• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengorganisasian Komunitas Terhadap Tingkat Partisipasi Masyarakat

Lubis (2009) menyatakan bahwa partisipasi masyarkat memiliki banyak bentuk, mulai dari keikut sertaan masyarakat secara langsung dan tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran maupun pendapat. Namun pada pada kenyataan keikutsertaan masyarakat atau partisipasi masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lain.

Pada kegiatan BSBM, partisipasi masyarakat sangat dibutukan untuk mencapai tujuan dari BSBM tersebut. Hal tersebut diungkapkan ibu CH bahwa warga komunitas diharapkan untuk dapat berpartisipasi dalam program BSBM. Oleh karena itu untuk menjalankan program bank sampah maka, PT. PLN (PERSERO) Cabang Surabaya mengadakan beberapa trobosan untuk meningkatkan tingkat partisipasi masyarakat diantaranya adalah pengorganisasian komunitas. Berdasarakan hal ini, penulis menduga bahwa semakin tinggi pengorganisasian komunitas maka semakin tinggi tinggkat partisipasi masyarakat dalam program BSBM. Hubungan antara pengorganisasian komunitas dengan tingkat partisipasi warga komunitas dapat dilihat pada tabel tabel tabulasi silang berikut.

Tabel 14 Jumlah dan Presentase Responden Menurut Pengorganisasian Komunitas Terhadap Tingkat Partisipasi Warga Komunitas

Pengorganisasian Tingkat Partisipasi Warga Komunitas Total Komunitas rendah sedang tinggi

n % n % n % n % Rendah 8 73 3 23 0 0 11 100 Sedang 7 44 9 56 0 0 16 100 Tinggi 1 17 4 66 1 17 6 100 Total 16 16 1 33

Berdasarakan tabel 13 dapat dijelaskan bahwa dari 33 responden, pada tingkat pengorganisaisian komunitas rendah terdapat 73% responden dengan tingkat partisipasi rendah, kemudian 23% responden dengan tinggkat partisipasi sedang dan 0% responden dengan tinggkat partisipasi tinggi.

Pada tingkat pengorganisasian komunitas sedang terdapat 44% responden dengan tingkat partisipasi rendah, kemudian 56% responden dengan tingkat partisipasi sedang dan 0% responden dengan tingkat partisipasi tinggi. Pada tingkat pengorganisasian komunitas tinggi terdapat 17% responden dengan tinggkat partisipasi rendah, kemudian 66% responden pada tinggkat partisipasi komunitas sedang, dan 17% responden pada tinggkat partisipasi tinggi.

Sesuai dengan hipotesi penelitian ini, seharusnya semakin tinggi tingkat pengorganisasian komunitas maka semakin tinggi pula tingkat partisipasi

50

masyarakat. Kondisi seperti ini berlaku pada tinggkat pengorganisasian komunitas rendah (tinggkata partisipasi 73%) dan sedang (tingkat partisipasi 56%). Namun tidak demikian dengan tinggkat pengorganisasian komunitas tinggi, persentasi partisipasi responden terbesar justru terdapat pada tinggkat partisipasi yang sedang (66%). Dari ketidaksesuaian ini, dapat dipahami bahwa tinggkat pengorganisasian komunitas tidak sepenunya mempengaruhi tinggkat partisipasi masyarakat.

Tabel 15 Hasil uji satistik analisis regresi linear pengaruh tingkat

pengorganisasian komunitas terhadap tingkat partisipasi Nasabah Bank Sampah.

Dari tabel 14 dapat dilihat nilai R square sebesar 0,198, artinnya hanya 19,8% pengaruh pengorganisasian komunitas terhadap tingkat partisipasi masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh pengorganisasian komunitas terhadap tingkat partisipasi masyarakat masih tergolong lemah. Sebesar 81,2% disebabkan oleh faktor lain berupa kebutuhan ekonomi dan kurangnya rasa saling percaya antar anggota.

Uji hipotesis pengaruh pengorganisaian terhadap tingkat partisipasi masyarakat dalam program Bank Sampah Bintang Mangrove (BSBM) dapat dijabarkan sebagai berikut.

H0 = Pengorganisasian komunitas tidak mempengaruhi tingkat partisipasi nasabah bank samapah

H1 = Pengorganisasian komunitas mempengaruhi tingkat partisipasi nasabah bank samapah.

Hipotesis tersebut diuji dengan melihat signifikasi pengujian dengan analisis regresi linear. Kriteria pengujian hipotesis dengan uji statistik regresi

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,445a ,198 ,172 ,513

a. Predictors: (Constant), Pengorganisasian komunitas Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) ,894 ,252 3,550 ,001 Pengorganisasian komunitas ,353 ,127 ,445 2,769 ,009

adalah jika nilai signifikansi > 0,05, maka terima H0 dan jika nilai signifikansi < 0,05, maka tolak H0 dan terima H1. Berdasarkan hasil uji statistik regresi dalam tabel 14 dapat dilihat nilai signifikansi yang didapat sebesar 0,09. Dapat disimpulkan bahwa Pengorganisasian komunitas tidak mempengaruhi tingkat partisipasi nasabah bank samapah.

Faktor Lain yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat

Berdasarkan hasil uji statistik dapat dilisimpulkan bahwa pengorganisasian komunitas tidak mempengaruhi tingkat partisipasi nasabah bank sampah dan besar pengaruhnya sebesar 19,8% sehingga 81,2% dipengaruhi oleh faktor lain.

Faktor lain yang dimaksud tersebut diduga adalah berupa kebutuhan ekonomi masyarakat, kurangnya rasa saling percaya antar anggota, dan adanya konflik laten antara anggota nasabah bank sampah.

Kebutuhan ekonomi masyarakat yang dimksud adalah mayarakat komunitas bank sampah hanya akan ikut berpartisipasi apabila sedang membutukan uang. Masyarakat berpartisipasi dalam bank sampah karena mereka mengetahui bahwa bank sampah akan memberikan uang apabila mereka mengankut samaph ke kantor bank sampah.

Hal diatas sesuai dengan yang disampaikan oleh informan Ibu (CH-37 Thn) berikut :

“..Mas duluh awal beririnya bank samapah, banyak

sekali warga masyarakat berpartisipasi dalam program bank sampah, namun akhir-akhir ini masyarakat akan berpatisipasi apabila sedang membutuhkan uang. Kalau saya sih mas ya... selalu bekerja mengur bank sampah ini, messkipun tidak perna saya di gaji. (lihat lampiran 8)

Faktor yang lain selain kebutuhan ekonomi masyarakat adalah kurangnya kepercayaan antara angota komunitas bank samapah yang kemudian menimbulkan konflik didalam komunitas. Partisipasi masyarakat untuk menjalankan program bank samapah bintang manggrove sudah luntur akbiat konfik yang terjadi di dalam komunitas. Konflik ini di akibatkan karena adanya kecemburuhan antara pengurus inti dan anggota BSBM.

Berikut adalah kutipan dari informan pak (SY-43 Thn)

“mas maaf-maaf ini ya, orang-orang disini sudah tidak percaya sama pengurus bangk sampah, pengur sudah dicurigai menggelapkan bantuan dana yang diberikan oleh pihak luar, ya... akibatnya jadi kaya gini masyarakat sudah jarang ada yang bekerja lagi, kalau pun ada yang bekerja pasti karena butuh duit” (lihat lampiran 7 )

Ungkapan-ungkapan di atas merupakan penjelelasan dari bagian dari faktor lain yang mempengaruhi partisipasi warga komunitas dalam menjalankan program Bank Sampah.

52

Ikthisar

Pada program Bank sampah Bintatang manggrove dapat dilihat bahwa partisipasi masyarakat masih tergolong rendah. Hal ini terbukti dari hasil tabulasi silang dan uji statistik. Hasil yang diperoleh adalah nilai R square sebesar 0,198, artinnya hanya 19,8% pengaruh pengorganisasian komunitas terhadap tingkat partisipasi masyarakat. Sehingga dapat dikatakan bahwa pengaruh pengorganisasian komunitas terhadap tingkat partisipasi masyarakat masih tergolong lemah. Sebesar 81,2% lainya disebabkan oleh faktor lain berupa kebutuhan ekonomi dan kurangnya rasa saling percaya antar anggota searta adanya konfik laten didalam komunitas BSBM sendiri.

Hipotesis tersebut diuji dengan melihat signifikasi pengujian dengan analisis regresi linear. Kriteria pengujian pengujian hipotesis dengan uji statistik regresi adalah jika nilai signifikansi > 0,05, maka terima H0 dan jika nilai signifikansi < 0,05, maka tolak H0 dan terima H1. Berdasarkan hasil uji statistik regresi dalam tabel dapat dilihat nilai signifikansi yang didapat sebesar 0,09. Dapat disimpulkan bahwa Pengorganisasian komunitas tidak mempengaruhi tingkat partisipasi nasabah bank samapah.