• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI

B. Definisi Anak dan Anak Terlantar

2. Pengertian Anak Terlantar

Anak terlantar adalah anak yang karena alasan tertentu orangtuanya melalaikan kewajibannya, sehingga tidak terpenuhinya kebutuhan dengan wajar baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosialnya.42

Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak tercantum dalam pasal 1 ayat (6) dijelaskan bahwa “Anak terlantar adalah

anak yang tidak terpenuhi kebutuhannya secara wajar, baik fisik, mental, spiritual, maupun sosial”.43

Anak terlantar sesungguhnya adalah anak-anak yang termasuk kategori anak rawan atau anak-anak membutuhkan perlindungan khusus. Seorang anak dikatakan terlantar, bukan sekedar karena ia sudah tidak lagi memiliki salah satu orangtua atau kedua orangtuanya. Tetapi, terlantar di sini juga dalam pengertian ketika hak-hak anak untuk tumbuh kembang secara wajar, untuk memperoleh pendidikan yang layak, dan untuk memperoleh pelayanan ksehatan yang memadai, tidak terpenuhi karena kelalaian, ketidakmengertian orang tua, ketidakmampuan atau kesengajaan.

Seorang anak yang kelahirannya tidak dikehendaki, misalnya, mereka umumnya sangat rawan untuk diterlantarkan bahkan diperlakukan salah (child abuse). Pada tingkat yang ekstrem, perilaku penelantarkan anak bisa berupa tindakan orangtua membuang anaknya, entah itu di hutan, di selokan, di

42

UU RI No. 4 Tahun 1979 tentang Kesejahteraan Anak 43

tempat sampah, dan sebagainya baik ingin menutupi aib atau karena ketidaksiapan orang tua untuk melahirkan dan memelihara anaknya secara wajar.

Anak terlantar sebagaimana pada umumnya anak, mereka memerlukan kebutuhan dasar sebagai haknya. Hal ini sangat berkaitan dengan tumbuh kembang anak. Anak mampu tumbuh dan berkembang secara wajar apabila terpenuhi kebutuhannya, baik secara jasmani, rohani, maupun sosial. Kebutuhan dasar yang harus dipenuhi seorang anak meliputi:44

a. Kebutuhan fisik, biologi, sebagai tuntutan yang harus dipenuhi yang menghambat pertumbuhan fisiknya.

b. Kebutuhan mental psikis, yaitu untuk menjamin kesehatan jasmani dan rohani anak yang berkaitan dengan eksistensinya sebagai makhluk mental psikis.

c. Kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan eksistensi manusia sebagai makhluk sosial karena manusia tidak dapat hidup tanpa orang lain.

Kebutuhan dasar tersebut seyogyanya dapat terpenuhi supaya anak tidak mengalami ketelantaran. Namun sebenarnya yang lebih penting yaitu akibat dari ketelantaran akan menyebabkan hambatan terhadap perkembangan kepribadian anak. Pada hakikatnya masa anak-anak merupakan masa yang terpenting bagi pertumbuhan sebab pada masa yang tersebut akan mengalami 44

Andayani Listyawati,Penanganan Anak Terlantar Melalui Panti Asuhan Milik Perorangan (Yogyakarta: B2P3KS Press,2008), h.12

sosialisasi dan proses perkembangan diri untuk menjadi dewasa akan berpengaruh besar terhadap pembentukan sikap hidup dimasa yang akan datang.

Bagi anak-anak terlantar, mereka mempunyai hak-hak mereka untuk mendapatkan suatu pelayanan kesejahteraan sosial melalui orangtua pengganti yang akan dapat memberikan hak-haknya. Hal ini untuk memberi perlindungan terhadap kesejahteraan anak. Pada dasarnya untuk melindungi kesejahteraan anak ada dua hal yang hendaknya diperhatikan, yaitu:45

a. Menjaga agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara wajar, baik lahir maupun batin dan bebas dari segala bentuk gangguan, hambatan dan ancaman.

b. Mengupayakan suatu kondisi dan penghidupan anak yang dapat menjamin pertumbuhan baik jasmani, rohani, maupun sosial.

A. Ciri-ciri Anak Terlantar

Ciri-ciri yang menandai seorang anak dikategorikan terlantar adalah : 1.Mereka biasanya berusia 5-18 tahun, dan merupakan anak yatim, piatu,

atau anak yatim piatu.

2.Anak yang terlantar sering disebut anak yang lahir dari hubungan seks di luar nikah dan kemudian mereka tidak ada yang mengurus karena orang tuanya tidak siap secara psikologis maupun ekonomi untuk memelihara anak yang dilahirkannya.

45

Andayani Listyawati, Penanganan Anak Terlantar Melalui Panti Asuhan Milik

3.Anak yang kelahirannya tidak direncanakan atau tidak diinginkan oleh kedua orangtuanya atau keluarga besarnya, sehingga cenderung rawan diperlakukan salah.

4.Meski kemiskinan bukan satu-satunya penyebab anak diterlantarkan dan tidak selalu pula keluarga miskin akan menelantarkan anaknya. Tetapi, bagaimanapun harus diakui bahwa tekanan kemiskinan dan kerentanan ekonomi keluarga akan menyebabkan kemampuan mereka memberikan fasilitas dan memenuhi hak anaknya menjadi sangat terbatas.

5.Anak yang berasal dari keluarga yangbroken home, korban perceraian orang tuanya, anak yang hidup di tengah kondisi keluarga yang bermasalah.46

B. Keberfungsian Sosial Anak Terlantar

Keberfungsian Sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupan, memenuhi kebutuhan, dan mengatasi masalah.47 Keberfungsian sosial mengacu pada cara yang dilakukan individu-individu atau kelompok dalam melaksanakan tugas kehidupan dan memenuhi kebutuhannya. Konsep ini pada intinya menunjuk pada kapabilitas individu, keluarga atau masyarakat dalam menjalankan peran-peran sosial di lingkungannya.

46

Bagong Suyanto, Masalah Sosial Anak (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010). Cet ke-1, h. 216

47

Glosarium Kemensos RI,Keberfungsian Sosial. artikel diakses pada tanggal 3 September 2014 dari https://www.kemsos.go.id/modules.php?name=glosariumkesos

Baker, Dubois dan Miley menyatakan bahwa keberfungsian sosial berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar diri dan keluarganya, serta dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Konsepsi ini mengedepankan nilai bahwa manusia adalah subjek dari segenap proses dan aktivitas kehidupannya. Bahwa manusia memiliki kemampuan dan potensi yang dapat dikembangkan dalam proses pertolongan. Bahwa manusia memiliki dan atau dapat menjangkau, memanfaatkan, dan memobilisasi aset dan sumber-sumber yang ada di sekitar dirinya.48

Menurut Achlis keberfungsian sosial adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas dan peranannya selama berinteraksi dalam situasi sosial tertentu berupa adanya rintangan dan hambatan dalam mewujudkan nilai dirinya mencapai kebutuhan hidupnya.49Indikator peningkatan keberfungsian sosial dapat dilihat dari ciri-ciri seperti yang diungkapkan Achlis sebagai berikut:

1. Individu mampu melaksanakan peran di masyarakat 2. Individu intens menekuni hobi serta minatnya

3. Individu memiliki sifat afeksi pada dirinya dan orang lain atau lingkungannya.

48

Edi Suharto,Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat, h.146 49

Fanky Febryanto Banfatin, “ Identifikasi Peningkatan Keberfungsian Sosial dan Penurunan Risiko Bunuh Diri Bagi Penderita Gangguan Kesehatan Mental Bipolar Disorder

Di Kota Medan Melalui Terapi Pendampingan Psikososial,” jurna diakses pada tanggal 16

4. Individu menghargai dan menjaga persahabatan.

5. Individu mempunyai daya kasih sayang yang besar serta mampu mendidik.

6. Individu semakin bertanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban. 7. Individu memperjuangkan tujuan hidupnya.

Dokumen terkait