• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Hak Pilih dalam UU No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

BAB II : HAK PILIH SEBAGAI HAK ASASI MANUSIA

102/PUU-VII/2009

B. Pengaturan Hak Pilih dalam UU No. 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

1. Pengaturan Hak Pilih untuk di Pilih dalam Jabatan Presiden dan Wakil Presiden

UU No. 42 Tahun 2008 juga merupakan salah satu regulasi pelaksanaan pemilihan umum yang menjamin dan mengatur orang-orang untuk dapat memilih dan mengisi jabatan politik, yaitu Presiden dan Wakil Presiden atau dapat disebut sebagai Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden untuk selanjutnya disingkat pemilu Eksekutif69 didalam Pasal 6 A ayat (1) dan ayat (2)

69 Ramidan Rabi’ah, Lebih dekat dengan Pemilihan Umum di Indonesia, (Jakarta: Penerbit PT Grafindo Persada, 2004), hal 46

Undang Dasar NRI Tahun 1945, dijelaskan: “(1) Presiden dan wakil Presiden dipilih dalam satu pasangn langsung oleh rakyat. (2) Pasangan calon Presiden an wakil Presiden diusulkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik peserta pemilu sebelum Pelaksanaan Pemilu”70.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga memberi batasan demarkasi terhadap Undang-Undang ini. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden dilaksanakan secara berkala dalam waktu-waktu tertentu dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku. Pasal 6A ayat (5) menyatakan tata cara pemilihan Presiden dan Wakil Presiden lebih lanjut diatur dalam Undang-undang71.

Berdasarkan Pasal 6A ayat (5) UUD NRI Tahun 1945 tersebut dan untuk menjamin penjaminan hak politik warga negara untuk dapat memilih dan menduduki jabatan Presiden dan Wakil Presiden serta pelaksanaan Pemilu Prsiden dan Wakil presiden yang berkualitas, memenuhi derajat kompetisi yang sehat, partisipatif dan dapat dipertanggungjawabkan72, maka pengaturan hak memilih dan dipilih untuk jabatan Presiden dan Wakil Presiden diatur dalam UU No. 42 Tahun 2008.

Didalam Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 42 Tahun 2008 dijelaskan mengenai Pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden atau disingkat pemilu Presiden dan Wakil Presiden adalah pemilihan umum untuk memilih Presiden dan

70 Abu Tamrin, “Urgensi Pemilu Presiden dan Wakil Presiden secara Langsung di Era Reformasi”, Jurnal Cita Hukum, Vol. I No. 2, Desember 2013, hal 191

71 Ibid.,

72 Penjelasan UU NO. 42 Tahun 2008 tentang Pemilu Presiden dan Wakil Presiden

Wakil Presiden dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Asas pemilihan umum Presiden dan wakil Presiden sama dengan asas pemilihan umum Legislatif, tertera dalam Pasal 2 UU No. 42 Tahun 2008, yaitu dilaksanakan secara efektif dan efesien berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil73.

Dalam UU No. 42 Tahun 2008 tidak diatur tentang calon independen (perseorangan) berarti calon Presiden dan Wakil Presiden harus diajukan oleh Partai Politik dan Gabungan Partai Politik, tetapi tidak semua partai politik dan gabungan partai politik yang dapat mengajukan calon Presiden dan Wakil Presiden. Hal ini dijelaskan pada Partai Politik atua Gabungan Partai Politik peserta pemilu yang memenuhi syarat perolehan kursi paling sedikit 20% (dua puluh persen) dari jumlah kursi DPR atau memperoleh 25% (dua puluh lima persen) dari suara sah nasional dalam pemilihan umum anggota DPR sebelum pelaksanaan pemilu Presiden dan Wakil Presiden74.

Persyarataan menjadi Presiden dan Wakil Presiden dijelaskan UU No. 42 Tahun 2008 pada BAB III bagian kesatu tentang persyaratan calon Presiden dan Wakil Presiden Pasal 5 dan Pasal 6 yang masing-masing menyatakan sebagai berikut:

Pasal 5

a. Bertaqwa kepda Tuhan Yang Maha Esa;

73 Abu Tamrin, Loc.cit

74 Abu Tamrin, Loc.cit

b. Warga Negara Indonesia sejak kelahirannya dan tidak pernah menerima kewarganegaraan lain karena kehendaknya sendiri;

c. Tidak pernah mengkhianati negara serta tidak pernah melakukan tindak pidana korupsi dan tindak pidana berat lainnya;

d. Mampu secara rohani dan jasmani untuk melaksanakan tugas dan kewajiban sebagai Presiden dan Wakil Presiden;

e. Bertempat tinggal diwilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

f. Telah melaporkan kekayaan kepada instansi yang berwenang memeriksa kekayaan penyelenggara negara;

g. Tidak sedang memiliki tanggung jawab hutang secara perseorangan dan/atau secara badan hukum yang menjadi tanggung jawabnya yang merugikan keuangan negara;

h. Tidak sedang dinyatakan pailit berdasarkan putusan pengadilan;

i. Tidak pernah melakukan perbuatan tercela;

j. Terdaftar sebagai pemilih;

k. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan telah melaksanakan kewajiban membayar pajak selam 5 (lima) tahun terakhir yang dbuktikan dengan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi;

l. Belum pernah menjabat sebagai Presiden dan Wakil Presiden selama 2 (dua) kali masa jabatan dalam jabatan yang sama;

m. Setia kepada Pancasila sebagi Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17 Agustus 1945;

n. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

o. Berusia sekurang-kurangnya 35 (tiga puluh lima) tahun;

p. Berpendidikan paling rendah tamat Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK), atau bentuk lain yang sederajat;

q. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G.30 S/PKI;dan

r. Memiliki visi, misi, dan program dalam melaksanakakn pemerintahan negara Republik Indonesia.

Pasal 6

(1) Pejabat negara yang dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagi calon Presiden atau calon Wakil Presiden harus mengundurkan diri dari jabatannya.

(2) Pengunduran diri sebagai pejabat negara sebagimana dimaksud pada ayat (1) paling lambat pada saat didaftarkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik di KPU sebagi calon calon Presiden dan Wakil Presiden yang dinyatakan dengan surat pengunduran diri yang tidak dapat ditarik kembali.

(3) Suarat pengunduran diri sebgai pejabat negara sebagimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan kepada KPU oleh Partai Politik sebagai dokumen persyaratan calon Presiden ataun Wakil Presiden.

Pasal 7

(1) Gubernur atau wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota yang akan dicalonkan oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagi calon Prsiden harus meminta izin kepada Presiden.

(2) Surat permintaan izin gubernur, wakil gubernur, bupati, wakil bupati, wali kota dan wakil wali kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan pada KPU oleh Partai Politik atau Gabungan Partai Politik sebagai dokumen persyaratan calon Presiden dan Wakil Presiden.

2. Pengaturan Hak memilih untuk memilih Presiden dan Wawkil Presiden

Pengaturan dan/atau penjaminan hak memilih terdapat dalam BAB V Pasal 27 ayat (1) dan (2) serta Pasal 28 yang didalamnya dinyatakan syarat atau diatur batas hak pilih warga negara, yaitu sebagai berikut

1. Warga negara Indonesia

2. Telah berusia 17 tahun atau lebih atau sudah/pernah kawin 3. Terdaftar sebagai Pemilih

Kemudian pada Pasal 111 ayat (1) juga terdapat syarat bagi warga negara yang hendak menggunakan suaranya harus sudah terdaftar pada Daftar Pemilih Tetap pada TPS yang bersangkutan dan pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tambahan.

Ketentuan mengenai syarat untuk dapat dipilih dan memilih merupakan batasan yang diberikan oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 atau alasan-alasan bersifat objektif.

C. Kuat Tidaknya Jaminan Hak Pilih dalam Pengaturannya dalam