BAB II KAJIAN LITERATUR
2.3 Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir Perkotaan di Indonesia
Pemahaman mengenai definisi dan karakteristik terkait kawasan pesisir sangatlah penting, hal tersebut dikarenakan kawasan pesisir merupakan suatu komponen penting dari penelitian ini. Oleh sebab itu diperlukan pemahaman yang mendalam terkait kawasan pesisir, baik dari definisi maupun karakteristik yang terlingkupi dari kawasan pesisir tersebut. Berikut ini adalah definisi dari beberapa sumber mengenai wilayah pesisir.
commit to user
16
Menurut Ketchum dalam Kay dan Alder (1999: 2) “ The band of dry land adjancent ocean spa ce (water dan submerged land) in wich terrestrial processes and land uses directly affect oceanic processes and uses, and vice versa”.
Diartikan bahwa wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda atau batasan wilayah daratan dan wilayah perairan yang mana proses kegiatan atau aktivitas bumi dan penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi kelautan. Sementara itu, pengertian wilayah pesisir menurut kesepakatan terakhir internasional adalah merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah darat mencakup daerah yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Beatley et al, dalam Dahuri, dkk, 2001: 9).
Menurut UU No. 27 Tahun 2007 tentang batasan wilayah pesisir, kearah daratan mencakup wilayah administrasi daratan dan kearah perairan laut sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau kearah perairan kepulauan.
Sumber : Brahtz dalam Supriharyono (2002: 2)
Gambar 2.6 Batas-Batas Fisik Wilayah Pesisir
Dari pengertian-pengertian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa wilayah pesisir merupakan wilayah yang secara nyata tidak jelas batasannya, karena wilayah pesisir merupakan perpaduan antara daratan dan lautan. Hal ini menunjukan garis batas nyata wilayah pesisir tidak ada. Batas wilayah pesisir hanyalah garis khayalan yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat.
2.3.2 Karakteristik Kawasan Pesisir 1) Karakteristik Fisik Lingkungan
Karakter fisik lingkungan kawasan pesisir dapat ditunjukkan dari karakteristik pantainya. Secara geomorfologi, karakteristik pantai secara umum (Hantoro, 2004) adalah sebagai berikut :
commit to user
17
a) Pantai curam singkapan batuan
Jenis pantai ini umumnya ditemukan di pesisir yang menghadap ke laut lepas dan merupakan bagian jalur tunjaman/tumbukan, berupa pantai curam singkapan batu volkanik, terobosan, malihan atau sedimen.
b) Pantai landai atau dataran
Pesisir datar hingga landai menempati bagian mintakat kraton stabil atau cekungan belakang. Pembentukan pantai dikendalikan oleh proses eksogen cuaca.
c) Pantai dataran endapan lumpur
Estuari lebar menandai muara dengan tutupan tebal bakau. Bagian pesisir dalam ditandai dataran rawa atau lahan basah. Sedimentasi kuat terjadi di perairan bila di hulu mengalami erosi. Progradasi pantai atau pembentukan delta sangat lazim. Kompaksi sedimen diiringi penurunan permukaan tanah, sementara air tanah tawar sulit ditemukan.
d) Pantai dengan bukit atau paparan pasir
Pantai menghadap perairan bergelombang dan angin kuat dengan asupan sedimen sungai cukup, umumnya membentuk rataan dan perbukitan pasir. e) Pantai lurus dan panjang dari pesisir datar
Pantai tepian samudra dengan agitasi kuat gelombang serta memiliki sejumlah muara kecil berjajar padanya dengan asupan sedimen, dapat membentuk garis lurus dan panjang pantai berpasir.
f) Pantai teluk dataran tebing karang
Bentang pantai ini ditemukan di berbagai mintakat berbeda, yaitu di jalur tumbukan/tunjaman, jalur volkanik, pulau-pulau sisa tinggian di paparan tepi kontinen, jalur busur luar atau jalur tektonik geser. Terjalnya tebing pantai dan kuatnya agitasi gelombang meniadakan peluang terumbu karang tumbuh, demikian halnya dengan bakau. Tutupan tumbuhan masih mampu tumbuh di lapukan batuan, terutama di kawasan dengan curah hujan memadai.
g) Pantai erosi
Jenis pantai seperti ini terdapat dibeberapa tempat yang menghadap perairan dengan agitasi gelombang kuat.
h) Pantai akresi
Proses akresi terjadi di pesisir yang menerima asupan sedimen lebih dari jumlah yang kemudian dierosi oleh laut. Akresi pantai oleh sedimen halus
commit to user
18
sering diikuti tumbuhnya bakau yang berfungsi kemudian sebagai penguat endapan baru dari erosi atau longsor.
2) Karakteristik Ekosistem
Disamping karakteristik pantai, karakteristik fisik kawasan pesisir tidak bisa dilepaskan dari karakteristik ekosistem di kawasan pesisir itu sendiri. Ekosistem di perairan laut dangkal pada umumnya terdiri dari terumbu karang, padang lamun, dan hutan mangrove yang pada dasarnya kesemuanya tersebut dilindungi oleh Undang-Undang No.4/1982 dan UU No. 5/1990. Berikut akan dijabarkan secara detail ekosistem yang berada di sekitar kawasan pesisir :
a) Ekosistem Estuaria
Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air tawar (Pritchard dalam Supriharyono, 2002: 12).
b) Ekosistem Mangrove/ Komunitas Hutan Bakau
Kata mangrove mempunyai dua arti, pertama sebagai komunitas, yaitu komunitas atau masyarakat tumbuhan atau hutan yang tahan terhadap kadar garam/salinitas (pasang-surut air laut), dan kedua sebagai individu
spesies (Macnae dalam Supriharyono, 2007: 40). c) Ekosistem Padang Lamun
Padang lamun (seagrass beds) juga merupakan salah satu ekosistem yang terletak di daerah pesisir atau perairan laut dangkal. Keunikan dari tumbuhan lamun dari tumbuhan laut lainnya adalah adanya perakaran yang ekstensif dan sistem rhizome. Karena tipe perakaran ini menyebabkan daun-daun tumbuhan lamun menjadi lebat, dan ini besar manfaatnya dalam menopang keproduktifan ekosistem padang lamun (Supriharyono, 2007: 72).
d) Ekosistem Terumbu Karang
Terumbu karang (coral reefs) merupakan masyarakat organisme yang hidup di dasar perairan dan berupa bentukan batuan kapur (CaCO3) yang cukup kuat menahan gaya gelombang laut (Dawes dalam Supriharyono, 2002: 62).
2.3.3 Jenis Penggunaan Lahan Kawasan Pesisir
Kawasan pesisir yang merupakan perpaduan antara wilayah daratan dan lautan serta mempunyai potensi pengembangan yang besar tidak lepas dari pemanfaatan
commit to user
19
ruang yang dilakukan oleh berbagai pihak. Pemanfaatan ruang tersebut membentuk blok-blok penggunaan lahan tertentu sesuai dengan tingkat kepentingan masing-masing pihak. Dinamika perubahan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh faktor manusia seperti pertumbuhan penduduk (jumlah dan distribusinya), pertumbuhan ekonomi dan juga dipengaruhi oleh faktor fisik seperti topografi, jenis tanah dan iklim (Skole dan Tucker dalam Rais, 2004: 157). Key dan Alder (1999:25) membagi penggunaan lahan pesisir menjadi beberapa fungsi, yaitu akan dijabarkan sebagai berikut :
1) Eksploitasi sumber daya (perikanan, hutan dan pertambangan)
Sumber daya pesisir yang dapat diperbaharui adalah eksploitasi primer dalam sektor perikanan komersial, penghidupan dan rekreasi perikanan serta industri budidaya air. Sedangkan yang dapat tidak diperbaharui adalah minyak dan pertambangan.
2) Infrastruktur (transportasi, pelabuhan dan pertahanan)
Pembangunan infrastruktur utama di pesisir meliputi : pelabuhan sungai dan laut, fasilitas yang mendukung untuk operasional dan sistem transportasi yang bermacam-macam, jalan dan jembatan serta instalasi pertahanan.
3) Pariwisata dan rekreasi
Berkembangnya pariwisata merupakan sumber potensial bagi pendapatan negara karena potensi pariwisata banyak menarik turis untuk berkunjung sehingga dalam pengembangannya memerlukan faktor-faktor pariwisata secara langsung berdampak pada penggunaan lahan.
4) Konservasi alam dan perlindungan sumber daya alam
Hanya sedikit sumber daya alam di pesisir yang dikembangkan untuk melindungi kawasan pesisir tersebut (konservasi area sedikit)
Selain itu masih terdapat kegiatan pembangunan yang banyak dilakukan di kawasan pesisir. Menurut Dahuri et al (2001:122) kegiatan pembangunan yang dilakukan di kawasan pesisir adalah sebagai berikut :
1) Pembangunan kawasan permukiman
Pembangunan kawasan permukiman di pesisir pantai sejalan dengan meningkatnya kebutuhan penduduk akan fasilitas tempat tinggal.
2) Kegiatan industri
Kawasan industri haruslah mempunyai luas yang cukup dan diletakkan pada zona yang sesuai untuk menghindari lingkungan sekeliling menjadi buruk.
commit to user
20
3) Kegiatan rekreasi dan pariwisata bahari
Hal ini sekaligus bertujuan untuk menciptakan kawasan lindung bagi biota yang hidup pada ekosistem laut dalam cakupan pesisir.
4) Konservasi hutan menjadi lahan pertambakan tanpa memperhatikan terganggunya fungsi ekologis hutan mangrove terhadap lingkungan fisik biologi.