• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II DESKRIPSI TEORI

2.3 Pengertian Fotografi

Istilah fotografi pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuan Inggris, Sir John sHerscell pada tahun 1839. Fotografi berasal dari kata photos

(sinar/cahaya) dan graphos (mencatat/melukis). Kata fotografi (Inggris:

Photography, Belanda: Fotografic) berasal dari bahasa Yunani, dari kata phos artinya cahaya dan graph yang berarti menulis atau menggambar.9

Secara harfiah fotografi berarti mencatat atau melukis dengan sinar atau cahaya.Pada awalnya fotografi dikenal dengan lukisan matahari, karena sinar matahari yang digunakan untuk menghasilkan image.Saat ini, fotografi telah melekat erat dengan fungsi komunikasinya dan model ekspresi visual yang menyentuh kehidupan manusia diberbagai bidang.10

9

M. Mudaris, Jurnalistik Foto. (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro 1996), hal 7

10

Dari penjelasan diatas tentang fotografi berarti sebuah kegiatan menangkap cahaya untuk diabadikan menjadi sebuah gambaran nyata dari sebuah keadaan, peristiwa, dan situasi tertentu untuk berwujud dua dimensi atau foto.

2.3.2 Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik menurut Guru Besar Universitas Missouri, AS, Cliff Edom adalah paduan kata words and pictures. Sementara menurut editor foto majalah Life dari 1937-1950, Wilson Hicks, kombinasi dari kata dan gambar yang menghasilkan satu kesatuan saat ada kesamaan antara latar belakang pendidikan dan sosial pembacanya.11

Fotografi jurnalistik merupakan salah satu bidang dalam wahana fotografi yang mengkhususkan diri pada proses penciptaan karya-karya fotografi yang dianggap memiliki nilai berita da menampilkannya kepada kkhalayak dengan tujuan tertentu melalui media massa. Esensi dari fofo jurnalistik adalah bahwa sebuah berita harus ditampilkan secara faktual, visual, dan menarik. Sedangkan entitas foto jurnalistik yang menampilkan fakta dan realitas dalam bentuk visual yang terdokumentasi dengan baik bila dirunutkan secara kronologis melalui alur waktu yang benar dapat dikatakan sebagai suatu sejarah fakta bergambar. Ia merupakan catatan yang terekam

11

Mirza Alwy. Audy.Foto Jurnalistik, Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa (PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008) hal. 4

dalam matra visual karena mengandung jejak dan langkah kenyataan dan kejadian yang patut diketahui orang banyak karena nilai vitalitasnya dalam perjalanan peradaban manusia. Dalam konteks inilah maka akan kita amati secara sekilas beberapa aspek yang perlu kita ketahui dari topik yang ada. Antara lain, aspek historis fotografi, aspek historis jurnalistik, dan era fotografi jurnalistik.12

2.3.3 Karakter Foto Jurnalistik

Ada delapan karakter foto Jurnalistik yang menurut Frank P. Hoy, dari sekolah Jurnalistikdan komunikasi Walter Cronkite, Universitas Arizona, pada bukunya yang berjudulPhotojournalism The Visual Approach adalah sebagai berikut.

a) Fotojurnalistik adalah komunikasi melalui foto (communication photography). Komunikasi yang dilakukan akan mengekspresikan pandangan wartawan foto terhadap suatu objek, tetapi pesan yang disampaikan bukan merupakan ekspresi pribadi.

b) Medium fotojurnalistik adalah media cetak Koran atau majalah, dan media kabel atau satelit juga internet seperti kantor berita (wire services).

c) Kegiatan foto jurnalistik adalah kegiatan melaporkan berita. d) Fotojurnalistik adalah paduan dari foto dan teks foto.

12

Soeprapto, Soedjono, .Pot-Pourri Fotografi (Jakarta:Universitas Trisakti, 2007) Soedjono, Soeprapto. Pot-Pourri Fotografi (Jakarta:Universitas Trisakti, 2007hal. 131

e) Fotojurnalistik mengacu pada manusia. Manusia adalah subjek, sekaligus pembaca foto jurnalistik.

f) Fotojurnalistik adalah komunikasi dengan orang banyak (mass audiences). Ini berarti pesan yang disampaikan harus singkat dan harus segera diterima orang yang beraneka ragam.

g) Fotojurnalistik juga merupakan hasil kerja editor foto.

Tujuan foto jurnalistik adalah memenuhi kebutuhan mutlak penyampaian informasi kepada sesama, sesuai amandemen kebebasan berbicara dan kebebasan pers (freedom of speech and freedom of press).13

2.3.4 Jenis-Jenis Foto Jurnalistik

Jenis-jenis foto jurnalistik diantaranya: a. Spot Photo

Foto yang dibuat dari peristiwa tidak terjadwal atau tidak terduga yang diambil oleh si fotografer langsung di lokasi kejadian.Misalnya, foot peristiwa kecelakaan, kebakaran, perkelahian, dan perang. Karena dibuat dari peristiwa yang jarang terjadi dan menampilkan konflik serta ketegangan maka foto spot harus segera disiarkan. Dibutuhkan keberuntungan pada fotografer dalam hal posisi dan keberadaannya, serta keberaniannya saat membuat

13

Mirza Alwy.Audy .Foto Jurnalistik, Metode Memotret dan Mengirim Foto ke Media Massa (PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2008) hal.4-5

foto.Memperlihatkan emosi subyek yang difotonya sehingga memancing juga emosi pembaca.

b. General News Photo

Adalah foto yang diabadikan dari peristiwa yang terjadwal, rutin, dan biasa.

c. People in the News Photo

Adalah foto tentang orang atau masyarakat dalam suatu berita.Bisa kelucuannya, nasib, dan sebagainya.

d. Daliy Life Photo

Adalah foto tentang kehidupan sehari-hari manusia dipandang dari segi kemanusiaannya (human interest).Misalnya, foto tentang pedagang gitar.

e. Portrait

Adalah foto yang menampilkan wajah seseorang sacara close up dan

―mejeng‖. Ditampilkan karena adanya kekhasan pada wajah yang dimiliki atau kekhasan lainnya.

f. Sport Photo

Adalah foto yang dibuat dari peristiwa olahraga. Karena olahraga berlangsung pada jarak tertentu antara atlet dengan penonton dan fotografer, dalam pembuatan foto olahraga dibutuhkan perlengkapan yang memadai, misalnya lensa yang panjang serta kamera yang menggunakan motor drive. Menampilkan gerakan dan ekspresi atlet dan hal lain menyangkut olahraga.

g. Science and Technology Photo

Adalah foto yang diambil dari peristiwa-peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.

h. Art and Culture Photo

Adalah foto yang dibuat dari peristiwa seni dan budaya. i. Social and Environment

Adalah foto-foto tentang kehidupan sosial masyarakat serta lingkungan hidupnya.14

2.3.5 Tanda/ Signs Fotografi

Manusia disamping hal-hal lainnya juga membutuhkan sesuatu untuk melengkapi wacana kehidupannya dengan prinsip dialektika yang terimplementasikan dalam berbagai bentuk entitas tanda-tanda yang bisa dipersepsi oleh berbagai indera yang dimilikinya.

Tanda-tanda dapat berbentuk dan berupa apa saja yang sekiranya memiliki dan mengandung makna-makna tertentu yang didasarkan pada hasil pemikiran dan upaya manusia untuk saling berkomunikasi. Sebagaimana dinyatakan oleh Marcel Danesi:

Signany mark, bodily movement, symbol, token, etc., used to indicate and to convey thoughts, information, commands, etc.- are the basis for the human thought and communication.” (Sebeok, p. xi : 1994) dengan demikian boleh juga dikatakan bahwa semio sebagai

14

tanda yang memiliki makna tertentu merupakan hal-hal yang dirasakan dan dipikirkan yang kemudian dilakukan ataupun diciptakan melalui bentuk-bentuk tertentu oleh manusia dalam kehidupannya.

Didalam wacana fotografi yang berbentuk visual dwimatra juga tidak luput dari kemungkinan hadirnya berbagai tanda—tanda yang menyiratkan berbagai makna yan terkandung didalamnya. Apalagi kedirian karya fotografi yang merupakan hasil rekaman yang menghadirkan suatu bentuk representasi suatu objek yang kemudian menjadi materi subjek ( subjeck matter) karyanya. Hal ini merupakan juga kehadiran tanda visual yang bisa dimaknai atau interpretasikan sesuai dengan keberadaan maupun konteks penampilannya.Dalam hal ini kajian semiotika dalam wacana fotografi meliputi wilayah penalaahan dan pengkajian dalam upaya menafsirkan setiap tanda (visual) yang ada dalam setiap kehadiran karya fotografi guna mendapatkan kejelasan makna atas kehadirannya.15

Dokumen terkait