• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Tata Krama dan Sopan Santun

Ʉ^ɜɄ/ ɄʏɄXɄr = Tuhanmu perintah atau wasiat berpesan ɄɄɫɆ]Ɉ` = usia besar atau usia tua

A. Pengertian Tata Krama dan Sopan Santun

Secara umum tata karma, sopan santu, budi pekerti, etika, dan adab adalah satu makna dan satu pengertian yakni sifat terpuji, sekalipun terkadang berbeda karena konteks dan cakupannya berbeda. Sopan santun adalah budi pekerti yang baik, tata karma, peradaban, dan kesusilaan.29 Etika adalah ilmu tentang apa yang baik dan

apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral.30 Adab adalah kehalusan dan

kebaikan budi pekerti, kesopanan, akhlak.31 Akhlak lebih dekat sumber nilainya baik

dan buruk dari agama. Sedang adab sumber nilainya baik dan buruk mencakup agama, budaya, dan tradisi. Tata karma, budi pekerti dan etika lebih cenderung pada budaya, tradisi, dan logika sekalipun wujudnya juga diwarnai agama. Ia masih bersifat mutlak belum ada keterikatan nialai tertentu. Semua istilah di atas adalah merupakan sifat baik yang sudah dibiasakan sehingga menjadi kepribadian.

Tata karma, adab dan sopan santun di sini dimaksudkan bersifat nashshiy

berdasarkan al-Qur’an Hadis dan ijitihadiy berdasarkan budaya dan tradisi yang diseleksi secala islami. Kata akhlak (akhlâq) dalam al-Qur’an hanya disebutkan mufradnya khuluq dua kali yaitu QS. al-Syu’ara/26: 137 dan QS. Nun (al-Qalam)/68: 4. Sedang kata adab atau budi pekerti tidak ada satu ayatpun yang menjelaskannya.

Adab, budi pekerti, dan sopan santun ini sangat penting dalam beragama. Ada beberapa Hadis yang menyebutkan adab sekalipun tidak banyak. di antaranya Hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi dan Ahmad dari al-‘Ash Rasulullah bersabda:

ͷ

ɀ,Ʉ`ɄrɁ,Ɇ`Ʉr ɄbɄ%ɄjɄe

Ƀl Ʉ5Ʉ$ ɃɄ+ɄɈlɆeɅqɄ`ɀ Ɉ˼Ʉ(

Ͷ

Orang tua tidak memberi sesuatu yang lebih baik dari pada adab (budi pekerti) yang baik. (HR. al-Baihaqi dan Ahmad)

Rasulullah bersabda dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Ibnu al-Sam’aniy dari Ibnu Mas’ud sekalipun Hadis ini tidak shahih (wahî=lemah):

29 Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III, http://pusat bahasa. diknas.go.id/kbbi/ 30 Ibid.

Ɉ{ɆɈyɆ+ɈɄɄlɄ5Ɉ$ɄɄT ɝɮɄ/wɆkɄɛ+

Tuhanku menngajarkan adab kepadaku, maka menjadi baik adabku (HR. Ibnu al- Sam’aniy32

)

al-Baihaqi juga meriwayatkan dari Utsman al-Hathibiy, bahwa Ibnu Umar berkata kepada seorang laki-laki:

Ʉ[ɝ0ɆɈlɄL Ɂ_sɅɈ5ɄeɅqɛjɆ ɄrͅɅqɄɈfɛaɄLɄ-ɄeɄrͅɅqɄɈɛ+ɄɄ-Ʉe Ʉ[Ɇ,Ʉ`ɄrɈlɄL Ɂ_sɅɈ5Ʉe Ʉ^ɛjɆɄT Ʉ^ɄkɈ Ɇɝ+Ʉ

ͨ Ʉ^Ʉ`ɆqɆɄzɆLɄsɄDɄr

Ajarkan adab kepada anakmu, sesungguhnya engkau dimintai pertanggung jawaban tentang anakmu, sudahkah engkau berikan adab, apa yang engkau ajarkan kepadanya. Sesungguhnya engakau dimintai pertanggung jawaban tentang kebaikan dan ketaatannya kepada engkau. (HR. al-Baihaqi)

B. Ayat-ayat al-Qur’an dan Hadis tentang Tata Krama & Sopan Santun Firman Allah dalam QS. Al-Baqarah/2: 83

ɄɮɈ0ɅYɈ`xɆ-ɄrɀjɄ5Ɉ$Ɇ ɆlɈyɄ,Ɇ`ɄsɈ`ɆɄrɄ ɛ˿ ɛʘɆ ɄirɅ,ɅɈMɄ Ʉʘ ɄbzɆɄ ɈɺɆ {ɆkɄ ɄWɄzɆeɄjɈ.Ʉ(ɄɈ-Ɇ Ʉr

ɛʘɆ ɈgɅɈzɛ`ɄsɄɛgɅɄɄ\ɛ2`sɅɄrɄɄʙɛ=`sɅfzɆXɄɄrɀkɈ5Ʌ$ Ɇ3ɛkaɆ`sɅ`sɅXɄrɆ˾Ɇ\Ʉ5ɄfɈ`ɄrwɄeɄɄzɈ`Ʉr

ɀʙzɆaɄX

͹Ʉis Ʌ@Ɇ0ɈMɅeɈgɅɈjɄɄrɈgɅ]ɈkɆe

̐̕

͸

Kosa Kata:

ȼƢÈưȈÊǷƢÈǻÌǀÈƻȢ̯ʤÈ = ketika Kami mengambil janji Bani Israil dalam kitab Taurat ƢÅǻƢÈLjÌƷʤÊǺÌȇÈƾÊdz¦ÈȂÌdzƢÊƥÈ = berbuat ihsan kepada kedua orang tua yakni berbuat baik

ÈĹÌǂÉǬÌdz¦ÄʯÈ = kerabat, ada hubungan dekat dengan rahim (kelahiran) dari bapak dan ibu Terjemahan:

Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu):"Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak, kaum kerabat, anak- anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. (QS. 2:83)

ɆlɈɆ˿Ɇ,ɈɄLɈlɄL

Ɇ0ɆɄ]Ɉ`Ɇ ɄɫɈ\ɄɈlɆeɛiɆ ͧga4rqzaL˿˱<Ɇ˿ Ʌ_sɅ4Ʉ/ Ʉ_ɄXͧ Ʉ_ɄXrɃ0ɈfɄL

Ʉ ɅbɅ ɛ0` ɜɅ5Ʉyͧ Ʉ_ɄXɆqɈyɄ,Ɇ`r ɅbɅ ɛ0`ɅlɄMɈaɄy ɄVɈzɄ\ɄrɆ˿ Ʉ_sɅ4Ʉ/y ɄbzɆXɆqɈyɄ,Ɇ`r ɅbɅ ɛ0`ɄlɄMɈaɄyɈiɄ

ɛeɅ ɜɅ5ɄyɄrɅmɄ ɜɅ5ɄzɄTɆbɅ ɛ0`

͸qzaLZUe͹Ʌq

Kosa kata:

ÉDzÉƳċǂdz¦ÈǺÈǠÌǴȺȇ = seorang laki-laki mengutuk, mencela, mencaci

ÊǂÊƟƢƦÈǰÌdz¦ = dosa besar, disebut dosa besar karena bahaya yang diakibatkannya besar Terjemahan:

Dari Abdillah bin Amr berkata: Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya di aantara dosa besar yang paling besar adalah kutukan seorang laki-laki terhadap kedua orang tuanya. Ditanyakan (oleh seorang sahabat) Ya Rasulullah bagaimana seorang laki-laki

itu nebgutuk kedua orang tuanya ? Beliau menjawab: “Seorang laki-laki itu mencela bapaknya laki-laki lain, maka ia mencela (membalas cela) kepada bapak dan ibunya”. (HR. Muttafaq Alaih)

C.Keseimbangan Tata Krama dan Sopan Santun

Islam agama yang seimbang, segala ajarannyapun juga seimbang. Keseimbangan antara dunia dan akhirat, seimbang antara kebutuhan jasmani dan ruhani, seimbang antara ibadah dan muamalah, seimbang antara kebutuhan individual dan social. Ayat di atas menjelaskan keseimbanag antara adab atau tatakrama dengan Tuhan dan dengana sesame manusia, yakni orang tua, kerabat, anak yatim dan sesama manusia. Sebagaimana Allah mengambil janji Bani Israil dalam kitab Taurat melalui para nabinya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya. Ayat di atas juga mengambil janji kepada umat Muhammad agar melaksanakan perintah Allah secara patuh dan tulus tidak seperti Bani Israil, tetapi hanya sedikit yang tidak berpaling di antara mereka.

Ayat di atas perintah bertata karma atau bersopan santun kepada Allah dan kepada sesama manusia secara seimbang;

1. Bertata krama dan sopan santun kepada Allah adalah tidak menyembah selain kepada Allah, mendirikan shalat dan menunaikan zakat. Di sini ada keseimbangan antara ibadah, akidah dan akhlak, antara ibadah yang berhubungan langsung dengan Allah seperti shalat dan berhubungan dengan manusia seperti zakat. 2. Bertata karma dan sopan santun dengan sesama manusia yakni berbuat ihsan

(kebaikan) kepada orang tua, kerabat, yatim, miskin dan semua manusia. Perbuatan ihsanpun ada keseimbangan antara perbuat dan ucapan, perbuatan baik dan ucapan yang baik pula.

Dalam Hadispun Rasulullah selalu menyampaikan keseimbangan antara hak Allah dan hak manusia. sebagaimana Hadis yang diriwayatkan al-Bukhari dari Anas, ketika Nabi ditanya tentang dosa besar beliau menjawab:

͸x/)`q 0(͹Ɇ/rɇ2`ɅɄ+pɄ8Ʉrͅ Ɇ6ɈUɛk` ɅbɈɄXɄrͅɆlɈyɄ,Ɇ`sɈ` ɅWsYɅLɄrͅɆ̀Ɇ Ʌ[ ɈʀɆʞ

Dosa besar adalah menyekutukan Allah, durhaka kepada kedau orang tua, membunuh jiwa dan saksi palsu. (HR. al-Bukhari)

Hadis di atas menyebutkan adab atau tata karma yang buruk secara simbang dengan Allah dan sesame manusia. Adab buruk dengan Allah adalah menyekutukan-Nya dengan sesuatu. Sedang adab yang buruk dengan sesame manusia yang paling buruk adalah durhaka kepada kedua orang tua, membunuh jiwa dan saksi palsu.

Dengan demikian, tidak cukup manusia hanya bersikap baik dengan Allah tetapi bersikap buruk dengan sesame manusia. Tidak selamat manusia beradab, bertata karma dan bersopan santun yang baik dengan Allah tetapi beradab buruk dengan sesama manusia.