• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PENGATURAN KERJASAMA PEMANFAATAN

A. Pengertian Barang Milik Negara

Pengertian atau batasan Negara menurut hukum positif ditujukan pada pemerintah Republik Indonesia, dalam arti yang lebih spesifik adalah kementerian negara/lembaga. Pengertian lembaga adalah sebagaimana dimaksud dalam penjelasan Pasal 6 ayat (2) huruf b UU nomor 17 tahun 2003, yaitu lembaga negara dan lembaga pemerintah non kementerian negara.

Barang adalah bagian dari kekayaan Negara yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai/dihitung/diukur/ditimbang dan dinilai, tidak termasuk barang adalah uang dan surat berharga.38

Secara Yuridis Normatif, aset negara itu terbagi atas tiga sub- aset Negara, yaitu:39

1. Yang dikelola sendiri oleh pemerintah disebut Barang Milik Negara (BMN), misalnya tanah dan bangunan Kementerian/Lembaga, mobil milik Kementerian/Lembaga;

2. Dikelola pihak lain disebut kekayaan negara yang dipisahkan, misalnya penyertaan modal negara berupa saham di Badan Usaha Milik Negara (BUMN),

38

Modul Diklat Teknis Substantif Spesialisasi Pengelolaan Kekayaan Negara, Pengelolaan Batang Milik Negara,Departemen Keuangan Republik Indonesia, 2009, Hal 11

39Dian Puji N Simatupang,Laporan Akhir Tim Analisa dan Evaluasi Peraturan Perundang- undangan Tentang Aset Negara(UU No.51 Prp Tahun 1960), 2010, hal 3

atau kekayaan awal di berbagai badan hukum milik negara (BHMN) yang dinyatakan sebagai kekayan terpisah berdasarkan UU pendiriannya

3. Dikuasai negara berupa kekayaan potensial terkait dengan bumi, air, udara dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya yang dikuasai negara selaku organisasi tertinggi, misalnya tambang batubara, minyak, panas bumi, aset nasionalisasi eks-asing, dan cagar budaya

Barang milik Negara meliputi :40

1. Barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBN 2. Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah

Barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah meliputi :41 1. Barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; 2. Barang yang diperoleh sebagai pelaksana dari perjanjian/kontrak;

3. Barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan peraturan perUndang-Undangan atau

4. Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap

40Pasal 2 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

41

Pasal 2 ayat 2 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2008 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah

Jenis-jenis Barang milik Negara:

1. Menurut likuiditas, tujuan perolehannya dan usia manfaatnya, BMN dapat dibedakan dalam:

a. Aset lancar, atau sering disebut sebagai barang persediaan antara lain meliputi barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku, barang dalam proses atau setengah jadi, tanah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat, dan hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat.

b. Aset tetap, adalah tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, Jalan, Irigasi, Jaringan, konstruksi dalam pengerjaan, dan aset tetap lainnya seperti koleksi perpustakaan/buku, barang bercorak kesenian/kebudayaan/olahraga, hewan, ikan dan tanaman

2. Menurut bentuknya, BMN dapat dibedakan dalam: a. Aset berwujud

b. Aset tak berwujud, meliputi software komputer, lisensi dan franchise, hak cipta (copyright), paten, dan hak lainnya, dan hasil kajian/penelitian yang memberikan manfaat jangka panjang

3. Menurut sifatnya, yaitu golongan aset-aset bersejarah, yakni bangunan bersejarah, monumen, tempat-tempat purbakala seperti candi, dan karya seni

Yang akan dibahas dalam tesis ini adalah mengenai barang milik negara yang berupa tanah yang pengaturannya berbeda dengan pengaturan barang milik negara

yang lain karena juga mengingat tanah merupakan kekayaan Negara yang sangat penting yang jika tidak dikelola dengan baik dapat disalahgunakan.

Perubahan paradigma baru pengelolaan barang milik Negara/ aset Negara yang ditandai dengan dikeluarkannya PP Nomor 6 Tahun 2006 yang merupakan turunan dari UU Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, telah memunculkan optimisme baru best practices dalam penataan dan pengelolaan aset Negara yang professional dan modern dengan meningkatkan kepercayaan pengelolaan keuangan Negara dari masyarakat/stake-holder.42

Pengelolaan barang milik negara adalah rangkaian kegiatan perencanaan, pengadaan, penggunaan, pemeliharaan dan pengamanan, pemanfaatan, penilaian, sampai dengan penghapusan BMN dan tindaklanjutnya berupa pemindahtanganan yang seluruh kegiatannya ditatausahakan serta dilakukan dengan pembinaan, pengawasan dan pengendalian

Pengelolaan aset Negara yang berupa barang milik negara dan barang milik daerah adalah tidak sekedar administratif semata, tetapi lebih maju berpikir dalam menangani aset Negara, dengan bagaimana meningkatkan efisiensi, efektivitas, dan menciptakan nilai tambah dalam mengelola aset43

Dalam pengelolaan barang milik Negara ditentukan sebagai berikut:44 1. Menteri Keuangan mengatur pengelolaan barang milik Negara.

42 Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, diperoleh dari

www.uns.ac.id/downperaturan.php?id=454, terakhir diakses pada tanggal 8 September 2012 43Ibid.

44Atep Adya Barata dan Bambang Trihartanto,Perbendaharaan Dan Pemeriksaan Keuangan Negara/Daerah, (Jakarta:Gramedia), 2005, Hal. 58

2. Menteri/pimpinan lembaga adalah pengguna barang bagi kementerian Negara/ lembaga yang dipimpinnya.

3. Kepala kantor dalam lingkungan kementerian/lembaga adalah kuasa pengguna barang dalam lingkungan kantor yang bersangkutan.

Kebijakan pengelolaan barang milik daerah ditetapkan oleh Gubernur/ bupati/ walikota. Pengawasan atas penyelenggaraan pengelolaan barang milik daerah dilakukan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah. Kepala satuan kerja perangkat daerah adalah pengguna barang bagi satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya

Pada beberapa Kementerian/Lembaga wewenang pengelolaan BMN didelegasikan pada kepala kantor wilayah, bahkan sampai dengan kepala satuan kerja, beberapa pendelegasian di kementerian/lembaga45, diantaranya:

1. Pada kementerian kehutanan, sesuai Peraturan Menteri Kehutanan Nomor: P.44/Menhut-II/2008, kuasa pengguna barang pada unit pusat dijabat oleh:

a. Kepala biro umum

b. Sekretaris direktorat jenderal/sekretaris badan c. Sekretaris inspektorat jendral

d. Pejabat lain dalam jabatan structural yang ditunjuk pengguna barang

Kuasa pengguna barang pada unit kerja vertikal di daerah adalah kepala unit pelaksana teknis/satuan kerja.

45 http://ekolumajang.com/2012/03/04/pendelegasian-kewenangan-pengelolaan-bmn-pada-kl/ diakses pada tanggal 2 Juni 2012

2. Pada kementerian agama, didelegasikan kepada rektor/ketua Perguruan Tinggi Agama Negeri dan Kepala Kanwil Kementerian Agama Provinsi Se-Indonesia. Sesuai Keputusan Menteri Agama Nomor 63 tahun 2011

3. Pada kementerian perhubungan, sesuai Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM.62 Tahun 2008, didelegasika kepada sekretaris jenderal, kepala kantor/UPT/Satuan Kerja

4. Pada badan pertanahan nasional, sesuai dengan Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor: 97/KEP_5.42/III/2011, didelegasikan kepada kepala kantor pertanajan wilayah badan pertanahan nasional dan kepala kantor pertanahan

5. Pada kementerian pendidikan dan kebudayaan, sesuai dengan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional republik Indonesia Nomor 129/P/2008, didelegasikan kepada unit utama pusat dan satuan kerja di daerah

Dokumen terkait