Perseroan menyadari bahwa seiring dengan perkembangan Perseroan, kinerja operasional dan keuangan Perseroan rentan terhadap berbagai risiko. Praktik pengelolaan risiko yang berlandaskan pada prinsip kehati-hatian semakin diperlukan untuk menjamin pertumbuhan usaha yang sehat dan berkelanjutan. Perseroan melakukan klasifikasi risiko-risiko yang mungkin dihadapi dan upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalkan dampak risiko-risiko tersebut, sebagai berikut:
A. Risiko Operasional
1. Kondisi Cuaca
Seperti umumnya usaha agroindustri, faktor cuaca berpengaruh signifikan terhadap keberlangsungan usaha Perseroan. Hasil operasional Perseroan dapat dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang buruk dan makin sulit diprediksi belakangan ini.
Untuk meminimalkan dampak dari kondisi cuaca yang buruk, Perseroan akan lebih meningkatkan kapasitas pabrik kelapa sawit untuk menghadapi lonjakan hasil panen. Perseroan juga berusaha menyempurnakan praktik-praktik agronomis yang dapat meminimalkan dampak negatif dari kondisi cuaca yang buruk.
2. Pejabat dan Manajemen Senior
Perseroan saat ini dikelola oleh sejumlah pejabat dan manajemen senior, dimana mereka telah memiliki pengalaman yang panjang, baik di kelompok usaha Perseroan maupun di bidang industri kelapa sawit. Oleh karena itu, kehilangan pejabat senior tentunya dapat berdampak pada perkembangan usaha Perseroan. Perseroan yakin bahwa kelanjutan pertumbuhan dan kesuksesan usaha Perseroan sangat bergantung pada kemampuan
Perseroan untuk mempertahankan karyawan yang cakap, berkualitas dan berpengalaman.
Untuk mengantisipasi risiko ini, Perseroan telah merekrut tenaga-tenaga profesional yang ditempatkan di setiap lapisan manajemen sebagai persiapan untuk program regenerasi dan suksesi di Perseroan. Selain itu, Perseroan juga telah meraih sertifikasi ISO 9001:2008.
3. Program Plasma
Jika dibandingkan dengan perkebunan inti atau kemitraan, Perseroan memiliki kendali yang kurang atas kebun plasma. Meskipun hingga kini tidak ada konlik dengan petani plasma yang berdampak buruk terhadap operasional Perseroan, tidak menutup kemungkinan bahwa hal tersebut dapat terjadi di masa yang akan datang.
The Company understands that, in line with the Company’s growth, its operational and financial performance are susceptible to various risks. Therefore, risk management practices that are based on prudent principle have increasingly become a necesity so as to ensure a healthy and sustainable growth. The Company has identified the risks that it is susceptible to and formulated steps that would need to be taken in order to minimize the
impact posed by these risks; which is as follows:
A. Operational Risks
1. Climatic ConditionsIn a typical agroindustrial business, weather conditions can be a significant factor impacting the Company business viability. It’s business operations can be seriously affected by severe weather conditions, which have recently become increasingly difficult to predict.
To minimize the full impact of severe weather condition, the Company will boost its palm oil mill capacity in response to surges in harvests. The Company also will research best agronomic practices which can minimize the negative impact brought about by the severe weather condition.
2. Officials and Senior Management
At present times, the Company are managed by a number of officials and senior management personnels that possess extensive experience both within the Business Group and the oil palm industry. As a result, the loss of these senior officials can likely affect the Company’s business growth. The Company understands that continued growth and success of its business greatly depends upon its ability to retain skilled, competent and experienced professionals.
To mitigate these risks, the Company recruits professionals places them in every layer of management as part of its regeneration and succession program. In addition to this, the Company has also received ISO 9001:2008 certification.
3. Plasma Program
In contrast to nucleus or partnership plantations, the Company has less control over plasma plantations. Inspite of the fact that
the company has had no history of conlicts with the plasma
farmers that severely impacts operations, the risks for such
Untuk menghindari terjadinya resiko tersebut, Perseroan selalu menjaga dan meningkatkan tata kelola usaha yang baik dengan para petani plasma dan selalu memperlakukan petani plasma sebagai mitra usaha. Para petani plasma menghargai usaha Perseroan tersebut dengan menunjukkan loyalitas mereka yang kemudian memberikan kontribusi kepada keuntungan Perseroan.
4. Risiko yang Berkaitan dengan Ekspansi
Berikut ini adalah risiko-risiko yang akan dihadapi Perseroan dalam menyelesaikan proyek-proyek ekspansinya: • perseroan mungkin tidak dapat meningkatkan status ijin
lokasi yang dimiliki menjadi Hak Guna Usaha, sehingga tidak dapat menggunakan seluruh lahan tersebut untuk ekspansi perkebunan. Untuk mengantisipasi risiko ini, Perseroan selalu berusaha untuk memperoleh ijin lokasi dan Hak Guna Usaha baru sebagai lahan cadangan;
• perseroan mungkin tidak dapat mencapai kesepakatan mengenai jumlah kompensasi biaya pembebasan tanah yang harus dibayarkan kepada pemilik atau penggarap tanah. Untuk meminimalkan masalah ini Perseroan melakukan koordinasi dengan pemerintah setempat dan sosialisasi yang lebih intensif kepada masyarakat mengenai dampak positif dari keberadaan perkebunan perseroan di wilayah tersebut; • perseroan mungkin tidak dapat menyelesaikan proyek-
proyek ekspansi perkebunan dan pabrik pengolahan tepat pada waktunya atau sesuai dengan anggaran yang telah
To mitigate the occurrence of such risks, the Company constantly ensures and intensifies the implementation of good corporate governance practices with the plasma farmers and constantly treats the plasma farmers as business partners. The plasma farmers, in return, appreciate the Company’s efforts by showing their loyalty through their contributions to the Company’s profitability.
4. Expansion-Related Risks
The following are risks that the Company is likely to encounter in the course of completing its expansion projects:
• the company may not be able to convert the status from
location permit to landrights (Hak Guna Usaha/HGU). As a result, expansion cannot take place in all of those land under location permit. To mitigate this risk, the Company constantly strives to secure new land permits and HGU as
land reserves;
• the company may not reach to an agreement on the
compensation amount to be paid to the land owners or settlers needed for development. To minimize this problem, the Company coordinates with the local authorities and do a more intensive talks to the public with respect to the positive
impact the company’s plantation will have on the area; • the company may not be able to complete plantation
and mill expansion projects on time or within the targeted budget. To minimize impact from such risks, the Company has formulated policy to only appoint reputable and highly
bereputasi baik dan berpengalaman tinggi, dan bukan hanya menunjuk kontraktor yang didasarkan pada harga termurah. Perseroan juga meminimalkan risiko ini dengan meminta jaminan penyelesaian tertulis dari kontraktor yang dituangkan dalam perjanjian kerjasama dengan kontraktor;
• perseroan mungkin tidak dapat mempekerjakan para pekerja ahli dalam jumlah yang cukup dapat mendukung usaha ekspansi ini. Untuk mengantisipasi risiko ini, Perseroan merekrut dan melatih sarjana-sarjana baru untuk ditempatkan di perkebunan serta pabrik pengolahan yang baru. Perseroan juga menawarkan remunerasi yang kompetitif dan jenjang karir yang jelas untuk menjaga serta menarik minat mereka yang memiliki keahlian dan keterampilan tinggi; dan
• situasi dan permasalahan yang tak terduga, seperti cuaca buruk mungkin dapat mengganggu fokus manajemen dan memperlambat proses ekspansi. Untuk mengantipisasi hal ini, Perseroan selalu merencanakan suatu proyek dengan jadwal yang wajar dengan mempertimbangkan adanya risiko-risiko tersebut.
B. Risiko Keuangan
1. Fluktuasi Harga Minyak Kelapa Sawit dan Inti Sawit Sebagian besar hasil produksi minyak kelapa sawit dan inti sawit Perseroan dijual di pasar Indonesia. Meskipun Perseroan melakukan penjualan minyak kelapa sawit dan inti sawit di Indonesia dalam mata uang Rupiah, harga minyak sawit dan inti sawit pada umumnya dipengaruhi oleh harga pasar internasional yang bersifat luktuatif.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan membuat asumsi harga secara konservatif dalam rencana keuangan, sehingga turunnya harga tidak akan membahayakan kapabilitas ekspansi Perseroan. 2. Pajak Ekspor
Pajak ekspor yang lebih tinggi atas ekspor minyak kelapa sawit mengakibatkan sebagian produsen minyak kelapa sawit mengalihkan jumlah yang diekspor ke pasar domestik. Hal ini menyebabkan adanya koreksi terhadap harga di pasar domestik. Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan tetap mengoptimalkan penjualan produk Perseroan ke pasar domestik, terutama ke pabrik pengolahan di sekitar kebun Perseroan di wilayah Sumatera yang menawarkan harga beli yang lebih tinggi karena adanya penghematan ongkos transportasi.
3. Naiknya Harga Bahan Baku
Bahan baku utama yang dibutuhkan untuk pengelolaan perkebunan kelapa sawit terdiri dari pupuk dan bahan kimia lainnya yang digunakan untuk pembukaan lahan dan pengendalian ilalang, sebagian besar dari bahan baku tersebut harus diimpor. Perseroan
impact from these risks by securing written completion guarantees from the contractors in the form of a joint
agreements;
• the company may not be able to suficiently employ
adequate skilled labors to support its business expansion. To mitigate such a risk from occuring, the Company recruits and trains fresh university graduates to be posted in new plantation estates and mills. The Company also offers competitive remuneration and a clear career path to maintain
as well as attract highly skilled and knowledgable workers;
and
• unforseen situations and problems, such as bad weather
which may distract management’s focus and delay expansion process. To anticipate this, the Company constantly plans its projects realistically by taking into account these potential risks.
B. Financial Risks
1. Fluctuation in Palm Kernel and CPO Prices A substantial amount of the Company’s CPO and palm kernel production are sold to the Indonesian market. Inspite of the fact that the Company sells its CPO and palm kernel in Indonesian Rupiah currency, the price of CPO and palm kernel are generally
inluenced by international market prices that volatile in nature.
To minimize the impact from this risk, the Company use conservative price assumption in its financial budget, so falling prices will not jeopardize the Company’s expansion capabilities. 2. Export Tax
High export taxes imposed on CPO has caused some CPO producers to divert exported volume to the domestic market. As a result, there will be correction in domestic market prices.
To minimize the impact from this risk, the Company continues to sell its products from Sumatra region in domestic market, particularly those nearby mills located in surrounding areas which could afford higher purchase prices due to the substantial savings in transportation costs.
3. Raw Materials Price Increase
The main raw materials required for managing oil palm estates include fertilizer and other chemicals used for land clearing and weed control. A substantial amount of these raw materials have to be imported. The Company predicts demand for these raw
memperkirakan kebutuhan bahan baku akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah perkebunan kelapa sawit dan kecenderungan peningkatan harga minyak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan kenaikan harga bahan baku tersebut.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan menandatangani kontrak pembelian bahan baku tersebut untuk satu tahun penuh.
C. Risiko Politik dan Hukum
Berbagai kebijakan dan tindakan yang dilakukan oleh Pemerintah, baik pusat maupun daerah, dapat mempengaruhi usaha Perseroan, termasuk penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, pemekaran wilayah, peraturan perpajakan, dan kebijakan kurs. Selain itu, sengketa atau tuntutan hukum terhadap Perseroan merupakan risiko yang mungkin saja dihadapi oleh Perseroan.
Untuk meminimalkan risiko ini, Perseroan senantiasa berupaya mengurangi risiko ini melalui pengendalian internal yang efektif serta kepatuhan Perseroan terhadap seluruh peraturan perundang-undangan, kebijakan Pemerintah serta kontrak- kontrak yang dibuat oleh Perseroan dengan pihak lain.
D. Risiko Sosial dan Lingkungan
Selain isu lingkungan hidup, seperti deforestasi dan jejak karbon, aktivis lingkungan dan lembaga swadaya masyarakat kerap menuding perkebunan kelapa sawit sebagai industri yang memperlakukan tenaga kerjanya dengan tidak layak, termasuk mengeksploitasi tenaga kerja wanita dan pekerja anak di bawah umur.Untuk meminimalkan risiko ini, tata usaha yang Perseroan lakukan telah sesuai dengan prosedur dan regulasi lingkungan yang berlaku di Indonesia. Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, Perseroan menjadi anggota RSPO dan meraih ISO 14001:2004.
Sementara untuk hubungan industrial, khususnya dengan para pekerja perkebunan, Perseroan mendukung keberadaan serikat-serikat pekerja yang bersifat independen yang dibuat oleh dan untuk kepentingan karyawan Perseroan dan anak-anak perusahaan Perseroan.
materials will continue to increase in line with growing numbers of plantation estates and increasing oil price that will eventually cause price increase of these raw materials.
To minimize the impact from such risks, the Company secure one-year contracts for those raw materials.
C. Political and Legal Risks
A number of policies or actions taken by either the central or regional government can affect the Company’s business. This includes elections of regional leaders, regional area expansion, tax regulations, and foreign currency policy. In addition to this, legal disputes or lawsuits made against the Company are risks that the Company is also susceptible.
To minimize the impact from such risks, the Company constantly tries to avoid these risks through effective internal control as well as corporate compliance to all prevailing rules and regulations, Government policies as well as contracts made by the Company with other parties.
D. Social and Environmental Risks
In addition to environmental issues, such as deforestation and carbon footprint, environmental activists and non-governmental organizations often accuse oil palm plantations as an industry that exploits its workers, including the exploitation of women and underaged children for labor.
To minimize the impact from such risks, the Company’s
corporate governance practices are in accordance with prevailing environmental procedures and regulations in Indonesia. As part of its concern towards the Environment, the Company became a member of the RSPO and secured ISO 14001:2004 certification. While on industrial relations aspect, particularly with its plantation workers, the Company supports the presence of independent labor unions that are created by, and in the interest of the workers of the Company and its subsidiaries.
Sampoerna Agro memberi lapangan kerja sekaligus mata pencaharian jangka panjang bagi masyarakat setempat. Keberhasilan program perkebunan plasma Sampoerna Agro yang melibatkan lebih dari 20.000 petani kecil berikut keluarganya masing-masing dipandang sebagai tonggak prestasi di industri kelapa sawit nasional, dan dipandang sebagai keberhasilan model usaha yang melibatkan perusahaan dengan masyarakat yang saling menguntungkan.