• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pertanaman Lorong ( alley cropping ) a. Pengertian

Dalam dokumen KONSERVASI TANAH DAN AIR (Halaman 168-174)

DAFTAR PUSTAKA

KONSERVASI TANAH DAN AIR SECARA VEGETATIF

2.7. Pertanaman Lorong ( alley cropping ) a. Pengertian

Alley cropping merupakan teknik konservasi tanah secara vegetatif dimana tanaman pokok di tanam pada lorong-lorong yang dibentuk oleh pagar tanaman.

Pertanaman lorong (alley cropping) adalah sistem bercocok tanam dan konservasi tanah yang dikombinasikan sekaligus. Umumnya menggunakan tanaman jenis leguminusae sebagai tanaman pagar (perdu atau diperdukan) sehingga ditanam rapat mengikuti garis kontur dan disela-selanya merupakan tanaman semusim. Tanaman pagar dapat berupa jenis Acasia vilosa, Lomtoro, Kaliandra dan sejenisnya karena memiliki kemampuan cepat tumbuh dan segera

Konservasi Tanah dan Air

114

tumbuh setelah dipangkas. Cara penanaman seperti ini akan mengurangi terjadinya erosi dengan biaya lebih murah, bahkan tanaman pagar ini juga dapat memberikan produksi makanan ternak atau kayu bakar. Bila efektivitas tanaman pagar rendah maka sebaiknya dikombinasikan dengan tanaman rumput guna meningkatkan infiltrasi air sehingga erosi akan menurun.

Tanaman pagar sebaiknya dipotong secara periodic sehingga tingginya tidak menggangu pertumbuhan tanaman selanya.

Potongan tanaman pagar dapat sebagai makanan ternak atau pupuk hijau. Bila kesuburan tanah tak terpenuhi untuk pertumbuhan tanaman selanya maka pupuk dari kotoran ternak perlu dikembalikan kelokasi dimana pemotongan tanaman pagar dilakukan.

b. Tujuan

 Mengendalikan tingkat erosi

 Meningkatkan infiltrasi dan mengendalikan aliran permukaan

 Menghasilkan pupuk hjau atau mulsa untuk mendukung pertumbuhan tanaman pangan

 Mmeperbaiki kondisi tanah dan kehidupan mikroorganisme tanah serta fiksasi nitrogen secar biologis oleh tanaman

Konservasi Tanah dan Air

115 c. Gambar Teknis

Gambar 35. Pertanaman Lorong d. Persyaratan Teknis

 Konservasi tanah dengan pertanaman lorong ini dilakukan apabila tipe tanahnya tidak sesuai dengan konservasi tanah yang lain karena solumnya dangkal (˂50cm), teksturnya liat dengan tipe mengembang serta kemiringan >45%.

e. Jenis Tanaman

Menurut Donnie (1996) dalam Tim Peneliti BP2TPDAS IBB (2002), jenis tanaman yang dapat digunakan umumnya dari jenis legume pohon yang dibentuk pagar seperti :

1) Lamtoro (Leucaena sp) 2) Acacia (Acacia vilosa)

3) Flemingia (Felemingia congesta) 4) Kaliandra (Calliandra callothyrsus) 5) Gamal (Glyrisidea muculata) 6) Tephrosia (Tephrosia volgelli) 7) Orok-orok (Crotalaria juncea)

Konservasi Tanah dan Air

116 2.8. Mulsa

Mulsa dalam konservasi tanah dan air adalah bahan-bahan (sisatanaman, serasah, sampah atau bahan-bahan lain) yangdisebar atau menutup permukaan tanah untuk melindungi tanah darikehilangan air melalui evaporasi dan meningkatkan infiltrasi air.

Mulsa dapat dapat melindungi permukan tanah dari pukulan langsung butiran hujan sehingga mengurangi terjadinya erosi percik (splash erosion).

Bahan mulsa yang sudah melapuk akan menjadi nutrient/pupuk bagi tanaman dan menumbuhkan microorganism yang dapat berdampak positif pada kesuburan tanah.

Dengan demikian mulsa juga dapat memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah.

Bahan mulsa sebaiknya secara periodic ditambah setelah pembusukan telah terjadi sehingga fungsi konservasi tanah dan airnya tetap berfungsi.

Bahan yang dipakai untuk mulsa dapat berupa batang padi, rumput alang-alang atau paku-pakuan yang biasanya merupakan bahan yang ditebas dari lokasi/lahan yang sedang digarap.

Gambar 36 . Mulsa batang padi yang disebar pada tanaman jagung.

Konservasi Tanah dan Air

117 2.9. Penerapan Pola Tanam

Pola tanam adalah sistem pengaturan waktu tanam dan jenis tanaman sesuai dengan iklim, kesesuaian tanah dengan jenis tanaman, luas lahan, ketersediaan tenaga, modal, dan pemasaran.

Pola tanam berfungsi meningkatkan intensitas penutupan tanah dan mengurangi terjadinya erosi. Biasanya petani sudah mempunyai pengetahuan tentang pola tanam yang cocok dengan keadaan biofisik dan sosial ekonomi keluarganya berdasarkan pengalaman dan kebiasaan pendahulunya. Pengalaman menunjukkan bahwa dalam suatu usaha tani, erosi masih terjadi. Pemilihan pola tanam yang tepat dapat meningkatkan keuntungan bagi petani dan meningkatkan penutupan tanah sehingga erosi dapat dikurangi.

Pertanaman majemuk yang merupakan salah satu bagian dalam pola tanam pada dasarnya merupakan sistem dimana satu bidang olah ditanami lebih dari satu jenis tanaman. Dengan penerapan pertanaman majemuk, penutupan tanah akan lebih rapat sehingga mampu melindungi tanah dari pukulan air hujan secara langsung dan menahan aliran permukaan. Sistem pertanaman yang termasuk sistem pertanaman majemuk adalah sistem pergiliran tanaman (crop rotation), tumpang sari (inter cropping), dan tumpang gilir (relay cropping).

Konservasi Tanah dan Air

118

Gambar 37. Penanaman bergilir jagung dan kacang-kacangan lokasi sama.

2.9.1. Pergiliran Tanaman

Pergiliran tanaman (crop rotation) adalah system bercocok tanam dimana sebidang lahan ditanami dengan beberapa jenis tanaman secara bergantian. Tujuan utama dari system ini adalah meragamkan hasil tanaman. Pergantian tanaman yang dilakukan secara intensif dimana setelah panen tanaman pertama kemudian langsung ditanami tanaman kedua dan seterusnya mampu menekan erosi secara nyata dibandingkan lahan yang hanya diolah tanpa ditanami.

Pengaruh nyata tersebut dihasilkan dari fungsi tanaman sebagai pengikat tanah serta penambahan bahan organic dari sisa tanaman tersebut sebagi mulsa dan pembenah tanah sehingga tahan terhadap erosi.

Dari segi konservasi tanah, pergiliran tanaman memberikan peluang untuk mempertahankan penutupan tanah dan mengurangi resiko tanah tererosi akibat terpaan butir-butir hujan dan aliran permukaan.

Konservasi Tanah dan Air

119

2.9.2. Tumpang sari

Tumpang sari (intercropping) adalah system bercocok tanam dengan menggunakan dua atau lebih jenis tanaman yang ditanam serentak pada sebidang lahan. Sistem tumpang sari adalah salah satu usaha konservasi tanah yang efektif dalam memanfaatkan luas lahan.

Kerapatan penutupan tanah akan sangat menguntungkan untuk pencegahan erosi, mempertahankan kadar lengas tanah, memperbaiki kondisi tanah karena aktivitas akar mempertinggi bahan organic tanah.

2.9.3. Tumpang gilir

Tumpang gilir (relay cropping) adalah cara bercocok tanam dimana satu bidang lahan ditanami dua atau lebih jenis tanaman dengan pengaturan waktu panen dan tanam. Pada system ini, tanaman kedua ditanam menjelang panen tanaman musim pertama.

Dari segi konservasi, penutupan tanah yang rapat pada tumpang gilir cukup baik dalam menahan erosi. Penerapan teknik ini perlu diiringi dengan penerapan teknik konservasi tanah yang lain seperti penambahan bahan organic, penutup tanah dan jika perlu diterapkan tindakan sipil teknis.

Dalam dokumen KONSERVASI TANAH DAN AIR (Halaman 168-174)