• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG MEREK

NO.699K/PDT.SUS/2009)

D. Penghapusan dan Pembatalan Merek 1.Penghapusan Merek

Penghapusan pendaftaran merek diatur dalam Pasal 61 sampai dengan Pasal 67 UUM No. 15 Tahun 2001. Pada Pasal 61 ayat (1) diatur bahwa terdapat dua cara untuk penghapusan pendaftaran suatu merek, yaitu:

a. Atas prakarsa Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual

b. Atas prakarsa sendiri, yaitu berdasarkan permohonan pemilik merek yang

bersangkutan.

Penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa sendiri oleh pemilik merek atau kuasanya baik sebagian atau seluruh jenis barang dan/atau jasa, undang-undang tidak menentukan persyaratannya. Nantinya permohonan pembatalan ini diajukan kepada Direktorat Jenderal dan penghapusan merek tersebut dicatat dalam Daftar Umum Merek dan diumumkan dalam Berita Resmi Merek.

Sedangkan penghapusan pendaftaran merek atas Prakarsa Direktorat Jenderal dapat dilakukan jika memenuhi hal-hal sebagaimana yang diatur dalam Pasal 61 ayat (2) dan (3), yaitu:

a. Merek tidak digunakan (nonuse) selama tiga tahun berturut-turut dalam

terakhir,71 kecuali apabila ada alasan yang dapat diterima oleh Direktorat Jenderal, yaitu:

1) Larangan impor;

2) Larangan yang berkaitan dengan izin bagi peredaran barang yang

menggunakan merek yang bersangkutan atau keputusan dari pihak yang berwenang yang bersifat sementara;

3) Larangan serupa lainnya yang ditetapkan dengan peraturan pemerintah

b. Merek digunakan untuk jenis barang dan/atau jasa yang tidak sesuai dengan

jenis barang atau jasa yang dimohonkan pendaftaran, termasuk pemakaian merek yang tidak sesuai dengan merek didaftar.

Sebagaimana yang diatur dalam Pasal 61 UUM No. 15 Tahun 2001, penghapusan pendaftaran merek berdasarkan prakarsa Direktorat Jenderal dapat pula diajukan oleh pihak ketiga. Pengajuan permintaan tersebut dilakukan dengan

gugatan melalui Pengadilan Jakarta Pusat atau Pengadilan Niaga.72 Terhadap

putusan Pengadilan Negeri tersebut tidak dapat diajukan permohonan banding. Apabila gugatan penghapusan pendaftaran merek tersebut diterima dan telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap maka Direktorat Jenderal Hak Kekayaan

Intelektual akan melaksanakan penghapusan merek yang bersangkutan.73

Penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa Direktorat Jenderal tersebut dapat dilakukan seluruhnya atau sebagian jenis barang atau jasa yang termasuk dalam satu kelas. Permintaan itu kemudian diajukan ke Direktorat Jenderal Hak

71

Pemakaian terakhir adalah penggunaan merek tersebut pada produksi barang atau jasa yang diperdagangkan. Saat pemakaian terakhir tersebut dihitung dari tanggal terakhir pemakaian sekalipun setelah itu barang yang bersangkutan masih beredar di masyarakat.

72

OK. Saidin, Op. Cit., hlm. 393.

73

Kekayaan Intelektual untuk kemudian dicatat dalam Daftar Umum Merek dan

diumumkan dalam Berita Resmi Merek.74

Untuk semua penghapusan pendaftaran merek, dilakukan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual dengan mencoret merek yang bersangkutan dari Daftar Umum Merek, untuk itu harus pula diberikan catatan tentang alasan dan tanggal penghapusan tersebut. Untuk selanjutnya diberitahukan secara tertulis kepada pemilik merek atau kuasanya, dengan menyebutkan alasannya dan disertai dengan penegasan bahwa sejak tanggal pencoretan dari Daftar Umum Merek

maka Sertifikat Merek yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku lagi.75

Penghapusan merek sebagaimana disebutkan di atas kemungkinan akan merugikan pemilik merek. Oleh karena itu, masih disediakan kesempatan bagi pemilik merek yang dihapus untuk mengajukan keberatan atas penghapusan merek tersebut. keberatan terhadap keputusan penghapusan pendaftaran merek atas prakarsa Direktorat Jenderal tersebut dapat diajukan kepada Pengadilan Niaga.

2. Pembatalan Merek

Mengenai pembatalan merek, Pasal 68 ayat (1) UUM No. 15 Tahun 2001 menyebutkan alasan-alasan tentang pengajuan pembatalan merek. Alasan-alasan itu ditentukan dalam Pasal 4, Pasal 5, dan Pasal 6 UUM No. 15 Tahun 2001, yang menyangkut syarat-syarat material suatu merek. Dalam hal ini menurut UUM 2001 tersebut gugatan pembatalan dapat dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan kecuali pemilik merek yang tidak terdaftar atau yang telah pernah

74

Ibid. hlm. 394.

75

mengajukan pandangan atau keberatan tersebut namun tidak diterima. Pemilik merek yang tidak terdaftar dapat mengajukan gugatan tersebut setelah mengajukan permohonan kepada Direktorat Jenderal. Gugatan pembatalan tersebut diajukan kepada Pengadilan Niaga. Dalam hal Penggugat atau Tergugat bertempat tinggal di luar wilayah Negara Republik Indoonesia, gugatan diajukan

kepada Pengadilan Niaga di Jakarta.76

Keharusan mengajukan pendaftaran merek kepada Direktorat Jenderal sebelum mengajukan gugatan ke Pengadilan Niaga karena pendaftaran merek di Indonesia menganut sistem konstitutif sehingga apabila pihak tergugat dikalahkan, permohonan pendaftaran merek tersebut harus didaftarkan. Oleh

karena itu, jika tidak didaftarkan, pemilik merek tersebut tidak dilindungi.77

Gugatan pembatalan pendaftaran merek hanya dapat diajukan dalam jangka waktu lima tahun sejak tanggal pendaftaran merek. Gugatan pembatalan merek dapat diajukan tanpa batas waktu apabila merek yang bersangkutan

bertentangan dengan moralitas, agama, kesusilaan, atau ketertiban umum.78 Hal

ini menunjukkan bahwa yang tidak dibatasi waktu pengajuan gugatan pembatalannya hanya gugatan pembatalan yang tergolong merek yang seharusnya

“tidak dapat didaftar” tetapi tetap didaftarkan, bukan merek yang seharusnya

“ditolak” tetapi tetap didaftarkan karena merek yang bertentangan dengan

moralitas agama, kesusilaan, atau ketertiban umum adalah merek yang “tidak

dapat didaftar”.79

76

Ibid, hlm. 395.

77

Ahmadi Miru, Op. Cit., hlm. 85.

78

OK. Saidin, Op.Cit, hlm. 395.

79

Terhadap putusan Pengadilan Niaga yang memutuskan gugatan pembatalan hanya dapat diajukan kasasi. Isi putusan badan peradilan itu segera disampaikan oleh panitera yang bersangkutan kepada Direktorat Jenderal setelah tanggal putusan diucapkan. Direktorat Jenderal melaksanakan pembatalan pendaftaran merek yang bersangkutan dari Daftar Umum Merek dan mengumumkannya dalam Berita Resmi Merek setelah putusan badan peradilan

diterima dan mempunyai kekuatan hukum tetap.80

Pembatalan pendaftaran merek dilakukan oleh Direktorat Jenderal dengan mencoret merek yang bersangkutan dari Daftar Umum Merek dengan memberi catatan tentang alasan dan tanggal pembatalan tersebut. Pembatalan pendaftaran itu diberitahukan secara tertulis kepada pemilik merek atau kuasanya dengan menyebutkan alasan pembatalan dan penegasan bahwa sejak tanggal pencoretan dari Daftar Umum Merek, Sertifikat Merek yang bersangkutan dinyatakan tidak berlaku lagi. Pencoretan pendaftaran suatu merek dari Daftar Umum Merek diumumkan dalam Berita Resmi Merek. Pembatalan dan pencoretan pendaftaran merek mengakibatkan berakhirnya perlindungan hukum atas merek yang

bersangkutan.81