• Tidak ada hasil yang ditemukan

Informasi terkait dengan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang telah dijalankan oleh PT PLN (PERSERO) secara umum diuraikan pada bab ini. Program bank sampah merupakan suatu program yang telah dijalankan oleh PT PLN (PERSERO). Salah satu bank sampah adalah Bank Sampah Bintang Magrove (BSBM), yang merupakan salah satu unit yang akan di kajian penulis.

Program Corporate Social Responsibility (CSR) PT PLN (PERSERO)

PT PLN (PERSERO) adalah salah satu perusahan milik negara yang bertujuan menyediakan bahan energi listrik ke seluruh penjuruh Indonesia. Dalam menjalankan tugas perusahaan sebagai penyediah energi listrik perusahan ini telah melakukan beragam program sosial yang bertujuan untuk memberikan kontribusi sosial bagi masyarakat melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) atau yang lebih umum dikenal dengan sebutan Corporate Social Responsibility (CSR).

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, dimana pada pasal 74 ayat 1

disebutkan bahwa “Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang

dan atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung

jawab sosial dan lingkungan”. Demikian halnya sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN), PT PLN (PERSERO) juga telah diamanati oleh Negara melalui Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL).

CSR PT PLN (PERSERO) dalam menjalankan programnya telah berkomitmen menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, mengupayakan tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan. Hal ini secara langsung telah mencakup tiga prinsip Triplle Bottom Line yang telah kemukakan John Elkington yakni aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.

Wewenang dan tanggung jawab Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) PT PLN (Persero), mencakup di antaranya1:

 Menyusun dan melaksanakan kebijakan pemberdayaan masyarakat di lingkungan perusahaan sebagai bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan dan CSR dengan lingkup kegiatan Community relation, Community Services, Community Empowering dan Pelestarian alam.

 Menyusun dan melaksanakan program kepedulian sosial perusahaan.

1

http://www.pln.co.id/blog/csr/ diunduh pada tanggal 25 Agustus 2014 ( WEB RESMI PT PLN)

28

 Menyusun dan melaksanakan program kemitraan sosial dan bina UKM dan peningkatan citra perusahaan.

 Memastikan tersedianya dan terlaksananya program pelestarian alam termasuk penghijauan dan upaya pengembangan citra perusahaan sesuai dengan prinsip Good Corporate Governance. Secara umum program CSR yang dilaksanakan terbagi dalam 3 kategori, yaitu

1. Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Kategori ini pun terbagi lagi ke dalam sub-sub kategori yang lebih khusus dan spesifik yaitu:

a) Community Relation

Kegiatan ini berfokus pada usaha membangun kesepahaman antara PT PLN (PERSERO) dengan berbagai pemangku kepentingan, utamanya masyarakat. Usaha ini dikembangkan melalui aksi komunikasi dan penyebaran informasi yang tidak semata searah melainkan dua arah, yakni antara perusahaan dan pemangku kepentingan terdapat proses saling komunikasi dan saling bertukar informasi atau pesan. Seperti kegiatan sosialisasi instalasi listrik melalui penerangan kepada pelajar SMA di Jawa Barat tentang SUTT/SUTET dan kegiatan sosialisasi bahaya layang-layang pada kabel saluran listri di daerah Sumenep, Madura, Jawa Timur.

b) Community Services

Kegiatan ini berfokus pada pelayanan terhadap masyarakat atau kepentingan umum. Kegiatan yang pernah dilakukan dilakukan antara lain memberikan bantuan bencana alam, bantuan peningkatan kesehatan di sekitar instalasi PT PLN, bantuan sarana umum pemasangan turap untuk warga pedesaan di Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, bantuan pengaspalan jalan umum di Bogor dan Buleleng, Bali, bantuan perbaikan sarana ibadah, operasi katarak gratis di Aceh, Pekanbaru, Jawa Barat, dan kota lainnya di Indoenesia serta bantuan Sarana air bersih.

c) Community Empowering

Kegiatan ini berfokus pada upaya memfasilitasi akses yang lebih luas bagi masyarakat dalam menunjang kemandiriannya. Kegiatan yang pernah dilakukan antara lain memberikan bantuan produksi dan pengembangan pakan ikan alternatif bagi petani tambak, bantuan alat pertanian kepada kelompok tani Ngaran Jaya Kabupaten Kulonprogo, Jawa Tengah, Bantuan pengembangan budi daya pertanian pepaya organik untuk komunitas di sekitar Gunung Merapi Yogyakarta, bantuan pengembangan pola tanam padi SRI produktivitas tinggi, bantuan pelatihan pengembangan budi daya tanaman organik di sekitar instalasi PLN, pemberdayaan anggota PKK Asemrowo, Surabaya, program budi daya jamur tiram masyarakat Desa Umbul Metro, Lampung, bantuan Pelatihan budidaya rumput laut di Kalimantan Timur, bantuan Pelatihan kelompok tani tambak ikan tawar Danau Sentani, Papua, pelatihan manajemen UKM dan Kiat-kiat

pengembangan UKM di Papua, dan pelatihan manajemen pemasaran dan keuangan bagi pengrajin souvenir khas Papua.

2. Program Desa Mandiri Energi

Kategori ini terbagi ke dalam beberapa sub kategori yang lebih spesifik yaitu:

a) Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) Pembangunan PLTMH biasanya di daerah-daerah terpencil yang belum terjamah oleh jaringan listrik, namun daerah-daerah tersebut memiliki sumber daya air yang potensial dan luas hutan yang cukup untuk menjamin pasokan air. Pembangunan ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa penerangan dan akses terhadap energ listrik sekaligus mendorong masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan, utamanya hutan karena berfungsi sebagai sumber pasokan air. Beberapa PLTMH yang telah dibangun antara lain, unit PLTMH Desa Pesawaran Indah, Lampung. Kemudian unit PLTMH Dusun Lebak Picung, menerangi 52 KK, 1 sekolah dasar dan 1 musholla. Unit PLTMH Desa Adat Susuan Karang Asem, Provinsi Bali dengan kapasitas 25 KW. Unit PLTMH Dusun Kampung Sawah, kapasitas 6 KW, menerangi 40 KK. Unit PLTMH Dusun Bojong Cisono, kapasitas 6 KW, menerangi 70 KK. Unit PLTMH Dusun Cibadak, kapasitas 6 KW, menerangi 266 KK. Unit PLTMH Dusun Cisuren, kapasitas 12 KW, menerangi 120 KK. Unit PLTMH Dusun Ciawi, kapasitas 6 KW, menerangi 180 KK. Unit PLTMH Dusun Luewi Gajah, kapasitas 6 KW, menerangi 70 KK. Unit PLTMH Dusun Parakan Darai, kapasitas 10 KW, menerangi 54 KK. Unit PLTMH PLTMH di Sungai Code, Yogyakarta.

b) Pembangkit listrik biogas

Pembangkit listrik biogas dibangun di daerah-daerah dengan kegiatan peternakan dominan. Pembangkit ini memanfaatkan kotoran ternak seperti sapi sebagai bahan utama. Proses pembangkitan listrik dilakukan dengan memanfaatkan gas metan dari proses fermentasi kotoran ternak. Gas metan yang dihasilkan dapat digunakan untuk membangkitkan tenaga listrik atau dapat digunakan untuk memasak. Sisa fermentasi dapat digunanakan sebagai pupuk. PLN telah mendukung pengembangan komunitas berbasis optimalisasi biogas dan potensi lokal di Desa Bojong Sleman yang mandiri, bekerja sama dengan Fakultas Teknik UGM.

c) Pendidikan dan penyuluhan

Dalam kategori ini kegiatan yang dijalankan tidak hanya pembangunan prasarana yang berkaitan dengan energi, dalam Program CSR Desa Mandiri Energi PT PLN (PERSERO) juga menyelenggarakan berbagai program pendidikan dan penyuluhan yang bertujuan memberi pengertian mengenai pengaruh listrik, jaringan transmisi dan distribusi listrik terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat selain pelaksanaan program bantuan untuk meningkatkan kemandirian masyarakat.

30

Kegiatan penanaman dan pemeliharaan pohon rutin dilakukan untuk membantu lingkungan dalam pemulihan dampak aktivitas perusahaan maupun manusia dan melestarikannya. Sampai pada tahun 2014, tercatat PT PLN (PERSERO) telah menanam pohon sebanyak lebih dari 200 000 pohon di berbagai tempat di Indonesia.

3. Program Pengembangan Masyarakat

Seperti kategori kegiatan CSR PT PLN (PERSERO) (PERSERO) lainnya, kategori ini juga terbagi ke dalam sub-sub kategori sebagai berikut:

a) Program Kemitraan (PK)

Program ini senafas dengan amanat Peraturan Menteri Negara BUMN tahun 2007. Dimana BUMN, dalam hal ini PT PLN (PERSERO) menjalankan program kemitraan dengan usaha-usaha kecil masyarakat. Tujuannya untuk meningkatkan kemampuan usaha kecil agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana yang berasal dari pembagian laba PT PLN (PERSERO). Pelaksanaan kegiatan PK lazimnya dilakukan melalui pembinaan secara struktural oleh PT PLN (PERSERO), langsung pada Mitra Binaan melalui Kantor Wilayah/Distribusi, Cabang, atau Unit Pelayanan. Pelaksanaan PK pada dasarnya dilakukan melalui beberapa tahap. Dimulai dengan melakukan survei penelitian lapangan atas permohonan bantuan dari calon Mitra Binaan, evaluasi kelayakan, pembinaan kemitraan berupa pendidikan dan pelatihan, pemasaran, bantuan modal kerja, memproses jaminan kredit, pemantauan dan evaluasi pada Mitra Binaan, pencatatan dan pembukuan transaksi yang terkait, serta membuat laporan secara periodik (triwulan dan tahunan).

Setiap tahunnya dana program kemitraan dialokasikan sebesar 2% dari laba perusahaan setelah pajak. Pada tahun 2009, jumlah Mitra Binaan mencapai sekitar 35 644 unit, dengan total akumulasi penyaluran dana PKBL sampai 31 Desember 2010 sebanyak Rp 252 823 646 534,-.

b) Program Bina Lingkungan

Kegiatan Bina Lingkungan dilaksanakan dalam bentuk bantuan pendidikan bagi pelajar sekitar lokasi transmisi dan distribusi yang tidak mampu, namun memiliki kecerdasan dan kemauan besar untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, ada kegiatan pelestarian alam berupa program penghijauan yang diselenggarakan oleh pihak eksternal bekerja sama dengan Pemerintah dan realisasi penghijauan sekitar instalasi PLN. Kegiatan lain yang dilakukan dalam rangka Bina Lingkungan adalah kegiatan bantuan bencana alam (BUMN Peduli) yang terjadi seperti di Merapi, Mentawai, Gunung Sinabung, banjir bandang Wasior dan kegiatan sosial lainnya.

c) Bank Sampah

Pada tahun 2011 melalui program kampung/desa binaan CSR- Bina Lingkungan PLN telah berhasil melakukan pelatihan dan mendorong berdirinya 125 titik bank sampah binaan di Surabaya dan 280 titik bank sampah di Malang. Untuk menjaga keberlanjutan

program dan mendukung perkembangan bank sampah maka pada tahun 2012, CSR-Bina Lingkungan PLN meluncurkan aksi Program

Wirausaha Bersinar “PPOB – Bayar listrik dengan sampah” dan “Bank Sampah Induk“. Selain sebagai bentuk keberlanjutan program tahun sebelumnya, kegiatan ini juga sebagai bentuk komitmen PLN untuk terus mengembangkan bank sampah dan mencari terobosan agar memberi manfaat bersama antara masyarakat dan perusahaan. Aksi

Program “bayar listrik dengan sampah” dapat membantu pelanggan

serta memudahkan masyarakat untuk membayar listrik. Aksi ini juga bertujuan memberdayakan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan warga dan organisasi atau komunitas di perkampungan/desa, meningkatkan kebersihan lingkungan serta menjaga kelestarian alam. Selain itu, dengan dibukanya loket bayar listrik di bank sampah, diharapkan dapat meningkatkan pendapatan bank sampah yang diperoleh dari biaya administrasi rekening listrik yang dipungut dari setiap pembayaran. Keuntungan tersebut akan kembali dinikmati masyarakat setempat untuk mengembangkan usaha bank sampah dan pelanggan dapat menghemat pengeluaran lainnya seperti transportasi maupun parkir dan juga waktu yang lebih cepat karena lebih dekat.

Gambar 4 kawasan Bank Sampah Bintang Manggrove Bank Sampah Bintang Manggrove Binaan CSR PT PLN

(PERSERO)

Bank Sampah Bintang Mangrove (BSBM) terletak di Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya. BSBM mulai diliris pada bulan Desember 2011, oleh staff CSR PT PLN (PERSERO) PERSERO Distribusi Jawa Timur dan tokoh-tokoh masyarakat beserta stakeholder lainya. BSBM sendiri mulai beroperasi pada tahun 2012 setelah diresmikan oleh Wali Kota Surabaya Ibu Tri Rismaharini. Pertama diresmikan pada tahun 2012 tersebut, ada 23 orang yang menjadi pengurus BSBM dan nasabah awal sebanyak 59 orang. Adapun saat ini, pada april 2014 tercatat pengurus yang masih aktif tersisa delapan (8) orang dan nasabah mencapai 182 nasabah.

Gagasan atau ide awal mendirikan BSBM adalah karena kebanyakan tanaman mangrove yang di tanam petugas PLN tersebut mati akibat tumpukan

32

sampah yang tidak terkontrol dipesisir pantai dan sungai. Sebelum adanya bank sampah biasayan masyarakat membersikan sampah-sampah dengan melakukan gotong royong.

Gotong royong yang dilakukan warga masyarakat ini tidak efektif sehingga tetap saja bibit mangrove yang baru ditanam tersebut hanyut terbawa sampah. Karena cara ini dianggap tidak berhasil dan membutuhkan dana yang banyak untuk membayarkan fee tertentu secara terus menerus, maka Tim CSR Bina Lingkungan PT PLN (PERSERO) melakukan pendekatan kepada warga untuk merintis berdirinya BSBM di tepi sungai secara partisipatif.

Dalam perkembangannya BSBM tidak luput dari berbagai masalah. Salah satunya adalah ketidaksepahaman antara warga, pengurus BSBM, dan tokoh masyarakat. Ada beberapa orang warga yang mengira BSBM menjadi lahan mencari uang bagi pengurusnya saja, maklum karna program BSBM yang telah diapresiasi tersebut perna di datagi oleh 2 lembaga yakni yang pertama Pertama, Tim JICA (Japan International Coorporatiaon Agency). Kedua, Tim JICA bersama perwakilan kota-kota dari negara-negara ASEAN. Bahkan pada bulan Januari 2014 lalu, BSBM mendapat apresiasi positif dari media televisi nasional. BSBM dan tokoh utamanya, Ibu Chusniyati menjadi narasumber di acara bincang inspirasi Kick Andy di MetroTV.

Gambar 5 Struktur Kepengurusan Bank Sampah Bintang Manggrove

Perkembangan pesat terlihat jelas setelah 6 bulan beroperasi. Perkembangan tersebut dibuktikan dengan pembersiahan sampah. Setiap bulannya sekitar 700-900 Kg sampah dapat diangkat oleh nelayan dari sungai dan bibir pantai. Bahkan beberapa warga yang semula berprofesi sebagai

nelayan beralih menjadi “nelayan sampah” yang melaut hanya untuk mencari sampah menggunakan perahu.

Ada beberapa langkah atau kegiatan yang dibuat dalam BSBM untuk menarik minat masyarakat, antara lain adalah membayar listrik dengan

mengumpulkan sampah, menjual sampah, dan menabung sampah. Kegiatan- kegiatan diatas terbukti selain mengurangi lingkungan dari tumpukan sampah, juga menjadikan penghasilan sampingan untuk warga masyarakat.

Sampah yang dikumpulkan akan ditimbang di kantor BSBM dan kemudian akan dicatat oleh petugas yang bertugas. Setelah proses pencatatan selesai maka para pengangkut sampah akan diberikan pilihan untuk hasil kerjanya, yaitu berupa penarikan uang tunai kemudian berupa pembayaran rekening listrik atau pun untuk ditabung.

Gambar 6 Mekanisme Simpan Pinjam Bank Sampah Bintang Manggrove Ikhtisar

PT PLN (PERSERO) telah menaati Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, pasal 74 ayat 1 tentang tanggung jawab sosial lingkungan perusahaan BUMN dan Peraturan Menteri Negara BUMN Nomor Per-05/MBU/2007 tentang Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL). Bukti taatnya PT PLN (PERSERO) dapat dilihat dari implementasi program CSR yang terbagi ke dalam 3 kategori besar yaitu: 1) Program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang terdiri atas program Community Relation, Community Services, dan Community Empowering. 2) Program Desa Mandiri Energi yang terdiri atas program Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH), Pembangkit listrik biogas, Pendidikan dan penyuluhan, dan Pelestarian alam, termasuk penghijauan. 3) Program Pengembangan Masyarakat yang terdiri dari program Program Kemitraan (PK), Program Bina Lingkungan, dan Bank Sampah.

Bank sampah bintang mangrove (BSBM) merupakan suatu bentuk implementasi dari program CSR PT PLN (PERSERO). BSBM mulai beroperasi pada tahun 2012 setelah diresmikan oleh Wali Kota Surabaya. BSBM mengalami kemajuan dalam menjaga kebersiahan linkungan sekitar Kelurahan Gunung Anyar Tambak, namun terdapat konflik dalam masyarakat karena kurang adanya kepercayaan. Strategi BSBM untuk meningkatkan partisipasi masyarakat yaitu lewat pembuktian bahwa BSBM bermanfaat bagi lingkungan dan dapat menambah penghasilan ekonomis, serta pelayanan yang diberikan memuaskan nasabah BSBM. Seperti tabungan sampah, bayar listrik dengan sampah, pinjaman/kredit modal, harga sampah yang lebih tinggi, serta

34

lewat kegiatan-kegiatan bernafaskan sosial, ekonomi, lingkungan yang dilakukan BSBM.

PERANAN MODAL SOSIAL DALAM PROGRAM BANK