• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Penghambat Implementasi Program Generasi Berencana Pada Remja Sekolah Melalui Wadah Pusat Informasi Konseling Remaja

(PIK-R)

a. Komunikasi

Dalam implementasi program proses dalam melaksanakan program menjadi penting proses didalamnya adalah aspek komunikasi, sumber daya, disposisi/sikap dan struktur birokrasi. Proses implementasi dapat dilihat dari sosialisasi, sekolah yang sudah aktif PIK-R dan Untuk melihat Implementasi suatu program Salusu) dalam (Ilyas, 2011) mengatakan Proses kegiatan implementasi sesungguhnya dapat berhasil, kurang berhasil dan atau gagal sama sekali, dapat ditinjau dari apa yang telah dicapai. Untuk tahap sosialisasi porgram generasi berencana melalui wadah genre melalui wadah PIK-R masih kurang berhasil Pada tahun 2012-2015 sudah ada 9 sekolah yang ikut dan pada 2016

sudah bertambah 74 sekolah yang membentuk PIK-R di sekolahnya sebagai wadah program generasi berencana. Walaupun 74 sekolah yang baru membentuk PIK-R pada tahun 2016 belum aktif tetapi mereka sudah memiliki kepengurusan PIK-R disekolah. Hal ini di karenakan kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan pihak instansi yang lain seperti dengan dinas pendidikan. Masih kurangnya komunikasi antara intansi lain seperti BNN dan dinas kesehatan yang juga memberikan materi membahas supaya tidak menggunakan narkoba, seks bebas dan pernikahan dini yang membuat informasi yang disampaikan semua sama yang membuat remaja disekolah bosan maka diperlukan kordinasi dan komunikasi dengan instansi lain.

b. Sumber Daya Manusia/Pelaksana

Sumber daya manusia/pelaksana merupakan faktor penting. Sumber daya manusia merupakan sumber daya yang paling penting dalam pelaksanaan kebijakan. Ketersedian Sumber daya, dalam melaksanakan kebijakan diperlukan sumber daya pendukung yaitu sumber daya manusia memiliki peran penting dalam pelaksanaan kebijakan seperti kemapuan seoarang pegawai seperti keahlian, pengalaman, keterampilan dan hubungan personal. Petunjuk-petunjuk implementasi mungkin diteruskan secara cermat dan konsisten, tetapi jika para pengelola program generasi berencana kekurangan sumberdaya yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan, maka implementasi akan cenderung kurang efektif.

Sumberdaya yang dimaksud adalah pengelola yang memiliki kapabilitas yang memadai untuk melaksanakan tugas -tugas dan tanggung jawabnya, fasilitas

pelayanan publik. Dukungan pelaksanaan program merupakan hal yang penting dalam implementasi sebuah kebijakan. Kemampuan para pegawai dapat diperoleh dari pelatihan dan pembinaan. Dalam penelitian ini pelatihan hanya pada pengurus PIK-R untuk para guru ataupun pembina PIK-R dan Petugas lapangan keluarga berencana (PLKB ) tidak ada padahal PLKB yang mendamping setiap PIK-R di sekolah yang ada di masing masing-masing kecamatan. PLKB hanya ada saat mendampingi seminar orientasi/pengenalan program generasi berencana melalui wadah PIK-R tetapi tidak ada pelatihan untuk PLKB. Seharusnya pelatihan dan pembinaan juga dibutuhkan bagi para guru ataupun PLKB di kecamatan perlukan karena mereka yang turun langsung mendampingi para pengurus PIK-R dan siswa di sekolah untuk mensosialisasikan tujuan program generasi berencana melalui wadah PIK-R di sekolah. Maka dalam program generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah PIK-R diperlukan sumber daya manusia/pelaksana yang memahami materi untuk itu diperlukan pelatihan dan pembinaan.

Pelatihan dan pembinaan juga diperlukan untuk siswa yang terpilih sebagai pengurus PIK-R. sekolah yang sudah pernah mendapat pelatihan ada dari penelitian ini ada 3 sekolah tetapi yang mendapatkan pelatihan adalah kepengurusan periode pertama untuk kepengurusan di tahun 2015-2016 belum pernah mendapatkan pelatihan. Pengurus yang mendapatkan pelatihan adalah konselor dan pendidik sebaya yang akan membagikan ilmu kepada para pengurus lainya dan siswa di sekolah. Sekolah yang baru membetuk PIK-R sebagai wadah program genre pada bulan maret 2016 masih menerima seminar orientasi atau pengenalan PIK-R sebagai wadah program genre.

Sumber daya manusia atau pelaksana program GenRe melalui wadah Pusat Informasi Konseling Remaja masih kurang baik hal ini dapat terlihat dari masih kurang adanya pelatihan bagi pegawai BPP dan KB di kecamatan terutama pada petugas lapangan dan keluarga berencana(PLKB) khususnya tentang GenRe. Padahal dalam sosialisasi dan pengarahan ke sekolah melibatkan PLKB di setiap kecamatan. Sumber daya manusia ditingkat pengurus PIK-R di sekolah yang terdiri dari pembina PIK-R (guru ), ketua, sekretaris, bendahara, konselor dan pendidik sebaya. Untuk sumber daya manusia/ pengurus PIK-R yang memdapatkan pelatihan dan pembinaan hanya konselor dan pendidik sebaya. Padahal pelatihan dan pembinaan bagi pengurus PIK-R di perlukan untuk mengoptimalkan pengelolahan PIK-R disekolah. Dalam tulisan Ilyas (2011: 14) berjudul “implementasi kebijakan kesehatan reproduksi” mengatakan supaya memperoleh hasil yang optimal para pengelola program KRR perlu dibekali berbagai pengetahuan tentang cara mengembangkan program KRR yang ramah remaja dengan cara memberikan pelatihan pada pengelola program. Seharusnya pelatihan bukan saja hanya untuk pengurus PIK-R seperti konselor dan penddik sebaya tetapi juga diperlukan untuk pengelola program generasi berencana yang lain seperti pelaksana program generasi berencana melalui wadah PIK-R adalah pegawai BPP dan KB di kecamatan (PLKB sebagai pelakana program, pembina PIK-R disekolah.

c. Sumber Daya Fasilitas

Sumber daya fasilitas merupakan faktor penting jika para pengelola program generasi berencana kekurangan sumberdaya yang diperlukan untuk

efektif. Selain sumberdaya manusia diperlukan juga sumber daya fasilitas. Sumber daya fasilitas didalam pengelolahan PIK-R seperti sumber dana/uang, laptop,buku panduan dan alat pendukung PIK-R. Dana menjadi kedala dalam pengelolahan program generasi berencana melalui wadah PIK-R. Sosialisasi dilakukan di BPP dan KB tetapi siswa belum dapat memahami dari hasil seminar karena waktu dan pemaparan hanya membahas kesehatan kurang menjelaskan PIK-R sebagai wadah genre. Jika PLKB di kecamatan ingin membuat seminar ataupun pembinaan masih terhambat dana. Karena tidak adanya dana yang dialokasikan untuk PLKB yang kecamatan maka kurang sosialisasi. Menurut Ilyas (2011: 10) Kurangnya sarana dan prasarana serta dana dalam pengelolahan PIK-KRR makan dapat menghambat implementasi kebijakan-kebijakan yang menjangkau banyak pembaharuan pengelolaan PIK KRR. Kurangnya sarana dan prasarana serta dana akan dapat menghambat implementasi kebijakan-kebijakan.

Fasilitas penunjang dalam implementasi program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja disetiap sekolah dapat dilihat dari hasil wawancara dengan pegawai BPP dan KB serta pihak sekolah yang menerima fasilitas. Untuk fasilitas yang diberikan BPP dan KB kepada sekolah – sekolah yang memiliki PIK-Remaja adalah berupa buku-buku panduan dan majalah. Untuk fasilitas seperti laptop dan Proyektor hanya diberikan kepada sekolah yang aktif dan sering menjuarai lomba seperti lomba puisi dan cerdas cermat yang diadakan BPP dan KB ataupun BKKBN.

Untuk sumber daya fasilitas buku-buku panduan dan buku-buku yang terkait dengan materi program generasi berencana yang masih kurang dan perlu diperbaharui. Dana yang kurang karena setiap melakukan sosialisasi, seminar,

pelatihan dan pembinaan kepada pengurus PIK-R membutuhkan dana. Karena dana yang kurang mak pelatihan dan pembinaan untuk pelaksana program tidak ada karena untuk melakukan pertemuan dan pelatihan membutuhkan dana.

Pelayanan PIK-KRR sering dikatakan lamban dan cenderung tidak efisien. Penyebabnya bukan terletak pada kurangnya jumlah pengelola, akan tetapi lebih disebabkan rendahnya kualitas sumberdaya manusia dan terbatasnya dana dalam pengelolaan PIK KRR. Kurangnya sarana dan prasarana serta dana akan dapat menghambat implementasi kebijakan-kebijakan yang menjangkau banyak pembaharuan.

Supaya Implementasi program generasi berencana pada remaja sekolah berjalan dengan baik maka pengelolahan program tersebut perlu dilakukan implementasi seperti yang dikatakan George C.Edward berdasarkan aspek komunikasi, sumber sumber, disposisi/sikap, dan struktur birokrasi.

3.5Bentuk Program Generasi Berencana Pada Remaja Sekolah Di Kota