• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN

2. Makna Mitos

4.2.2 Gambar 5

4.2.5.1 Tabel Analisis gambar 5

Gambar/ Foto Jenis dan karya Jenis Foto : people in the news photo

Fotografer : Lynsey Addario

4.2.5.2 Tabel Penerapan Peta Tanda Roland Barthes Pada gambar 5 1. Penanda :

Tentara/ militer

2. Petanda : penjaga keamanan dan pertahanan 2. Tanda Denotatif: tentara dengan rakyat sipil 4. Penanda Konotasi:

Tentara itu identiknya sebagai angkatan perang, kuat, disiplin, pantang menyerah, dll.

5. Petanda Konotasi :angakatan perang yang menjaga keamanan sebuah pertahanan. 1. Tanda Konotasi: tentara berarti ahli dalam mengurus segala masalah

pertahanan.

4.2.5.3 Tabel Penggolongan dari makna Tanda

Tanda Makna Denotasi Makna Konotasi Makna Mitos Penjaga benteng pertahaan , pasukan pertahana n sebuah negara Tentara itu hebat, berkuasa, kuat, dan disiplin Pertahan an Negara/ wilayah 1. Makna Denotasi

Makna paling nyata dari tanda, apa yang digambarkan tanda terhadap sebuah objek. Denotasi menggunakan makna dari tanda sebagai definisi secara literal atau nyata.

Dalam foto lima terlihat seorang tentara yang sedang menunggu beberapa orang menyeberang pagar yang dikelilingi kawat berduri. Disebelah

pojok kiri bawah terlihat ada tas yang berwarna merah yang mencirikan sosok berani dan kuat. Dalam foto ini objek tentara terlihat membelakangi gambar seolah foto ini memfokuskan pada objek beberapa orang yang akan menyeberang memasuki pagar kawat berduri.

Tetapi dari sisi pandang foto ini, menampilkan objek tentara yang mendominasi masyarakat sipil terlihat dari tampilan foto sehingga tentara memiliki pesan tersendiri untuk dikaji.Tetapi disamping tentara mendominasi tampilan isi foto, masyarakat sipil pun turut serta dalam foto.

2. Makna Konotasi

Bagaimana menggambarkan objek, ia bermakna subjektif dan juga intersubjektif, sehingga kehadirannya tidak disadari.66Kata konotasi melibatkan simbol - simbol, historis dan hal – hal yang berhubungan dengan emosional.Konotasi mengarah pada kondisi sosial budaya dan emosional personal.

Objek foto ini terlihat bahwa tentara yang mendominasi isi foto maka dari itu, pendapat bahwa tentara itu hebat, berkuasa, kuat, dan disiplin terfokus secara alami.

Militer atau tentara, biasa juga disebut dengan angkatan bersenjata, sesungguhnya berasal dari rakyat, yang kemudian dilatih, menggunakan seragam dan menguasai sejumlah peralatan tempur, karena keberadaannya antara lain untuk menghadapi musuh negara di medan perang.

66

Meski begitu, dalam kehidupan sehari-harinya, militer erat berinteraksi dengan masyarakat pada umumnya, mulai dari rakyat biasa hingga pengelola pemerintahan.

Hubungan Militer Dengan Sipilini merupakan percikan pemikiran sekitar tahun 2000-2001, yang membahas posisi dan sikap kalangan militer bila berhadapan dengan penyelenggara pemerintahan yang mempraktikkan KKN (kolusi, korupsi dan nepotisme).

Juga, bagaimana kalangan militer harus bersikap ketika berhadapan dengan kenyataan bahwa di kalangan elite politik justru terjadi krisis interaksi.Melalui tulisan ini digambarkan juga peranan masyarakat swasta (sipil) di dalam memenuhi kebutuhan perlengkapan penunjang militer dalam konteks meningkatkan ketahanan nasional.67 Pengertian militer sudah tidak perlu diperdebatkan lagi.Militer atau tentara adalah angkatan bersenjata dari suatu negara dan segala sesuatu yang berhubungan dengan angkatan bersenjata.Namun, tidak demikian dengan pengertian sipil.Masih banyak pihak yang salah kaprah di dalam memahami terminologi sipil.Kesalah-kaprahan itu terjadi tidak saja di kalangan masyarakat awam, tetapi juga di kalangan militer.Kata sipil dalam bahasa sehari-hari, lebih sering diartikan sebagai status seseorang yang bukan militer.Jadi, selama seseorang tidak berprofesi militer, maka yang bersangkutan sering diidentikkan sebagai seorang sipil.Seolah-olah, makna

sipil memiliki konotasi sebagai antitesa dari militer. Padahal, makna sipil menunjuk kepada norma-norma interaksi sosial yang sopan (the norms of polite social intercourse).68Tidak ada satu pengertian pun yang

67http://www.hendropriyono.com/2013/12/hubungan-militer-dengan-sipil/ diunduh pada 7 mei 2015 pukul 9.00 WIB

68 Random House Webster‘s College Dictionary (New York: Random House Inc., 1999), halaman 242. Hal senada juga terdapat dalam Prof. Drs. S. Wojowasito dan W.J.S. Purwadarminta, Kamus Lengkap Inggeris-Indonesia dan Indonesia-Inggris (Bandung: Penerbit Hasta, 1980), halaman 25.

mengidentikkan kata sipil dengan individu, khususnya elite, atau bahkan dengan profesi non militer.Semua pengertian sipil mengimplikasikan suatu hubungan dengan komunitas masyarakat.Yang dimaksud dengan komunitas masyarakat, adalah seluruh warga negara yang dapat dikategorikan rakyat, temasuk militer.Namun, dalam membahas hubungan militer-sipil, tak dapat dihindarkan tetap menggunakan konotasi yang sudah terlanjur hidup di tengah-tengah masyarakat.

Hubungan Militer dengan Rakyat-Negara Dalam konteks ini, tidak ada hal yang baru sebenarnya. Secara normatif, negara-negara bangsa akan menempatkan kepentingan negara atau rakyat di atas kepentingan individu-individunya. Nilai-nilai inilah yang mendasari ideologi pra-nasionalisme (sebelum Revolusi Perancis 1789), nasionalisme (setelah Revolusi Perancis), regional nasionalisme.69dan apapun namanya pada masa-masa mendatang. Kepentingan kelompok, paling tidak sampai dengan saat ini, lebih banyak bertindak sebagai determinan dalam mekanisme penyelenggaraan negara.

Oleh karena itu, kepentingan-kepentingan individu atau komunitas kecil dalam suatu negara tidak dapat melebihi kepentingan rakyat banyak. Dengan kata lain, setiap entitas sosial politik harus bertindak sub-ordinatif

69Terminologi ini digunakan untuk menunjukkan trend assertifitas etnic groups yang sudah mulai terlihat sejak tahun 1980-an. Lihat Samuel P. Huntington, The Clash of Civilization and the Remaking of New World Order (New York: Simon & Schuster, 1996).

dalam hubungannya dengan negara atau rakyat. Politikus, konglomerat, kepala suku, dan bahkan militer pun tidak terkecuali dalam hal ini.

Militer yang pada era reformasi sering menjadi kontroversi, sebenarnya merupakan bagian dari suatu negara yang bersifat anatomis.Artinya, militer mutlak ada dan diperlukan dalam suatu negara.Hal senada juga dikemukakan Samuel Huntington yang melihat bahwa eksistensi militer sangat tergantung pada eksisnya kompetisi diantara negara-bangsa.70

Negara mana yang tidak menginginkan kemajuan? Bahkan negara-negara maju pun tetap ingin mengembangkan dirinya lebih baik lagi.Motivasi ingin senantiasa berkembang inilah yang mendorong setiap negara-bangsa untuk melakukan segala upaya yang dipandang perlu. Dan upaya-upaya inilah yang seringkali menimbulkan friksi kepentingan dengan negara lain. Jadi, kebutuhan naluriah negara-bangsa untuk maju yang menjadikan militer sebagai anatomi negara yang harus senantiasa ada.

Dari tinjauan profesionalisme militer sendiri, komitmen untuk bertindak sub-ordinatif terhadap negara juga dinyatakan secara

70Samuel P. Huntington, The Soldier and the State (Cambridge, Mass.: The Belnap Press of Harvard University Press, 1957), halaman 39.

eksplisit.Aspek responsibility mengisyaratkan militer untuk mengabdikan profesinya bagi kepentingan publik.71

3. Makna Mitos

Mitos adalah bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam.Dalam kerangka Barthes, konotasi identik dengan operasi ideologi, yang disebut dengan mitos, dan berfungsi untuk mengungkapkan dan memberikan pembenaran bagi nilai-nilai dominan yang berlaku dalam suatu periode tertentu.72Mitos merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi.Mitos primitif, misalnya mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa.Sedangkan mitos masa kini atau modern, mitos dikenal dengan bentuk feminitas, maskulinitas, ilmu pengetahuan, kesuksesan dan lainnya.

Untuk makna mitos ditemukan pada foto ini, bahwa tentara atau militer dengan fungsinya Pertahanan negara disebut juga pertahanan nasional adalah segala usaha untuk mempertahankan kedaulatan negara, keutuhan wilayah sebuah negara dan keselamatan segenap bangsa dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan negara. Hakikat pertahanan negara

71

Ada tiga aspek utama dalam profesionalisme militer.Pertama, ekspertise atau penguasaan pengetahuan dan keterampilan management of violence.Kedua, reponsibility atau komitmen untuk mengabdikan profesinya bagi kepentingan umum. Ketiga, corporateness atau komitmen untuk bekerja sama membangun suatu tujuan. Untuk lebih jelas lihat Samuel P. Huntington, The Soldier and the State (Cambridge, Mass.: The Belnap Press of Harvard University Press, 1957), halaman 24-27.

72

adalah segala upaya pertahanan bersifat semesta yang penyelenggaraannya didasarkan pada kesadaran atas hak dan kewajiban warga negara serta keyakinan pada kekuatan sendiri.Pertahanan negara dilakukan oleh pemerintah dan dipersiapkan secara dini dengan sistem pertahanan negara.Pertahanan nasional merupakan kekuatan bersama (sipil dan militer) diselenggarakan oleh suatu Negara untuk menjamin integritas wilayahnya, perlindungan dari orang dan/atau menjaga kepentingan-kepentingannya.Pertahanan nasional dikelola oleh Departemen Pertahanan.Angkatan bersenjata disebut sebagai kekuatan pertahanan dan, di beberapa negara (misalnya Jepang), Angkatan Bela Diri.73

Penguatan mitos dalam foto ini merupakan sebuahkekuatan pertahanan yang dilambangkan dengan sosok tentara dan integritas wilayahnya dilambangkan dengan gambaran masyarakat sipil.

Dokumen terkait