• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Desain

Dalam dokumen Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar 2017 (Halaman 26-33)

Pengertian desain sejauh ini hanya membahas apa sebenamya yang dimaksud dengan “desain”. Desain berasal dari bahasa Inggris yaitu design, yang berarti ”rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Desain (wikipedia) menterjemahkannya sebagai seni terapan, arsitektur, dan

berbagai pencapaian kreatif lainnya.Dalam sebuah kalimat, kata “desain” bisa

digunakan baik sebagai kata benda maupun kata kerja. Sebagai kata kerja,

“desain” memiliki arti “proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru”. Selanjutnya, bila dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan. Ditilik sebagai kata benda, “desain” biasa digunakan untuk menyebut “hasil akhir dari sebuah proses kreatif”, baik itu berwujud sebuah rencana, proposal atau

berbentuk obyek nyata. Dari kata benda ”desain” dapat diartikan sebagai

rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Desain berasal dari bahasa Inggris (design) yang berarti ”rancangan, rencana atau reka rupa”. Dari kata design muncullah kata desain yang berarti mencipta, memikir atau merancang. Dilihat dari kata benda, ”desain” dapat diartikan sebagai rancangan yang merupakan susunan dari garis, bentuk, ukuran, warna, tekstur, dan value dari suatu benda yang dibuat berdasarkan prinsip-prinsip desain. Selanjutnya, dilihat dari kata kerja, desain dapat diartikan sebagai proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang dirancang mempunyai fungsi atau berguna serta mempunyai nilai keindahan. Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar

pembuatan suatu benda. Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda yang sebenarnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.

Bila ditinjau dari istilah “disain” atau “desain” dalam ejaan bahasa Indonesia, berasal dari kata “design” dalam bahasa Inggris. Istilah desain, secara umum dapat berarti: potongan, model, mode, bentuk atau pola; konstruksi, rencana, mempunyai maksud, merencanakan dengan baik atau bagus atau indah bentuknya. Desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar pembuatan suatu benda atau produk kriya, termasuk busana. Desain dihasilkan melalui pemikiran, pertimbangan, perhitungan, cita, rasa, seni, serta kegemaran orang banyak yang dituangkan di atas kertas berwujud gambar. Desain ini mudah dibaca atau dipahami maksud dan pengertiannya oleh orang lain sehingga mudah diwujudkan ke bentuk benda atau produk yang sebenarnya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa desain merupakan bentuk rumusan dari suatu proses pemikiran, pertimbangan, dan perhitungan dari desainer yang dituangkan dalam wujud gambar. Gambar tersebut merupakan pengalihan gagasan atau pola pikir konkret dari perancang kepada orang lain. Setiap produk adalah hasil pengungkapan dari sebuah proses desain.

Istilah “disain”, dalam ejaan bahasa Indonesia, merupakan suatu istilah yang dituliskan berdasar bunyi pengucapan (pelafalan) dari kata design

dalam bahasa Inggris. Suku-kata “de” pada kata design dalam bahasa Inggris, umumnya diucapkan seperti mengucapkan suku kata Vi dalam bahasa Indonesia. Sedangkan suku-kata "sign" pada kata design dalam bahasa Inggris, umumnya diucapkan (dilafalkan) seperti mengucapkan suku-kata "sain" dalam bahasa Indonesia. Karenanya, istilah design dalam bahasa

Dasar-dasar Desain & Produk oleh Drs. Agus Mulyadi Utomo M.Erg 44

Inggris, kemudian dituliskan menjadi ”disain” dalam ejaan bahasa Indonesia, sesuai dengan bunyi pelafalannya. Istilah desain dalam ejaan bahasa Indonesia, juga merupakan suatu istilah yang dituliskan berdasar bunyi pengucapan (pelafalan) dari kata design dalam bahasa Inggris, tetapi dengan sedikit perbedaan pada bunyi pengucapan (pelafalan) suku-kata "de" pada kata "design" dalam bahasa Inggris, yang dilafalkan dengan penekanan lebih banyak ke arah bunyi "e", dari pada bunyi "i". Karena itulah kemudian penulisannya dalam ejaan bahasa Indonesia, menjadi "desain". Bagaimanapun juga, kedua istilah ini, yaitu istilah disain atau desain, adalah bermakna sama dan arti kedua istilah ini tidak dibedakan, dengan pengertian yang setara. Kata ‟mendesain‟, mempunyai pengertian yang secara umum adalah merancang, merencana, merancang-bangun, atau mereka-yasa; yang artinya setara dengan istilah to design atau "designing" dalam bahasa Inggris. Istilah ini mempunyai makna melakukan kegiatan (aktivitas, proses) untuk menghasilkan suatu desain atau rancangan atau rancang-bangun.

Pengertian desain menurut terminologinya berasal dari bahasa Latin yaitu

designare” atau bahasa Inggris yakni “design” (to mark out). Terminologi desain, adalah “menandai” (membatasi), sebagai kata kerja. Kalau disebut

rancangan adalah sebagai kata benda. Hakekat ciri atau sifat kata „desain‟

tidaklah menerangkan adanya fakta, melainkan ditujukan untuk menyelesaikan

masalah (solusi). Desain bisa menghalangi (impose) situasi yang ada dengan

jalan mengubah, menambahkan sesuatu atau citra tertentu, bahkan cara-cara yang baru. Bisa juga penekanan pada pencarian atau mengekplorasi komponen yang tepat tentang makna, struktur dan material.

Desain atau anggitan atau sungging, secara awam pengertiannya

adalah motif contoh, mode, pola, dan model. Pengertian desain menurut

terminologinya dari bahasa Latin yaitu “designare” atau bahasa Inggris “design” (to mark out). John Echols (1975) dalam kamusnya mengatakan sebagai: potongan, pola, model, mode, konstruksi, tujuan dan rencana.

Sedangkan Kamus Webster (1974), pengertiannya adalah gagasan awal,

rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, membuat, mencipta, menyiapkan, meningkatkan, pikiran, maksud,

kejelasan dan sterusnya. Demikian ternyata Webster berfikir jauh lagi dan

Dasar-dasar Desain & Produk oleh Drs. Agus Mulyadi Utomo M.Erg 45

lebih luas akan beban makna. Khusus dalam seni rupa, desain dapat diartikan sebagai pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual sedemikian rupa, menjadi kesatuan organik dan harmonis antara bagian-bagian serta secara keseluruhan.

Kata „desain‟ merupakan kata serapan dari istilah asing „disegno‟,

yaitu gambar atau rancangan yang dahulu dihasilkan oleh seniman patung dan seniman lukis sebelum mereka memulai bekerja. Gambar tersebut dapat berupa sketsa (coretan bebas) atau gambar yg telah terukur atau berskala.

Dalam sejarah, arti kata „desain‟ berkembang luas, maknanya menjadi tidak sekedar merancang atau membuat karya seni patung dan lukis serta kekriyaan saja, melainkan menjadi segala kegiatan perancangan produk pakai untuk keperluan rumah tangga sehari- hari, seperti alat-alat dapur, mebelair atau furniture, alat-alat elektronik, tekstil, pakaian, hingga berbagai keperluan manusia lainnya misalnya otomotif, pesawat terbang, produk pertanian dan sebagainya. Desain adalah suatu proses yg umum untuk menciptakan berbagai karya senirupa dan secara luas mencakup berbagai hasil kebudayaan material, baik dari masa lampau, masa kini, maupun masa yg akan datang. Sehingga tidak ada perbedaan esensial antara desain lukisan dgn desain objek-objek produk atau barang keperluan sehari-hari lainnya. Oleh karena karya seni dalam berbagai jenisnya menunjukkan pola-pola umum tertentu dari apa yang disebut sebagai prinsip-prinsip desain. Suatu prinsip yang pada akhirnya didasarkan pada cara pandang seseorang yang paling efektif dan menyenangkan serta pada proses pengolahan bahan-mentah, bahan siap pakai dan dapat dibentuk menjadi produk dengan sangat memuaskan produsen dan konsumen dipandang dari sudut pandang efektif yang dapat menyenangkan semua pihak. Sebagai suatu proses dan bukan semata keterampilan tangan (skill / virtousity) atau bakat semata, melainkan lebih berorientasi pada proses berfikir sistematik, metodik kreatif, inovatif untuk hasil maksimal. Sebagai pemecahan masalah dengan target yang jelas, bukan lah semata rancangan di atas kertas saja, tetapi menyangkut proses secara keseluruhan, sehingga terwujud karya jadi (sebagai aktivitas praktis) yang meliputi nilai: ekonomi, sosial, teknologi, ergonomi, seni dan budaya beserta dinamikanya. Juga dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dan merupakan ilmu bidang lintas IPTEKS.

Menurut Purwadarminto, anggitan adalah “menyusun atau menggubah atau mengarang” (KBI, 1976). Kata „desain‟ merupakan kata

serapan dari istilah asing yakni „disegno‟, pada awalnya adalah gambar atau rancangan yang dihasilkan oleh seniman patung dan seniman lukis sebelum mereka memulai bekerja. Gambar tersebut dapat berupa sketsa (coretan bebas) atau gambar yang telah terukur atau berskala. Desain dalam ranah senirupa merupakan pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual atau unsur-unsur sat-mata sedemikian rupa sehingga menjadi kesatuan organik, ada hubungan dan ada hormoni antara bagian-bagian dengan secara keseluruhannya. Desain merupakan kata baru peng-Indonesiaan dari kata design (bahasa. Inggris), istilah ini merupakan pengilmuan kata merancang yang penggunannya dinilai terlalu umum dan kurang mewadahi aspek keilmuan secara formal. Kemudian kata desain mulai dipergunakan di lingkungan akademis dan profesi, yang kemudian berkembang sebagai satu istilah budaya yang melingkupi berbagai aspek kegiatan masyarakat luas.

Istilah desain telah ada sejak tahun 1548, dalam bahasa Latin designare,

dalam bahasa Perancis de-signare artinya to mark, mark out more at sign.

Secara praktis desain dimaknai sebagai menggambar sketsa sebelum

merealisir gagasan ke dalam kenyataan (Webster’s Collegiate Dictionary).

Secara etimologis kata desain berasal dari kata designo (Itali) yang artinya

gambar (Jervis, 1984). John Echols (1975) dalam kamusnya mengatakan

sebagai potongan, pola, model, mode, konstruksi, tujuan dan rencana.

Sedangkan Kamus Webster (1974), pengertiannya adalah gagasan awal,

rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, membuat, mencipta, menyiapkan, meningkatkan, pikiran, maksud,

kejelasan dan sterusnya. Demikian Webster berfikir jauh lebih luas akan

beban makna. Desain merupakan rancangan atau seleksi atau aransemen dari elemen formal karya seni. Dapat dikatakan ekspresi konsep seniman dalam berkarya yang mengkomposisikan berbagai elemen dan unsur yang

mendukung. Mikke Susanto (2011), dalam bukunya “Diksi Rupa, Kumpulan

Istilah dan Gerakan Senirupa” menyebut desain: 1.Sebagai Rancangan atau

seleksi atau aransemen dari elemen formal karya seni; 2. Sebagai ekspresi konsep seniman dalam mengkomposisikan berbagai elemen dan unsur-unsur yang mendukung. Merupakan aktivitas menata unsur-unsur karya seni berpedoman azas-azas desain, terkait komponen visual, yang pada saat

tertentu dianggap sebagai karya seni yang selesai dan tergantung konsep pencipta. (Mikke, 2011: 102)

Desain terkait dengan komponen visual seperti garis, warna, bentuk, bangun, tekstur, cahaya atau gelap-terang. Desain pada saat-saat tertentu bisa dianggap sebagai sebuah karya seni yang selesai, hal tersebut juga tergantung konsep dan desainernya sendiri sebagai pencipta karya. Dalam sejarah, arti kata „desain‟ berkembang luas maknanya menjadi tidak sekedar

merancang atau membuat karya seni patung dan lukis serta kekriyaan saja, melainkan menjadi segala kegiatan perancangan produk pakai untuk keperluan rumah tangga sehari-hari seperti alat-alat dapur, produk keramik, mebelair atau furniture, alat-alat elektronik, tekstil, pakaian, hingga berbagai keperluan manusia lainnya misalnya otomotif, pesawat terbang, produk pertanian dan sebagainya. Barulah setelah Perang Dunia ke II, tatkala bisnis modern yang mencanangkan modal, pemasaran dan industrialisasi melanda Eropa Barat dan Amerika, sehingga persaingan tidak terelakkan lagi dan konsekuensinya setiap industriawan atau pengusaha harus menyusun strategi yang tepat untuk menjawab dan menjabarkan kebutuhan konsumen yang beraneka ragam, dari daya beli, latar belakang sosial-budaya, kenyamanan, keamanan, cita-rasa seni dan tuntutan lainnya. Para pengusaha pun aktif, dengan cara mengangkat perancang yang kemudian disebut sebagai

“desainer” yang bertugas atau berprofesi menelaah bentuk fisik suatu produk. Juga memikirkan pula kelayakan produk dari masalah-masalah yang bersifat psikologis, fisiologis-ergonomis, sosial-budaya, ekonomis, fungsi-teknis dan estetikanya.

Prinsip-prinsip desain merupakan hasil dari eksperimentasi jangka panjang, baik secara empiris maupun intuitif. Desain merupakan suatu proses dan hasil dari proses tersebut yang berupa: bentuk, gaya dan makna yang telah di rencanakan. Secara semantik kebermaknaan itu dikemas dalam bentuk ekspresi seperti: "indah", “lucu", sejuk", “mungil", "tersembunyi",

"realistik", "abstrak", "baik”, “nyaman dipergunakan”, “praktis”, “simple”, “akrab”

Dasar-dasar Desain & Produk oleh Drs. Agus Mulyadi Utomo M.Erg 48

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses desain yakni: gagasan dari desainer; faktor teknologi yang menentukan dalam pembuatan produk; tuntutan sosio-ekonomis, proses manufaktur dan konsumsi produk akhir; konteks kultural yang memberikan tumbuhnya suatu kebutuhan terhadap suatu objek dan kondisi dari manufakturnya. Demikian juga pada hasil atau produk jadi, sebagai realisasi dari suatu proses, yang merupakan objektifikasi dari kesadaran manusia. Sehingga desain, melalui suatu produk yang diciptakan dapat dikatakan dipengaruhi oleh suatu kebutuhan, yang pada gilirannya akan mempengaruhi ideologi dan perubahan sosial.

Sebagai budaya fisik yang dilahirkan dari kegiatan berpikir atau gagasan dengan pertimbangan rasional dan perasaan, yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial-budaya-ekonomi-teknologi, penemuan IPTEKS, tata nilai, politik, etika dan estetika serta berbagai proyeksi perkembangan atas kebutuhan dimasa depan. Sehingga desain dapat mewakili peradaban suatu bangsa. Di era tahun 1980 hingga 1990 Seperti negara Singapura, Malaysia dan Thailand telah memperhitungkan desain menjadi suatu hal yang bisa membanggakan. Sedang di Philipina, sentra kekriyaan lebih dahulu dikembangkan.

Selama dalam perjalanan sejarah kriya dan desain, dimana teknologi telah diterima dan dipahami oleh umat manusia serta menjadikan desain

sebagai suatu kegiatan yang “khusus” atau “tersendiri” dari bagian kegiatan

industri. Desain merupakan juga bagian dari aktifitas suatu penelitian dan pengembangan bentuk yang direncanakan, yang kemudian menjadi bagian tersendiri dari proses rangkaian kerja untuk dapat direalisasikan. Sehingga desain dinilai semakin berperan penting dalam peradaban manusia, terutama untuk menunjang industri dan peningkatan kualitas hidup dan kehidupan. Desain kemudian menjadi bagian tersendiri dari proses kerja dengan pendekatan antar dan lintas disiplin ilmu, seperti memasukkan dan mengintergrasikannya dengan ilmu ergonomi. Untuk dapat merealisasikannya, pemikiran desain terus-menerus mengalami perkembangan dan perubahan yang mengikuti perkembangan IPTEKS. Desain baru yang berbasis industri maju, kini tidak lepas dari komputerisasi dan digital, system

komunikasi-Dasar-dasar Desain & Produk oleh Drs. Agus Mulyadi Utomo M.Erg 49

informasi global (internet, seluler). Di dalam dunia persaingan, sesungguhnya telah membangkitkan suatu kesadaran desain dan penemuan-penemuan baru (inovasi). Disamping itu, juga bernafaskan pola cara berfikir yang bersifat khusus dan umum (universal).

Kata desain kemudian diberi makna baru dalam bahasa Inggris pada

abad ke-17, yang dipergunakan untuk membentuk School of Design tahun

1836. Atas jasa Ruskin dan Morris, dua tokoh gerakan anti industri di Inggris pada abad ke-19, kata desain pun diberi bobot sebagai „art and craft’, yaitu

perpaduan antara seni dan keterampilan. Di dalam dunia seni rupa Indonesia,

kata desain seringkali dipadankan dengan berbagai istilah yaitu: Pertama,

sebagai kata benda yakni: reka bentuk, reka rupa, tata rupa, perupaan, anggitan, rancangan, gagas rekayasa, perencanaan, karya kerajinan, kriya,

kerangka, sketsa ide, gambar, busana, penggayaan, layout, ruang (interior),

susunan rupa, tata bentuk, tata warna, ukiran, motif, ornamen, grafis dan

dekorasi. Kedua, sebagai kata kerja yaitu: menata, mengkomposisi,

merancang, merencana, menghias, menyusun, mencipta, berkreasi, menggambar, melukiskan, menyajikan karya dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan merancang dalam arti luas.

Desain mengalami perubahan makna yang sangat signifikan. Apabila dulu desain adalah gambar atau rancangan sebagai pemandu membuat

benda yang diangan-angankan (imagined objects). Sekarang yang disebut

desain, bukan hanya obyeknya, tetapi mengambil ungkapan seperti dari

Hessket yakni: „design is to design a design to produce a design’ (Hessket, 2004 dalam Buchori,2006), yang diartikan bahwa desain adalah untuk

merancang desain untuk menghasilkan sebuah desain. Kalau disimak ada

empat kata desain dalam ungkapan tersebut, dan bila diurai maka kata

“desain” yang disebut paling awal merujuk desain sebagai disiplin “ilmu” yang

berimplikasi pada epistemologi. Kedua kata desain jaga merujuk pada

kegiatan (action) yang berimplikasi pada proses mendesain dan metodologi.

Kata desain ketiga adalah produknya (benda atau objek) yang berimplikasi

desain yang terakhir merujuk pada munculnya suatu wacana dari akibat

kehadiran obyek “baru” tersebut.

Desain dapat dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteksnya.

Pada awal abad ke-20, „desain‟ mengandung pengertian sebagai kreasi

seniman untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan cara tertentu pula (Walter Gropius, 1919). Dekade ini merupakan satu tahap transformasi dari pengertian-pengertian desain sebelumnya yang lebih menekankan pada unsur dekoratif dan kekriyaan dari fungsi. Beberapa pengertian desain yang bersifat rasional dirumuskan sebagai berikut :

a) A good directed problem solving activity (Bruce Archer, 1965);

b) Desain merupakan salah satu manifestasi kebudayaan yang

berwujud dan merupakan produk nilai-nilai untuk suatu waktu tertentu (Widagdo, 1993);

c) Desain adalah berbagai detil gambar, bangunan, wahana lainnya

untuk pekerjaan artistik (The American college Dictionary);

d) Desain adalah sains yang berupaya merumuskan dan

mengkonstruksikan gagasan secara ilmiah (scholarly) kedalam

sistem atau artefak atau produk yang mengandung kegunaan praktis yang dilandasi oleh nilai-nilai (values), yang bersifat normative atau sesuatuyangdapat diukur secara obyektif, kuantitatif (Buchori, 2006).

Fakta menunjukkan bahwa perkembangan peradaban manusia banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan tidak terlepas dari peranan desain sebagai faktor yang mempengaruhinya. Namun demikian dalam dunia akademis desain belum mapan benar posisinya, apakah desain itu secara epistemologis berada pada disiplin seni, enjinering, teknologi atau

pun ilmu sosial. Desain mengandung unsur seni karena adanya unsur heuristic

dan estetik, mengandung unsur sains alami karena berkaitan dengan prinsip

dan sifat fisikokemikal dari material, mengandung engineering karena

pembentukan (embodiment) dari material hingga berfungsi, mengandung

unsur teknologi karena melipat-gandakan kemampuan manusia, dan ilmu sosial karena proses konfigurasi menjadi artefak yang dikendalikan oleh etika, moral, dan nilai-nilai sosial lainnya.

Desain menurut A. M. Utomo, dalam tulisannya di Bali Post yaitu

“Mengusut Asal Mula dan Pemahaman Desain”, menjelaskan bahwa

pengertian desain menurut terminologinya dari bahasa Latin (desionare) atau

bahasa Inggris (design). John Echols dalam kamusnya mengatakan sebagai

potongan, pola, model, mode, konstruksi, tujuan dan rencana. Sedangkan Kamus Webster, pengertian desain itu sendiri lebih luas seperti gagasan awal, rancangan, perencanaan, pola, susunan, rencana, proyek, hasil yang tepat, produksi, membuat, mencipta, menyiapkan, meningkatkan, pikiran, maksud, kejelasan dan seterusnya. Khusus dalam seni rupa, desain dapat diartikan sebagai pengorganisasian atau penyusunan elemen-elemen visual sedemikian rupa menjadi kesatuan organik dan harmoni antara bagian-bagian serta secara keseluruhan. Dalam proses desain dikenal beberapa prinsip desain sebagai (a) kesatuan, (b) keseimbangan, (c) perbandingan, (d) tekanan, (e) irama, dan (f) keselarasan, (2004:1). e. Desain adalah sains yang dikendalikan oleh logika dan hukum buatan manusia (artificial) dalam mengeksploitasi unsur materi ke dalam artefak yang mengandung nilai kegunaan praktis.(Herbert Simon)

Desain produk adalah proses menciptakan produk baru yang akan dijual oleh perusahaan untuk pelanggannya. Sebuah konsep yang sangat luas, pada dasarnya generasi dan pengembangan ide-ide yang efektif serta efisien melalui proses yang mengarah ke produk-produk baru. Dalam pendekatan sistematis, desainer produk membuat konsep dan mengevaluasi ide-ide dan mengubahnya menjadi penemuan yang nyata dalam suatu produk. Peran dari produk desainer adalah untuk menggabungkan seni, ilmu pengetahuan dan teknologi untuk menciptakan produk-produk baru yang dapat digunakan orang lain. Peran desainer berkembang setelah difasilitasi oleh alat digital yang sekarang memungkinkan desainer untuk berkomunikasi, memvisualisasikan, menganalisis dan benar-benar menghasilkan ide-ide nyata. Dahulu sebagai cara yang akan mengambil tenaga kerja yang lebih besar. Desain produk kadang-kadang membingungkan (tumpang-tindih) dengan desain industri, sehingga baru-baru ini pemahaman menjadi istilah yang luas: termasuk

layanan, software dan desain produk fisik. Desain industri yang bersangkutan

Dasar-dasar Desain & Produk oleh Drs. Agus Mulyadi Utomo M.Erg 52

berhubungan dengan desain kerajinan dan ergonomi yang bersama-sama membahas untuk memproduksi massal barang. Aspek lain dari desain produk meliputi desain engineering, terutama ketika hal fungsi atau utilitas (misalnya pemecahan masalah) menjadi pokok permasalahan, meskipun batas-batas tersebut tidak selalu jelas.

Ada berbagai proses desain produk dan banyak fokus pada aspek yang berbeda. Ini bisa membantu desainer merumuskan produk mereka dari

ide-ide. Prosedur di bawah ini, misalnya adalah "The Seven Universal

Tahapan Creative Problem- Solving" yang digariskan oleh Don Koberg dan Jim Bagnell. Proses ini biasanya diselesaikan oleh sekelompok orang yaitu desainer industri, para ahli bidang tertentu (misalnya calon pengguna), insinyur dan lainnya, tergantung pada produknya dan siapa yang dilibatkan. Proses ini

berfokus pada mencari tahu apa yang dibutuhkan, brainstorming ide-ide yang

Dalam dokumen Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar 2017 (Halaman 26-33)

Dokumen terkait