• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengertian Penyakit Rohani

Dalam dokumen Akidah Akhlak Dalam Perspektif Islam (Halaman 159-164)

IMAN KEPADA ALLAH

PENYAKIT ROHANI

A. Pengertian Penyakit Rohani

DR. Hamzah Ya’kub dalam bukunya “Tingkatkan Ketenangan dan

Kebahagian Mu’min” memeberikan pengertian tentang penyakit jiwa atau

penyakit rohani, sebagai berikut :

1. Penyakit rohani ialah sifat buruk dan merusak dalam batin manusia

yang mengganggu kebahagiaan.

2. Penyakit rohani ialah sikap mental yang buruk, merusak dan

merintangi pribadi utnuk memperoleh keridhaan Allah.

3. Penyakit rohani ialah sifat dan sikap dalam hati yang tidak diridhai

Allah, sifat dan sikap mental yang mendorong pribadi melakukan perbuatan buruk dan merusak. Secara singkat dapat dikatakan bahwa penyakit rohani ialah adanya sifat dan sikap (budi pekerti) yang buruk dalam rohani manusia, yang mendorong untuk berbuat buruk dan merusak, yang menyebabkan terganggunya kebahagiaan

dan terhalanginya dia dari memperoleh keridhaan Allah.i

Allah banyak berfirman tentang penyakit jiwa. Mereka yang lemah iman dinilai sebagai orang yang memiliki penyakit di dalam dadanya. Penyakit-penyakit kejiwaan pun beraneka ragam dan bertingkat-tingkat. Sikap berkeluh kesah, angkuh, sombong, dan membantah. Allah menyatakan, bahwa dalam rohani manusia memang ada sifat dan sikap yang seperti itu. Antara lain Allah berfirman sebagai berikut :

َناَسإنِإْا َنِإ

اًعوُلَه َقِلُخ

( 91 )

Arinya: “Sesungguhnya manusia itu diciptakan (bersifat)

keluh kesah lagi kikir” (QS : Al-Ma’arij, ayat 19).

Sesungguhnya hati itu membutuhkan sesuatu yang menjaga kekuatannya, yaitu iman dan sejumlah ketaatan-ketaatan, dan sesuatu yang melindunginya dari bahaya yang mengancamnya, yaitu dosa-dosa, maksiat-maksiat, pelanggaran, serta pengosongan dari semua hal yang membahayakan salah satunya dengan taubatan nasuha dan meminta

ampunan kepada dzat yang mengampuni kesalahan-kesalahan (Ibnu

Penyebab : Tiap sesuatu akan terjadi kalau ada penyebabnya, tanpa sebab tidak mungkin sesuatu akan terjadi. Hal ini sudah merupakan hukum alam (sunnatullah) yang tetap. Maka begitu pulalah halnya dalam penyakit. Sesuatu penyakit tidak akan timbul (berjangkit) tanpa sebab: Penyebab dari penyakit jasmani ialah kuman-kuman (bakteri). Sedang penyebab dari penyakit rohani ialah:

1. Nafsu. Sebab nafsu ini menimbulkan sifat dan sikap yang buruk dalam

batin manusia serta mendorongnya untuk berbuat jahat. Allah berfirman:

ءوُسلاِب َراهمَ َْ َسْفهنلا هنِإ يِسْفَن ئ رَبأ اَمَ

(

55 )

“Sesungguhnya nafsu itu hendak mendorong (manusia) kepada kejahatan” (QS : Yusuf, ayat 53).

Bahkan Allah memperingatkan, bahwa apabila nafsu itu dituruti akan membawa rusak segala-galanya, yang ada di langit, di bumi dan yang ada pada langit dan bumi itu.

ْرَ ْْاَ اَ اَ هسلا ِ َدَسَفَل ْمهَءاَوْهَأ ُقَحْلا َعَبهتا ِوَلَ

(

19 )

Artinya : “Dan jikalau kebenaran itu tunduk kepada hawa nafsu

mereka, sungguh akan rusaklah langit, bumi dan apa yang ada pada keduanya”)QS : Al Mu’minun, ayat 71).

2. Syetan. Sebab syetan itu berkeinginan agar manusia mengerjakan yang keji dan yang mungkar serta berkecamuknya di kalangan umat manusia timbulnya permusuhan dan kemarahan. Kalau ini sampai terjadi akan hilanglah kebahagiaan manusia dan Allah akan menjadi marah. Allah berfirman:

ِءاَش ْحَفْلاِب رمْأَي ههنِإَف ِناَطْيهشلا ِ اَوطخ ْعِبهتَي ْنَمَ

رَكْن ْلاَ

( 19 )

Artinya: “Karena sesungguhnya syetan itu mendorong manusia

untuk berbuat keji dan mungkar” (QS : An Nur, ayat 21).

َع ْمكهدصَيَ ِرِسْيَ ْلاَ ِرْ َ ْلا يِف ءاَضْغَبْلاَ َ َ اَدَعْلا مكَنْيَب َعِقوي ْنَأ ناَطْيهشلا ديِري اَ هنِإ

ْن

نو َتْنم ْمتْنَأ ْلَ َف ِ ََهصلا ِنَعَ ِ هَ ِرْكِ

( 19 )

Artinya: ”Dengan minuman keras dan judi itu, syetan itu hanyalah

menghalangi-halangi kamu dari mengingat Allah dan melaksanakan shalat, maka tidaklah kamu mau berhent” (QS : Al Maidah, ayat 91). 3. Orang kafir. Sebab orang kafir ini tidak senang kalau umat Islam memperoleh rahmat dari Tuhan. Allah memberitahukan :

ْنِم رْيَخ ْنِم ْمكْيَلَع َ هزَني ْنَأ َنيِكِرْش ْلا َََ ِ اَتِكْلا ِلْهَأ ْنِم ا رَفَك َنيِ هلا ُدَوَي اَم

ْمك بَر

( 995 )

Artinya: “Orang-orang kafir dari ahli kitab dan orang-orang

musyrik tidak suka, jika Allah menurunkan atas kamu kebaikan” (QS: Al- Baqarah, ayat 105).

Untuk menghalangi turunnya kebaikan Allah kepada umat Islam itu mereka akan selalu memerangi umat Islam, Allah berfirman:

هِنيِد ْنَع ْمكْنِم ْدِدَتْرَي ْنَمَ اوعاَطَتْسا ِنِإ ْمكِنيِد ْنَع ْمك ُدرَي ىهتَح ْمكَنولِتاَقي َنولاَزَي َََ

( 191 )

Artinya: “Dan mereka akan tetap memerangai kamu, sehingga

mereka memalingkan kamu dari agamamu” (QS : Al-Baqarah, ayat 217).

Perang ini mereka lakukan dengan dua cara : a. Perang panas, yaitu dengan senjata api.

b. Perang dingin, yaitu dengan senjata kebudayaan, dengan membuat sarana-sarana yang mengobarkan nafsu dan menyenangkan syetan, sehingga umat Islam menjadi umat yang bergelimang di dalam kemaksiatan.

Untuk tujuan itu mereka keluarkan biaya yang tidak sedikit, seperti telah diberitahukan Tuhan, dan terlibat dalam kenyataan.

Allah berfirman :

هَ ِليِبَس ْنَع ا ُدصَيِل ْم َلاَوْمَأ َنوقِفْني ا رَفَك َنيِ هلا هنِإ

(

53 )

Artinya :“Sesungguhnya orang-orang kafir itu menafkahkan

hartanya untuk menghalangi kamu dari jalan Allah” (QS : Al-Anfal, ayat 36).

Mengikuti jalan Allah itu adalah keridhaan Allah. Jadi orang kafir merintangi umat Islam dari keridhaan Allah. Karena itu mereka (orang kafir) adalah menyebabkan penyakit rohani pada umat Islam.

Gejala : Setiap penyakit mempunyai gejala, yaitu tanda-tanda yang menyatakan bahwa seseorang terserang oleh suatu penyakit, Umpamanya: pegal linu, kepala pusing dan salesma mengalir adalah tanda-tanda dari penyakit influenza.

Penyakit rohani ini mempunyai gejala tertentu : gejala-gejalanya antara lain ialah :

1. Gelisah dan keluh kesah. Allah berfirman:

َنَ اًكْنَض ًةَشيِعَم هَل هنِإَف ِرْكِ ْنَع َ َرْعَأ ْنَمَ

ىَ ْعَأ ِةَماَيِقْلا َ ْوَي رش ْح

( 911 )

Artinya: “Dan barang siapa yang berpaling dari mengingat Allah,

maka sesungguhnya baginya adalah kehidupan yang sempit. Kami kumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta” (QS : Thoha ayat 124).

Menurut A. Hasan, yaitu kehidupan yang sempit dalam lapangan rohani. Menurut Dr. Zakiah Darajat, manifestasi kesempitan rohani itu ialah rasa gelisah, keluh kesah, takut, putus asa dan sebagainya. Menurut Dr. Abu Hanifah inilah sumber dari segala macam krisis yang timbul di

dalam kehidupan manusia(Zakiah Darajat, 1963 : 37).

Memanglah orang yang dalam keadaan gelisah dan takut perbuatannya sering tidak menentu (ngawur).

Akan tetapi, orang sehat rohaninya tidak akan merasa gelisah dan takut apabila putus asa. Allah berfirman :

َنونَز ْحَي ْمه َََ ْمِ ْيَلَع فْوَخ ََ ِ هَ َءاَيِلْ َأ هنِإ َََأ

(

31 )

Artinya: “Sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak pernah merasa

takut dan tidak pula pernah bersedih” (QS: Yunus, ayat 62).

2. Pendangkalan rasa, yaitu tidak cepat terkesan dengan rahmat Allah. Sesungguhnya dia telah banyak menerima rahmat Allah, tetapi ia belum juga merasakan dan belum juga mau berterima kasih. Bahkan dia menerima rahmat Allah itu dengan sikap dan perbuatan durhaka. Apabila ia mengalami malapetaka baru ia sadar. Allah berfirman :

يِسَن هْنِم ًةَ ْعِن هَلهوَخ اَ ِإ همث ِهْيَلِإ اًبيِنم ههبَر اَعَد ٌرض َناَسْنِ ْْا هسَم اَ ِإَ

(

8 )

Artinya : “ Maka apabila manusia itu ditimpa malapetaka, ia

ia memperoleh nikmat dari Allah mereka melupakan-Nya“( QS : Az-Zumar, ayat 8).

3. Liar terhadap kebenaran. Kebenaran itu dari Allah :

َنيِرَتْ ْلا َنِم ْنكَت َََف َك بَر ْنِم ُقَحْلا

(

39 )

Artinya : “Kebenaran itu dari Tuhanmu” (QS. Ali Imran 60).

Orang-orang yang sakit rohaninya tidak senang kepada kebenaran itu. Allah berfirman :

ْنِم َنيِ هلا َرِك اَ ِإَ ِ َرِخ ْ اِب َنونِمْ ي ََ َنيِ هلا ولق ْ ه َأَ ْشا َد ْحَ هَ َرِك اَ ِإَ

َن رِشْبَتْسَي ْمه اَ ِإ ِهِن د

(

15 )

Artinya: “Dan apabila disebut nama Allah semata, tidaklah senang

hati orang-orang yang tidak beriman dengan hari akhir itu, tetapi apabila disebut orang-orang selain Allah, ketika itu mereka menjadi gembira (QS : Az zumar, ayat 45).

Umpama dalam ceramah, khutbah dan kuliah, apabila yang

dikemukakan sebagai alasan atau dalil adalah ayat-ayat Qur’an atau

Sunnah, ia kurang senang atau belum puas, malah kadang-kadang mengejek, tetapi apabila yang dikemukakan sebagai dalil dan alasan itu kata Profesor Insinyur, Drs.. dan SH. Ia akan menjadi senang, puas dan dinyatakan sebagai ilmiah.

4. Berpurbasangka buruk. Allah berfirman :

اًر رغ هَِإ هلوسَرَ هَ اَنَدَعَ اَم َرَم ْمِ ِبولق يِف َنيِ هلاَ َنوقِفاَن ْلا وقَي ْ ِإَ

( 91 )

Artinya: “Dan apabila orang-orang munafik dan orang-orang yang

pada hatinya ada penyakit mengatakan, tidak adalah yang dijanjikan oleh Allah dan rasul-Nya, melainkan tipuan semata” (QS : Al Ahzab, ayat 12).

Mereka mengatakan ini sebelum mengadakan penyelidikan dan mengadakan experimen. Jadi sebelum dibuktikan kebenarannya. Dengan demikian, mereka purbasangka buruk saja.

5. Suka menghasut (memfitnah). Allah berfirman :

َكهنَيِرْغنَل ِةَنيِدَ ْلا يِف َنوفِجْر ْلاَ َرَم ْمِ ِبولق يِف َنيِ هلاَ َنوقِفاَن ْلا ِهَتْنَي ْمَل ْنِ َل

ًَيِلَق هَِإ اَ يِف َكَن رِ اَجي ََ همث ْمِ ِب

( 39 )

Artinya: “Sesungguhnya jika tidak berhenti orang munafik dan

mereka yang di hati-hatinya ada penyakit dan penghasut-penghasut di Madinah, niscaya Kami izinkan kamu memerangi mereka kemudian mereka tidak akan bertetangga denganmu melainkan sedikit saja”(QS : Al Ahzab, ayat 60 ).

Ayat ini :

a. Menyejajarkan orang munafik dan orang yang berpenyakit rohani

dengan penghasut.

b. Jadi golongan itu tidak disenangi (tidak diridhai) Allah.

c. Jadi penghasut adalah menghalangi keridhaan Allah. Dengan

demikian merupakan gejala penyakit rohani (penyakitnya sendiri).

6. Lemah dan daya amal. Orang yang sehat rohaninya pasti akan kuat/giat

beramal. Karena pada dasarnya manusia dikirim Allah ke bumi ini adalah untuk beramal, agar tugas yang dipikulkan Allah kepadanya terlaksana sesuai dengan rencana dengan daya amal yang lemah. Kalau ada tanda-tanda kelemahan amal, tentu ada sesuatu yang tidak beres di sana. Itulah beberapa gejala penyakit rohani itu.

Dalam dokumen Akidah Akhlak Dalam Perspektif Islam (Halaman 159-164)