• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan dan pembinaan jejaring Investigasi

Dalam melakukan pendalaman dan penelusuran perilaku hakim, Komisi Yudisial melibatkan stakeholder baik dengan Lembaga Negara lain, Instansti Pemerintah, Universitas, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Organisasi Kemasyaraktan serta individu yang memiliki kepedulian terhadap sistem peradilan yang bersih. Kegiatan pengembangan dan pembinaan jejaring investigasi salah satunya dilakukan melalui sosialisasi dengan pihak penegak hukum Kepolisian dan Kejaksaan. Pengembangan dan pembinaan jejaring investigasi melalui sosialisasi ini telah dilaksanakan di Kendari, Sulawesi Tenggara. Dalam pelaksanaannya kegiatan ini langsung dilakukan di dua tempat berbeda pada hari yang berbeda yaitu hari Rabu, 7 Mei 2014 bekerjasama dengan pihak Kejaksaan Tinggi Sultra dan hari Kamis, 8 Mei 2014 bekerjasama dengan pihak Kepolisian Daerah Sultra.

c. Rekam Jejak Calon Hakim Agung dan Calon Hakim Adhoc yang Terseleksi Kegiatan ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan seleksi Calon Hakim Agung (CHA), khususnya sebagai bahan untuk klarifikasi bagi anggota Komisi Yudisial. Pada tahun 2014, Komisi Yudisial melaksanakan 1 (satu) kali seleksi Calon Hakim Agung. Dalam kegiatan seleksi tersebut dari total 73 pendaftar, sebanyak 62 orang dinyatakan lulus tes administrasi.

Dari 62 calon hakim agung yang lulus seleksi administrasi, seluruhnya telah dilakukan investigasi rekam jejak, dan hanya 30 orang yang lulus tes kualitas. Dari 30 orang tersebut 4 orang dinyatakan tidak lulus tes kesehatan.

Selanjutnya 26 laporan hasil penelusuran rekamjejak CHA dijadikan sebagai salah satu dasar bahan pertimbangan pimpinan Komisi Yudisial dalam pelaksanaan seleksi wawancara dan pengambilan keputusan kelulusan peserta. Hasilnya 11 calon hakim agung dinyatakan berhak mengikuti tes wawancara, dan hasilnya 5 orang dinyatakan lolos diusulkan ke DPR untuk mengikuti uji kelayakan dan kepatutan. Selanjutnya dari 5 calon hakim agung yang mengikuti uji kelayakan dan kepatutan tersebut, sebanyak 4 orang disetujui untuk menjadi hakim agung.Secara keseluruhan pada tahun 2014 Biro Investigasi menghasilkan laporan penelusuran rekam jejak sebanyak 71 laporan dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 23

Laporan Penelusuran Rekam Jejak

No. Laporan Penelusuran Rekam Jejak Jumlah

1 Calon Hakim Agung (CHA) 62

2 Calon Hakim (Cakim) 2

3 Lain-lain 7

Total 71

2.4 PENINGKATANKAPASITAS DAN KESEJAHTERAAN HAKIM

Berdasarkan Pasal 20 ayat (2) Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011, yang menyatakan bahwa “Komisi Yudisial mempunyai tugas mengupayakan peningkatan kapasitas dan kesejahteraan Hakim”.

a. Peningkatan Kapasitas Hakim

Upaya peningkatan kapasitas hakim yang dilakukan oleh Komisi Yudisial dilakukan dalam rangka mewujudkan hakim yang bersih, jujur, dan profesional, yang diarahkan untuk melengkapi dan mendukung peningkatan kapasitas hukum yang telah dilakukan oleh Mahkamah Agung.

Upaya peningkatan kapasitas hakim dilakukan dalam berbagai kegiatan sebagaimana tersebut dibawah ini:

a. Pelatihan Kode Etik Dan Pedoman Perilaku Hakim

Hakim sebagai sebuah profesi memiliki Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim (KEPPH) yang wajib ditaati oleh setiap orang yang berprofesi hakim.Kewajiban bagi setiap hakim untuk berperilaku sesuai dengan KEPPH perlu disertai dengan pembiasaan dan pelatihan bagi hakim agar mereka memiliki karakter sesuai dengan nilai-nilai dalam KEPPH dan lebih jauh lagi dapat memahami dan menghayati KEPPH sebagai kerangka pikir dan tindakan mereka baik dalam menjalankan tugasnya di pengadilan maupun dalam kehidupan bermasyarakat yang lebih luas.

Pelatihan KEPPH ini dilakukan secara bertahap, mencakup pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja 0-8 tahun, pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja 8-15 tahun, dan pelatihan KEPPH bagi hakim dengan masa kerja di atas 15 tahun.

Pada tahun 2014, Komisi Yudisial telah menyelenggarakan pelatihan dengan tema “Pemantapan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim bagi Hakim dengan Masa Kerja 0 s.d. 8 tahun” yang diselenggarakan pada

tanggal 21 s.d. 26 April 2014 di Hotel Megamendung Permai, Bogor.

Pelatihan tersebut diikuti oleh 33 hakim dengan masa kerja 0 s.d.

8 Tahun, terdiri dari 10 orang hakim Pengadilan Negeri dan 23 orang Hakim Pengadilan Agama.

Metode pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan ini mencakup permainan, simulasi, bermain peran, ceramah interaktif, partisipasi terpandu, demonstrasi dan contoh, diskusi, studi kasus, dan latihan yang hasilnya dipresentasikan.Fasilitator memandu peserta mengikuti pembelajaran dengan metode-metode tersebut.

b. Pelatihan Tematik

Pelatihan tematik Tindak Pidana Korupsi dan Pencucian Uang bagi Hakim dan Jaksa ini diselenggarakan selama lima hari pada tanggal 24 s.d. 28 Februari 2014 di Hotel Mercure, Kuta Bali dengan melibatkan partisipasi Justice Academy of Turkey untuk memberikan materi terkait anti-korupsi dan anti-moneylaundering. Peserta pelatihan sebanyak 35 (tiga puluh lima) orang terdiri dari 20 Ketua Pengadilan Negeri dan 15 Kepala Kejaksaan Negeri atau yang mewakili yang ditunjuk oleh masing-masing instansinya.

Tujuan Pelatihan Tematik Tindak Pidana Korupsi dan Pencucian Uang bagi Hakim dan Jaksa adalah untuk:

1) Meningkatkan kemampuan hakim dan jaksa terhadap pemberantasan tindak pidana korupsi dan pencucian uang;

2) Meningkatkan pengetahuan hakim dan jaksa terkait integrasi

Pemantapan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim bagi para hakim

penegakan hukum dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan pencucian uang;

3) Meningkatkan access to justice dalam pemberantasan tindak pidana korupsi dan pencucian uang.

c. Pengelolaan Situs Dan Pelatihan Jarak Jauh 1) Pengelolaan Situs

Pengelolaan situs Peningkatan Kapasitas Hakim merupakan media bagi hakim untuk meningkatkan pengetahuan hakim melalui penulisan artikel atau karya ilmiah secara reguler, sharing pengalaman bagi hakim, menyamakan persepsi terhadap permasalahan-permasalahan hukum ataupun memuat materi dan kegiatan pelatihan yang telah dilakukan yang dapat dimanfaatkan bagi hakim yang tidak dapat mengikuti pelatihan tatap muka.

Pada tahun 2014, situs peningkatan kapasitas hakim sudah mulai disusun dan disempurnakan dalam bahasa Inggris dan dikembangkan menjadi media pelatihan jarak jauh (e-learning) bagi hakim, dengan tujuan agar dapat menjangkau hakim-hakim di seluruh Indonesia yang tidak mendapat kesempatan mengikuti pelatihan peningkatan kapasitas hakim secara tatap muka.

Situs Peningkatan Kapasitas Hakim antara lain berisikan, kata sambutan, struktur organisasi, tujuan peningkatan kapasitas hakim, agenda, peraturan perundang-undangan, karya ilmiah, proceeding, forum diskusi hakim, dan dokumentasi berupa foto maupun video pelatihan tatap muka dan pelatihan jarak jauh.Pengunjung situs Peningkatan Kapasitas Hakim sejak launching awal September 2013 s.d. Desember 2014 sebanyak 12.298 pengunjung.

Dokumen terkait