• Tidak ada hasil yang ditemukan

JAWA BARAT

4) Mengembangkan dan Mendiseminasikan Teknologi Mekanisasi Pertanian BPT Mekanisasi Pertanian memiliki wewenang dalam pengembangan

6.3. Pengolahan Vertikal

6.3.1 Pengolahan Vertikal Elemen Aktor

Hasil pengolahan vertikal menunjukan bahwa aktor yang paling berpengaruh dalam pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat adalah sumberdaya balai dengan bobot sebesar 0.436. Hal ini karena sumberdaya balai merupakan aktor utama yang memiliki kewenangan dan tanggung jawab atas teknologi pertanian di Jawa Barat. Aktor sumberdaya balai merupakan pihak yang selanjutnya akan menyalurkan pengetahuannya kepada petani, bengkel, dan juga UPJA. Selain itu sumberdaya balai juga merupakan aktor pembuat perencanaan kegiatan dalam bidang teknologi pertanian di Jawa Barat. Aktor selanjutnya yang memiliki prioritas kedua dengan bobot sebesar 0.231 adalah aktor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat sebagai pihak pengambil kebijakan dalam bidang pertanian di Jawa Barat memiliki kewenangan atas BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Sebagai lembaga yang dalam hirarkinya berada di atas BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat memiliki kewenangan dalam pengesahan Peraturan Daerah, penempatan sumberdaya manusia di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dan juga penentuan anggaran bagi balai. Sementara itu BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sebagai lembaga

91

yang berada di bawah Dinas Provinsi Jawa Barat berkewajiban untuk menjalankan seluruh tugas pokok dan fungsi yang telah diperintahkan.

Tabel 25. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Aktor Pengembangan Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat

Aktor Bobot Prioritas

Sumberdaya Balai 0.436 1

Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat 0.231 2

UPJA dan Bengkel 0.199 3

Petani 0.135 4

Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) dan bengkel merupakan aktor yang menjadi prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0.199. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan (UPJA) merupakan lembaga yang didirikan untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian. UPJA merupakan salah satu strategi pengembangan alsintan Departemen Pertanian Republik Indonesia dalam rangka pemanfaatan inovasi dan teknologi mekanisasi pertanian dengan menumbuhkembangkan sistem kelembagaan.

Bengkel alat dan mesin pertanian yang bekerjasama dengan BPT Mekanisasi Pertanian dapat berupa unit usaha dari UPJA ataupun bengkel yang berdiri sendiri dan telah diberikan pelatihan oleh balai. Sebagai lembaga pemasaran dari alat dan mesin pertanian yang dirancang oleh BPT Mekanisasi Pertanian UPJA dan bengkel memiliki pengaruh yang cukup besar dalam pengembangan Balai Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Sebagai lembaga yang langsung berinteraksi dengan petani sebagai pengguna alat mesin pertanian yang dihasilkan oleh balai maka pengembangan dari UPJA dan bengkel akan berdampak pada pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Aktor selanjutnya yang berpengaruh terhadap pengembangan balai adalah petani dengan bobot sebesar 0.135. Sebagai tujuan utama dari hasil alsintan yang dirancang oleh BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat petani merupakan aktor yang memiliki pengaruh cukup besar dalam pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Apabila pengetahuan petani tentang alsintan dan BPT Mekanisasi Pertanian semakin meningkat maka kebutuhan petani akan alsintan akan semakin tinggi dan tingkat kebutuhan petani akan balai pun akan semakin tinggi.

92 6.3.2. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan

Hasil pengolahan vertikal pada pada tingkat empat ini bertujuan untuk mengetahui prioritas menyeluruh bagi setiap tujuan terhadap aktor yang berpengaruh terhadap pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat. Hasil dari pengolahan vertikal ini disajikan pada Tabel 26.

Tabel 26. Hasil Pengolahan Vertikal Elemen Tujuan pada Pengembangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat

Aktor Tujuan Bobot Prioritas

Sumberdaya Balai Peningkatan Kualitas SDM Balai 0.28 1 Peningkatan Sarana dan Prasarana Balai 0.152 2 Dinas Pertanian

Tanaman Pangan Provinsi Jawa Barat

Perda Pengujian Alsintan 0.077 1 Penempatan SDM yang Kompeten 0.072 2

Peningkatan Anggaran 0.066 3

UPJA dan Bengkel Pengembangan UPJA 0.131 1

Pengembangan Bengkel 0.078 2

Petani Peningkatan Pemahaman Petani Tentang

Alsintan 0.094 1

Inventarisasi Kebutuhan Petani 0.052 2

Pada aktor sumberdaya balai peningkatan kualitas sumberdaya manusia balai menjadi prioritas utama dengan bobot sebesar 0.28. Hal ini karena peningkatan kualitas dari sumberdaya balai sebagai penggerak kegiatan di balai dan penyalur pengetahuan terhadap petani harus terlebih dahulu ditingkatkan sebelum disalurkannya pengetahuan tersebut kepada petani. Selain itu dengan baiknya kualitas sumberdaya manusia balai maka penggunaan alat dan mesin yang ada sebagai sarana dan prasarana balai dapat dipergunakan secara maksimal. Selanjutnya peningkatan sarana dan prasarana balai berada pada prioritas kedua dengan bobot sebesar 0.152. Sarana dan prasarana balai sebagai fasilitas yang dapat memudahkan para pegawai maupun pengguna jasa balai menempati posisi kedua dengan bobot sebesar 0.152.

Tujuan Peraturan Daerah tentang pengujian alsintan sebagai prioritas utama pada aktor Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat dengan bobot sebesar 0.077. Peraturan Daerah tentang pengujian alsintan di Jawa Barat yang difokuskan di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat sangat diperlukan oleh balai agar

93

memiliki landasan hukum sebagai lembaga pengujian alsintan yang resmi dan berada di bawah Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat. Selain itu diharapkan apabila BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat telah memiliki Perda pengujian alsintan di Jawa Barat maka seluruh alsintan yang ada di Jawa Barat melaksanakan pengujian di balai sehingga BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat semakin berkembang dan semakin dikenal oleh para pihak yang berhubungan dengan teknologi pertanian.

Tujuan selanjutnya adalah penempatan SDM yang kompeten di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dengan bobot sebesar 0.072. Hal ini karena Dinas Pertanian Tanaman Pangan memiliki wewenang untuk menempatkan pegawai di BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat, dengan semakin baiknya kualitas sumberdaya manusia balai maka pengembangan balain akan semakin mudah dilaksanakan. Peningkatan anggaran berada dalam prioritas ketiga dengan bobot sebesar 0.066.

Pada aktor UPJA dan bengkel pengembangan UPJA memiliki prioritas yang lebih tinggi dibandingkan bengkel dengan bobot sebesar 0.131 sedangkan pengembangan bengkel memiliki bobot sebesar 0.078. Pengembangan UPJA sangat diperlukan pada saat ini. Usaha Pelayanan Jasa Alsintan merupakan lembaga yang memiliki prinsip tepat waktu sesuai pesanan, harga sewa alsintan relatif murah, mutu pelayanan yang memuaskan, Alsintan selalu tersedia cukup dan berkesinambungan, serta penampilan Manajer dan Operator yang baik. Lembaga ini diharapkan dapat meningkatkan ketertarikan petani untuk menggunakan teknologi pertanian sehingga produktivitas pertanian di Jawa Barat semakin meningkat. Selain itu dengan adanya yang harga jasanya relatif lebih murah dibandingkan dengan usaha jasa alsintan lainnya diharapkan dapat mengurangi biaya petani dan meningkatkan pendapatan petani.

Peningkatan pemahaman petani tentang alsintan merupakan tujuan dengan prioritas utama pada aktor petani dengan bobot sebesar 0.094. Pemahaman petani tentang pentingnya alsintan dalam pelaksanaan usaha pertaniannya sangat perlu dilaksanakan karena dengan semakin meningkatnya pemahaman petani tentang pentingnya alsintan maka penggunaan alsintan oleh petani akan semakin meningkat pula, hal ini karena petani merasa bahwa alsintan merupakan salah satu

94

kebutuhan penting dalam pertaniannya seperti pupuk. Selanjutnya inventarisasi kebutuhan petani memiliki bobot sebesar 0.052. Inventarisasi kebutuhan petani sangat diperlukan agar alsintan rancangan BPT Mekanisasi Pertanian Jawa Barat dapat meningkatkan produktivitas petani dan membantu petani menyelesaikan masalah pertanian dalam bidang alsintan yang pada saat ini masih mahal dan sulit dijangkau oleh petani.