• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DASAR HUKUM BUMN DALAM PEMBINAAN USAHA

C. Pengertian Usaha Kecil dan Koperasi

Usaha kecil sebagai wadah usaha bagi sebagian besar masyarakat merupakan usaha yang mampu tumbuh dan berkembang secara mandiri dan memberikan andil besar serta menduduki peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi.

Kedudukan usaha kecil sangat penting dalam mewujudkan pembangunan perekonomian nasional suatu negara. Hal ini telah disadari dimana-mana, tidak saja dinegara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tetapi juga negara- negara maju semacam Amerika Serikat. Di Amerika Serikat dari 5,5 juta usaha yang telah berjalan lancar, ternyata 95 % merupakan usaha kecil. Di Indonesia sendiri data semacam itu belum ada, tetapi menurut perkiraan banyak pengamat, tidak kurang dari 90 % usaha Indonesia adalah usaha kecil, dan menurut catatan Kementrian Negara Koperasi dan UKM di Indonesia terdapat 41 juta usaha kecil.34

Besarnya perhatian pemerintah terhadap usaha kecil dapat kita lihat seperti di Amerika Serikat sebuah negara maju, telah membentuk suatu lembaga yang tugasnya khusus membantu lancarnya pengembangan usaha kecil yaitu Lembaga Administrasi Usaha Kecil (Small Business Administration). Di Australia bila seorang rakyat kecil

34

Singgih Wibowo, dkk, Petunjuk Mendirikan Perusahaan Kecil, Penebar Swadaya, 2000, Jakarta, hal. 1 dan menurut Cat Komerterian Masyarakat Koperasi & UKM, di Indonesia terdapat 41 juta usaha kecil. http : //pikiran-rakyat.com/ cetak/ 2005 Tanggal 10 Desember 2005.

yang ingin membuka usaha, uluran tangan yang antusias akan diberikan, berbagai peluang ditawarkan, bahkan modal usaha pun dibantu. Di Bangladesh, 80 % uang yang beredar dinegara tersebut dikelola Lembaga Swadaya Masyarakat yang mengembangkan berbagai jenis perekonomian rakyat.35

Di Indonesia untuk mengembangkan usaha kecil ini pemerintah telah membuat kebijakan-kebijakan, diantaranya menciptakan berbagai fasilitas mulai dari perkreditan sampai dengan upaya memecahkan masalah pemasaran dan berbagai keringanan serta kemudahan, disediakan pemerintah untuk merangsang dan membina usaha kecil.

Keberadaan dan kedudukan usaha kecil di tengah-tengah kehidupan usaha telah mendapat tempat dan perhatian di dalam masyarakat. Karena usaha kecil mampu menyerap tenaga kerja, ikut melancarkan peredaran perekonomian negara dan juga mampu berdampingan dengan perusahaan-perusahaan besar dalam memenuhi kebutuhan masyarakat. Usaha kecil juga berfungsi dalam mendorong pertumbuhan perekonomian nasional dan mewujudkan stabilitas nasional pada umumnya dan stabilitas ekonomi khususnya.

Begitu besarnya kedudukan dan peran usaha kecil di dalam pertumbuhan perekonomian rakyat, maka keberadaan usaha kecil perlu diberdayakan dan dilindungi dengan suatu kekuatan hukum yang dibutuhkan untuk mengatur tentang usaha kecil yaitu dengan Undabng-undang No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil.

35

Hanif, Iswar Syaputra, dkk, Usaha Kecil dan Mikro di Tengah Arus Globalisasi, Bitra Indonesia, hal.vii

Dengan adanya Undang-undang tentang Usaha Kecil ini, para pengusaha kecil dapat meningkat kiprahnya dalam pembangunan ekonomi. Hal ini merupakan upaya pemerintah untuk memberdayakan usaha kecil dan koperasi dalam menumbuhkan iklim usaha, pembinaan dan pengembangan sehingga usaha kecil dan koperasi mampu tumbuh dan memperkuat dirinya menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

Dalam penjelasan Pasal 1 butir (1) Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tersebut, dikatakan bahwa yang dimaksud dengan usaha kecil dalam pasal ini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.

Usaha kecil (small Business) adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala

kecil dan memenuhi kreteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang usaha kecil.

Oleh Small Business Administration Amerika (Lembaga Administrasi Usaha

Kecil di Amerika) dinyatakan bahwa yang dikatakan bisnis kecil ialah

1. Sebuah pabrik yang didirikan dan dijalankan oleh beberapa karyawan. 2. Usaha grosir dengan jumlah penjualan kurang dari US $200.000 setahun

3. Usaha toko eceran, perusahaan konstruksi, usaha jasa dengan jumlah penghasilan setahun dari US $50.000.36

Lain lagi pengertian yang diberikan oleh commite for Economic Development, yang menggunakan ciri-ciri sebuah bisnis kecil ialah :

1. Manajemennya dilakukan secara bebas, biasanya pemilik langsung menjadi manejer.

36

2. Modal berasal dari pemilik atau kelompoknya.

3. Daerah operasinalnya bersifat lokal dan si pemlik bertempat tinggal tidak jauh dari lokasi.

4. Dalam usaha industri ukuran besar dan kecil itu sangat relatif suatu bisnis dikatakan kecil jika dibandingkan bisnis yang sejenis.

Potret usaha kecil pada umumnya adalah merupakan usaha keluarga dengan modal yang terbatas; tidak memiliki manajemen dan perencanaan usaha yang jelas; menggunakan teknologi dan peralatan yang sederhana; tidak memiliki akses pemasaran langsung kepada konsumen; egois dan kurang memiliki rasa kebersamaan; kurang memiliki komitmen dan etika bisnis; tidak memiliki kemandirian dalam berusaha (tingkat ketergantungannya tinggi); umumnya berasal dari masyarakat yang tidak memiliki budaya bisnis (masyarakat agraris) sehingga kurang memiliki wawasan bisnis; serta minim dan kesulitan untuk mengakses berbagai informasi.37

Dari potret dan ciri-ciri tersebut, dan di tengah-tengah persaingan usaha yang sangat ketat sebagaimana yang terjadi saat ini usaha kecil pada hakikatnya belum layak disebut pengusaha.

Mengenai batasan kreteria suatu usaha diklasifikasikan menjadi usaha kecil pada awalnya dieprgunakan berbagai ukuran. Ada yang menggunakan ukuran jumlah penjualan tahunan dan jumlah gaji pekerja. Ada juga yang menggunakan jumlah pekerja, besarnya tenaga listrik yang dipakai dan besarnya modal yang ditanam, bahkan jenis pembeli dan daerah pemasaran sering dijadikan patokan.

37

Di Indonesia, dahulu usaha yang digolongkan kecil jika menggunakan tenaga listrik 5 KVA atau menggunakan tenaga kerja 50 orang. Kemudian digunakan ukuran modal untuk menentukan besar kecilnya usaha. Perusahaan dikatakan kecil jika : a. Usaha perdagangan atau jasa yang dijalankan memiliki modal yang tidak lebih

dari Rp. 40 juta (empat puluh juta rupiah).

b. Usaha produksi/ industri atau jasa konstruksi yang mempunyai modal tidak lebih dari Rp. 100 juta (seratus juta rupiah).

Ciri-ciri lain yang dapat digunakan sebagai ukuran apakah suatu usaha tergolongan kecil :

a. Usaha dimiliki secara bebas, terkadang tidak berbadan hukum, b. Operasinya tidak memperlihatkan keunggulan yang mencolok, c. Usaha dimiliki dan dikelola oleh satu orang,

d. Usaha tidak memiliki karyawan,

e. Modalnya dikumpulkan dari tabungan milik pribadi, atau

f. Wilayah pasarnya bersifat lokal dan tidak terlalu jauh dari pusat usahanya.38 Secara umum pengertian perusahaan kecil mengacu pada ciri-ciri : a. Manajemen berdiri sendiri :

Pada umumnya para manajer perusahaan kecil adalah juga pemilik. Dengan predikat yang disandang, mereka memiliki kebebasan luas untuk bertindak dan mengambil keputusan.

38

b. Investasi modal terbatas, pada umumnya modal perusahaan kecil disediakan oleh seorang pemilik atau sekelompok kecil pemilik karena jumlah modal yang diperlukan relatif kecil dibandingkan modal yang diperlukan perusahaan- perusahaan besar.

c. Daerah operasinya lokal. Dalam hal ini majikan dan karyawan tinggal dalam satu lingkungan yang berdekatan dengan letak perusahaan. Meskipun demikian, tidak berarti perusahaan kecil hanya melayani pasar setempat. Sering kali dijumpai pemasaran perusahaan kecil bahkan mencapai lingkungan nasional.

d. Ukuran secara keseluruhan relatif kecil (penyelenggaraan dibidang operasinya tidak dominan).39

Sedang kriteria tentang usaha kecil menurut Undang-undang No. 9 Tahun 1995, disebutkan dalam Pasal 5 Undang-undang tersebut yaitu :

1. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut :

a. memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau,

b. memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).

c. milik warga negara Indonesia.

d. berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha besar.

39

e. berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk Koperasi.

2. Kriteria sebagaimana dalam ayat (1) huruf a dan b, nilai nominalnya dapat diubah dengan perkembangan perekonomian, yang diatur dengan Peraturan Pemerintah. Dari ketentuan Pasal 5 ayat (1) huruf e, Undang-undang No. 9 Tahun 1995 tersebut jelas Koperasi telah dikategorikan sebagai usaha kecil.

Koperasi adalah suatu bentuk kerja sama dalam lapangan perekonomian. Kerja sama ini karena adanya kesamaan jenis kebutuhan hidup mereka. Orang-orang ini bersama-sama mengusahakan kebutuhan sehari-hari, kebutuhan yang bertalian dengan perusahaan atau rumah tangga mereka. Untuk mencapai tujuan diperlukan adanya kerja sama yang akan berlangsung terus; oleh sebab itu dibentuklah suatu perkumpulan sebagai bentuk kerja sama itu.

Secara umum koperasi berasal dari kata-kata Latin yaitu Cum yang berarti dengan dan Aperari yang berarti bekerja. Dari dua kata ini, dalam bahasa Inggris dikenal istilah Co dan Operation, yang dalam bahasa Belanda disebut dengan istilah

Cooperative Vereneging yang berarti bekerja bersama dengan orang lain untuk

mencapai suatu tujuan tertentu. Dari kata Co Operation kemudian diangkat menjadi istilah ekonomi sebagai Kooperasi yang dibakukan menjadi suatu bahasa ekonomi yang dikenal istilah KOPERASI, yang berarti organisasi ekonomi dengan keanggotaan yang sifatnya sukarela.

Apabila dirujuk kepada Undang-undang No. 25 Tahun 1992, Tentang Perkoperasian, pada Pasal 1 butir 1, disebutkan : “Koperasi adalah badan usaha yang

beranggotakan orang-orang atau badan hukum Koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan”.

Koperasi Indonesia berasaskan kekeluargaan. Hal ini secara jelas tertuang didalam Pasal 2 Undang-undang No. 25 Tahun 1992. Asas kekeluargaan adalah asas yang memang sesuai dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia dan telah berurat-berakar dalam jiwa bangsa Indonesia.

Menurut Nindyo Pramono sebagaimana dikutip dalam buku R. T. Sutantya Rahardja H, mengatakan Koperasi adalah suatu perkumpulan atau organisasi ekonomi yang beranggotakan orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan masuk keluar sebagai anggota menurut peraturan yang ada; dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan suatu usaha, dengan tujuan mempertinggi kesejahteraan jasmaniah para anggotanya.40

Dari pengertian di atas maka Koperasi Indonesia memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adalah suatu badan usaha yang pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan memperoleh keuntungan ekonomis. Oleh karena itu koperasi di beri peluang pula untuk bergerak di segala sektor perekonomian, dimana saja, dengan mempertimbangkan kelayakan usaha.

40

Nindyo Pramono sebagaimana dikutip dalam Sutantya Rahardja Hadikusuma, Hukum

2. Tujuannya harus berkaitan langsung dengan kepentingan anggota, untuk meningkatkan usaha dan kesejahteraannya. Oleh karena itu pengelolaan usaha koperasi harus dilakukan secara produktif, efektif dan efisien, sehingga mampu mewujudkan pelayanan usaha yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat sebesar-besarnya pada anggota.

3. Keanggotaan koperasi bersifat sukarela tidak boleh dipaksakan oleh siapapun dan bersifat terbuka, yang berarti tidak boleh ada pembatasan ataupun diskriminasi dalam bentuk apapun juga.

4. Pengelolaan koperasi dilakukan atas kehendak dan keputusan para anggota dan para anggota yang memegang serta melaksanakan kekuasaan tertinggi dalam koperasi. Karena pada dasarnya anggota koperasi adalah pemilik sekaligus pengguna jasa koperasi.

5. Pembagian pendapatan atau sisa hasil usaha dalam koperasi ditentukan berdasarkan pertimbangan jasa usaha anggota kepada koperasi, dan balas jasa terhadap modal yang diberikan kepada para anggota adalah terbatas. Artinya, tidak melebihi suku bunga yang berlaku di pasar dan tidak semata-mata didasarkan atas besarnya modal yang diberikan.

6. Koperasi berprinsip mandiri. Ini megandung arti bahwa koperasi dapat berdiri sendiri tanpa tergantung pada pihak lain, memiliki kebebasan yang bertanggung jawab, memiliki otonomi, swadaya, berani mempertanggungjawabkan perbuatan sendiri dan keinginan mengelola diri sendiri.

Dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 dinayatakan bahwa koperasi adalah bangun perusahaan yang sesuai dengan perekonomian Indonesia yang disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas asas kekeluargaan. Penjelasan Pasal 33 menempatkan koperasi baik dalam kedudukannya sebagai soko guru perekonomian nasional.41

Menurut Made Kembar Sri Budhi M. P koperasi sangat sesuai dengan gerakan perekonomian rakyat, sesuai dengan amanat UUD 1945 koperasi merupakan salah satu unit usaha yang direkomendasikan, koperasi berlandaskan kekeluargaan dan bertujuan meningkatkan kesejahteraan anggotanya.42

Adapun yang menjadi tujuan, fungsi dan peran koperasi didalam Undang- undang No. 25 Tahun 1992 dapat diuraikan sebagai berikut :43

a. Koperasi Indonesia berusaha membantu para anggotanya untuk dapat meningkatkan penghasilannya.

b. Koperasi Indonesia dapat mengurangi tingkat pengangguran.

c. Koperasi Indonesia dapat mengembangkan kegiatan usaha masyarakat. Sebagai badan usaha yang mengutamakan usaha bersama dalam meningkatkan kesejahteraan hidup para anggotanya, maka dalam kegiatan usahanya koperasi berusaha mempersatukan usaha bersama tersebut dengan baik.

41

Menurut Bung Hatta UUD 1945 Pasal 33 memandang koperasi sebagai soko guru ekonomi Indonesia dan apabila dipelajari betul isi Pasal itu, tampaklah bahwa daerah perekonomian Indonesia pada permulaannya dibagi dalam 3 bagian yang pertama dan yang dianggap terpenting adalah koperasi. Dalam Sri Edi Swasono, Koperasi di Dalam Orde Ekonomi Indonesia, (Jakarta : UI Press, 1987), hal. 70.

42

Http ://www.balipost.co.id/ balipostcetak/ 2005 Tanggal 09 Desember 2005.

43

d. Koperasi Indonesia dapat berperan serta meningkatkan taraf hidup rakyat. Tujuan utama koperasi adalah meningkatkan taraf hidup para anggotanya, kemudian setelah kebutuhan para anggotanya tercukupi, koperasi berusaha untuk ikut meningkatkan taraf hidup masyarakat pada umumnya.

e. Koperasi Indonesia dapat berperan ikut meningkatkan pendidikan rakyat.

f. Koperasi Indonesia dapat berperan sebagai alat perjuangan ekonomi. Koperasi dapat memberikan kemampuan yang besar untuk dapat mempertinggi kesejahteraan rakyat banyak.

g. Koperasi Indonesia dapat berperan menciptakan demokrasi ekonomi. Dalam perannya sebagai alat pendemokrasian ekonomi nasional, koperasi dituntut berperan menyeluruh disemua lapangan usaha dan mampu menjangkau sektor- sektor ekonomi vital yang bermanfaat bagi kehidupan masyarakat, karenanya koperasi harus mampu bersaing secara positif dan objektif dengan badan-badan lainnya yang ada.

h. Koperasi Indonesia dapat berperan serta dalam membangun tatanan perekonomian nasional.

i. Koperasi Indonesia dapat berperan sebagai alat pembina insan masyarakat, untuk memperkokoh kedudukan bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian rakyat.

Tujuan, fungsi dan peran tersebut hanya dapat tercapai jika koperasi sendiri betul-betul melaksanakan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip-prinsip ekonomi. Dalam penjelasan dari Pasal 5 Undang-undang No. 25 Tahun 1992, diuraikan bahwa

prinsip koperasi adalah merupakan satu-kesatuan dan tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan berkoperasi. Dengan melaksanakan keseluruhan prinsip tersebut, koperasi mewujudkan dirinya sebagai badan usaha sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berwatak sosial. Prinsip koperasi ini merupakan esensi dari dasar kerja koperasi sebagai badan usaha dan merupakan ciri khas serta jati diri koperasi.

Koperasi Indonesia dapat bergerak disegala bidang kehidupan ekonomi dan berperan utama dalam kehidupan ekonomi rakyat. Ekonomi rakyat adalah semua kegiatan ekonomi yang dilaksanakan dan menyangkut kepentingan orang banyak (rakyat), seperti yang diamanatkan oleh Pasal 33 UUD 1945 beserta penjelasannya.

Namun demikian, dalam menjalankan koperasi ini harus lebih mengutamakan arah pada bidang-bidang usaha yang bekaitan langsung dengan kepentingan anggotanya, untuk menunjang usahanya maupun kesejahteraannya. Oleh karenanya itu pengelola usaha koperasi harus dilaksanakan secara produktif, efektif dan efisien. Dalam arti koperasi harus memilih kemampuan dalam mewujudkan pelayanan usaha, yang dapat meningkatkan nilai tambah dan manfaat yang sebesar-besarnya pada anggotanya, dengan tetap mempertimbangkan untuk memperoleh sisa hasil usaha yang wajar.

Koperasi sebagai wahana ekonomi yang telah diamanatkan dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (1), bukan semata-mata wadah kegiatan ekonomi, tetapi juga wadah pendidikan bagi masyarakat agar supaya menjadi manusia yang mandiri, percaya pada diri sendiri, professional, wiraswasta dan kreatif.

Dalam situasi ekonomi yang terpengaruh oleh resesi dunia, koperasi dapat dijadikan wadah untuk kegiatan peningkatan kualitas produksi (Resources-Based) untuk pemasaran di dalam negeri, dengan harga yang terjangakau oleh masyarakat sebagai hasil proses kegiatan produksi yang lebih efektif dan efisien dan meningkatkan “nilai tambah” nasional.

D. Aspek Hukum dan Upaya Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi oleh BUMN

Dokumen terkait