• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

4.2. Pengerahan Massa dan Penggunaan Kekerasan

Pengerahan massa dan penggunaan kekerasan sering terjadi dalam proses pemilihan walikota Medan tahun 2005 itu. Pada forum-forum pertemuan organisasi pemuda baik Pemuda Pancasila dan IPK itu dilakukan secara besar- besaran. Pemuda Pancasila misalnya, hampir setiap malam minggu mengadakan pelantikan organisasi setingkat anak cabang dan anak ranting. Pada kesempatan itu selalu disosialisasikan bahwa Pemuda Pancasila mendukung Abdillah – Ramli. Dan dalam beberapa kesempatan Abdillah menyempatkan diri untuk datang dalam acara pelantikan itu setelah memastikan bahwa acara tersebut sangat berguna untuk pencitraan dirinya.

Model yang dilakukan Pemuda Pancasila juga dilakukan oleh IPK. Melalui pertemuan-pertemuan organisasi, pasangan Abillah – Ramli selalu disebut-sebut sebagai calon yang mereka dukung. Dalam berbagai kesempatan, termasuk ketika pertemuan-pertemuan dengan kelompok mahasiswa yang dibina oleh IPK150, sosialisasi tentang Abdillah terus dilakukan.

Tidak jarang pertemuan-pertemuan dengan masyarakat berakhir dengan perkelahian dengan masyarakat sekitar jika dikoordinir oleh para anggota paling bawah dari Pemuda Pancasila dan IPK. Dengan berbagai seragam loreng dan tanda pangkat, Pemuda Pancasila, IPK dan FKPPI menghadirkan tentara swasta yang dapat dimobilisasi untuk kepentingan kemenangan sang walikota yang mereka dukung.

Pertemuan akbar seperti kampanye, pemasangan spanduk, penyebaran selebaran, penempelan tanda gambar, pemakaian baju dengan gambar pasangan calon itu dilakukan oleh massa anggota ketiga organisasi pemuda itu. Keributan kecil itu terjadi karena anggota organisasi itu saling tuding untuk berebut daerah tempat menempelkan atau menyebarkan selebaran sebagai daerah kekuasaannya. Tidak jarang perkelahian, ancaman, kekerasan terjadi ketika peristiwa-peristiwa itu dipicu oleh saling klaim daerah kekuasaan. Ini

150

Dari beberapa narasumber disebutkan bahwa IPK juga membuat jaringan dengan kelompok- kelompok mahasiswa dengan cara memberikan bantuan dari mulai biaya pendidikan sampai kegiatan-kegaiatan mahasiswa seperti konser musik atau acara-acara olahraga. Untuk aktivitas ini IPK membuat CV Ceraz, banyak proposal kegiatan mahasiswa ditujukan kepada CV Ceraz ini.

terjadi ketika anggota tim tersebut bertemu dengan anggota tim sukses dari Maulana – Sigit. Karena itu, pelanggaran aturan kampanye dan masa tenang sering dilakukan kedua pasangan ini. Namun, tidak ada teguran atau sanksi yang ditujukan oleh Panwaslih atas kasus pelanggaran seperti itu.

Pengerahan massa juga terlihat di beberapa tempat pemungutan suara (TPS). Masing-masing organisasi memiliki daerah kekuasaannya sendiri. mereka yang ditempatkan untuk mengamankan TPS adalah pemuda-pemuda setempat yang dibayar untuk pekerjaan pengamanan itu. Karena itu, tidak jarang di daerah kekuasaannya itu mereka dapat bertingkah laku sesuai keinginannya. Di daerah itulah mereka disebarkan dengan memakai seragam lengkap dari organisasinya. Ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap sang calon walikota yang mereka dukung.

Aksi massa juga sering dilakukan untuk menyelesaikan sengketa dari proses pemilu. Ini terlihat beberapa kali kumpulan massa terkonsentrasi di KPU Kota Medan untuk memprotes atau menyatakan ketidaksetujuannya atas protes pihak lain. Sering sekali, massa tim Maulana – Sigit mengalah karena bukan hanya dari segi jumlah orang yang dikerahkan, namun kekerasan dan intimidasi juga terjadi ketika pertemuan antar massa pendukung tidak bisa dihindari. Kejadian khusus terjadi ketika tim sukses dan massa pendukung Maulana – Sigit mendatangi kantor KPU Kota Medan untuk memprotes hasil pemungutan suara karena dinilai ada kecurangan diantaranya banyak penduduk PKS yang tidak terdaftar sebagai pemilih. Beberapa TPS tidak sesuai dengan hasil hitungan tim saksi yang dikerahkan oleh Maulana – Sigit.

Tidak jarang kata-kata kasar bernada ancaman dengan menggunakan senjata tajam seperti pisau, samurai, dan lain sebagainya dilakukan oleh anggota Pemuda Pancasila dan IPK. Intimidasi yang paling sering dilakukan adalah berupa pesan SMS melalui HP yang bernada mengancam. Seorang anggota DPRD dari Fraksi PKS mengaku tak ambil pusing dan menganggap biasa pesan- pesan SMS berisi ancaman itu. Namun, setelah pelaksanaan pemilihan Walikota

Medan itu, ia diberitahu seorang rekannya bahwa ia sebetulnya direncanakan akan diculik sekelompok preman.151

Bagi tim sukses pasangan Maulana – Sigit, bentuk pengerahan massa yang dilakukan oleh organisasi pemuda itu, dijadikan sebagai bahan propaganda kepada masyarakat pemilih. Harus diakui bahwa, sebagian masyarakat kota Medan sudah ”gerah” atas prilaku anggota organisasi pemuda itu. Kebanyakan dari mereka adalah pengangguran dan sering merepotkan warga setempat terutama yang berprofesi sebagai pedagang dan pemilik toko. Melalui forum- forum antara masyarakat dan tim sukses seperti pengajian dan pertemuan lintas agama kesempatan untuk menyampaikan penggunaan kekerasan selalu dilakukan.

Meskipun usaha-usaha untuk menggalang isu-isu kekerasan yang dilakukan oleh organisasi pemuda itu dalam pilkada kota Medan, namun upaya- upaya untuk mengantisipasi isu-isu tersebut dengan cepat dilakukan oleh tim sukses AR Center. Tindakan untuk menegur para anggota paling bawah dari Pemuda Pancasila, IPK, dan FKPPI cepat dilakukan melalui pimpinan-pimpinan puncaknya yang tergabung di AR Center.

Tindakan dari sebagian besar anggota organisasi pemuda itu ternyata disadari oleh pihak Medan Madani Center (MMC), satu tim sukses lainnya yang dibentuk Abdillah. Sebagian besar tujuan MMC dibentuk untuk memonitor sekaligus menggalang masyarakat pemilih karena diyakini banyak ”mesin politik” partai tidak berjalan dengan baik. Termasuk juga mengawasi tindakan yang dilakukan oleh para milisi sipil yang disebarkan oleh organisasi pemuda itu. Tim ini sangat selektif untuk memilih koordinator lapangan dan menetapkan posko- posko di lingkungan. Tidak satu pun anggota organisasi pemuda itu yang terlihat dalam strukturisasi MMC. Alasan untuk tidak mengikutsertakan para anggota milisi sipil karena akan kontra produktif terhadap Abdillah atas prilaku kasar yang sering dialami oleh masyarakat sekitar. Mereka dilibatkan tidak lebih karena

151 Ketika wawancara dengan Ikrimah, informasi ini diperoleh dari M secara informal di Medan, anggota DPRD Kota Medan Periode 2004-2009 dari PKS.

Abdillah ingin bersikap untuk menyenangkan semua kelompok dan mereka juga digunakan sebagai bentuk simbolisasi bagi elit politik di kota Medan.152

Dokumen terkait