• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA di Kota Bandung terhadap UU No 17 Tahun 2012 Khususnya Aspek

4.1.1 Pengetahuan dan Pemahaman Pengurus KOPMA BS UP

Pengurus KOPMA BS UPI sudah mengetahui adanya UU No. 17 Tahun 2012 pengganti dari UU No. 25 Tahun 1992. Seperti yang diungkapkan oleh Ketua KOPMA BS UPI yaitu Iqbal Hidayatullah.

Iya tahu kebetulan untuk ketua sendiri ya teh udah sering kumpul bareng se- Jawa Barat tentang pembahasan Undang-Undang no 17 tahun 2012...memang ada dua...dua kubu ya... ada yang pro ada yang kontra beberapa...tapi akhirnya karena peraturan pemerintahnya belum keluar...jadi emang dari implementasinya sendiri belum maksimal...kita masih menyesuaikan”.

Iqbal sebagai Ketua KOPMA BS UPI pemahamannya terhadap UU No. 17 Tahun 2012 belum begitu banyak khususnya aspek permodalan. Undang-undang ini lebih menitikberatkan pada pengelolaannya saja, selain itu tidak adanya percampuran antara modal anggota dan modal koperasi.

“Undang-undang ini hanya apa ya...hanya menitikberatkan kepengelolaannya sih kalau menurut Iqbal...jadi misalkan pengurus dari luar anggota,dari sistem permodalan, dari sistem simpanannya jadi hanya lebih...mengkhususkan gitu ga mau adanya percampuran antara modal anggota dan modal koperasi...jadi ada...harta anggota itu ga bisa digabungin dengan harta koperasi gitu...”.

Mengenai perbedaan antara UU No. 17 Tahun 2012 dengan UU No. 25 Tahun 1992 khususnya aspek permodalan, Iqbal sudah banyak tahu. Dalam undang-undang ini,setoran pokok anggota tidak bisa dikembalikan dan menjadi hak milik koperasi. Kalau sekarang adanya istilah baru yaitu Sertifikat Modal Koperasi (SMK) yang besarannya bisa berbeda tiap anggota. SMK ini agak sedikit sulit dalam pengembaliannya karena sertifikat ini harus dijual lagi ketika anggota keluar.

“Mungkin contohnya kaya setoran pokok ya...dulu kita masih sistem simpanan pokok semua uang anggota dikembalikan...kalau misalkan sekarang setoran pokok mungkin ga boleh dikembalikan jadi hak milik koperasinya...terus mungkin setelah dari sisi kerugian nih...kalau kerugian setoran pokoknya aja yang hilang...anggota tidak ada kewajiban untuk istilahnya patungan untuk menutupi kerugian...kalau dulu itu simpanan pokok ketika KOPMAnya rugi...kita harus bersama-sama iuran untuk menutupi kerugian...kalau sekarang seperti model Sertifikat Modal Koperasi mungkin besarannya ya bisa berbeda setiap anggota...tapi kalau saya rasa di KOPMA sendiri ya Koperasi Mahasiswa belum sangup untuk seperti itu...soalnya kalau besarannya berbeda takutnya ada kesenjangan...terus dari segi pengembaliannya juga agak sedikit sulit sih...sulit untuk kalau SMK...kalau sertifikat itu kan harus dijual lagi ya...ketika dia keluar dijual lagi ya kepada orang lain dan ketika dijualnya dalam nominal yang cukup

Belinda Suryani Agustine, 2014

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed

besar...KOPMA tidak sanggup misalkan ...jadi paling dibeli terlebih dahulu kemudian disalurkan lagi...”

Selain aspek permodalan ada perbedaan lain yang Iqbal ketahui, seperti dalam kepengawasan, sekarang pengawas bisa berasal dari non anggota dan pengawas bisa memberhentikan anggota. Selain kepengawasan, dalam undang- undang ini koperasi tidak boleh dicampur harus berdiri tersendiri yang boleh dicampur hanya koperasi konsumsi dan produksi saja. Koperasi simpan pinjam harus terpisah menjadi badan hukum sendiri.

“Paling kedudukan pengawas...pengawas sekarang emang lebih tinggi ya dari pengurus kalau dulu hanya sebagai...pemberi masukan kalau sekarang sudah ketataran teknisnya juga gitu kan...bahkan pengawas bisa memberhentikan pengurus dalam waktu 30 hari dengan alasan tertentu...”

“Ya...ya...paling dari sistem jenis koperasi nya jadi jenis-jenis koperasinya sekarang ga boleh dicampur...yang boleh dicampur itu hanya konsumsi dan produksi itu aja...nah sedangkan untuk simpan pinjam harus terpisah jadi ada unit simpan pinjam harus ada itu koperasi simpan pinjam badan hukum yang berbeda...dari...jenisnya seperti itu...terus ya selebihnya mungkin ya Undang- Undang no 17 lebih menitikbertakan ke...pengelolaan dalam bidang teknisnya jadi koperasi yang ideal itu seperti apa misalkan...yang bagus itu kaya gimana...dari prinsipnya sendirikan sudah lebih dirincikan kalau dulu itu kan hanya umum kalau sekarang prinsip nya sudah terperinci...apa yang ingin...yang akan dicapainya...paling segitu sih yang Iqbal tahu tentang Undang-Undang no 17 tahun 2012...”

Selain ketua, sekretaris KOPMA BS UPI yang bernama Fakhri Mutakhari dan bendahara KOPMA BS UPI yang bernama Iis Sumiati juga mengetahu mengenai UU No. 17 Tahun 2012 ini.

Kalau saya cukup tahu...sedikit tahu sih lebih tepatnya”.

Kalau Iis...cukup tahu sih tapi belum terlalu banyak tahu ya...”.

Dalam pemahaman terhadap UU No. 17 tahun 2012 khususnya aspek permodalan, Fakhri sebagai sekretarsi KOPMA hanya sebatas tahu. Dalam undang-undang ini permodalannya menggunakan sistem Sertifikat Modal Koperasi (SMK).

“Oh gitu...jadi misalkan untuk Undang-Undang yang baru ini lebih apa ya...lebih... me...apa ya namanya...memposisikan koperasi itu lebih kaya perusahaan...kenapa...karena kita lihat dari permodalannya yang menggunakan

33

Belinda Suryani Agustine, 2014

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed

Berbeda halnya dengan Iis sebagai bendahara KOPMA, pemahaman Iis terhadap terhadap UU Perkoperasian No. 17 tahun 201 dalam aspek permodalan lebih banyak tahu dibanding rekan-rekan lainnya di KOPMA. Iis mempunyai pemikiran bahwa SMK ini sistemnya seperti saham. UU No. 17 Tahun 2012 ini mengenal istilah baru yaitu Selisih Hasil Usaha dan Defisit hasil Usaha, kalau dulu bernama SHU (sisa Hasil Usaha). Sistem Selisih Hasil Usaha ini pembagiannya hanya dari trasaksi anggota saja sedangkan transaksi bukan anggota digunalan untuk modal koperasi.

Kalau Iis...cukup tahu sih tapi belum terlalu banyak tahu ya...tapi kalau dari aspek permodalannya sendiri yang Iis tahu mungkin perbedannya dimulai dari modal KOPMAnya ya dari anggota ya kalau dulu kan simpanan pokonya sama... simpanan pokok sama simpanan wajib juga...tapi sekarang ditentukan harus Rp 10.000 gitu ditentukan harus sekecil-kecilnya supaya banyak orang yang masuk ke koperasi gitu...yang kedua dulu kan namanya simpanan wajib ya kalau sekarang namanya teh...SMK dimana antara simpanan pokok dan simpanan wajib itu di Undang-Undang no. 17 itu ga bisa diambil lagi...sementara di Undang- Undang yang lama bisa diambil lagi...nah kalau di sudut SMK sendiri kan bentuknya sertifikat ya jadi mengarah ke saham gitu ya jadi anggota itu tidak bisa pindah alih dan sebagainya gitu ya jadi ga kaya yang dulu...kalau dari aspek pengurus seperti yang tadi dijelaskan Fakhri juga pengawas kalau sekarang tuh bisa dari non anggota asalkan dia mempunyai kemampuan gitu...terus dari perbedaan dari pengertian jelas ya..pengertiannya berbeda juga kalau dulu badan usaha sekarang badan hukum...terus dari aspek SHU...nah kalau dulu tuh dinamakannya itu Sisa Hasil Usaha ya kalau sekarang tuh Selisih Hasil Usaha dimana ada Defisit Hasil Usaha ada Surplus Hasil Usaha nah...kalau dulu yang namanya SHU dari anggota tuh bisa dibagikan dalam setahun kalau sekarang tuh SHU yang dibagikan tuh hanya dari semua transaksi anggota jadi taransaksi yang bukan anggota itu digunakan untuk modal kembali...kalau ini mah digunakan untuk dana cadangan...gitu paling.... “

Sejauh ini pengurus KOPMA BS UPI hanya cukup tahu saja mengenai UU No. 17 tahun 2012 ini. Hal ini dapat dilihat dari yang mereka ungkapkan, terlihat pemahaman mereka hanya sedikit yang termasuk aspek permodalanya. Pengetahuan pengurus KOPMA BS UPI mengenai perbedaan dalam aspek permodalan antara UU No. 17 Tahun 2012 dengan UU No. 25 Tahun 1992 sudah cukup mengetahui namun belum secara rinci. Pemahaman pengurus KOPMA BS UPI dalam aspek permodalan yaitu bisa menyebutkan istilah baru pengganti simpanan wajib, Sertifikat Modal Koperasi (SMK). SMK sendiri bisa diperjual belikan, mahasiswa yang sudah tidak menjadi anggota KOPMA harus menjual

Belinda Suryani Agustine, 2014

STUDI DESKRIPTIF ASPEK PERMODALAN KOPERASI DALAM IMPLEMENTASI UU NO 17 TAHUN 2012 PADA KOPERASI MAHASISWA SE-KOTA BANDUNG

Universitas Pendidikan Indonesia |repository.upi.ed |perpustakaan.upi.ed

SMK nya kepada orang lain sebagai penggan simpanan wajib yang dikembalikan seperti pada UU No. 25 Tahun 1992. Selain SMK, SHU atau Selisih Hasil Usaha yang telah pengurus KOPMA BS UPI pahami. SHU ini diakumulasikan dari transaksi anggota saja sedangkan transaksi dari non anggota menjadi modal koperasi tidak dikembalikan kepada anggota dalam bentuk SHU.

Dokumen terkait