaran pembayaran cicilan

Bentuk monitoring yang dilakukan yaitu :

a. Menyusun jadwal kunjungan monitoring/penagihan sesuai masing-masing wilayah kerja oleh Kepala Urusan Administrasi Keuangan dan ditandatangani Kepala Bagian.

b. Membuat target penagihan masing-masing wilayah kerja oleh petugas dan disetujui Kepala Bagian Umum.

c. Mengajukan surat perjalanan dinas ke bagian terkait

d. Membuat ratel ke Kebun/Unit dengan tembusan ke distrik menejer untuk meminta petugas pendamping yang berkaitan dengan Kemitraan dan Bina Lingkungan di Distrik masing-masing.

e. Membuat laporan hasil kunjungan monitoring/penagihan oleh petugas kepada Kepala Bagian diketahui Kepala Urusan Administrasi Keuangan/Umum.

Pembayaran cicilan dapat dilakukan langsung ke bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan, dan dapat juga dengan transfer ke rekening, bagian kemitraan dan bina lingkungan. Dalam hal tertentu, dapat ditagih langsung oleh petugas. Pembayaran dilakukan dengan menggunakan Kartu Cicilan yang dibuat oleh Program Kemitraan dan Bina Lingkungan bagi seluruh Mitra Binaan. Di dalam kartu cicilan mitra binaan tercantum :

a. Alamat, nama usaha dan nama mitra binaan.

b. Nomor surat perjanjian, lamanya cicilan, tanggal waktu jatuh tempo, besar pinjaman, besar cicilan dan bunga pinjaman.

c. Tabel yang terdiri dari 12 kolom (cicilan ke, tanggal, nomor bukti kas/bank, uraian, cicilan bulan ini, terdiri dari pokok/bunga, cicilan s/d bulan ini terdiri dari pokok/bunga, sisa pinjaman terdiri dari pokok/bunga, paraf petugas)

d. Daftar rincian pembayaran Mitra Binaan.

C. Potensi dan Gambaran Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi

Dokumen terkait