• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Konservasi Tanah Dan Air

Dalam dokumen KONSERVASI TANAH DAN AIR (Halaman 60-75)

DAFTAR PUSTAKA

RUANG LINGKUP KONSERVASI TANAH DAN AIR

C. Uraian Materi

1. Pengertian Konservasi Tanah Dan Air

Konservasi tanah dan air merupakan salah satu kegiatan yang sangat penting sebagai perwujudan dari pengelolaan sumber daya alam yang baik. Konservasi tanah pada dasarnya diartikan sebagai cara penggunaan

Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta didik dapat:

1. Menjelaskan pengertian konservasi tanah dan air

2. Menjelaskan tujuan dan manfaat konservasi tanah dan air 3. Menjelaskan metode-metode KTA menurut undang-undang 4. Menunjukan penerapan teknik konservasi tanah dan air

dalam kehidupan sehari-hari

Konservasi Tanah dan Air

7

tanah sesuai dengan kemampuannya dan memperlakukannya sesuai syarat-syarat yang diperlukan agar tidak terjadi kerusakan (Arsyad, 1989).

Upaya konservasi tanah ditujukan untuk (1) mencegah erosi, (2) memperbaiki tanah yang rusak, dan (3) memelihara serta meningkatkan produktivitas tanah agar dapat digunakan secara berkelanjutan (lestari) (Arsyad, 1989).

Selanjutnya Sitanala Arsyad (1989) juga menyatakan bahwa konservasi air merupakan kegiatan penggunaan air seefisien mungkin sehingga tidak terjadi banjir pada musim hujan dan tersedia dengan cukup dimusim kemarau. Dengan demikian suatu tanda konservasi yang baik dapat dilihat dari ketersediaan air yang memadai (jumlah dan kualitasnya) disetiap waktu baik kemarau maupun musim hujan. Setiap perlakuan terhadap sebidang tanah selalu mempengaruhi tata air dilingkungannya.

Oleh karena itu konservasi tanah dan konservasi air merupakan dua hal yang berhubungan erat sehingga konservasi tanah sekaligus merupakan tindakan konservasi air sehingga istilah yang sering dipergunakan merupakan penggabungan keduanya yaitu konservasi tanah dan air menjadi satu

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air menyatakan bahwa :

“Konservasi Tanah dan Air adalah upaya perlindungan, pemulihan, peningkatan, dan pemeliharaan fungsi tanah dan lahan sesuai dengan kemampuan dan peruntukan lahan untuk mendukung pembangunan yang berkelanjutan dan kehidupan yang lestari.”

Konservasi Tanah dan Air

8 2. Tujuan Konservasi Tanah Dan Air

Ketergantungan hidup manusia terhadap air tidak bisa dipungkiri, oleh karena itu konservasi tanah dan air merupakan kebutuhan manusia secara mutlak. Tanpa konservasi tanah dan air berakibat pada bencana dan kerugian pada kehidupan masyarakat.

Jadi tujuan konservasi tanah dan air pada dasarnya adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah dan ketersediaan air sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal bagi kehidupan (manusia, hewan dan tumbuhan).

Undang-undang Nomor 37 Tahun 2014 pasal 3 menyatakan bahwa penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air bertujuan :

a. Melindungi permukaan tanah dari pukulan air hujan yang jatuh, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah dan mencegah terjadinya konsentrasi aliran permukaan

b. Menjamin fungsi tanah pada lahan agar mendukung kehidupan masyarakat

c. Mengoptimalkan fungsi tanah pada lahan untuk mewujudkan manfaat ekonomi, social, dan lingkungan hidup secara seimbang dan lestari d. Meningkatkan daya dukung DAS

e. Meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan kapasitas dan memberdayakan keikutsertaan masyarakat secara partisipatif; dan f. Menjamin kemanfaatan Konservasi Tanah dan Air secara adil dan

merata untuk kepentingan masyarakat.

Konservasi Tanah dan Air

9 3. Manfaat Konservasi Tanah Dan Air

Kegiatan konservasi tanah dan air bermanfaat dalam mempertahankan kestabilan ekosistem,

mencegah terjadinya banjir dan kekurangan air.

Selanjutnya dinyatakan bahwa ada beberapa manfaat konservasi tanah dan air yaitu:

a. Menjaga kondisi kawasan dan lingkungannya agar tidak rusak.

Dengan adanya konservasi tanah yang baik akan mengurangi erosi dan bahayanya dalam batas toleransi, banjir tidak terjadi, kekurangan air dimusim kemarau tidak terjadi. Oleh karenanya terbangun lingkungan dan kehidupan yang kondusif .

b. Menghindari makhluk hidup dari kepunahan.

Konservasi tanah dan air akan membangun kondisi yang memberikan suasana lingkungan kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia yang baik. Dengan demikian tidak akan terjadi kekurangan makanan dan ketidak cocokan cuaca yang ekstrem sehingga kepunahan flora dan fauna yang mengganggu kesimbangan tidak terjadi.

c. Menghindari bencana banjir dan kekeringan akibat perubahan kondisi alam.

Konservasi tanah dan air yang baik akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air hujan yang jatuh kepermukaan bumi sehingga mengatur tata air. Jumlah aliran permukaan kecil dan air yang diserap tanah akan dimunculkan sebagai mata air-mata air yang dapat menstabilkan aliran sungai.

Konservasi Tanah dan Air

10

d. Membangun keseimbangan lingkungan baik mikro maupun makro, bararti dalam ekosistem.

Bila suatu kawasan terbangun konservasi yang baik maka kehidupan zat renik, pohon, hewan dan lain-lain menjadi baik karena ketersediaan cuaca yang cocok, makanan tersedia, air tersedia secara terus menerus.

Didalam kehidupan saling ketergantungan yang membangun ekosistem akhirnya akan mendukung kehidupan yang dapat berlangsung secara lestari dalam kondisi yang optimum. Untuk menjaga keseimbangan maka pemanfaatan air melalui berbagai kepentingan seperti industri ataupun pertanian perlu diatur dengan baik.

e. Memberikan kontribusi terhadap ilmu pengetahuan.

Dalam kondisi konservasi tanah dan air yang dapat membangun ekosistem dan kehidupan yang baik akan membuka kesempatan pengembangan ilmu pengetahuan yang lebih luas misalnya melalui penelitian, pendidikan dan pelatihan dan sebaginya.

f. Mempertahankan dan atau membangun konstruksi kepada kepariwisataan.

Konservasi tanah dan air yang baik akan menghasilkan lingkungan yang baik, misalnya hutan yang memiliki struktur vegetasi yang lengkap ( pohon, tiang, sapling, seedling, seresah, tumbuhan bawah).

Kondisi tersebut akan membentuk landscapnya atau pemandangannya indah yang disenangi para turis baik untuk rekreasi alam maupun untuk ilmiah.

Konservasi Tanah dan Air

11 4. Metode Konservasi Tanah Dan Air

Teknik konservasi tanah di Indonesia diarahkan pada tiga prinsip utama yaitu perlindungan permukaan tanah terhadap pukulan butir-butir hujan, meningkatkan kapasitas infiltrasi tanah seperti pemberian bahan organik atau dengan cara meningkatkan penyimpanan air, dan mengurangi laju aliran permukaan sehingga menghambat material tanah dan hara terhanyut (Aguset al., 1999).

Sementara itu, Paimin dkk (2002) menguraikan prinsip-prinsip yang diperlukan dalam konservasi tanah dan air adalah sebagai berikut :

1. Mengusahakan agar kapasitas infiltrasi tanah tetap besar sehingga jumlah aliran permukaan dapat dikurangi.

2. Mengurangi laju aliran permukaan sehingga daya pengikisannya terhadap permukaan rendah dan meterial yang terbawa aliran dapat diendapkan.

3. Mengusahakan agar daya tahan tanah terhadap daya tumbuk atau penghancuran agregat tanah oleh butir hujan tetapa ada.

4. Mengusahakan agar pada bagian-bagian tertentu dari tanah dapat menjadi penghambat atau menahan partikel yang terangkut aliran permukaan agar terjadi pengendapan yang tidak jauh dari tempat pengikisan.

Berkaitan prinsip tersebut, maka pengendalian erosi-sedimentasi dapat dilakukan secara vegetatif, secara sipil teknis dan secara kimia

1. Pengendalian erosi secara vegetative.

Pengendalian erosi secara vegetatif, yaitu pengendalian erosi yang didasarkan pada peranan tanaman yang ditanam atau tumbuh dan

Konservasi Tanah dan Air

12

berkembang pada tanah tersebut, terutama kemampuannya dalam mengurangi daya pengikisan dan penghanyutan ketika berlangsung aliran permukaan.

Pengendalian erosi secara vegetatif bertujuan :

a. Melindungi permukaan tanah terhadap daya perusak tetasan air hujan dan mengurangi jumlah air hujan yang langsung sampai di permukaan tanah,

b. Melindung tanah terhadap daya transportasi dari aliran permukaan, c. Menambah kapasitas infiltrasi.

Pengendalian erosi secara vegetatif, yang akan diuraikan dalam modul ini adalah: penghutanan kembali (reforestation), wanatani (agroforestry) termasuk didalamnya adalah pertanaman lorong (alley cropping), pertanaman menurut strip (strip cropping), strip rumput (grass strip) barisan sisa tanaman, tanaman penutup tanah (cover crop), penerapan pola tanam termasuk di dalamnya adalah pergiliran tanaman (crop rotation), tumpang sari (intercropping), dan tumpang gilir (relay cropping).

Dalam penerapannya, petani biasanya memodifikasi sendiri teknik-teknik tersebut sesuai dengan keinginan dan lingkungan agroekosistemnya sehingga teknik konservasi ini akan terus berkembang di lapangan. Keuntungan yang didapat dari system vegetatif ini adalah kemudahan dalam penerapannya, membantu melestarikan lingkungan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan, dapat memperbaiki sifat tanah dari pengembalian bahan

Konservasi Tanah dan Air

13

organik tanaman, serta meningkatkan nilai tambah bagi petani dari hasil sampingan tanaman konservasi tersebut.

2. Pengendalian erosi-sedimentasi secara sipil teknis

Pengendalian erosi-sedimentasi secara sipil teknis adalah upaya menciptakan fisik lahan atau merekayasa bidang olah lahan pertanian hingga sesuai dengan prinsip konservasi tanah sekaligus konservasi air.

Metode sipil teknis merupakan metode konservasi lahan kritis dengan mengatur aliran permukaan sehingga tidak merusak lapisan olah tanah (top soil) yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman.

Prinsip pengendalian erosi-sedimentasi secara sipil teknis adalah : a. Mengurangi kecepatan aliran permukaan sehingga daya kikis dan

daya angkutnya lemah,

b. Memperbesar kesempatan aliran permukaan untuk meresap kedalam tanah,

c. Mengurangi panjang lereng untuk mereduksi konsentrasi limpasan permukaan,

d. Mengalirkan limpasan permukaan ke saluran yang aman.

Usaha konservasi lahan kritis dengan metode sipil teknis ini yaitu membuat bangunan-bangunan konservasi antara lain pengolahan tanah menurut kontur, pembuatan guludan, teras dan saluran air (saluran pembuangan air, terjunan dan rorak).

3. Pengendalian erosi-sedimentasi secara kimiawi.

Pengendalian erosi-sedimentasi secara kimiawi adalah setiap penggunaan bahan-bahan kimia baik organik maupun anorganik, yang bertujuan untuk memperbaiki sifat tanah dan menekan laju erosi.

Konservasi Tanah dan Air

14

Teknik ini jarang digunakan petani terutama karena keterbatasan modal, sulit pengadaannya serta hasilnya tidak jauh beda dengan penggunaan bahan-bahan alami.

Bahan kimiawi yang termasuk dalam kategori ini adalah pembenah tanah (soil conditioner) seperti polyvinil alcohol (PVA), urethanised (PVAu), sodium polyacrylate (SPA), polyacrilamide (PAM), vinylacetate maleic acid (VAMA) copolymer, polyurethane, polybutadiene (BUT), polysiloxane,natural rubber latex, danasphalt(bitumen).

Bahan-bahan ini diaplikasikan ke tanah dengan tujuan untuk memperbaiki struktur tanah melalui peningkatan stabilitas agregat tanah, sehingga tahan terhadap erosidan mempercepat dekomposisi mulsa dan serasah.

Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2014 tentang Konservasi Tanah dan Air, pada pasal 13 dan pasal 24 disebutkan bahwa :

Penyelenggaraan Konservasi Tanah dan Air dapat dilakukan dengan metode :

a. Vegetatif

Metode vegetatif adalah metode Konservasi Tanah dan Air berupa penanaman pohon atau kayu-kayuan, perdu, rumput-rumputan secara permanen, dan/atau tanaman penutup tanah lainnya.

b. Agronomi

Metode agronomi mencakup kegiatan bercocok tanam dan pemeliharaan tanaman agar tanaman tumbuh dengan subur dan berproduksi tinggi.

Konservasi Tanah dan Air

15

Metode agronomi dapat berupa kegiatan :

 pemberian mulsa

 kegiatan lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan.

c. Sipil teknis pembuatan bangunan konservasi tanah

Yang dimaksud dengan metode sipil teknis pembuatan bangunan konservasi tanah adalah metode konservasi tanah dan air secara mekanis atau struktur berupa pembuatan bangunan-bangunan KTA, seperti ;

 saluran buntu atau rorak

 saluran pembuangan air

 terjunan air dan/atau

 beronjong

d. Manajemen ; dan/atau

e. Metode lain yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Konservasi Tanah dan Air

16 6. Siklus Air/Siklus Hidrologi

Air tidak hanya diperlukan untuk kehidupan makhluk hidup, akan tetapi juga merupakan media untuk pengakutan, sumber energi, dan berbagai keperluan lainnya. Selain itu juga pada saat tertentu dalam bentuk hujan dan banjir bias menjadi perusak dan menimbulkan kerugian. Ilmu pengetahuan yang mempelajari proses penambahan, penampungan, dan kehilangan air di bumi disebut hidrologi. Air yang jatuh ke bumi dalam bentuk hujan, salju, dan embun akan mengalami berbagai peristiwa, kemudian akan menguap ke udara menjadi awan dan dalam bentuk hujan, salju dan embun jatuh kembali ke bumi. Peristiwa yang terus berulang dan merupakan siklus tertutup ini disebut siklus air.

Ada tiga siklus air, yaitu siklus pendek, siklus sedang dan siklus panjang/besar (http://organisasi.or/24 Nop 2012). Tiga siklus air atau sebagai tahapan proses hidrologi adalah :

a. Siklus Pendek / Siklus Kecil.

Gambar 1. Siklus Pendek

 Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

 Terjadi kondensasi dan pembentukan awal

 Turun hujan di permukaan laut.

Konservasi Tanah dan Air

17 b. Siklus Sedang

Gambar 2. Siklus Sedang

 Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

 Terjadi kondensasi

 Uap bergerak oleh tiupan angin

 Pembentukan awan

 Turun hujan di permukaan bumi

 Air mengalir ke sungai menuju laut kembali.

c. Siklus Panjang / Siklus Besar

Gambar 3. Siklus Panjang

Konservasi Tanah dan Air

18

 Air laut menguap menjadi uap gas karena panas matahari

 Uap air mengalami sublimasi

 Pembentukan awan yang mengandung kristal es

 Awan bergerak oleh tiupan angin ke darat

 Pembentukan awan

 Turun salju

 Pembentukan gletser

 Gletser mencair membentuk aliran sungai

 Air mengalir di sungai menuju darat dan kemudian ke laut.

Untuk memahami bagaimana siklus air dikaitkan dengan konservasi tanah dapat dilihat pada gambar berikut:

Gambar 4 .Siklus hidrologi

Konservasi Tanah dan Air

19

Pada gambar 4 terlihat bahwa pada tempat yang tidak ada tumbuhan atau benda lainnya air hujan akan langsung jatuh ke permukaan tanah. Pada tempat yang ada tumbuhan atau benda lain, air hujan yang jatuh akan ditahan dan melekat di permukaan tumbuhan atau benda tersebut.

Bagian air yang ditahan dan melekat di permukaan tumbuhan disebut air intersepsi, dan peristiwa penahanan air di permukaan tumbuhan disebut peristiwa intersepsi. Bagian air hujan yang ditahan oleh tumbuhan sebagian akan menguap ke udara, sebagian lagi yang jatuh ke permukaan tanah disebut lolosan tajuk (through fall), sedangkan yang mengalir di permukaan tumbuhan (ranting, batang) kemudian sampai ke permukaan tanah disebut aliran batang atau (stem flow)

Bagian air hujan yang sampai ke permukaan tanah sebagian akan mengalir dipermukaan tanah dan sebagian masuk ke dalam tanah. Air yang mengalir di permukaan tanah disebut aliran permukaan (runoff), dan air yang masuk ke dalam tanah disebut air infiltrasi, Peristiwa masuknya air ke dalam tanah disebut infiltrasi (infiltration). Air aliran permukaan akan terkumpul di dalam danau, waduk, dan sungai kemudian mengalir ke laut.

Air infiltrasi sebagian akan menguap dari permukaan tanah dan kembali ke udara, sebagian lagi diserap tumbuhan kemudian kembali ke udara melalui transpirasi, dan sebagian lagi terperkolasi masuk lebih dalam ke dalam tanah menjadi air bawah tanah (ground water) yang kemudian akan masuk ke dalam danau atau sungai melalui aliran bawah tanah (ground water flow). Skema distribusi air hujan yang jatuh ke permukaan tanah disajikan pada Gambar 5.

Konservasi Tanah dan Air

20

Gambar 5. Skema Distribusi Air Hujan yang sampai di permukaan bumi Curah Hujan

Evapotranspirasi

Evaporasi

Transpirasi

Jatuh langsung Intersepsi

Lolosan tajuk dan aliran batang

Evaporasi Suplai air permukaan tanah

Infiltrasi tertunda

Aliran permukaan Simpanan

permukaan Infiltrasi langsung

Aliran bawah permukaan Simpanan bawah

permukaan

Perkolasi

Aliran air bawah tanah Cadangan air bawah

tanah

Aliran sungai, danau,waduk Evaporasi

Konservasi Tanah dan Air

21

Tinjauan singkat mengenai tahapan-tahapan siklus air menunjukkan pentingnya peranan tanah dalam siklus air.

7. Daerah Aliran Sungai

Dalam dokumen KONSERVASI TANAH DAN AIR (Halaman 60-75)