• Tidak ada hasil yang ditemukan

Impelementasi Program Generasi Berencana Pada Remaja Sekolah di Kota Medan Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Impelementasi Program Generasi Berencana Pada Remaja Sekolah di Kota Medan Chapter III V"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh penulis menggunakan yaitu Penelitian deskriptif pendekatan kualitatif. Spesisfikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fakta yang ada di lapangan. Penelitian deskripstif ini tidak dimaksud mengguji hipotesis tertentu tetapi menggambarkan sesuatu variable, gejala dan keadaan (Bungin, 2009 : 99- 100). Peneliti menggunakan penelitian kualitatif karena dengan cara mendeskriptifkan dapat memberikan gambaran tentang implementasi program Generasi Berencana secara maksimal.

3.2 Lokasi Penelitian

(2)

dari kecamatan yang berbeda. perbedaan wilayah sekolah ataupun kecamatan dan akses yang dekat dengan perwakilan BPP dan Kb di kecamatan (PLKB) mempengaruhi keberhasilan kebijakan program generasi berencana, lingkungan dan lainya karena pada setiap sekolah yang berada di satu kecamatan di kota Medan berbeda keaktifan dalam pelaksaksaan program GenRe.

3.3 Informan

Sumber informasi untuk penelitian kualitatif adalah informan atau narasumber yang terkait dengan permasalahan penelitian dan oleh peneliti dianggap mampu mem berikan informasi dan data (Sugiyono, 2007:62). Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian yang aktual dalam menjelaskan tentang masalah penelitian.Informan dalam penelitian ini ialah

a. Informan Kunci, adalah orang-orang yang sangat memahami permasalahan yang diteliti dan mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian yaitu petugas BPP dan KB di kota Medan khusus menangani kesehatan reproduksi remaja sebagai implementator dari program GenRe. Informasi yang diperoleh dari informan kunsi adalah siapa saja yang terlibat pengimplementasianya berhubungan dengan sumberdaya manusia yang telibat dan sumber dana untuk menjalankan program, penjelasan tentang sosialisasi, tentang kelengkapan sarana dan prasarana,

(3)

diperoleh dari informan utama adalah tentang untuk melihat sikap dan antusias kepala dan pengurus dalam pengimplementasian program GenRe disekolah.

c. Informan tambahan, yaitu mereka yang dapat memberikan informasi walaupun tidak langsung terlibat dalam interaksi sosial yaitu siswa yang tidak menjadi pengurus PIK-R

3.4 Data Dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilakukan berdasarkan dengan jenis data yang di perlukan untuk mendapatkan informasi. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:

3.4.1 Data Primer

Data primer yaitu Seluruh data yang diambil/diperoleh langsung dari informan dan sumber data lapangan. Pengumpulan data dengan langsung terjun ke lokasi penelitian yang dapat digunakan melalui observasi dan wawancara.

3.4.2 Data Sekunder

Data sekunder yaitu data atau informasi yang diperoleh yang diperoleh secara tidak langsung melalui studi kepustakaan yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi dari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah, majalah dan internet yang dianggap relevan dan berhubungan dengan penelitian ini.

3.4.3 Teknik Pengumpulan Data

(4)

1. Wawancara Mendalam

Adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara, di mana pewawancara dan informan terlibat dalam kehidupan sosial yang relatif lama. Metode wawancara mendalam sama seperti metode wawancara lainnya, hanya peran pewawancara, tujuan wawancara, peran informan dan cara melakukan wawancara yang berbeda dengan wawancara pada umumnya (Bungin, 2009:108 ).Wawancara mendalam dilakukan berkali-kali dengan membutuhkan waktu yang lama bersama informan di lokasi penelitian Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah Petugas BkkbN khususnya petugas Bina ketahan remaja, KonselorPembina PIK-Remaja di sekolah, Pengurus PIK-Remaja di sekolah, Guru , Remaja Sekolah.

2. Observasi atau pengamatan langsung

Yaitu data yang didapat melalui pengamatan yang dilakukan terhadap masalah yang diteliti. Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hasil kerja mata serta dibantu dengan panca indera lainnya (Bungin, 2009 :115). Dalam penelitian ini, peneliti mengobservasi pada saat BkkbN melakukan sosialisasi dan pembinaan. 3.5 ANALISIS DATA

(5)

dengan masalah penelitian dalam bentuk laporan dan membuat kesimpulan agar mudah untuk dipahami. Sesuai dengan jenis penelitian di atas, maka peneliti menggunakan model interaktif dari Miles dan Huberman untuk menganalisis data hasil penelitian. Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-menerus sampai tuntas (Silalahi, 2009-284)

Komponen-komponen analisis data model interaktif dari Miles dan Huberman dari Miles dan Huberman dijelaskan sebagai berikut:

1.Reduksi Data (Data Reduction)

Data yang diperoleh peneliti di lapangan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi direduksi dengan cara merangkum, memilih dan memfokuskan data pada hal-hal yang sesuai dengan tujuan penelitian. Pada tahap ini, peneliti melakukan reduksi data dengan cara memilah-milah, mengkategorikan dan membuat abstraksi dari catatan lapangan, wawancara dan dokumentasi.

2. Penyajian Data (Data Display)

(6)
(7)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Di Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana

Program Generasi Berencana (GenRe) merupakan kebijakan yang dibuat pemerintah melalui BkkbN yang diharapkan dapat diterapkan pada Sekolah Menegah Pertama dan Sekolah Menegah Atas. Program GenRe yang dilakukan oleh BkkbN dibawah naungan Bina Ketahanan Remaja (BKR). Untuk di kota Medan program generasi berencana dilakukan oleh Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BPP dan KB kota Medan) di bawah naungan bidang keluarga berencana dan kesehatan Reproduksi. Untuk mengetahui implementasi program generasi berencana di kota Medan maka peneliti melalukan wawancara dan dokumentasi di kantor BPP dan KB di jalan Ibus raya medan. Selain dikantor BPP dan KB kota medan (tingkat II) peneliti juga melalukan wawancara dikantor BPP dan KB di 4 kecamatan yaitu Kecamatan Medan Johor, kecamatan Medan timur, kecamatan Medan Barat. Wawancara hanya dilakukan pada PLKB dan kordinator PLKB (Petugas Lapangan Keluarga berencana) di kecamatan untuk menggetahui cara sosialisasi dan promosi di sekolah yang ada di kecamatan masing-masing.

4.1.1 Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan

(8)

Kota Medan Nomor : 3 tahun 2009 tentang Pembentukan Organisasi Dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Medan. Tugas Dan Fungsi Pokok BPP dan KB adalah Tugas Dan Fungsi Pokok (Tupoksi) Badan Pemberdayaan Perempuan Dan KB Kota Medan dituangkan dalam Peraturan Walikota Medan Nomor : 4 tahun 2010 tanggal 4 januari 2010. Prosedur kerja BPP dan KB mengacu kepada Peraturan Walikota Medan nomor 4 tahun 2010 yaitu badan pemberdayaan perempuan dan keluarga berencana kota Medan merupakan unsur pendukung tugas kepala daerah, yang dipimpin oleh kepala badan yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui sekretaris daerah. Badan pemberdayaan perempuan dan KB Kota Medan mempunyai tugas pokok melaksanakan, menyusun dan pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan daerah di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana. Dalam melaksanakan tugas, badan pemberdayaan perempuan dan KB Kota Medan, menyelenggarakan fungsi perumusan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keluarga berencana dan melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh walikota Medan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a.

(9)

Kota Medan dalam Lima Tahun Mendatang (2011-2015) berpedoman pada Visi, Misi, tujuan, strategi dan Arah kebijakan yang tertuang dalam RPJMD Kota Medan 2011-2015.

Visi dan misi BPP dan KB berpedoman pada Visi RPJMD Kota Medan 2011-2015 dan memperhatikan tugas pokok dan fungsi Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kota Medan dalam mendukung pencapaian tujuan dan sasaran Pembangunan tahun 2011-2015, maka visi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan Tahun 2011-2015 ditetapkan sebagai berikut terwujudnya kesetaraan gender dan perlindungan anak serta dua anak lebih baik menuju keluarga sejahtera.”

Misi Badan Pemberdayaan Perempuan Dan Keluarga Berencana Kota Medan 2011-2015 adalah sebagai berikut :

Kesetaraan Gender bermakna setara dan seimbang dan sederajat dalam hubungan peran, kedudukan, fungsi hak dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan. Berarti Sederajat dalam perbedaan dan keikutsertaan laki-laki dan perempuan di seluruh bidang kehidupan.

1. Meningkatkan Kesejahteraan Gender dan Kualitas hidup Perempuan dan Anak.

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas Pelayanan Keluarga Berencana, Kesehatan Reproduksi dalam membangun Keluarga Sejahtera.

(10)

Tujuan dan sasaran

a. Meningkatnya status, posisi dan kondisi perempuan agar dapat mencapai kemajuan yang setara dengan laki-laki dalam segala bidang.Dengan sasaran : Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan.

dengan misi pertama : Meningkatkan Kesejahteraan Gender dan Kualitas hidup Perempuan dan Anak. yang memiliki tujuan sebagai berikut :

b. Meningkatnya kualitas hidup perempuan dan anak. Dengan sasaran

1. Menurunnya tingkat kekerasan dalam rumah tangga dan tindak pidana perdagangan orang.

2. Terbina dan terayominya perempuan lanjut usia.

(11)

4.2Penyajian Data

Berdasarkan hasil wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi yang telah dilakukan oleh penulis kepada para informan maka penulis akan menyajikan beberapa data terkait dengan data informan, hasil wawancara, dan data sekolah yang sudah membentuk PIK-Remaja sebagai wadah dari program generasi berencana pada remaja sekolah beserta identifikasinya untuk mengetahui implementasi program generasi berencana dengan mengetahui komunikasi, sumber-sumber daya, disposisi atau sikap dan struktur birokrasi yang tercipta antara di BPP dan KB kota Medan dengan remaja di sekolah.

4.2.1 Data Informan

(12)

Tabel Data 4.1 Data Informan BPP dan KB

Sumber data : Wawancara tahun 2016 NO NAMA USIA JENIS

KELAMIN

PENDIDIKAN PEKERJAAN 1. Asrah

Harahap

(13)

Tabel 4.2 Data Informan di Sekolah

No Nama Usia Jenis Kelamin

Asal Sekolah Status di Sekolah 1 Asnan

(14)

4.2.1.1 Data Sekolah yang membentuk PIK-R sebagai wadah Program Generasi Berencana (GenRe) di kota Medan

Pada tahun 2012- 2015 ada 9 sekolah SMA negeri 13, SMA Harapan Mandiri, SMP Swasta perguruan Ar-Rahman, Mandrasah Aliyah Negeri Medan, SMP Negeri 16 Medan, SMP Namira Tech Nusantara, SMA swasta UISU Medan, SMA negeri 12 Medan, SMA swasta IWA Martadinata. Tetapi setiapa tahunya ada sekolah yang tidak aktif PIK Remajanya. Untuk mengetahui implementasi program generasi berencana pada remaja di kota medan melalui wadah pusat informasi konseling

(15)
(16)
(17)

19 M. Baru -

2. SMP Bhayangkara 4 3. SMP Nasrani

4. SMP Nurhasanah

20 M. Amplas

1. SMA Negeri 21

-

4 2. SMK Negeri 2

3. SMK Negeri 7 4. SMK Negeri 3

21 M. Deli 1. SMA Bina Guna

1. SMP Negeri 42 4 1. SMP Negeri 43 3. SMP Hang Tuah

Jumlah 86

Sumber data : BPP dan KB kota Medan

4.2.2 Temuan Lapangan Mengenai Implementasi Program Generasi Berencana (GenRe)

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan penulis kepada para informan maka diperoleh data primer yang selanjutnya akan diolah penulis guna tujuan penelitian, yaitu mengetahui komunikasi, sumber daya, disposisi/sikap, dan struktur birokrasi yang dilakukan BPP dan KB untuk mengimplementasikan program generasi berencana pada remaja sekolah. Berikut ini penjelasan ataupun kutipan wawancara yang dilakukan penulis kepada para informan tentang implementasi program GenRe :

4.2.2.1Komunikasi

(18)

sosialisasi program generasi berencana. Komunikasi yang dilakukan supaya mengetahui implementasi program generasi berencana pada remaja sekolah maka penulis mewawancara pegawai BPP dan KB. Untuk mengetahui bagaimana cara komunikasi dalam sosialiasi program GenRe di kota Medan. Dalam wawancara penulis menanyakan tentang sosialisasi yang dilakukan BPP dan KB pada remaja sekolah Untuk sosialisasi awal pada tahun 2012-2015 pihak BPP dan KB melakukan komunikasi tidak langsung awal melalui surat yang dikirim kepada setiap sekolah dikota Medan. dan melakkan komunikasi langusung dengan melakukan seminar dn datang lasung ke sekolah. untuk membentuk Pusat informasi konseling Remaja sebagai wadah dari program generasi berencana (Genre). Komunkasi yang dilakukan dengan sosialisasi ke berbagai pihak dari BPP dan KB pada PLKB, PLKB pada remaja sekolah melalui pusat informasi konseling remaja.

Sosialisasi

(19)

tentang pengetahuan penundaan usia, perkawinan, seks bebas, narkoba dan keterampilan untuk para remaja dengan tujuan penyiapan kehidupan berkeluarga untuk para remaja. hal ini terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :

Sejak kapan ada program generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah PIK-R

Ibu A.FM. Harahap (sekretaris BPP dan KB kota Medan) mengatakan “sekitar tahun 2010 ada program KRR tetapi dikota medan aktif memberikan sosialisasinya tahun 2014 tentang GenRe. Hal sama juga disampaikan oleh oleh Bapak Kisman Lubis (Kasubbid kesehatan reproduksi ) “mengatakan awalnya 2010 Program Generasi berencana bernama Program (KRR). Namun pada tahun 2012 disepakati untuk dikembangkan menjadi Program Generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja. pada tahun 2014 program kesehatan reproduksi remaja (KRR) dikembangkan jadi program generasi berencana melalui wadah PIK-R. GenRe lebih banyak materi ditambah melatih keterampilan remaja(wawancara tanggal 26 april pukul 10:00)

Dalam sosialisasi program generasi berencana pada remaja sekolah di kota Medan dilakukan dengan dengan aturan kerja. Aturan kerja atau prosedur terlasananya program adalah melalui BkkbN Pusat sebagai pembuat program genre. BkkbN perwakilan provinsi yang menyampaikan kepada BPP dan KB (tingkat II). Pada BPP dan KB disampaiakan kepada bidang kesehatan reproduksi yang melakukan sosialisasi melalui seminar dan melakukan pembinaan, Dari BPP dan KB (tingkat II) disampaikan pada PLKB (petugas lapangan keluarga berencana, Kecamatan ada kordinator PLKB dan PLKB, lalui PLKB di kecamatan melakukan sosialisasi pada pihak sekolah. kegiatan sosialisasi yang dilakukan BPP dan KB seseuai dengan tugas dan fungsi pegawai masing-masing. Aturan kerja dalam sosialisasi terungkap dari hasil wawncara sebagai berikut :

(20)

Syafrina (Kasubbag program) Prosedur dari program melalui BkkbN Pusat, BkkbN perwakilan provinsi, BPP & KB, Kecamatan Dari kota BPP & KB, Kecamatan ada kordinator PLKB dan PLKB, lalui kesekolah Beliau tidak pernah turun langsung kelapangan karena menurut beliau setiap program sudah ada bagiannya masing-masing dan kerja sesuai tuposksi (wawancara pada tanggal 26 april 2016, pukul 10.00 Wib ) Hal yang sama juga disampaikan oleh Bapak Kisman Lubis (Kasubbid kesehatan reproduksi ) “mengatakan BPP dan KB mengetahui program ini dari BkkbN provinsi lalu pada BPP dan KB, selanjutnya pada bidang kesehatan reproduksi, mereka memberikan kami informasi untuk melaksanakan program genre. (wawancara 26 april 2016 pukul 09.00 Wib)

Dengan adanya aturan kerja dalam sosialisai program generasi berencana. Maka sosialisasi dilakukan pada tahun 2012 dengan nama program kesehatan reproduksi remaja melalui wadah PIK-KRR disosialisasikan di kota Medan tetapi pada tahun 2014 program tersebut dikembangkan menjadi program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja (PIK-R). Program generasi berencana dikembangkan melalui dua wadah yaitu pertama melalui wadah PIK-KRR ini di bina adalah remaja di sekolah wadah yang kedua melalui BKR (bina keluarga remaja ) disini binaanya adalah keluarga yang memiliki remaja. Untuk program genre melalui wadah PIK-R di sosialisasikan tahun 2014. Dalam penelitian ini yang diteliti adalah Program genre melalui PIK-R. Adanya program generasi berencana dan disosialisasikan dikota Medan terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :

Sejak kapan program generasi berencana pada remaja sekolah disosialisasikan di kota Medan

(21)

Komunikasi dalam menyampaikan sosialisasi juga dilakukan pegawai BPP dan KB di kecamatan yaitu petugas lapanagan keluarga berencana (PLKB). Awala nya sosialisaisi pernah dilakukan di remaja yang ada di tingkat kecamatan dan desa ataupun kelurahan tapi tidak berjalan dengan baik. Karena setiap ada tahun ada remaja di desa/kelurahan yang meratau jadi PIK-R di desa dan kelurahan tidak berjalan. Maka dalam implementasi program generasi berencana di fokuskan pada remaja di sekolah. Program generasi berencana melalui wadah PIK-R hanya disosialisasikan pada remaja sekolah. PIK-R remaja bebasis masyarakat didalamnya pemuda-pemuda desa atau kelurahan yang berperan. Tetapi tidak berjalan karena kesibukan para pengurus seperti ada yang merantau, sudah menikah dan ramaja yang sibuk dengan aktivitas sekolah. BPP dan KB memfokuskan PIK Remaja berbasis sekolah karena remaja sekolah dapat diarahkan disekolah dengan pantauan guru dan pengurus disekolah serta remaja sekolah juga lebih banyak berada disekolah setiap harinya

hal ini terungkap di wawancara sebagai berikut :

Ibu Aswinta mengatakan “ PIK-Remaja yang di masyarakat pernah perkembang tetapi setelah para remaja meratau dan melanjutkan kuliah didaerah lain maka PIK-R tidak berjalan lagi makanya sekarang PIK-Remaja sebagai wadah program Generasi berencana lebih difokuskan kepada remaja di sekolah karena remaja umumnya lebih banyak disekolah dan lebih bisa terarah untuk diberikan pembinaan” (wawancara tanggal 27,28,29 april 2016 wawancara pada pukul 09.00 wib) Hal yang sama juga diungkapkan ibu Jeremida mengatakan “Pernah ada dibuat PIK remaja untuk masyarakat melalui pemuda pemudi tetapi gak aktif maka sekarang di fokus kan pada remaja sekolah yang ada disekoloah.”.(9 mei dan 10 mei 2016 pukul 11.00 WIB ).

(22)

Untuk mengetahui sejak kapan program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja (PIK-R) diimplementasikan pada remaja sekolah di kota medan dan apa alasan sekolah mau menerapkannya disekolah. Maka penulis juga mewawancarai pembina PIK-R di sekolah. Pihak sekolah mengetahui sosialiasi program generasi berencana melalui PLKB. Menurut para pembina PIK-R program generasi berencana melalui wadah PIK-PIK-R itu sangat bagus untuk dibuat disetiap sekolah supaya remaja lebih terarah untuk menyiapkan masa depannya Remaja juga diajarkan banyak materi mulai dari kesehatan reproduksi, kegiatan lomba dan keterampilan. Karena dengan adanya PIK-R siswa lebih mudah untuk mengukapkan masalahnya dan membantu mengarahkan. Program genre melalui PIK-R disekolah dibentuk atas kemauan pihak sekolah dan BPP dan KB yang melakukan sosialisasi dan memfasilitasi sosialisasi. Untuk mengetahui komunikasi yang dilakukan antara PLKB dan pihak sekolah dapat dilihat sebagai berikut:

Sejak kapan mengetahui dan membentuk PIK Remaja dan apa alasan mau membentuk PIK-R di sekolah,

(23)

Tetapi bagi sekolah yang belum membentuk PIK-R sebagai wadah dari program genre pada 2012 dan pada tahun 2014 PIK dan baru membentuk pada tahun 2014 maka sosialisasi yang dilakukan kembali pada tahun 2016. Hal ini dapat terlihat dari hasil wawancara dengan pegawai BPP dan KB sebagai berikut : Bapak kisman mengatakan sosialisasi ada di tahun 2012 itu porgram KRR, tahun 2014 sudah program genre wah PIK-R hanya 9 sekolah yang ikut maka sosialisasi lagi awal tahun 2016 74 sekolah yang bentu tapi belum aktif kepengurusanya.hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Aswinta tahun 2014 ada sosialisasi tapi sedikit sekolah yang membentuk dan awal 2016 sosialisasi kembali dan 74 sekolah ikut tapi belum aktif PIK-R nya”.

Dari hasil wawawancara tentang kapan program generasi berencana melalui wadah PIK-R ada di kota Medan. Maka dari atas penulis merangkum bahwa Program generasi berencana awalnya bernama program kesehatan reprodukasi remaja. Pada tahun 2012 program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) diteruskan menjadi program generasi berencana. Awalnya program penyiapan keluarga bagi para remaja melalui program kesehatan reproduksi remaja dengan pembelajaranya hanya tentang kesehatan reproduksi. Sejak tahun 2012 program generasi berencana melalui wadah PIK-R (pusat informasi konseling remaja) tidak hanya mempelajari tenatang kesehatan reproduksi bagi Remaja tetapi pembelajaran sudah ada tentang penundaan usia seks bebas, narkoba, HIV-Aids dan keterampilan untuk remaja yang betujuan untuk penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja.

(24)

dinas pendidikan untuk membantuk mempelancar sosialisasi progam genre dan melakukan pembentuk PIK-R sebagai wadah program GenRe.

Supaya mengetahui bagaimana implementasi program generasi berencana pada remaja sekolah maka penulis mewawancarai pegawa BPP dan KB. Untuk mengetahui bagaimana cara komunikasi dalam sosialiasi program genre di kota Medan. Hasil wawancara Dengan BPP dan KB tentang komunikasi yang dilakukan dalam pengeimplementasian program genereasi berencana

a. Sosialisasi dengan komuninkasi tidak langsung

Dalam wawancara penulis menanyakan tentang sosialisasi yang dilakukan BPP dan KB pada remaja sekolah Untuk sosialisasi awal pada tahun 2012-2015 pihak BPP dan KB melakukan komunikasi tidak langsung awal melalui surat yang dikirim kepada setiap sekolah dikota Medan untuk membentuk Pusat informasi konseling Remaja sebagai wadah dari program generasi berencana (Genre). tahun 2012,2014 dan 206 tingkat II menyurati sekolah-sekolah yang mau membentuk PIK-Remaja di sekolahnya masing-masing. Sosialisasi tidak hanya melalui surat tetapi pada tahun 2014 ada juga media sosialisasi melalui majalah khusus generasi berencana yaitu Horas Genre (horas generasi berencana)

Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara. Bagaimana sosialisasi program generasi berencana yang di lakukan BPP dan KB kota Medan

(25)

Penulis juga menanyakan kepada pihak sekolah bagaimana sosialisasi program generasi berencana yang dilakukan BPP dan KB pada remaja di sekolah. Hasil Wawancara dengan Pihak sekolah tentang sosialiasasi. Dalam wawancara penulis menanyakan sosialisasi melalui komunikasi tidak langsung tentang program generasi berencana melalui wadah PIK-R yang dilakukan BPP dan KB

Bapak Asnan Situmorang Pembina PIK SMA Negeri 13 mengatakan “sosialisasi yang dilakukan BPP dan “Genre melalui wadah PIK-Remaja di sekolah kami sejak 2012, saat sekolah kami mendapat surat dari BPP dan KB tentang pemebentukan PIK-Remaja yang membahas tentang penundaan usia perkawaninan ,seks bebas,narkoba dan HIV –Aids dan ada juga majalah tentang generasi berencana yang diberikan PLKB sama pengurus PIK-R disekolah kami”.(wawancara tanggal 17 Mei 206 pukul 10.00 wib ) hal yang sama juga terungkap Pembina PIK-R sekolah Harapan mandiri Ibu Listasari juga mengatakan sosialisasi dilakukan dengan menyurati sekolah kami untuk membentuk PIK-R”

b. Sosialisasi Dengan Komunikasi Langsung

Untuk melakukan sosialisasi tidaka hanya melalui surat pada tahun 2014 Komunikasi langsung juga dilakukan pihak BkkbN provinsi yang melibatkan BPP dan KB untuk kota Medan mengadakan gebyar GenRe yang di hadiri siswa sekolah negeri dan swasta dan kegiatan ini masuk dalam rekor MURI karena dihadiri 6000 siswa untuk mengikrarkan penundaan pernikahan dini.

(26)

Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh PLKB tentang sosialisasi genre yang di hadiri 6000 siswa sekolah negeri dan swasta. Hasil wawancara sebagai berikut :

Hal tersebut juga ditambahkan oleh ibu Aswinta, PLKB kecamatan Medan Johor mengatakan “seingat saya pernah tahun 2014 itu diadakan gebyar genre di lapangan merdeka untuk memberitahukan kepada siswa siswi tentang generasi berencana agar melalukan penundaan usia perkawinan agar tidak terjadi pernikahan dini”. (wawancara tanggal 27 april 2016 pukul 10:00 wib) hal yang sama juga diungkapkan oleh Ibu Agnes Tambunan “ada dibuat sosalisasi tentang genre dilapangan merdeka yang mengundang semua sekolah dihadiri 6000 riu ribu siswa”(wawancara tanggal 27 pukul 11:30)

Dalam wawancara penulis juga bertanya pada PLKB di kecamatan. Bentuk sosialisasi dengan komunikasi langsung juga dilakukan pegawai BPP dan KB di kecamatan yaitu PLKB

Ibu Nurjanah mengatakan kami langsung mendatangi setiap sekolah yang ada di kecamatan untuk sosialisasi program genre melalui PIK-R dan mengajak pihak sekolah untuk membentuknya disekolah masing-masing (wawancara tanggal 27 april 2016) Hal yang sama juga diungkapkan oleh informan Ibu Agnes petugas lapangan keluarga berencana “dengan langsung mendatangi setiap sekolah yang ada di kecamatan. kami datang ke sekolah-sekolah untuk sampaikan informasi yang datang dari tingkat II (BPP dan KB kota Medan ) untuk membentuk PIK Remaja sebagai wadah dari Genre. Kalau mau buat PiK- R disekolahnya kami siap untuk mengarahkan pembentukan yang di fasilitasi BPP dan KB kota medan (wawancara tanggal 28 april 2016)

Penulis mewawancarai pihak sekolah yang sejak tahun 2012 ikut membentuk PIK-R. Sosialisasi apa yang dilakuakan selain melalui komunikasi tidak langsung (surat) genre yang dilakukan BPP dan KB kepada Remaja di sekolah ?

(27)

Penulis juga menanyakan kapada pegawai BPP dan KB. Apakah dengan sosialisasi melalui komunikasi langsung dan tidak langsung seperti melalui surat, majalah dan surat sejak tahun 2012 -2015 hanya 9 sekolah yang ikut serta membentuk PIK sebagai wadah generasi berencana ?

Bapak Kisman mengatakan “Pada tahun 2012- 2015 hanyaada 9 sekolah SMA negeri 13, SMA Harapan Mandiri, SMP Swasta perguruan Ar-Rahman, Mandrasah Aliyah Negeri Medan, SMP Negeri 16 Medan, SMP Namira Tech Nusantara, SMA swasta UISU Medan, SMA negeri 12 Medan, SMA swasta IWA Martadinata. Karena masih sedikit sekolah yang membentuk PIK Remja maka pada bulan februari 2016 diadakan pertemuan Jumlah sekolah yang ada PIK Remaja nya ada 84 sekolah, ada PIK Remaja nya sudah ada tapi belum aktif dan sudah ada di bentuk PIK Remaja nya dan aktif ikut kegiatan. Halyang sama juga diungkapkan oleh ibu Nurmata (Staf BPP dan KB), jika sekolah yang ikut sejak 2012-2015 hanya 9 sekolah saja”.

Sekolah yang ikut serta 9 sekolah maka untuk mengajak sekolah supaya mau membentuk PIK Remaja pada bulan februari 2016 di kantor walikota diadakan pertemuan yang diselenggarakan BPP dan KB melalu BPP dan KB mengadakan sosialisasi melalui komunikasi langsung yang dihadiri walikota dan kepala sekolah dikota medan, petugas lapangan keluarga berencana untuk mengajak sekolah untuk membentuk pusat informasi konseling remaja sebagai wadah Program Genre. Sosialisasi seperti apa yang dilakukan BPP dan KB setelah tahun 2012-2015 hanya ada 9 sekolah yang ikut ?

Bapak Kisman Lubis mengatakan “belum banyaknya sekolah yang membentuk PIK-Remaja maka kami melakukan pertemuan diadakan di kantor walikota dengan mengundang walikota pihak sekolah untuk mengajak pihak sekolah membentuk PIK-Remaja. Yang hadir disana terutama sekolah negeri dan ada juga dari sekolah swasta. Hal ini ditambahkan oleh ibu Rilmawati PLKB kecamatan Medan Timur “Genre dengan wadah PIK-R itu sudah dari 2012 di kota medan tetapi untuk sekolah sekolah di kecamatan Medan Timur baru awal 2016 ikut. Dan informasi langsung kami terima di kantor walikota pada bulan februari 2016 yang dihadiri oleh BPP dan KB, pihak sekolah-sekolah di kota Medan dan PLKB “.(wawncara tanggal 12 Mei 2016 )

(28)

sebagai wadah Genre diberitahu PLKB kecamatan medan timur untuk datang. Pada sosialisasi ulang yang dilakukan juga mengudang semua sekolah yang sudah membentuk PIK-R dan terutam sekolah yang belum membentuk PIK-R. Penulis juga mewawancarai pihak sekolah yang ikut program generasi berencana dan membuat PIK-Remaja. Penulis bertanya kepada pihak sekolah yang membentuk PIK-R di sekolahnya pada tahun 2016 . Hal tersebut terungkap dengan wawancara penulis. Penulis menanyakan Sosialisasi dengan komunikasi langsung seperti apa yang dilakukan BPP dan KB pada remaja di sekolah hal tesebut terungkap dari wawancara sebagai berikut :

Bapak Alwi mengatakan “sosialisasi yang dilakukan pertemuan dikantor walikota untuk sosialisasi tentang PIK remaja sebagai wadah GenRe diberitahu PLKB kecamatan medan timur untuk datang. Pihak PlKB langsung datang ke sekolah kami dan membawa surat edaran undangan dari BPP dan KB”. hal yang sama juga diungkapkan ibu Syarifah Zaiton sekolah 2015 ikut tapi juga dapat sosialisasi yang diadakan dikantor walikota yang buat BPP dan KB

(29)

Bagi sekolah yang diberikan sosialisasi awal tahun 2016 PLKB hanya datang memberikan pengarahan tentang program genre dan mengundang sekolah untuk menghadiri seminar oerientasi PIK-R. Materi pengarahan awal kepada sekolah yang baru ikut sejak tahun 2016 hanya materi pengantar saja. Materi yang diberikan adalah tentang PIK-remaja sebagai wadah program genre tentang penundaan usia perkaawinan atau pendewasaan usia pernikahan, untuk tidak melakukan seks bebas tidak menggunakan NAPZA. Dalam wawancara penulis bertanya tentang materi apa saja yang disampaikan oleh pegawai BPP dan KB. Apa saja materi yang disampaikan pada sosialisasi program generasi berencana melalui wadah PIK-Remaja pada remaja di kota Medan ?

Rilmawati mengatakan “sosialisasi awal masih dasar dan sekalian mengantar undang untuk seminar (wawancara tanggal 12-13 mei 2016 ) Hal ini juga ditambahkan oleh Eli Wardani sosial kami hanya memberikan pengarahan tentang program genre sebagai wadah PIK-Remaja lalui mengajak untuk bentuk PIK-R (wawancara tanggal 14 mei 2016 ).

(30)

Dalam sosialisasi program Generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah PIK BPP dan KB belum melakukan kerjasama dalam melakukan sosialisasi. Komunikasi dalam melakukan sosialisasi dapat membangun kerja sema dengan dinas terkait seperti Dinas pendidikan dan dinas kesehatan. Tetapi hal tersebut tidak dilakukan. BPP dan KB sebagai tingkat II hanya sekedar memberitahukan melalui surat yang mengatakan adanya program genre melalui PIK-R tetapi tidak melakukan kerjasama. Begitu juga dengan dinas Kesehatan BPP dan KB tidak melakukan kerjasama. Komunikasi kemudian menjalin sosialisasi dengan intanasi terkait dalam sosialisasi sangat penting hal ini dilakukan supaya informasi yang diterima pihak sekolah tidak berulang kali tetapi dengan intansi yang berbeda. Berdasarkan wawancara dinas Dalam penelitian sosialisasi program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja belum melakukan kerjasama dan komunikasi yang baik dengan pihak dinas pendidikan. Pihak BPP dan KB hanya memberitahukan melalui surat bahwa ada program generasi berencana melalui wadah PIK-R yang akan dibentuk di setiap sekolah. Namun untuk membantu melakukan sosialisasi dinas pendidikan tidak dilibatkan. Apabila dilakukan komunikasi dan terjalin kerja sama Dinas pendidikan juga dapat membantu dalam melakukan sosialisasi dengan menyurati ataupun menyaran untuk membentuk PIK-R. Tetapi hal tersebut tidak dilakukan BPP dan KB dalam melakukan sosialisasi proram genre disekolah. Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :

(31)

Bapak Kisman Lubis mengatakan “ bahwa komunikasi hanya memberitahu kepada dinas pendidikan tetapi tidak melibatkan dinas pendidikan atau dinas kesehatan dalam sosialisasi genre di sekolah hal yang sama juga dikatakan oleh ibu nurmata siahan mengatakan “setahu saya gak ada kerja sama dengan dinas pendidikan ataupun dinas kesehatan. Kalau untuk dinas pendidikan hanya sekedar pemberitahuan”.

Pertanyaan yang sama juga ditanyakan pada PLKB yang ada dikecamatan karena PLKB yang melakukan sosialisasi kesekolah dan kendala-kendala dalam sosialisasi lebih banyak dialami PLKB di kecamatan. Pihak sekolah ada yang mau membentuk tetapi masih belum mau memberikan waktu dan ruangan untuk sosialisasi. Hal tersebut terungkap dari wawancara sebagai berikut:

Ibu Jeremida (kordinator PLKB) mengatakan “sepengatahun saya gak ada kerja sama dengan pihak sekolah kadang kalau kami datang pun pihak sekolah masih enggan untuk memberikan waktu dan tempat mereka dengan alasan siswa mereka lagi belajar” tetapi kami tetap sampaikan surat dari tingkat II dan membicarakan dengan pihak sekolah hal yang sama juga disampaikan ibu Eli wardani (kordinator PLKB) kadang ada juga nya sekolah yang susah diajak kerjasama dalam menbtuk PIK-R. menurut beliau hal ini disebabkan tidak ada kerja sama dinas pendidikan sekolah mau tidak mau membentuk PIK-R di sekolahnya. Kalau dinas pendidikan ikutkan pasti mereka mau buat dan aktif melakukannya.

(32)

sekolah dan menyerahkan surat dari BPP dan KB sebagai bentuk sosialisasi tentang Program generasi berencana melalui pusat informasi konseling remaja. Sosialisasi adanya program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja disekolah tidak ada kordinasi dengan pihak dinas pendidikan, dinas kesehatan dan dinas yang lainya. Setiap dinas sering melalukan sosialisasi kesehatan remaja dengan cara sendiri-sendiri jadi siswa sering mendengar hal yang sama yang membuat pihak sekolah atau siswa bosan dengan topik yang sama. Kendala yang lain seperti kordinasi dengan dinas kesehatan belum dilakukan. Hal ini terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :

Ibu Jeremida mengatakan “menurut beliau sekolah mau membentuk tetapi pihak sekolah terkadang merasa bosan karena banyak juga dinas lain yang melakukan sosialisasi tentang kesehatan remaja seperti dinas kesehatan dan BNN. Dinas kesehatan dan dinas yang lainya. (wawancara tanggal 19 Mei 2015 pukul 11.00 wib). Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Martha (PLKB ) sosialisasi masih dibeberapa sekolah. kami PLKB datang kesekolah smapikan surat dari BPP dan KB dan memberikan sedikit pengarahan. Ada sekolah yang sudah membentuk kepengurusan tetapi belum aktif. Selain dari BPP dan KB ada juga sosiliasi dari pihak lain. Banyak yang memberikan pengarahan membuat sekolah bingung dengan banyaknya sosialisasi” (wawancara tanggal mei 2016 pukul 14:00 WIB)

(33)

tidak timpang tindih maka BPP dan KB diperlukan juga melakukan kordinasi dengan dinas kesehatan ataupun BNN.

4.2.2.2Sumber -Sumber dalam Implementasi Program

Sumber sumber daya dalam implementasi program generasi berencana sumber- merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan pada remaja sekolah. Perintah-perintah implementasi program mungkin diteruskan secara cermat, jelas dan konsisten, tetapi jika para pelaksana kekurangan sumber-sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan kebijakan, maka implementasi ini pun cenderung tidak efektif. Maka dalam implemnetasi program generasi berencana pada remaja sekolah yang dilaksanakan BPP dan KB dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sumber daya manusia, informasi, kewenangan, dan fasilitas yang diperlukan untuk menerjemah usul-usul di atas kertas guna melaksanakan promos,sosialisasi, penyuluhan dan pelayanan-pelayanan dalam program generasi berencana yang dijabarkan sebagai berikut Sumber Daya Manusia/ Pelaksana

(34)

bidangnya dalam melaksanakan program, sumber daya manusia yang dimaksud adalah pelaksana program seperti para pegaawai BPP dan KB kota Medan dan petugas lapangan keluarga berencana di kecamatan (PLKB). Jumlah pegawai di BPP dan KB sudah memadai dan untuk tingkat pendidikan pegawai di BPP dan KB adalah sarjana. Dari jumlah sumber daya manusia di BPP dan KB. Pegawai yang mengerti dan memahami program generasi berencana adalah pegawai yang berada di bagian kesehatan reproduksi. Pegawai BPP dan KB yang ada di bagian kesehatan reproduksi yang menyampaikan kepada PLKB. Untuk mengetahui tentang sumber daya manusia yang berakaitan dengan jumlah pegawai, pendidikan dan pengetahun tentang program generasi berencana dapat terungkap dari hasil wawancara dibawa ini :

Ibu Asrah Harahap (sekeretaris BPP dan KB) mengatakan “jumlah pegawai sudah memadai, dan pendidikan juga rata-rata dari sarjana. Lebih memahami adalah kasubbdi kespro mereka yang sampaikan pada PLKB (wawancara tanggal 25 april 2016) Hal ini juga ditambahkan oleh ibu Syafrina (kasubbag program ) yang mengatakan kalau untuk seluruh pegawai sudah memadai, kalau tahun genre semua pegawai tahu tetapi untuk pemahamn ada di bagian kespro.

(35)

pegawai bagian kesehatan reproduksi dan pegawai BPP dan KB karena bagian ini yang menyampaiakan informasi kepada BPP dan KB yang ada dikecamatan. Para pegawai yang ada di BPP dan KB mengetahu tujuan program GenRe tetapi masih kurang paham ketika menyampaikan dengan meteri yang di luas tentang program tersebut. Dari tingkat II yang memperoleh pembinaan tentang program genre adalah kepala sub bidang kesehatan reproduksi. Penulis menanyakan kepada pegawai BPP dan KB apakah ada jumlah pegawai untuk mendukung program generasi berencana dan apakah ada pelatihan yang dilakukan untuk mendukung pengetahuan pegawai tentang program GenRe. Hal ini terungkap dari hasil wawancara dengan bagian yang khusus menangani program generasi berencana yang memiliki wadah PIK-R yaitu Kasubbid dan staf bagian kesehatan reproduksi sebagai berikut :

Ibu Numata siahaan mengatatakan “saya mengerti tujuan program genre Apabila untuk jumlah pegawai yang ada di BPP dan KB sudah cukup lah, tetapi yang kurang itu pelatihan dan pembinaan untuk kami, saya paham genre wadah PIK remaja tetapi untuk keseluruhan saya kurang paham, tetapi saya membaca lagi dari buku panduan,kalau untuk pembinaan untuk kepala sub bagian kesehatan bapak itu sudah di beri pengarahan kalau untuk saya belum pernah, pembinan ataupun pelatihan sangat perlu untuk kami”(wawancara tanggal 2 mei 2016 pukul 11:00 Wib )Hal yang sama juga di sampaikan oleh bapak Kisman Lubis (Kasubbid) untuk tingkat II saya yang dapat pengarahan dan pembinaan dari BKKBN provinsi.setelah saya diberikan pembinaan saya yang memberitahu kepada PLKB melalui rapat ataupun pertemuan bulanan. Kalaupun ada pelatihan butuh kerjasam BPP dan KB dan BKKBN(wawancara 2 mei 2016 pukul 10.00 WIB )

(36)

Berbagai cara yang dilakukkan PLKB jika PLKB tersebut tidak memahami tentang materi program generasi berencana para PLKB menanyakan materi genre saat mengatar laporan setipa bulan tentang PLKB, mencari sumber pengetahuan lain melalui buku panduan ataupun melalui internet. Untuk mengetahui sumber daya manusia maka hal ini ditanakan pada PLKB . Hal ini terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :

Ibu Eli wardani mengatakan “saya mengetahui ada program genre melalui apabila kalau pun ada yang tidak saya mengerti saya bertanya tingkat II pada saat saya mengantar laporan PLKB tiap bulan dan mencari tahunya dari buku-buku panduan tentang PIK-R apabila buku paduan kurang mendukung dan saya kurang paham saya mencari tahu melalui internet (wawancara tanggal 14 mei 2016 ) Hal yang sama juga ditambahkan oleh ibu Rillmawati yang mengatakan saya mengerti karena kalau ada seminar pertemuan saya sering menjadi utusan dari kecamatan kalau saya tidak mengerti saya mencarinya dari sumber lain seperti buku-buku dan majalah dan kalau ada buat laporan PLKB tiap bulan saya tanya pada bagian kespro”.

(37)

Implementasi program generasi berencana dikota medan hal tersebut terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :

Ibu Agnes Tambunan (PLKB kecamatan Medan Johor ) mengatakan “kami menyampaikan langsung tentang program genre dengan pihak sekolah ataupun pengurus PIK-R bagi yang sudah memiliki PIK-R ( wawancara tanggal 29 april 2016) Hal yang sama juga diungkap dari wawancara ibu Aswinta (kordinator PLKB) mengatakan “untuk mendukung pengetahuan kami tentang program generasi berencana kami perlu pembinan tetapi untuk pelatihan dan pembinan khsusus untuk para PLKB di kecamatan tidak ada kami hanya mengetahuinya dari buku dan saat sosialisasi dan seminar orientasi yang diadakan di kantor BPP dan KB kota Medan. Kalau untuk Pembinaan Khusus dilakukan pada Remaja sekolah yaitu pengurus PIK-R disekolah. Seharusnya kami juga perlu pembinaan dan pelatihan karena kalau ada kesulitan PLKB yang sering ditanya”(wawancara tanggal 27 dan 28 april 2016)

Apabila tidak ada pembinaan dan pelatihan khusus apakah ada cara lain untuk memperoleh pengetahuan tentang program generasi berencana. PLKB sebagai perwakilan BPP dan KB di kecamatan tidak hanya menunggu adanya pelatihan dan pembinaan. Karena Para PLKB menggunakan kesempatan untuk menambah pengetuhuan saat ada orientasi ataupun pengenalan PIK-Remaja di kantor BPP dan KB. Selain itu mereka juga ada jadwal pembuatan laporan tentang keadaan di kecamatan setiap bulan di kantor BPP dan KB. Para pelaksana di Tingkat kecamatan juga mencari informasi melalui buku-buku panduan dan internet. Hal ini terungkap dari hasil wawancara

(38)

PIK-Remaja supaya inforrmasi yang diterima anak-anak disekolah tidak salah” (wawancara tanggal 12 dan 13 mei 2016) .

Sumber informasi

Dalam wawancara penulis juga menanyakan kepada Kasubbid dan pegawai di bagian kesehatan reproduksi yang menangani program generasi berencana melalui wah PIK-R. Penulis menannyakan kepada mereka tentang apa yang dikerjakan. Apakah anda mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam melaksanakan program generasi berencana melalui wadah PIK-R ?

Bapak Kisman mengatakan “saya mengetahui tentang apa yang akan saya kerjakan karena kami bekerja sesuai tugas dan fungsi kerja kami masing-masing. Seperti saya bagian kesehatan reproduksi yang didalamnya menangani program generasi berencana yanga dilakukan melalui 2 wadah yaitu melalui wadah PIK-R dan BKR (bina keluarga berencana). Untuk PIK-R yang sudah aktif kami hanya memberikan pelatihan dan pembinaan dan untuk sekolah yang belum aktif PIK-R dan sudah memiliki kepengurusan makan kami di BPP dan KB memberikan seminar orienatasi/pengenalan tentan generasi berencana melalui wadah PIK-R. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Nurmata yang mengatakan saya mengetahui apa saja yang saya kerja kan untuk program generasi berencana melalui wadah PIK-R kami sudah memiliki tugas dan fungsi masing-masing ada yang bertugas untuk sosialisasi di PLKB dan ada yang bertugas untuk melakukan pembinaan kepada remaja. Saya disini yang menangani surat masuk dan keluar mengetik surat-surat yang akan di gunakan untuk sosialisasi pada sekolah”.

Pegawai BPP dan KB di kecamatan (PLKB ) juga memberikan jawabnya tentang Apakah anda mengetahui apa yang harus dikerjakan dalam melaksanakan program generasi berencana melalui wadah PIK-R sebagai berikut :

(39)

Hal ini juga diungkapkan oleh Ibu Martha Uli yang mengatakan “kami selalu mengerjakan tugas kami khusus nya apabila disuruh tingkat II memberikan pengarahan dan membantu sekolah-sekolah yang mau membentuk PIK tetapi juga masih membutuhkan pelatihan dan pembinaan agar lebih memahami program genre tersebut “. (wawancara tanggal 20 mei 2016)

Informasi merupakan hal yang penting dari program generasi berencana. Penulis juga menanyakan kepada PLKB di medan johor dan kecamatan dengan sekolah yang aktif PIK- R. Pertanyaan tentang informasi apa saja yang diberikan PLKB kepada PIK-R di sekolah sebagai berikut :

Ibu Agnes Tambunan mengatakan “apabila ada informasi dari tingkat II (BPP dan KB) tentang program generasi berencana tentang PIK –R untuk menyampaikan PIK- R di sekolah kami langsung kerja dan turun kesekolah-sekolah untuk memberikan pengarahan. Apabila ada kegiatan seperti seminar dikantor BPP dan KB dan apabila ada undangan kami yang menyampaikan langsung kepada pihak sekolah ataupun pengurus PIK-K” tetapi kami juga memerlukan pembinaan dan pelatihan supaya informasi yang kami berikan kepada siswa dan pengurus PIK-R tidak terjadi kesalah pahaman. Hal yang sama juga ditambahkan Nurjanah setiap PLKB sudah memiliki sekolah yang menjadi binaannya jadi apabila ada informasi dari tingkat II yang akan disampaikan kami langsung menyampaikan kesekolah masing-masing yang menjadi binaan PLKB. Untuk informasi dari tingkat II yang akan disampaikan kami tidak pernah lupa menyampaikan. Tetapi kami juga memerlukan pembinaan khusus tentang program genre walaupun setiap bulan kami ada pertemuan di tingakat II (BPP dan KB)”.

(40)

sering karena materi yang dibahas adalah materi yaang khusus seperti tentang kesehatan reproduksi dan penundaan usia perkawinan” .

Penulis juga bertanya kepada pihak sekolah yang baru 2016 membentuk kepengurusan PIK-R dan belum aktif. Dari mana sekolah mengetahui informasi tentang program generasi berencana

Bapak alwi mengatakan pihak sekolah kami mendapatkan informasi dari PLKB di kecamatan dan mereka mengajak untuk membentuk kepengurusan PIK-R dan pernah memberikan pengarahan satu kali memberitahukan. Dan PLKB dengan pihak sekolah akan mengadakan pertemuan lagi setelah lebaran. Beliau mengungkapkan supaya siswa lebih mengerti dan memahami informasi tentang program genre pihak BPP dan KB ataupun PLKB lebih sering memberikan pengarahan kepada kami. apabila ada informasi PLKB kecamatan medan timur yang datang memberikan informasi untuk menghadiri undangan seminar pengenalan PIK-R sebagai wadah program genre di kantor BPP dan KB pada 30 mei 2016 yang lalu.

Untuk informasi dari BPP dan KB tentang program generasi berecana yang diterima para PLKB disetiap kecamatan. Maka akan disampaikan langsunng kepada pihak sekolah. Infomasi akan diterima pengelola PIK-R yang disampaikan PLKB yang datang kesekolah untuk memberikan informasi yang datang dari BPP dan KB. PLKB sebagai perwakilan BPP dan KB di kecamatan untuk menyampaikan informasi kepada setiap sekolah apabila ada kegiatan, seminar, undangan dan pengarahan.

Sumber Fasilitas

(41)

laptop yaitu SMA harapan Mandiri dan SMA Negeri 13. BPP dan KB memberikan fasilitas tersebut karena sekolah tersebut aktif mengikuti dan melakukan kegiatan disekolah seperti mengadakan perlombaan dan mengikuti perlombaan. Fasilitas yang diterima sekolah yang baru membentuk PIK-R sebagai wadah program generasi berenana hanya menerima buku-buku panduan dan baru satu kali mengikuti seminar. Maka saya bertanya sekretaris dan kasubbid kesehatan reproduksi di BPP dan KB kota Medan. apa saja fasilitas yang diberikan BPP dan KB untuk PIK-R di sekolah. hal ini terungkap dari wawancara sebagai berikut :

Ibu Asrah Harahap yang mengatakan “Untuk sumber dana dalam pengelolahan program ini berasal dari pemerintahan daerah dan BKKBN perwakilan sumatera utara. fasilitas yang diberikan adalah buku, majalah, komunikasi informasi (Genre KIT berupa permainan) dan bagi sekolah yang aktif PIK-R mendapatkan laptop dan sering mengikuti perlombaan dan mendapatkan juara. beliau mengatakan untuk dan dan fasilitas saat ini belum memadai dan berusaha untuk lebih menuju yang lebih baik( wawancara tanggal 25 april 2016 ) Hal yang sama ditambahkan Bapak Kisman Lubis (Kasubbid) mengatakan “BPP dan KB memberikan buku-buku ,ada KIE (komunikasi informasi Edukasi) dalam bentuk permainan ular tangga ada juga sekolah yang mendapat bantuan laptop dan proyektor karena sekolah mereka aktif dalam pengelolaan PIK.(wawancara tanggal 27 april dan 2 mei 2016) Jadi kalau untuk fasilitar laptop dan proyektor tidak semua sekolah menerimanya hanya sekolah yang aktif yang menerimanya baru 2 sekolah yang dapat SMA negeri 13 dan SMA Harapan Mandiri Menurut beliau Untuk fasilitas belum memadai karena masih banyak sekolah yang membutuhkan fasilitas seperti buku-buku,laptop, proyektor dan majalah karena dana yang terbatas tetapi kami berusaha untuk lebih baik”.

(42)

keterampilan dan dari pihak sekolah. tetapi ketika pengurus PIK-R mengadakan kegiatan seperti ulang tahun PIK-R siswa membuat ketrampilan dan menjualnya dan meminta pegawai BPP dan KB membeli dan membantu memasarkannya. Sumber fasilitas yang diberikan BPP dan KB pada PIK-R Selain fasilitas berupa perlengkapan seperti buku-buku panduan, majalah horas genre dan laptop. Hal ini terunngkap dalam wawancara sebagai berikut :

Ibu Asrah mengatakan “sepengetahuan saya kalau untuk memberikan dana rutin kepada PIK-R disekolah tidak pernah ada tapi kalau mereka buat proposal dan minta bantuan pernah ada dan kami berikan dan ada uang transportasi kalau pengurus PIK-R mengadakan pelatihan dan seminar orientasi PIK-R di kantor BPP dan KB (wawancara tangal 25 april 2016) Hal ini juga diungkapkan oleh Bapak Kisman Lubis yang mengatakan “dana yang diberikan BPP dan KB dalam bentuk dana bantuan uang jika PIK-R disekolah mengadakan kegiatan dan mereka membuat proposal itupun dana yang kami berikan tidak banyak hanya sekedar membantu para pengurus PIK-R karena dana terbatas. Dana lain berupa uang transportasi jika pihak pengurus PIK-R diundang untuk mengadakan seminar, pertemuan dan pelatiahan untuk pengurus PIK-R mendapatkan uang transportasi jadi tidak ada dana rutin untuk pengurus PIK-R“(wawancara tanggal 27 april dan 2 mei 2016 )

Pertanyaan tentang sumber fasilitas juga ditanyakan kepada BPP dan KB perwakilan di kecamatan (PLKB). Penulis bertanya tentang fasilitas yang di berikan BPP dan KB kepada sekolah yang memiliki PIK Remaja. Apa saja fasilitas yang diberikan BPP dan KB yang disampaikan PLKB pada pihak sekolah terungkap dari wawancara sebagai berikut :

(43)

mengadakan kegiatan tentang generasi berencana ada sekolah yang meminta bantuaan dana, mereka memintanya kekantor BPP dan KB dengan membuat proposal. Sepengetahuan beliau uang yang diberikan tidak lah banyak” (wawancara tanggal 28 april 2016)

Pertanyaan tentang sumber fasilitas juga ditanyakan kepada pihak sekolah. Apa fasilitas yang diberikan BPP dan KB untuk mendukung program generasi berencana melalui wadah PIK-R. Hal ini terungkap dari wawancara sebagai berikut :

Bapak Asnan Situmorang mengatakan “ada sekolah kami diberikan buku-buku laptop dan KIT (komunikasi informasi teknologi) dalam bentuk permainan ular tangga tetapi pengurus PIK-R disekolah kami belum memahami menggunakan untuk itu ingin supaya kami diberikan pengarahan dan dibantu menggunakan genre KIT tersebut. Tetapi kalau untuk laptop tidak semua sekolah yang dapat sekolah kami dapat karena PIK disekolah kami aktif dan sering juara kami. Untuk dana berupa uang tidak ada diberikan tetapi uang transport untuk pengurus PIK-R jika diundang BPP dan KB mengadakan orientasi dan pembinaan. Tapi laptop dipakai untuk keperluan sekolah juga. Apabila kami mengadakan kegiatan dan kami membuat proposal untuk meminta dana kepada BPP dan KB, mereka memberikan walaupun tidak terlalu banyak tetapi cukup mendukung PIK-R disekolah kami ketika mengadakan kegiatan“ (wawancara tanggal 17 dan 18 mei 2016 ) Hal ini juga ditambahkan oleh ibu Listasari simbolon sekolah kami ada diberikan laptop, majalah dan buku buku pendukung PIK-R sebagai wadah program genre. Tetapi menurut beliau buku-buku yang diberikan sebaiknya jangan hanya buku panduan tetapi buku-buku lain yang mendukung pengetahuan pengurus PIK-R dan siswa-siswa di sekolah. Ada juga diberikan Genre KIT (komunikasi informasi teknologi) berupa bentuk permain sebagai media komunikasi informasi edukasi (KIE) seperti ular tangga tetapi pengurus PIK-R masih perlu pengarahan dari pihak BPP dan KB ataupun PLKB untuk membantu mereka dalam menggunakannya. Untuk laptop lebih sering digunakan pihak sekolah Hal yang lain juga ditambahkan oleh Ibu Syarifa Zaiton mengatakan kalau sekolah kami ada dapat buku panduan, genre KIT dan sekolah kami ada dicat tembok dengan tulisan generasi berencana. Sekolah kami aktif tetapi belum mendapatkan laptop karena tidak semua sekolah yang mendapatkan fasilitas seperti itu dan belum tentu juga sekolah lain sama seperti sekolah kami.

(44)

Bapak Alwi P.Lubis mengatakan “sekolah kami PIK-R nya belum aktif tetapi sudah ada kepengurusannya dan baru satu kali mengikuti seminar orientasi PIK-R dan fasilitas yang diberikan buku panduaan PIK-R dan uang trasnsportasi yang diberikan untuk PIK-R. Beliau juga berharap mendapatkan fasilitas lain supaya nantinya PIK-R disekolah kami bisa aktif seperti sekolah lain. Jadi bukan hanya kepengurusannya saja dibentuk tetapi juga bisa aktif.

Dalam wawancara penulis juga menanyakan kepada kasubbag dan kasubbid apakah kendala dalam menjalankan program generasi berencana melalui wadah PIK-R. Apakah kendala dalam melaksanakan program generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah PIK-R.

Ibu Syafrina mengatakan untuk lebih jelas tentang kendalanya saya kurang tahu lebih jelas dengang kasubbid kesehatan reproduksi. Tetapi secara garis besar saya melihat yang sering menjadi kendala adalah dana dan fasilitas yang mendukung berjalanya program. Dana untuk program terbatas ada dari perwakilan BKKBN provinsi dan dari pemerintahan daerah. Hal ini disampaikan oleh Bapak Kisman Lubis yang mengatakan hal yang menjadi kendala adalah dana. Apabila kami mengadakan pertemuan untuk memberikan pengarahan membutuhkan dana miniman makanan ringan dan minuman ringan. Dan fasilitas lain seperti buku-buku juga memerlukan dana. Makanya kami tidak ada jadwal rutin pertemuan karena membutuhkan dana untuk setiap kali pertemuan. Pertemuan yang penting-penting saja seperti untuk sosialisasi, seminar orientasi atau pengenalan dan pembinaan dan pelatihan untuk pengurus PIK-R yaitu konselor dan pendidik sebaya.

(45)

ibu Aswinta mengatakan “kendala kami dana kurang dana ketika mengumpulkan siswa untuk pengarahan atau pertemuan di butuhkan dana minimal masih minim juga buku-buku selain buku panduan, kami PLKB juga membutuhkan pelatihan dan pembinaan supaya kami lebih paham. Kalau untuk berhasil tidaknya PIK-R di setiap sekolah itu di lihat dari kemauan pihak sekolah untuk mendorong siswanya membuat PIK-R dan kemapuan siswa mengelola PIK-R tetapi supaya mereka pandai mengelola PIK-R sangat dibutuhkan pelatihan bagi para pengurus PIK-R. ibu Agnes Tambunan yang mengatakan “kendala kami adalah kami kurang dana ketika pengurus meminta bantuan dana pada kami tidak dan sangat minim padahal pengurus membutuhkan dana untuk melakukan kegiatan walaupun kalau mereka minta dana harus buat proposal dulu itupun dana yang diberikan hanya sekedar saja. Walaupun untuk aktifnya suatu PIK-R bukan hanya dari dana tetapi juga peran serta BPP dan KB yang harusnya rajin mengontrol dan PLKB, pihak sekolah, pengurus PIK-R jadi tidak bisa berdiri sendir harus saling berkesinambungan.

Dalam wawancara tentang kendala dalam melaksanakan program penulis juga bertanya kepada PLKB di kecamatan yang baru membentuk PIK-R Remaja. apa kendala yang anda hadapi dalam melaksanakan program generasi berencana pada remaja sekolah melalui wadah PIK-R

Ibu Jeremidah mengatakan “ada juga kendala dana seperti dalam melakukan sosialisasi diperlukan dana seperti dana yang dikeluarkan seperti fotocopi, minuman. Dan yang paling utama adalah buku-buku panduan karena dikecamatan kami banyak sekolah yang belum aktif tapi sudah memiliki kepengurusan” . Hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Martha Uli bahwa kendala utam dalam pengelolahan program berencana dengan wadah PIK-R adalah kami perlu pembinaan ataupun pelatihan karena kami PLKB yang akan memberikan pengarahan pada remaja disekolah dan pengurus PIK-R.

(46)

Sumber fasilitas lain seperti sumber dana juga mempengaruhi terlaksananya program generasi berencana. Dana diperlukan ketika mengadakan pelatihan dan pembinaan. Tidak adanya pelatihan bagi PLKB dikarenakan dana yang ada tidak mencukupi. Untuk melakukan pelatihankan dibutuhkan waktu dan tempat 2-3 hari tetapi BPP dan KB kekurangan dana. Maka pelatihan, pembinaan dan seminar dilakukan satu kali dalam satu tahun untuk pengurus PIK-R. Hal tersebut terungkap dari hasil wawancara sebagai berikut :

Bapak Kisman (Kasubbid Kespro) mengatakan kami ada dana tapi masih kurang makanya pelatihan untuk PLKB tidak ada. Jadi PLKB dapat ilmu dari hasil rapat dan seminar di BPP dan KB. dana kami dulukan untuk pelatihan,seminar dan sosialiasi” hal tersebut dikatakan oleh ibu Nurmata (staf kespro) untuk dana lebih kepada untuk sosialisasi, dibagian ini masih kurang dana makanya belum ada pelatihan untu PLKB.

Disposisi/Sikap

Untuk mengetahui sikap pelaksana program maka penulis bertanya ke pada Kasubbag kesehatan reproduksi tentang. Apakah ada jadwal rutin yang dibuat untuk mengadakan pertemuan ataupun memberikan pengarahan dengan para pengurus PIK-R ataupun PLKB ?

(47)

Untuk mengetahui sikap PLKB tentang program ini penulis menanyakan kepada kordinator PLKB dan PLKB tentang apa kah ada jadwal rutin melalukan pengarahan. Apakah ada jadwal yang dibuat untuk memberikan pengarahan kepada pengurus PIK-R ?

Ibu Aswinta mengatakan tidak ada jadwal rutin kami untuk memberikan pengarahan kepada PIK-R. Apabila kami memberikan pengarahan bersamaan jika ada surat ataupun titipan Tingkat II kepada PIK-R pada saat itu lah kami memberikan pengarahan. Seharusnya memang perlu ada jadwal rutin karena kami sendiripun buat laporan 3 bulan sekali tentang keadaan PIK-R. Kalaupun tidak ada jadwal tapi untuuk menelepon untuk mengetahui. Jadi tidak ada jadwal rutin untuk tahu perkembangan PIK-R di sekolah itu inisiatif PLKB untuk mendatangi ataupun menelepon pembina ataupun pengurus PIK-R. Hal yang sama juga disampaikan oleh Ibu Nurjanah yang mengatakan tidak ada jadwal rutin kami untuk datang kesekolah memberikan pengarahan tetapi jika ada urusan mengantarkan undangan seminar ataupun pelatihan pada saat itu juga kami meminta waktu untuk memberikan pengarahan kepada siswa-siswa ataupun PIK-R.

Untuk melihat sikap para pelaksana program peneliti juga memwancarai pihak sekolah yaitu ibu Lista sari pembina PIK-R di sekolah harapan Mandiri dan SMA Negeri 13. Apakah ada jadwal rutin yang dibuat dengan PLKB untuk memberakan pengarahan ?

(48)

4.2.2.3Struktur Birokrasi

Struktur birokrasi menjelaskan susunan tugas dan para pelaksan kebijakan, memecahkan dalam rincian tugas serta menetapkan. Dalam struktur birokrasi Program genre dari BkkbN pusat lalu diberikan pada kami tingkat II (BPP dan KB) kota medan untuk diberikan kepada kecamatan yaitu petugas lapangan (PLKB) yang memberikan informasi kepada sekolah sekolah untuk membentuk pusat informasi konseling remaja sebagai wadah dari program generasi berencana ataupun membantu memberikan pengarahan cara pembentukan PIK-Remaja selain dari seminar, orientasi yang dibuat BKKBN ataupun BPP dan KB. Dalam wawancara penulis juga menanyakan kepada Kasubbag program dan kasubbid kesehatan reproduksi. Bagaimana struktur atau pembagian kerja hingga program ini bisa samapai pada remaja sekolah

Bapak Kisman Lubis mengatakan “Program ini dari BkkbN pusat lalu diberikan pada kami tingkat II (BPP dan KB) pada (PLKB)”(wawancara tanggal 26 pukul 10:00 wib)hal yang sama juga disampaikan oleh ibu Syafrina “Kami melakukan tugas dan memberikan pengarahan tentang Genre melalui wadah PIK-R disekolah kami mengikuti pengarahan dari BKKBN.(wawancara tanggal 26 mei pukul 14:00)

(49)

Ibu Nurjanah mengatakan “kami di kecamatan ikut aturan dari tingkat II dalam untuk sampaikan pengarahan kalau di suruh untuk memberikan pengarahan kami lakukan karena nantinya adanya laporan kami setiap bulan tentang keadaan BPP dan KB di kecamatan misalnya laporan tentang sekolah mana saja yang sudah ada kepengurusan PIK-R nya di kecamatan medan barat walaupun PIK-Remaja belum aktif” . (pada tanggal 28 mei 2016 pukul 11:30) Hal ini juga menambahkan ibu Agnes Tambunan “ Informasi yang kami sampaikan pada pihak sekolah berasal dari tingkat II (BPP dan KB kota Medan untuk kami teruskan pemberitahuannya pihak sekolah karena setiap bulan nya kami selalu ada pertemuan di tingkat II untuk Laporan bulan jadi kalaupun ada surat untuk sekolah selalu dulu melalui PLKB

4.2.2.4Pengetahuan pengurus dan siswa tentang Program Generasi Berencana Melalui Wadah Pusat Informasi Konseling Remaja

(PIK-R)

Pengetahuan pengurus PIK-R dan siswa juga dapat dilihat dari sosialisasi dan pelatihan. Bagi sekolah yang sudah membentuk PIK-R tahun 2012 sudah memiliki waktu rutin untuk mengadakan pertemuan sesama pengurus PIK-R tetapi pengurus PIK-R sosialiasi untuk datang ke kelas selama masa kepengurusan baru satu kali datang ke dalam kelas tentang menyampaikan tentang materi genre. Tetapi penyampaian sosialisasi genre masih ada kendala dalam waktu dan ruang. kendala waktu penyampaian program genre ketika pulang sekolah disampaikan banyak siswa yang ingin pula untuk mengikuti pelajaran tambahan melalui bimbingan belajar tetapi jika disosialisasikan ketika sedang melakukan proses mengajar mereka prostes apabilla ada yang akan menyampaikan materi genre kedalam kelas. Apabila ada siswa yang ingin mengetahui tentang genre dan konsultasi dapat bertemu dengan pengurus PIK-R yang ada disekolah.

(50)

Syarif Hidatullah (pengurus PIK-R SMA negeri 13) mengatakan Awal sejak tahun 2012 adanya PIK-R sebagai wadah genre di sekolah kami. Saya menjadi pengurus tahun 2015 sampai 2016. Kami mengadakan pertemuan sesama pengurus PIK-R setiap hari rabu tetapi untuk datang ke kelas selama masa kepengurusan baru satu kali datang ke dalam kelas tentang menyampaikan tentang materi genre itu pun didamping oleh PIK-M syahadah. Tetapi kakak kelas kami juga dulu pernah datang kekelas menyampaikan materi genre kedalam kelas. Apabila ada teman-teman yang ingin mengetahui tentang GenRe dan konsultasi dapat bertemu dengan pengurus PIK-R yang ada disekolah. Hal yang sama juga disampaikan oleh Bagas Perdana (Pengurus PIK-R SMA Harapan Mandiri ) pada akhir tahun 2012 adanya genre disekolah kami. Saya kepengurusan periode 2015- 2016. Yang boleh ikut dalam kepengurusan adalah siswa yang duduk di kelas 1 dan 2 SMA saja. Untuk kelas 3 SMA tidak diperbolehkan karena akan menghadapi ujian nasional. Untuk sosialisasi dalam kelas masih jarang kami lakukan karena susah meminta izin kepada guru apabila ada materi disampaikan. Tidak bisa dilakukan ketika pulang sekolah karena sekolah kami ada masuk pagi dan masuk siang. Tetapi jika ada tema-teman kami yang ingin mengetahuinya mereka dapat datang keruang osis karena ruangan kami satu dengan osis untuk konsultasi ataupun bertemu dengan pembina PIK-R .

Siswa yang tidak menjadi pengurus PIK-R juga diwawancarai. Apakah anda mengetahui tentang program genre ?

Facri mengatakan ia mengetahui program GenRe hanya slogan nya saja tentang menjauhi narkoba tidak melakukan seks bebas dan baru satu kali pengurus PIK-R menyampaikan materi GenRe yang berkaitan menjahui narkoba. meraka memberikan peyuluhan di tengah pelajaran berlangsung. kalau untuk permainan Genre KIT belum pernah diberitahukan kepada kami. Hal yang sama juga disampaikan oleh Novantry saya tahu tetapi hanya sedikit karena baru satu kali datang dalam kelas untuk sosialisasi. Belum ada jadwal khusus yang dibuat pengurus PIK-R.

3.Wawancara juga dilakukan kepada siswa di sekolah . pertanyaan apa mengetahui program generasi berencana melalui wadah PIK-R :

(51)

jadwal masuk pagi dan siang. Sekolah kami pernah membuat kegiatan lomba puisi dalam rangka ulang tahun PIK-R disekolah kami. Hal yang sama juga disampaikan oleh Nurhabibah (siswa kelas IPA) dapat sosialisasi baru satu kali itu adanya pengurus PIK-R dengan PIK-M syahada tetapi untuk PIK-R kami belum pernah, tetapi mereka menginformasikan apabila ingin lebih tahu PIK-R dan kosultasi dipersilakan untuk bertemu dengan Pembina atau pengurus PIK-R. Novantry mengatakan (pengurus PIK-R) “kalau untuk kejelasan informasi yang diberikan oleh BPP dan KB sudah jelas kalau pun ada kegiatan yang berkaitan dengan PIK-Remaja PLKB datang untuk menyampaikan pesan dan melakukan pengarahan. Kalau untuk konsisten berjalan PIK Remaja itu berdasarkan niat dan kemauan sekolah sekolah masing-masing untuk mengelola kalaupun ada ketidakjelasan informasi kita bisa tanyakan pada PLKB ataupun BPP dan KB kota Medan. tetapi kami belum memiliki jadwal bertemu rutin dengan PLKB karena kami pengurus juga membutuhkan diskusi dan pengarahan dari PLKB karena kalau ke kantor BPP dan KB kan kami jauh. Hal yang sama juga disampaikan oleh syarif (pengurus PIK-R) mengatakan kami masih perlu bimbingan para pegawai BKKBN ataupun BPP dan KB tapi kami belum ada jadwal rutin untuk pertemuan dengan beliau.

Pertanyaan tentang sosialiasi program genre juga ditanyakan kepada pengurus PIK-R. siapa yang memberikan sosialisasi ke sekolah

Bagus Perdana (Ketua PIK-R di SMA Harapan Mandiri) Menurut informasi yang saya ketahui dari pembina PIK-R kami sekolah kami ikut PIK-R pada tahun 2012, dulu namanya PIK-KRR. Tetapi tahun 2014 genre mulai diajarkan dalam PIK-R disekolah. Yang pernah datang ke sekolah kami menyampaikan adalah ibu perwakilan BPP dan KB di kecamatan. Kami tidak ada jadwal pengarahan untuk kami secara rutin tetapi ibu PLKB itu selalu memberikan informasi ketika mereka ada urusan untuk menyampaikan informasi dari tingkat II kepada kami. Misalnya pada saat sekolah kami diundang tingkat II untuk meramaikan acara yang hari keluarga berencana sekolah kami diminta untuk mengisi acara dengan menampilkan slogan genre. Kalau untuk pertemuan rutin yang membantu mengarahkan PIK-R kami tidak ada datang tetapi 3 bulan sekali mereka pasti ada datang untuk menyampaikan informasi. Untuk kepengurusan PIK-R kami selalu kami disuruh membuat surat keterangan yang baru untuk kepengurusan yang baru dari pihak sekolah. Hal yang sama juga oleh Novantry Kami tidak ada jadwal pengarahan untuk kami secara rutin tetapi ibu PLKB itu selalu memberikan informasi ketika mereka ada urusan untuk menyampaikan informasi dari tingkat II kepada kami dengan PLKB juga tidak ada jadwal pembinaan.

(52)

Bagas mengatakan “Sekolah kami pernah mengadakan acara ulang tahun PIK-R kami kami pada tahun 2015. PIK-R kami mengadakan lomba puisi yang mengundang sekolah-sekolah di kota medan untuk mengikuti lomba puisi yang berkaitan dengan generasi berencana” hal yang sama juga disampaikan henny sekolah ada buat kegiatan dan baru sekolah kami yang merayakan ulang tahun Pik-R dengan meriah di medan.

2. Apakah pengurus PIK-R rutin mengadakan penyuluhan pada teman-teman. Hal ini terungkap dari wawancara sebagai berikut :

Bagas mengatakan Untuk jadwal rutin datang kelas-kelas memberikan sosialisasi/penyuluhan ataupun pengarahan program genre masih dilakukan 2 kali oleh PIK-R kami dalam 1 tahun ini. Kami pengurus terhalang oleh waktu untuk memberikan pengarahan tentang genre karena ruangan kelas dan waktu yang sedikit. Hal ini di karenakan sekolah kami ada jadwal masuk sekolah pagi dan siang. Ketika pulang sekolah pun memberikan pengarahan tidak bisa dikarekan ruangkan kelas akan dipakai untuk siswa yangakan belajar di jam masuk siang. Pernah juga sekali kami meminta izin kepada guru untuk meluangkan sedikit waktu mengajarkan dan meminta izin agar kami dapat bebrapa menit memberikan pengarahan. Hal yang sama juga disampaikan oleh Facri kami terhalang masalah waktu dan ruang kelas untuk digunakan.

(53)

Ada kendala dana tetapi pengurus PIK berusaha membuat keterampilan dan kendala kami adalah masalah ruangan dan waktu untuk penyuluhan kepada teman-teman kami. Untuk mengadakan acara ataupun kegiatan seperti lomba puisi sekolah kami mencari dana dari membuat sabun, membuat bunga, dan sebagian dana yang diberikan sekolah untuk dana yang diberikan oleh BPP dan KB hanya sedikit sekitar Rp.400.000 itu pun kami harus membuat proposal terlebih dahulu. Dana rutin yang diberikan BPP dan KB untuk mengelola PIK-R sebagai wadah genre tidak ada.

Pengurus PIK-R juga memiliki kendala seperti ruangan. Ruang PIK-R yang dipakai masih satu dengan ruangan osis hal ini juga yang membuat sungkan teman yang ingin konsultasi ke pada pengurus PIK. Untuk laptop dipegang pihak sekolah padahal penting laptop untuk mencari informasi baru tentang topik genre. Kendala lain yang dihadapi pengurus PIK-R adalah belum ada jadwal pengarahan untuk kami secara rutin tetapi ibu PLKB itu selalu memberikan informasi ketika mereka ada urusan untuk menyampaikan informasi dari tingkat II kepada kami dengan PLKB juga tidak ada jadwal pembinaan.

Pengurus PIK-R mencari dana sendiri dan dengan batuan dari sekolah. hal ini terungkap dari wawancara:

Apakah ada kendala dalam pengelolahan PIK-R di sekolah. hal ini terungkap dari wawancara sebagai berikut:

(54)

konsultasi ke pada pengurus PIK. Sebenarnya laptop pun dipegang pihak sekolah jadi. Kami nya sangat jarang karena dipegang pihak sekolah. sebenarnya penting laptop untuk mencari informasi baru tentang topik genre. Apabila ada teman-teman kami yang ingin berkonsultasi bisa kepada konselor dan pendidik sebaya kami tidak membantu mengambil keputusan tetapi kami membantu nya untuk memberikan solusi dan cara yang tidak menyingung pihak mana pun tetapi kami lebih banyak dibantu oleh ibu lista pembina PIK-R kami.

Dalam wawancara dengan infroman penulis juga bertamya kepada pengurus PIK- R dan siswa di sekolah tentang siapa yang memberikan informasi Program genre melalui wadah PIK-R kepada pengurus PIK-R di sekolah

(55)

4.3 Pembahasan

4.3.1 Implementasi Program Generasi Berencana Pada Remaja sekolah Melalui Wadah Pusat Informasi Konseling Di Kota Medan

(56)

Pemerintah (BkkbN) telah melaksanakan dan mengembangkan program KRR yang merupakan salah satu program pokok pembangunan nasional yang tercantum dalamRencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM 2004-2009) yang disahkan melalui Peraturan Presiden Nomor 7 tahun 2005. Sejak pelaksanaan pembangunan Kependudukan dan Keluarga Berencana dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010 – 2014, program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) telah kita sepakati untuk dikembangkan menjadi program generasi berencana (GenRe) dalam rangka penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja Melalui pusat informasi konseling remaja (PIK-R). Bahwa sesuai dengan surat kepala BkkbN pusat No.2537/I/RC.101/E.2/2009 tanggal 28 Desember 2009 telah ditetapkan perubahan nama Pusat Informasi dan konseling kesehatan reproduksi Remaja (PIK-KRR) menjadi pusat informasi konseling remaja (PIK-Remaja/PIK-mahasiswa).

Pada awalnya program penyiapan keluarga bagi para remaja melalui Pusat informasi konseling remaja kesehatan reproduksi dengan pembelajaranya hanya tentang kesehatan reproduksi. sejak tahun 2012 program generasi berencana melalui wadah PIK-R (pusat informasi konseling remaja) tidak hanya mempelajari tenatang kesehatan reproduksi bagi Remaja tetapi pembelajaran sudah ada tentang penundaan usia seks bebas, narkoba, HIV-Aids dan keterampilan untuk remaja.

(57)

Pusat informasi konseling remaja yang ada di masyarakat tidak berjalan dengan baik.

Program generasi berencana melalui wadah pusat informasi konseling remaja (PIK-R) ada pada tahun 2012 di kota Medan berbasisis masyarakat dan sekolah. PIK-R remaja bebasis masyarakat didalamnya pemuda-pemuda desa atau kelurahan yang berperan. Tetapi tidak berjalan karena kesibukan para pengurus. BPP dan KB memfokuskan PIK Remaja berbasis sekolah karena remaja sekolah dapat diarahkan disekolah dengan pantauan guru dan pengurus disekolah serta remaja sekolah juga lebih banyak berada disekolah setiap harinya. Untuk Materi didalam pusat informasi konseling yang diberikan kepada remaja adalah mengenai penundaan usia pernikaha, tidak melakukan seks bebas, tidak menggunakan narkoba.

4.3.1.1 Komunikasi Dalam Implementasi Program Generasi Berencana Melalui Wadah Pusat Informasi Konseling Remaja

Faktor komunikasi memegang peran penting dalam implementasi sebuah program sebagaimana halnya dalam implementasi program generasi berencacana. Persyaratan awal bagi implementasi sebuah kebijakan yang efektif adalah bahwa implementor yang melaksanakan keputusan dari sebuah kebijakan perlu mengetahui dan memahami benar apa yang harus dilakukan. Keputusan kebijakan yang akan dilaksanakan harus didasarkan atas komunikasi yang akurat dan harus dimengerti dengan cermat oleh para pelaksana.

Gambar

Tabel Data 4.1 Data Informan BPP dan KB
Tabel 4.2 Data Informan di Sekolah
Tabel 4.4 Pelaksanaan Pogram GenRe Pada Remaja Sekolah Melalui PIK-R
Tabel 4.5 Data Aspek Aspek Implementasi Program Generasi Berencana
+2

Referensi

Dokumen terkait

Wanita berusia 27 tahun datang dengan keluhan mata merah dan terasa mengganjal di kedua matanya sejak 5 hari yang lalu.. Matanya juga mengeluarkan sekret berwarna

Kedua, dalam mengkaji variabel-variabel yang mempengaruhi kinerja dimana melalui pengujian hipotesis yang dilakukan, ditemukan bahwa variabel jarak kekuasaan (X1),

Model trimming adalah model yang digunakan untuk memperbaiki suatu model struktur analisis jalur dengan cara mengeluarkan dari model variabel eksogen yang

Akuntabilitas dana kampanye dan keuangan parpol sebagai wujud pertanggungjawaban parpol kepada publik sangat urgen dilakukan untuk mewujudkan pemilu yang lebih baik

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini juga menggunakan instrumen yang disusun oleh Scaufeli dan Bakker (2010) yaitu Utrecht Work Engagement Scale (UWES) dengan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara pelatihan dengan kinerja perawat di RS Islam Faisal Makassar Pelatihan dilihat dari kesempatan

Perlakuan dosis pupuk kandang sapi tidak berpengaruh tinggi tanaman, jumlah daun per tanaman, umur keluar malai, umur keluar rambut tongkol, umur panen, diameter tongkol

Berdasarkan temuan dari hasil penelitian disimpulkan bahwa terdapat beberapa problematika yang dihadapi pesantren di Kota Seberang Jambi yaitu kurangnya tenaga