• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengelolaan Program Siaran Radio

BAB II KAJIAN TEORI

B. Tinjauan tentang Pelaksanaan Program Radio

5. Pengelolaan Program Siaran Radio

Menurut Masduki (2004: 20-21) strategi dalam kebijakan pengelolaan

siaran radio terdiri dari 3 hal yang saling berkaitan diantaranya yaitu :

a. Segmenting, yaitu proses membagi-bagi atau mengelompokkan pendengar

dalam kotak-kota psikografis-sosiografis yang lebih homogen (Rhenald

Kasali,2000)

b. Targeting, yaitu proses memilih dan menyeleksi serta menjangkau potensi

pendengar melalui program siaran yang tepat.

c. Positioning, yaitu strategi memasuki jendela otak pendengar dan strategi

28

Pendengar merupakan bagian yang paling penting dalam sebuah siaran

program radio. Tanpa adanya pendengar, siaran program radio tidak akan

berguna. Kadangkala radio tidak berkorelasi dengan banyak sedikit atau aktif

pasifnya pendengar, oleh karena itu memahami tipologi pendengar sangatlah

penting bagi pengelola siaran (Masduki, 2004: 18). Pentingnya dalam

memahami tipologi pendengar erat dalam menentukan perencanaan sebuah

program acara, sehingga ini dapat menentukan sukses tidaknya radio tersebut.

Menurut Masduki (2004) ada 4 macam tipologi pendengar yaitu :

a. Pendengar spontan

Pendengar spontan adalah pendengar yang secara keberulan

mendengarkan radio. Mereka tidak ada rencana sebelumnya

mendengarkan sebuah acara tertentu bahkan perhatian pendengar dapat

beralih dengan mudah dengan aktivitas lain yang sedang dilakukan.

b. Pendengar pasif

Pendengar pasif adalah pendengar yang suka mendengarkan radio

di waktu-waktu luang dan menjadikan radio sebagai teman disaat waktu

luang sebagai sarana untuk menghibur diri.

c. Pendengar selektif

Pendengar selektif yaitu pendengar yang suka mendengrkan

sebuah acara siaran tertentu pada jam-jam tertentu, sehingga mereka

menyediakan waktu khusus untuk mendengarkan acara tersebut.

29

Pendengar aktif yaitu pendengar yang mendengarkan radio

dimanapun dan kapanpun mereka selalu dengarkan dan tak jarang mereka

ikut aktif berinteraksi melalui telepon.

Menurut Morissan (2009: 231), strategi pengelolaan program siaran

dibagi menjadi beberapa hal, antara lain :

a. Perencanaan Program

Pada dasarnya sebuah program yang disiarkan harus memiliki

perencanaan yang matang. Perencanaan yang baik akan memberikan

kelancaran pada tahap selanjutnya. Kelancaran dalam merencanakan

sebuah program membawa dampak yang besar bagi proses produksi,

penyiaran program dan mekanisme pengontrolan. Tanpa adanya

perencanaan evaluasi sebuah program tidak dapat dilakukan.

Menurut JB. Wahyudi (1994: 73) untuk dapat membuat sebuah

perencanaan yang baik maka dalam mengelola sebuah program siaran

harus mengetahui :

1) Tujuan yang hendak dicapai 2) Situasi dan kondisi masa kini 3) Kemampuan yang dimiliki 4) Tantangan yang dihadapi 5) Hambatan yang ada

6) Strategi yang tepat untuk pelaksanaan

Berdasarkan hal tersebut, dalam pelaksanaan program Telusur

Sejarah di Radio Edukasi Yogyakarta menjadi bahan penelitian yang

30

pengumpulan materi program membutuhkan strategi yang tepat sehingga

dapat meminimalisir hambatan dan tantangan yang ada mengingat

pembuatan program ini membutuhkan biaya, waktu dan tenaga yang

banyak untuk itu perencanaan program diperlukan dalam setiap tahap

pembuatannya.

Selain itu, hal-hal yang termasuk dalam perencanaan sebuah

program yaitu :

1) Perencanaan siaran yang didalamnya termasuk produksi dan

pengadaan materi siaran serta menyusun materi siaran tersebut

menjadi sebuah program acara yang disiarkan baik harian, mingguan

maupun bulanan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

2) Perencanaan sarana dan prasarana yang ada.

3) Perencanaan administrasi yang didalamnya termasuk dana, tenaga dan

pemasaran.

Perencanaan program dilakukan agar program siaran yang dibuat

sesuai dengan apa karakteristik masyarakat target pendengar. Perencanaan

program meliputi :

1) Pemilihan jenis program

Menurut Harley(2004:30) ada beberapa klasifikasi jenis program

berdasarkan conten dan tujuannya yaitu :

31

Program pemberitaan ini berisi mengenai berita dan siaran

diskusi seperti talkshow dan breaking news.

b) Program pendidikan

Program pendidikan merupakan program yang membahas

seputar kebutuhan dunia pendidikan yang dapat digunakan sebagai

bahan untuk melengkapi sumber belajar.

c) Program hiburan

Program hiburan adalah program yang disiarkan untuk

kebutuhan hiburan seperti penyiaran lagu berdasar permintaan

pendengar, kuis berhadiah, kirim salam, bernyanyi dan bercerita.

2) Perencanaan jadwal siaran

Dalam mengelola program radio mengatur format sangatlah

penting karena menjadikan pribadi atau ciri khas radio tersebut dalam

menarik minat pendengar. Untuk mendapatkan kesempurnaan

produksi dan penyajian siaran, perlu dilakukan perencanaan siaran

meliputi rencana siaran bulanan, rencana siaran mingguan, rencana

siaran harian. Perencanaan secara umum melahirkan kebijakan tentang

bagaimana alokasi waktu dan materi siaran dalam sehari, seminggu

sebulan hingga setahun. Bagian program bertanggung jawab untuk

mendapatkan program serta menentukan waktu atau jam penayangan

32

Menurut Masduki (2004:48) cara menentukan acara dan

perencanaan jadwal adalah sebagai berikut:

a) Kenali calon pendengar, pilih segmen pendengar paling potensial

di suatu daerah dengan melakukan penelitian kebutuhan

pendengar.

b) Rumuskan materi bentuk program

c) Menentukan format stasiun untuk menjamin konsistensi siaran

kepada target pendengar. Format stasiun juga akan mengatur

proporsi materi siaran.

d) Membangun citra radio dibenak pendengar untuk memperkuat jati

diri dengan beragam cara.

Berdasarkan uraian di atas, Radio Edukasi yang mengusung format

radio pendidikan sebelum membuat program-programnya, melakukan

survey kebutuhan pendengar sehingga seluruh program yang ada dalam

Radio Edukasi telah disesuaikan dengan kebutuhan pendengar. Selain itu,

Radio Edukasi hadir dengan program-program pendidikan yang banyak

disajikan dengan berbagai format. Untuk membangun citra Radio Edukasi

yang cerdas, santun dan menghibur, Radio Edukasi membangun kemitraan

dengan berbagai radio publik dan swasta yang tersebar di seluruh

Indonesia sehingga dapat memperluas segmen pendengar.

Alokasi dan waktu siaran juga penting dalam sebuah pelaksanaan

33

ditentukan atas dasar perilaku pendengar (Masduki 2004:49), yaitu

berdasarkan rotasi aktivitas mereka dalam satu hari dan kebiasaan istirahat

pada jam tertentu, kesepakatan bersama pendengar yang digali melalui

riset pendengar. Penjadwalan program seringkali terjadi perubahan.

Perencanaan yang baik akan memudahkan perubahan yang terjadi dapat

ditangani dengan segera sehingga masalah yang terjadi dalam setiap

perubahan perencanaan siaran dapat teratasi.

b. Produksi Program

Secara umum program radio diperoleh dari 4 sumber, yaitu

jaringan antar stasiun, rekaman atau menyewa dari rumah produksi,

produksi sendiri, dan pertukaran program dengan pihak lain yang menjadi

kongsinya (Tommy,2006:15). Produksi program siaran radio adalah

proses mentranfer naskah suara, menjadi suatu hasil nyata dari sebuah ide.

Produksi siaran radio pada dasarnya juga merupakan paduan penciptaan

gambar suara dengan rangkaian kata-kata, suara, musik dan sound efek

menjadi kesatuan yang utuh yang mampu membangkitkan sugesti, emosi

maupun imajinasi pendengarnya. Menurut Masduki (2004:51) ada dua

bentuk proses produksi program yaitu:

1) On Air

On Air atau siaran live adalah produksi yang dilakukan secara

langsung dari ruang siaran tanpa melalui proses pengeditan dan

34 2) Off Air

Off Air atau siaran recording merupakan prduksi yang dilakukan di

dalam ruang produksi yang meliputi sejumlah tahapan sampai sebuah

paket program siap disiarkan. Menurut JB. Wahyudi (1994: 30)

adapun tahapan dalam acara Off Air terdiri dari :

a) Pra produksi

Penemuan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan

naskah atau konsep dengan penuangan ide adalah inti dari tahap

pra produksi. Pada tahap pra produksi ini dibagi kembali menjadi 2

hal yaitu perencanaan dan persiapan.

(1) Perencanaan

Perencanaan pada tahap pra produksi meliputi penuangan

ide dan penulisan naskah. Konsep atau ide gagasan yang telah

ditetapkan dan telah disepakati dituangkan dalam bentuk

proposal program radio yang menjadi tanggung jawab

produser. Dalam proposal tersebut diuraikan berbagai aspek

mengenai konsep desain program yang akan diproduksi dalam

sebuah acara program radio. Setelah ada konsep program,

langkah selanjutnya adalah penulisan naskah. Naskah

merupakan bagian dari hasil penuangan ide atau gagasan yang

dikemas dalam bentuk menarik sesuai dengan desain program

35 (2) Persiapan

Persiapan pada tahap pra produksi ini mencakup 2 hal yaitu

persiapan perizinan seperti perizinan tempat liputan, termasuk

surat menyurat dan segala bentuk proses administrasi yang

dibutuhkan agar peliputan tidak terhambat. Selain perizinan,

persiapan yang dilakukan yaitu persiapan peralatan. Peralatan

menjadi bagian dari tahap pra produksi yang harus

diperhatikan karena peralatan berguna untuk menunjang

jalannya teknis program.

b) Produksi

Setelah tahap pra produksi selesai maka proses produksi dapat

dilaksanakan. Proses produksi dilakukan dengan perekaman suara

dari naskah menjadi bentuk rekaman suara yang dapat didengar

oleh pendengar. Dalam tahap produksi harus memperhatikan

beberapa hal yaitu :

(1) Kesesuaian jadwal selama bekerja

(2) Pengelolaan alat yang digunakan

(3) Pengelolaan kerabat kerja

(4) Kualitas suara hasil perekaman

c) Pasca Produksi

Tahap ini merupakan tahap akhir dari tahap proses produksi

36

serangkaian kegiatan yang dilakukan setelah semua pengambilan

suara dari semua materi dinyatakan selesai dan siap disiarkan.

Beberapa kegiatan yang termasuk dalam tahap pasca produksi

yaitu editing dan mixing. Editing dan mixing ini berperan

mengurangi dan menghilangkan noise yang terekam selama

perekaman suara, selain itu menambahkan efek dan musik sebagai

pelengkapnya. Pada tahap pasca produksi ini juga tak luput dari

evaluasi kerja yang dilakukan sebagai bahan perbaikan dari hasil

produksi yang dikerjakan.

Pada proses produksi diperlukan tim produksi yang mengatur

jalannya proses produksi. Sifatnya sementara selama produksi

berlangsung. Personel yang mendukung juga berasal dari unit kerja yang

ada pada strukstur organisasi lembaga penyiaran. Setelah proses produksi

selesai maka setiap personel kembali pada unit kerja asalnya (Djamal,

2011:101). Adapun tugas-tugas dari tim produksi antara lain :

1) Produser

- Bertanggung jawab atas produk yang dihasilkan.

- Menyediakan produk tepat pada waktunya.

- Mengkoordinir tim produksi.

- Mengatur alur kerja tim produksi.

- Menyediakan semua keperluan tim produksi.

37 2) Penulis Naskah

- Menyediakan naskah sebagai bahan produksi/bahan siaran.

- Menyediakan bahan tepat pada waktunya.

- Memastikan keakuratan data dan pengayaan data melalui riset.

3) Reporter

- Mencari bahan di lapangan/luar kantor.

- Menyediakan naskah siap baca.

- Menyampaikan laporan dari lapangan

4) Direktur Musik

- Menyediakan musik yang dibutuhkan.

- Memberikan masukan musik yang tepat.

- Melaksanakan tugas tersebut sesuai waktunya.

5) Operator Produksi

- Memproduksi sesuai perintah produser.

- Memiksing bahan mentah menjadi sebuah bahan layak siar.

- Mengerjakan dalam tempo sesuai keperluan tim

c. Eksekusi Program

Menurut Morrisan(2009:302), eksekusi program merupakan

kegiatan mencakup penayangan program sesuai dengan rencana yang

sudah ditetapkan. Penayangan program harus ditata dan disusun sesuai

dengan jadwal siaran baik itu program siaran on air maupun off air.

38

siaran untuk mendapatkan audien yang diinginkan karena pada jam

berbeda maka audiennya pun juga berbeda-beda. Oleh karena itu

pengelola program harus menyusun dan menata program sebaik mungkin.

Hal tersebut dapat diamati pada Tabel 2.

Tabel 2. Ketersediaan Audien dan Pembagian Waktu Siaran

Bagian Hari Audien Tersedia

Pagi Hari (06.00-09.00) Anak – anak, ibu rumah tangga, pensiunan, pelajar dan karyawan yang akan berangkat ke kantor.

Jelang Siang (09.00-12.00) Anak-anak pra sekolah, ibu rumah tangga, pensiunan, dan karyawan yang bertugas secara bergiliran ( shift)

Siang Hari (12.00-16.00) Karyawan yang baru pulang dari tempat kerja, anak-anak dan remaja.

Sore Hari (Early Evening) (16.00-18.00) Hamper sebagian besar audien sudah berada di rumah.

Jelang waktu utama (Prime Acces) (19.00-20.00)

Seluruh audien tersedia pada waktu ini.

Waktu utama (Prime Time) (20.00-23.00) Seluruh audien tersedia pada waktu ini utamanya antara pukul 20.00-21.00. Namun setelah itu, audien mulai berkurang utamanya audien anak-anak, para pensiunan dan mereka yang harus tidur lebih cepat agar dapat bangun pagi-pagi.

Jelang tengah malam (Late Fringe) (23.00-23.30)

Umumnya orang dewasa

Akhir Malam (Late Night) (23.30-02.00) Orang dewasa termasuk karyawan yang bertugas secara giliran(shift)

(Sumber: Peter K Pringle, Michael F.Starr, William E. McCavitt;Electronic Media Management, second edition, Focal Press, Boston-London, 1991) dalam Morissan (2009:257)

Penyusunan program siaran juga perlu mempertimbangkan prime

time, yaitu waktu terbaik bagi khalayak dalam menikmati acara siaran

yang ditayangkan dalam waktu sehari. Setiap program acara yang

disiarkan menurut segmen khalayak tertentu akan memiliki waktu prime

39

Suatu program dapat disusun dengan runtut, rinci, dan terarah

karena adanya panduan dalam operasionalisasi siaran yang disebut sebagai

format clock, yaitu pola atau pedoman terhadap isi acara berbentuk

diagram yang terdiri dari unsur-unsur isi/item materi siaran, keterangan

durasi ucapan penyiar, jumlah lagu, jumlah iklan, bentuk-bentuk insert,

serta keterangan lainnya (Triartanto, 2010: 104).

Selain dalam hal memperhatikan ketersediaan audien atau

masyarakat pendengar dan jam tayang sebuah program hal yang perlu

diperhatikan lagi adalah persiapan sebelum melaksanakan eksekusi sebuah

program. Dalam melaksanakan eksekusi program saat on air, terdapat dua

konsep atau metode penyiar yaitu siaran sendiri dan siaran berdua atau

lebih. Siaran sendiri yaitu penyiar bekerja sendirian baik bertutur,

mengelola informasi, maupun mengoperasikan peralatan. Sedangkan

siaran berdua atau lebih yaitu penyiar berpasangan baik dengan operator

yang bekerja untuk mengoperasikan peralatan, maupun dengan sesama

penyiar sehingga saling berbagi dalam bertutur atau melayani interaksi

pendengar.

Setiap pelaksanaan siaran program, setiap penyiar dibekali dengan

rencana siar yang diberikan oleh programmer. Menurut Theo Stokkink

(1997: 33-34), lembar rencana siaran program memberikan informasi yang

dibutuhkan untuk menggabungkan acara suatu program ke dalam susunan

40 1) Judul.

2) Tanggal dan waktu rekaman dipersiapkan. 3) Tanggal dan waktu rencana penyiaran. 4) Nama reporter (penulis).

5) Rencana siaran itu sendiri untuk dibacakan oleh penyiar. 6) Beberapa kata pertama dan terakhir dalam rekaman. 7) Durasi rekaman.

Berdasarkan penjelasan tersebut, setiap radio memiliki rencana siar

yang berbeda-beda dalam sekali pelaksanaan siaran, begitu juga dengan

Radio Edukasi. Rencana siar di Radio Edukasi diberikan kepada penyiar

sebagai panduan dalam pelaksanaan program siaran sehingga dapat

mempermudah proses siaran program.

d. Pengawasan dan Evaluasi Program

Menurut Menurut Terry dalam Wahyudi(1994:30), pengawasan

adalah langkah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan

evaluasi dan mengambil tindakan korektif bila diperlukan agar hasilnya

sesuai dengan yang telah direncanakan.

Menurut Winardi dalam Ukri (http://bloggerukri.blogspot.com),

pengawasan adalah semua aktivitas yang dilaksanakan oleh pihak manajer

dalam upaya memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang

direncanakan.

Penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengawasan adalah

suatu upaya untuk merancang sistem umpan balik informasi, untuk

41

menetapkan apakah telah terjadi suatu penyimpangan serta mengambil

tindakan perbaikan yang diperlukan guna mencapai tujuan yang telah

ditetapkan. Pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan suatu

perencanaan. Dengan adanya pengawasan maka perencanaan yang

diharapkan oleh manajemen dapat terpenuhi dan berjalan dengan baik.

Menurut Priangle dalam Morrissan (2009:314) dalam pengawasan

program, manajer program harus melakukan hal-hal berikut ini yaitu:

1)Mempersiapkan standar program stasiun penyiaran

2) Mengawasi seluruh isi program agar sesuai dengan standar stasiun dan aturan perundangan yang berlaku.

3) Memelihara catatan (record) program yang disiarkan.

4) Mengarahkan dan mengawasi kegiatan staf departemen program 5) Memastikan kepatuhan stasiun terhadap kontrak yang sudah dibuat. 6) Memastikan bahwa biaya program tidak melebihi jumlah yang sudah

dianggarkan.

Sasaran pengawasan menurut Donelly, Gibson, dan Ivan Cevich

dalam JB.Wahyudi (1994:93) dilaksanakan meliputi tiga tahapan dalam

pelaksanaan program yaitu pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan hasil

pekerjaan. Disetiap tahap tersebut dilakukan dengan pengawasan yang

terdiri dari :

1) Pengawasan preventif

Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum

program dilaksanakan yaitu meliputi pengawasan dalam perencanaan

program dan segala sesuatu yang dipersiapkan sebelum program

42 2) Pengawasan pengendalian

Pengawasan pengendalian adalah pengawasan yang dilakukan

ketika program sedang dilaksanakan.

3) Pengawasan umpan balik

Pengawasan umpan balik adalah pengawasan yang dilakukan

untuk mengevaluasi keseluruhan program yang telah dilaksanakan.

Di dalam pengawasan, kegiatan evaluasi juga dilakukan untuk

penyiaran program-program yang telah disiarkan disebuah radio. Hal

ini dilakukan untuk mengetahui minat pendengar yang merupakan

umpan balik dari khalayak pendengar mengenai sejauh mana program

yang disiarkan banyak diminati. Kegiatan evaluasi sebuah program

radio dapat dilakukan secara continue minimal setahun sekali secara

berkelanjutan.

C. Tinjauan Tentang Sejarah