• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Hutang Jangka Panjang

Dalam dokumen 1 12 manajemen keuangan 2.docx (1) (Halaman 46-52)

D. PENDANAAN JANGKA PANJANG (HUTANG DAN SAHAM

1. Pengertian Hutang Jangka Panjang

hutang jangka panjang merupakan pinjaman yang diperoleh perusahaan dari pihak ketiga atau kreditor, yang jatuh temponya lebih dari satu tahun, dan dilunasi dengan sumber-sumber yang bukan dari aktiva lancar, serta jumlah hutang jangka panjang tersebut tidak boleh melebihi jumlah modal sendiri. disimpulkan hutang jangka panjang adalah utang yang diharapkan akan dibayar dalam jangka waktu lebih dari satu tahun atau lebih dari satu siklus operasi normal perusahaan (mana yang lebih panjang), dan dengan menggunakan aktiva tidak lancar yang ada atau dengan menimbulkan kewajiban jangka panjang lainnya atau dengan mengalihkan menjadi modal saham.29

terdapat perbedaan yang cukup jelas dengan hutang jangka pendek mengenai waktu pelunasan atau jatuh temponya. Hutang jangka pendek jatuh temponya kurang dari satu tahun, sedangkan hutang jangka panjang jatuh temponya lebih dari satu tahun.

Berbeda dengan hutang jangka pendek yang berupa biaya-biaya yang masih harus dibayar atau hutang yang umumnya tidak dilakukan secara tertulis, dalam hutang jangka panjang biasanya pengikatan antara debitur dan kreditur dilakukan secara tertulis. Pengikatan secara tertulis tersebut dituangkan dalam dokumen induk yang disebut perjanjian kredit. Perjanjian krdit ini berisikan jumlah hutang yang diberikan, tingkat bunga, syarat-syarat pembayaran kembali pokok dan bunga, barang-barang yang dijadikan jaminan dan lain-lain.

Jenis – Jenis Hutang Jangka Panjang

a. Obligasi

29 Husnan Suad, Enny Pudjiastuti, Dasar-dasar Manajemen Keuangan, UPP AMP

Obligasi adalah surat pernyataan hutang perusahaan yang mengeluarkan obligasi tersebut, pengertian lain Obligasi adalah surat hutang jangka panjang yang dapat dipindah tangankan dan berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut.

Karakteristik Obligasi

1. Nilai obligasi (jumlah dana yang dipinjam)

Dalam penerbitan obligasi, maka perusahaan akan dengan jelas menyatakan jumlah dana yang dibutuhkan yang dikenal dengan istilah “jumlah emisi obligasi”. Penentuan besar kecilnya jumlah penerbitan obligasi berdasarkan aliran arus kas perusahaan, Kebutuhan, serta kinerja bisnis perusahaan.

2. Jangka waktu obligasi

Setiap obligasi mempunyai masa jatuh tempo atau berakhirnya masa pinjaman (maturity). Secara umum masa jatuh tempo obligasi adalah 5 tahun, adapula yang 10 tahun.

3. Principal dan Coupon rate

Nilai prinsipal obligasi adalah sejumlah uang yang disetujui oleh penerbit obligasi agar dibayarkan kepada pemegang obligasi pada masa jatuh tempo. Jumlah ini biasa berhubungan dengan redemption value, maturity value, par value or face value. Coupon rate juga disebut nominal rate, nominal rate adalah tingkat bunga yang disetujui penerbit untuk dibayar kepada pemegang obligasi setiap tahun. Besarnya pembayaran bunga setiap tahun kepada pemilik obigasi selama jangka waktu obligasi dinamakan coupon.

Tingkat persentase coupon dikali nilai prinsipal obligasi menghasilkan besarnya coupon.

Kewajiban pembayaran kupon obligasi oleh perusahaan penerbit, dilakukan secara berkala sesuai dengan kesepakatan sebelumnya, bisa dilakukan triwulan, semesteran, atau tahunan.

5. Diterbitkan oleh perusahaan atau pemerintah. Jenis – Jenis obligasi

Obligasi memiliki beberapa jenis yang berbeda, yaitu:30 1. Dilihat dari sisi penerbit:

a. Corporate Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan, baik yang berbentuk badan usaha milik negara (BUMN), atau badan usaha swasta.

b. Government Bonds: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat.

c. Municipal Bond: obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah untut membiayai proyek-proyek yang berkaitan dengan kepentingan publik (public utility).

2. Dilihat dari sistem pembayaran bunga:

a. Zero Coupon Bonds: obligasi yang tidak melakukan pembayaran bunga secara periodik. Namun, bunga dan pokok dibayarkan sekaligus pada saat jatuh tempo.

b. Coupon Bonds: obligasi dengan kupon yang dapat diuangkan secara periodik sesuai dengan ketentuan penerbitnya.

c. Fixed Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang telah ditetapkan sebelum masa penawaran di pasar perdana dan akan dibayarkan secara periodik.

d. Floating Coupon Bonds: obligasi dengan tingkat kupon bunga yang ditentukan sebelum jangka waktu tersebut, berdasarkan suatu acuan (benchmark) tertentu seperti average time deposit (ATD) yaitu rata-rata tertimbang tingkat suku bunga deposito dari bank pemerintah dan swasta.

3. Dilihat dari segi jaminan atau kolateralnya:

30 Syamsuddin Lukman. Manajemen Keuangan Perusahaan. Raja Grafindo. Jakarta

1) Secured Bonds: obligasi yang dijamin dengan kekayaan tertentu dari penerbitnya atau dengan jaminan lain dari pihak ketiga.

Dalam kelompok ini, termasuk didalamnya adalah:

a) Guaranteed Bonds: Obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin denan penangguangan dari pihak ketiga

b) Mortgage Bonds: obligasi yang pelunasan bunga dan pokoknya dijamin dengan agunan hipotik atas properti atau asset tetap.

c) Collateral Trust Bonds: obligasi yang dijamin dengan efek yang dimiliki penerbit dalam portofolionya, misalnya saham-saham anak perusahaan yang dimilikinya.

2) Unsecured Bonds: obligasi yang tidak dijaminkan dengan kekayaan tertentu tetapi dijamin dengan kekayaan penerbitnya secara umum.

4. Dilihat dari segi nilai nominal:

1) Konvensional Bonds: obligasi yang lazim diperjualbelikan dalam satu nominal, Rp 1 miliar per satu lot.

2) Retail Bonds: obligasi yang diperjual belikan dalam satuan nilai nominal yang kecil, baik corporate bonds maupun government bonds.

5. Dilihat dari segi perhitungan imbal hasil:

1) Konvensional Bonds: obligasi yang diperhitungan dengan menggunakan sistem kupon bunga.

2) Syariah Bonds: obligasi yang perhitungan imbal hasil dengan menggunakan perhitungan bagi hasil. Dalam perhitungan ini dikenal dua macam obligasi syariah, yaitu:

 Obligasi Syariah Mudharabah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad bagi hasil sedemikian sehingga pendapatan yang diperoleh investor atas

obligasi tersebut diperoleh setelah mengetahui pendapatan emiten.

 Obligasi Syariah Ijarah merupakan obligasi syariah yang menggunakan akad sewa sedemikian sehingga kupon (fee ijarah) bersifat tetap, dan bisa ketahui/ diperhitungkan sejak awal obligasi diterbitkan.

b. Kredit Investasi (Term Loans)

Yaitu suatu kontrak dimana peminjam setuju untuk membuat serangkaian pembayaran bunga dan pokok pinjaman pada waktu tertentu kepada pemilik dana. Biasanya yang bertindak sebagai debitur (borrower) adalah perusahaan yang membutuhkan dana, sedangkan kreditur (lender) adalah bank atau instuisi keuangan lainnya. Jangka waktu peminjaman (maturity) berkisar 2 hingga 15 tahun, tidak jarang pula sampai mencapai 30 tahun.

Term Loans banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan kecil karena dapat diproses secara cepat, fleksibel dalam pembuatan perjanjian hutang dan biaya administrasi yang lebih rendah. Hutang ini pada umumnya teramortisasi (pokok pinjaman dikembalikan secara bertahap) dan terbuka untuk pembuatan perjanjian hutang (convenant) yang spesifik.

Bunga term loans bias tetap (fixed interest rate) atau berubah-rubah (floating interest rate). Belakangan ini floating rate lebih banyak digunakan untuk mengurangi risiko kreditur karena suku bunga cenderung semakin variatif.

c. Hutang Hipotik

Hutang hipotik adalah pinjaman yang harus dijamin dengan harta tidak bergerak. Di dalam perjanjian hutang disebutkan kekayaan peminjam yang dijadikan jaminan misalnya berupa tanah atas gedung.31 Jika peminjam tidak melunasi pinjaman pada waktunya, maka pemberi pinjaman dapat menjual jaminan untuk diperhitungkan dengan pinjaman yang bersangkutan.

Pinjaman hipotik biasanya diambil jika dana yang diperlukan dapat dipinjam dari satu sumber, misalnya dengan mengambil pinjaman dari suatu

31 Siti Amaroh, Manajemen Keuangan, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Kudus,

bank tertentu. Kredit-kredit bank dengan jaminan harta tak bergerak adalah contoh hipotik yang banyak dijumpai dalam praktik.

Karakteristik Pembiayaan Hutang Jangka Panjang

Pembiayaan hutang jangka panjang merupakan sumber pembiayaan yang jatuh tempo di lebih dari 1 tahun, umumnya antara 5 hingga 20 tahun. Untuk persyaratan umum dalam perjanjian hutang dengan pelunasan jangka panjang ini sendiri memiliki sejumlah kriteria meliputi:32

 Penyimpanan data-data dan pelaporan.  Pembayaran pajak.

 Memelihara bisnis yang termasuk sebagai bagian dari perusahaan yang mengajukan hutang atau pinjaman.

Persyaratan umum dalam penyusunan perjanjian pinjaman jangka panjang biasanya meliputi hal-hal yang ada dibawah ini:

1. Peminjam diharuskan melakukan pencatatan akuntansi sesuai prinsip- prinsip umum yang ada dalam akuntansi (yang dapat diterima).

2. Menyampaikan laporan keuangan perusahaan yang sebelumnya diaudit secara periodic.

3. Peminjam diharuskan untuk membayar pajak sekaligus kewajiban lain-lain yang jatuh tempo.

4. Peminjam harus mampu mempertahankan semua fasilitas milik perusahaan pada kondisi baik agar selalu berada dalam keadaan sedang berjalan.

5. Penerima perjanjian hutang dalam jangka panjang biasanya juga harus menjaminkan aktiva tetap pada pemberi pinjaman ke dalam bentuk hipotek.

6. Membatasi jumlah pinjaman selanjutnya dengan melarang tambahan pinjamannya maupun mengharuskan pinjaman tambahan yang dimaksud menjadi subordinasi terhadap pinjaman yang sebelumnya.

Faktor utama pengaruh tingkat bunga pinjaman yaitu patokan biaya uang, waktu jatuh tempo, resiko pinjaman dan besarnya pinjaman. Pinjaman jangka panjang dapat dilihat melalui berbagai sisi yaitu seperti yang ada dibawah ini:

 Pemegang pinjaman jangka panjang (investor, kreditur). Segi resiko: hutang disukai karena mampu memberikan prioritas yang baik dalam segi pendapatan ataupun likuidasi terhadap pemegangnya. Sementara dari segi pendapatan si pemegang pinjaman akan mendapatkan pengembalian secara tetap kecuali pendapatan obligasi. Dalam segi pengendalian biasanya perusahaan tidak memiliki hak suara.

 Penerbitan hutang jangka panjang (emitren, debitur). Resiko Hutang Jangka Panjang

Disamping keuntungan atau kebermanfaatan utang jangka panjang yang dapat diperoleh perusahaan. Terdapat resiko yang dapat diderita oleh perusahaan. Berbagai resiko utang jangka panjang diantaranya :33

1. Resiko yang diterima akan semakin besar seiring dengan semakin lama jangka waktu pada pinjaman dana dan pelunasannya.

2. Jumlah sumber dana pinjaman sangat terbatas.

3. Apapun namanya, hutang merupakan beban yang menjadi tanggung jawab bagi perusahaan.

4. Tanggal jatuh tempo sudah pasti/tetap dan tidak memandang kondisi perusahaan.

5. Nilai saham yang dimiliki perusahaan dapat terpengaruh oleh besarnya jumlah utang jangka panjang.

Dalam dokumen 1 12 manajemen keuangan 2.docx (1) (Halaman 46-52)

Dokumen terkait