• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengoperasian Kamera TV

Dalam dokumen smk11 TeknikPenyiaranDanProduksiProgram Sri (Halaman 98-117)

MANAGER STASIUN

K. Produksi Program TV

4. Pengoperasian Kamera TV

Sebel um menget ahui pengoperasian kamera TV/ Video seorang kamerawan sebaiknya memahami t erl ebih dahul u penget ahuan t ent ang Fot ograf i, karena penget ahuan f ot ograf i sangat t erkait dengan penget ahuan kamera video; Sehingga seorang f ot ograf er akan l ebih mudah dan cepat bel aj ar menj adi

seorang kamerawan TV. Ol eh karena it u sebel um menj el askan kamera video t erl ebih dul u akan mengenal kan mat eri Fot ograf i.

a. Mengenal Fotografi

Fot ograf i art inya mel ukis dengan sinar. Fot ograf i adal ah seni, sepert i seni yang l ain f ot ograf i adal ah komunikasi. Sangat j arang orang membuat f ot o hanya unt uk dil ihat dan dinikmat i sendiri. Hampir semua orang membuat f ot o dengan maksud agar orang l ain mel ihat apa yang dil ihat mel al ui kamera

Dal am kehidupan sehari-hari kit a t idak l epas dari f ot ograf i. Hampir set iap saat kit a mel ihat f ot o. Fot o sel al u ada dikoran, maj al ah, il ust rasi, buku, ikl an dipinggir j al an, hiasan dinding, kal ender dan l ain sebagainya.

Dewasa ini banyak sekal i orang yang memil iki kamera, dengan kemaj uan t ehnol ogi yang sangat pesan dal am pembuat an al at f ot o, memot ret menj adi suat u pekerj aan yang sangat mudah. Sekarang ini unt uk membuat f ot o pemot ret an t inggal menekan sat u t ombol pada kamera, kemudian kamera dengan comput er yang ada didal amnya akan mengat ur segal a sesuat u secara ot omat is, begit u mudahnya memot ret sehingga anak kecil pun mampu mel akukannya. Namun diant ara banyak orang yang “ bisa” memot ret yang benar-benar pant as disebut pemot ret sebet ul nya hanya sedikit saj a. Pemot ret an yang baik bukan sekedar operat or kamera saj a t et api j uga seniman yang mampu mengekspresikan ide-idenya mel al ui hasil karya f ot o. Bagaimanapun canggihnya al at f ot o yang dipakai, t anpa dibekal im dengan penget ahuan t ent ang f ot ograf i must ahil orang bisa membuat f ot o yang baik.

Suat u f ot o yang bernil ai dihasil kan ol eh kreat if it as pemot ret an yang dit unj ang dengan kemampuannya mempergunakan al at f ot o. Maka kal au kit a ingin menj adi pemot ret an yang baik, t idak bisa dit awar l agi, sal ah sat u syarat ut amanya adal ah memperdal am penget ahuan dan ket rampil an kit a mempergunakan al at f ot o.

1) Kamera Fot o

Sekarang ini banyak sekal i kit a j umpai berbagai macam j enis dan model al at f ot o at au kamera. Dari yang sangat sederhana sampai yang sangat canggih, dari yang harganya pul uhan ribu sampai pul uhan j ut a rupiah. Diant ara berbagai j enis kamera t ersebut yang apl ing popul ar dan sangat umum dipakai adal ah kamera yang memakai f il m 135. keunt ungan memakai j enis ini adal ah

bent uknya yang ringkas sehingga mudah dibawa dan dioperasikan, dan yang l ebih pent ing l agi f il mnya mudah didapat .

Dari berbagai model dan merk kamera bisa dikel ompokkan menj adi 2 j enis yait u :

a) Kamera Rangef i nder

Kamera j enis ini biasanya bent uknya sangat ringkas, mal ahan sekarang l ebih banyak yang serba ot omat is t ermasuk l ampu kil at yang sudah ada dibadan kamera yang akan menyal a sendiri kal au diperl ukan. Karena mudah, prakt is dan harganya l ebih murah, kamera j enis ini pal ing banyak digunakan orang. Ciri-ciri dan sekal igus kel emahan dari kamera j enis ini adal ah adanya j endel a pengamat (vi ewf i nder -wi ndow) yang ada diat as l ensa kamera. Di sini pemot ret mel ihat subj ect pemot ret an mel al ui j endel a pengamat yang ada diat as l ensa. Sedang f il m “ mel ihat ” subj ek yang ada dibawah j endel a pengamat , sehingga ada perbedaan ant ara pandangan pemot ret dan f il m yang merekam gambar. Perbedaan t ersebut dinamakan paral ax.

Gambar 97. Kamera foto film j enis rangef inder

b) Kamera SLR (Si ngl e l ens Ref l ex Camer a)

Perbedaan pandangan at au paral ax t ersebut t idak ada pada kamera SLR karena apa yang dil ihat pemot ret mel al ui pengamat (view-f inder) adal ah ref l eksi bayangan subj ek yang mel ewat i suat u l ensa yang sama j uga akan mengenai f il m. Jadi apa yang dil ihat pemot ret mel al ui view f inder sama sepert i apa yang dil ihat f il m. Dengan demikian pemot ret bisa l ebih mudah mengat ur baik ket aj aman (f ocus) maupun komposisi gambar

Keunggul an l ain dari kamera SLR adal ah l ensanya yang bisa digant i-gant i sesuai dengan keinginan pemot ret . Misal nya digant i dengan l ensa t el e, sudut l ebar, dl l .

Gambar 98. Kamera foto film j enis SLR

2) Fil m

Unt uk “ menangkap” sinar pant ul an dari subj ek yang kit a f ot o kit a memerl ukan f il m. Bahan dasar f il m adal ah l embaran pl ast ic t ransparan dimana pada sal ah sat u isinya dil apisi bahan-bahan kimia yang peka sinar, l apisan t ersebut disebut Emul si. Pada f il m negat ive bagian emul si yang kena sinar akan t et ap mel ekat padqa pl ast ic set el ah f il m t ersebut dicuci, sedang bagian yang t idak kena sinar emul sinya akan ront ok semua sehingga pl ast ic menj adi bening kembal i.

Kepekaan (kecepat an bereaksi sebuah f il m t erhadap sinar t ergant ung dari ISOnya (dahul u ASA). ISO (i nt er nat i onal St andar t Or gani zat i on) adal ah sat uan yang menunj ukkan kecepat an f il m bereaksi dengan sinar.

Dit oko t oko bisa kit a dapat kan bermacam-macam f il m dengan berbagai ISO, dari ISO 25 s. d ISO 3200. angka ISO sel al u t ert era pada kant ong dan sel ongsong set iap f il m yang kit a bel i. Makin t inggi angka ISOnya menunj ukkan makin peka (cepat beraksi) t erhadap sianar dan makn rendah angka ISOnya menunj ukkan makin kurang peka (l ambat bereaksi) t erhadap sinar.

Unt uk membuat gambar pada f il m t ugas pemot ret adal ah mengat ur agar sinar yang masuk mel al ui l ensa kamera dan mengenai f il m cukup (t idak kurang, t idak l ebih) sesuai dengan kepekaan f il m yang dipakai. Unt uk it u pemot ret harus mengat ur al at -al at pengat ur yang ada pada kamera.

3) Lensa

Dengan memakai kamera SLR kikt a mempunyaim kemungkinan unt uk menggant i berbagai macam j enis l ensa. Dengan demikian kit a l ebih bisa berkreasi unt uk menghasil kan ef ek t ert ent u pada subj ek yang kit a f ot o.

Jenis l ensa dapat diket ahui dari panj ang f okal nya. Panj ang f okal dari suat u l ensa biasanya t ert ul is dibagian depan. Misal nya : 50 mm. secara sederhana bisa dikat akan bahwa sepanj ang f okal adal ah j arak ant ara l ensa dan bidang f il m pada saat l ensa t ersebut f okusnya pada t it ik t ak t erhingga. Biasanya kamera yang kit a bel i dari t ook sudah dil engkapi dengan l ensa 50mm, l ensa t ersebut adal ah l ensa st andar at au normal . Lensa st andar art inya l ensa yang mempunyai sudut pandang yang hamper sama dengan pandangan manusia. Sedang l ensa yang mempunyai panj ang f okal kurang dari 50mm, missal 35 mm, 28 mm, 20mm dsb disebut l ensa sudut l ebar (wi de angl e), l ensa t ersebut mempunyai sudut pandang l ebih l ebar dari pandangan manusia. Makin pendek f okal nya, makin l ebar sudut pandangnya. Sel ain l ensa-l ensa dengan panj ang f okal yang t et ap (f i xed f ocal l engt h) sepert i t ersebut diat as masih ada l agi l ensa yangh yang disebut zoom. Lensa zoom adal ah l ensa yang

panj ang f okal bisa diubah-ubah, misal nya 28mm – 135mm.

4) Diaphragma.

Pada l ensa ada gel ang berf t ul iskan angka-angka: 2; 28; 4; 5. 6 ; 8 ; 11 ; 16 dsb. Gel ang ini berhubungan dengan suat u al at berupa l empengan-l empengan baj a t ipis di dal am l ensa yang membent uk sat u l ubang. Lubang inil ah yang dinamakan diaphragma, sedang angka-angka yang t ert era pada gel ang diaphragma adal ah skal a diaphragma. ar kecil nya angka-angka skal diaphragma berbanding t erbal ik dengan besar kecil nya l ubang diaphragma, demikian pul a sebal iknya semakin kecil angka skal a diaphragma menunj ukkan semakin besar l ubang diapragma.

Dengan mengat ur besar kecil nya l ubang diaphragma berart i kit a mengat ur banyak sedikit nya sinar yang masuk l ewat l ensa.

Seandainya kit a memot ret sesuat u, sedang subj ek kit a t ersebut cukup gel ap, maka kit a harus membuka l ebar diaphragma agar sinar yang masuk cukup unt uk menyinari f il m yang ada dal am kamera. Sebal iknya kal au subj ek kit a t erl al u t erang, misal nya subj ek dipot ret disiang hari dengan sinar mat ahari yang l angsung mengenainya, kit a haru menut up l ubang diaphragma agar f il m t t idak t erl al u banyak kena sinar.

5) Kecepat an Rana (Shut t er Speed)

Didal am kamera di depan bidang f il m ada sebuah l ayer at au rana yang bisa membuka-menut up dengan sel ang wakt u t ert ent u. Lamanya sel ang wakt u ant ara rana t ert ut up-t erbuka-t ert ut up l agi bisa diat ur mel al ui sebuah t ombol yang dit andai dengan angka-angka 1 2 8 15 30 v 60 125 250 dsb.

Angka t ersebut berart i 1/ ……. det ik. Jadi misal nya kit a pasang t ombol kecepat an rana pada angka 125, maka kal au kit a menekan t ombol pel epas rana akan membuka sel ama 1/ 125 det ik kemudian menut up l agi. Dengan mengat ur kecepat an rana kit a bisa mengat ur banyak sedikit nya sinar yang mengenai f il m. Kal au subj ek pemot ret an gel ap, kit a harus membuka rana l ambat , misal nya ½ det ik bil a obyek pemot ret an t erang kit a membuka rana cepat , misal nya 1/ 250 det ik

6) Komposisi

Tidak dapat disangkal bahwa f ot ograf i adal ah seni. Sepert i seni yang l ain f ot ograf i adal ah komunikasi. Sangat sedikit orang yang membuat f ot o hanya unt uk

dil ihat dan dinikmat i sendiri. Hampir semua orang membuat f ot o dengan maksud supaya orang l ain mel ihat apa yang dil ihat nya mel al ui kamera. Diant ara banyak f ot o yang dibuat orang, yang bisa dikat egorikan sebagai hasil karya seni hanya sedikit saj a.

Ket rampil an dal am menguasai al at f ot o dan sinar yang merupakan bahan dasar t ercipt anya sebuah f ot o, hanyal ah merupakan sal ah sat u syarat unt uk bisa menghasil kan suat u f ot o yang bernil ai seni. Set el ah it u dit unt ut unt uk menguasai cara bagaimana merancang komposisi gambar agar t ampak l ebih menarik perhat ian. Hal inil ah yang sering dil upakan banyak orang. Mungkin ini disebabkan karena sebuah f ot o dapat dibuat dal am wakt u yang singkat . Fot o yang menarik adal ah f ot o yang bisa memberi kesan yang dal am. Fot o yang mampu membawa emosi penont on. Emosi t ent ang keindahan, kegembiraan, kesedihan, kekej aman dan sebagainya. Karena f ot o hanyal ah gambar dua dimensi sedang manusia mel ihat kenyat aan yang ada dal am pandangan t iga dimensi, maka perasaan-perasaan t ersebut diat as sul it didapat kan. Ol eh karena it u pemot ret harus membuat kesan gambar yang bisa menimbul kan il usi pada penont on bahwa apa yang dil ihat nya dal am gambar adal ah t iga dimensi. Unt uk it u pemot ret bisa mengat ur susunan bagian-bagian yang ada dal am gambar dan inil ah yang bisa disebut komposisi. Dengan demikian j el asl ah bahwa komposisi merupakan bagian yang pent ing dal am pembuat an f ot o.

7) Pandangan Kamera

Perbedaan yang pal ing dasar ant ara seorang pemot ret yang baik dan seorang pemot ret yang asal j epret adal ah caranya memandang suat u obj ek. Seorang pemot ret asal j epret akan memandang suat u obj ek apa adanya, sepert i pandangan manusia biasa. Seorang pemot ret yang baik, memandang suat u obj ek dengan pikiran pandangan kamera. Pandangan kamera adal ah dua dimensi karena mel ihat dengan sat u l ensa. Manusia biasa mel ihat dengan dua l ensa mat a sehingga pandangannya t iga dimensi. Karena dia bisa mel ihat dengan pikiran pandangan kamera yang dua dimensi it u, maka pemot ret yang baik akan berusaha membuat kesan t iga dimensi agar sesuai dengan pandangan manusia. Perbedaan l ainnya adal ah bahwa manusia mel ihat

dengan pikiran yang dipengaruhi ol eh emosi, sedang kamera hanya obyekt if saj a.

Cont oh: kal au berbicara dengan seorang t eman dengan j arak sangat dekat , t idak mel ihat sat upun keanehan pada waj ah t eman t ersebut . Tet api kal au memot ret dengan j arak yang sama, maka akan mel ihat bahwa hidungnya t erl al u besar, bibir t erl al u l ebar dan sebagainya. Mungkin secara t ehnis bisa dikat akan bahwa kamera it u benar, karena dengan j arak yang dekat akan didapat dist orsi dari l ensa. Begit u j uga mat a manusia, t et api ot ak manusia mengoreksi kesal ahan opt is it u, sehingga t idak t erl ihat adanya dist orsi meskipun dil ihat dari j arak yang sangat dekat . Karena manusia sudah t erbiasa mel ihat semua kenyat aan dal am pandangan pikiran manusia, maka sesuat u yang l ain t idak akan t erasa aneh.

Dengan menget ahui perbedaan ant ara pandangan manusia dan pandangan kamera bisa membuat f ot o-f ot o yang l ebih ef ekt if . Yait u dengan sel al u mempert imbangkan apakah pandangan kamera sepert i yang t erl ihat dal am vi ewf i nder bisa memberikan imaj inasi sebagai pandangan manusia. Dengan demikian mudah mengat ur komposisi agar bisa didapat kan gambar yang bisa menimbul kan imaj inasi sebagai pandangan manusia.

8) Pembingkaian (Fr ami ng).

Pot ensi akan l ahirnya sebuah f ot o t erj adi set iap kal i mengangkat kamera dan mel ihat ke dal am vi ewf i nder unt uk menget ahui apa yang masuk dal am gambar, apa yang t idak. Kal au senang dengan apa yang dil ihat dal am vi ewf i nder t ersebut , kemungkinan besar akan segera menekan t ombol rana unt uk mendapat kan gambarnya. Saat menent ukan apa yang masuk dan apa yang t idak masuk dal am gambar yang dibat asi ol eh bingkai didal am vi ewf i nder kamera it ul ah yang dinamakan pembingkaian at auf raming.

Dal am f ot ograf i f r ami ng merupakan bagian yang sangat pent ing dari sel uruh komposisi gambar. Karena dengan menent ukan apa yang masuk dan apa yang t idak masuk dal am gambar secara t idak l angsung sudah mengat ur komposisi. Kal au mel ihat vas bunga yang dit aruh dipinggir mej a, akan ada suat u perasaan yang kurang menyenangkan. Begit u pul a kal au vas bunga t ersebut dipindah, kemudian dit aruh di t engah sebuah

mej a yang sangat besar, perasaan akan mengat akan bahwa penempat an vas bunga t ersebut kurang sesuai. Demikian j uga yang akan t erj adi pada semua gambar l ukisan at au gambar f ot o.

Gambar 100. Hasil foto satu obyek dengan framing yang berbeda

Bisa diandaikan bahwa mej a adal ah f r ame at au bingkai gambar dan bunga adal ah sesuat u yang ingin dit ampil kan dal am gambar t ersebut .

Dal am f ot ograf i, pemot ret harus mengat ur gambar yang sudah t ersedia dihadapannya agar masuk dal am bingkai yang sudah t ersedia didal am kamera. Meskipun demikian pemot ret masih mempunyai banyak kemungkinan unt uk membuat bingkai dari subj ek t ert ent u. Yait u dia bisa bisa maj u at au mundur, geser kekiri at au kekanan, naik keat as at au ke bawah, memakai kamera vert ical at au horizont al . Yang harus anda ket ahui unt uk it u adal ah bahwa set iap perubahan f r ami ng yang dibuat pemot ret akan menghasil kan gambar yang berbeda. Misal nya ada seorang gadis yang harus dif ot o. Banyak kemungkinan unt uk memasukkannya dal am bingkai dal am vi ewf i nder kamera. Bisa mendekat unt uk mengisi sel uruh bingkai gambar dan waj ahnya. At au bisa mundur sehingga bisa mel ihat keadaan disekit arnya. Kal au l ebih menj auh l agi dia akan t ampak kecil dan pohon-pohon yang ada disekit arnya t ampak l ebih j el as. Pil ihan hendaknya memberi inf ormasi yang j el as t ent ang apa yang diinginkan. Kal au memut uskan unt uk memasukkan sel uruh waj ah gadis t adi, berart i l ebih menit ik berat kan pada pribadi gadis t ersebut .

Subj ek yang memenuhi f r ame biasanya l ebih bisa memberi kesan yang kuat . Karena penont on diaj ak l angsung mel ihat pada subyek, t idak ada pil ihan l ain.

Lain kal aumemasukkan gadis dengan l ingkungan sekel il ingnya. Sekarang penont on mel ihat obj ek-obj ek l ain sel ain gadis t ersebut . Pil ihan ini menunj ukkan keberadaan gadis t ersebut dengan l ingkungan sekit arnya. Fot o-f ot o semacam ini bisa memperl ihat kan hubungan ant ara subj ek dan t empat , akt if it as, suasana dan sebagainya. Sel anj ut nya kal au menempat kan gadis it u hanya sebagai bagian kecil dal am bingkai gambar, ini memberi kesan bahwa pemandangan al am l ebih dit ekankan. Sekarang gadis t adi t idak menj adi bagian pokok t et api hanya sebagai penyert a saj a.

Kembal i pada f r ami ng pil ihan pert ama, dimana memasukan waj ah gadis pada sel uruh bingkai gambar. Memang benar bahwa f ot o semacam ini menarik, karena penont on dengan j el as bisa mel ihat det ail . Tet api kal au membuat kesal ahan misal nya dal am pemot ongan, kesal ahan t ersebut j uga akan t erl ihat j el as. Sehingga gambar t erasa j anggal . Dal am hal pemot ongan bagian t ubuh manusia, ada suat u ket ent uan yang harus dit aat i pemot ret supaya gambar t ampak waj ar. Unt uk menget ahuinya bisa memakai sebuah f ot o yang sudah t idak dipakai l agi dari seseorang yang sedang berdiri. Sekarang pot ongl ah f ot o t ersebut dengan gunt ing t epat pada bagian l eher, kemudian amat il ah pot ongan f ot o pada bagian kepal a. Dari sini akan t erl ihat kej anggal an it u. Pot ongan gambar t ersebut menimbul kan perasaan ngeri at au perasaan yang t idak mengenakkan. Hal ini disebabkan karena dan manusia-manusia l ain mel ihat dengan pikiran. Pikiran manusia dipengaruhi ol eh pengal aman yang sudah biasa mereka l ihat . Maka kal au mel ihat f ot o set engah badan dari seseorang, meskipun t idak t ampak t et api t ahu bahwa dia punya kaki. Demikian j uga karena pengal aman dan penget ahuan yang dimil iki, semua manusia t ahu bahwa persedian-persendian pada t ubuh manusia adal ah bagian yang pal ing memungkinkan bisa l epas, dan manusia t ahu bahwa l eher yang t erpot ong sangat memat ikan. Maka anj uran yang pat ut anda ikut i adal ah j angan memot ong t epat pada persendian, dan bisa memot ong diat as at au di bawahnya. Tet api t idak bisa membuat bat as f r ame t epat di at as kepal a dan t epat di bawah kaki. Karena kit a t idak pernah berada diruangan yang pas sepert i it u, kal aupun pernah t ent u akan t erasa t idak enak. Di dal am rumah, di dal am mobil , j ust ru ada ruangan diat as kepal a kit a. Ini j uga berl aku unt uk subj ek pemot ret an

yang l ain, bisa binat ang, pohon, benda-benda mat i dan sebagainya. Jangan membuat f r ami ng yang t erl al u pas, beril ah sedikit ruangan agar t ampak l ega. Tet api ruangan kosong yang t erl al u l uas j uga t idak

Dalam dokumen smk11 TeknikPenyiaranDanProduksiProgram Sri (Halaman 98-117)