• Tidak ada hasil yang ditemukan

KPS Keterampilan

3. Penguasaan Konsep

a. Pengertian Konsep dalam Pembelajaran

Konsep menurut Oemar Hamalik adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli adalah objek-objek atau orang-orang.23

22

Maksudnya konsep merupakan suatu hal yang terkait dengan objek apapun baik orang, benda, pemikiran, ataupun yang lainnya. Konsep adalah buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum, dan teori.24 Hal tersebut juga diungkapkan oleh Sagala bahwa konsep merupakan buah pikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk, pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berpikir abstrak.25 Menurut pendapat tersebut konsep juga dapat diartikan sebagai sebuah hasil budi dari manusia yang terstruktur dan memiliki dasar serta tujuan yang jelas.

Berdasarkan beberapa definisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa konsep merupakan suatu hal yang bersifat abstrak yang merupakan hasil pemikiran seseorang atau sekelompok orang, yang didapatkan melalui pengalaman, peristiwa, ataupun yang lainnya. Abstrak dalam konsep ini dapat didapatkan melalui pengalaman-pengalaman, maka setiap orang pasti memiliki konsep tersendiri terhadap sesuatu hal. Hal ini dikarenakan masing-masing orang memiliki pandangan atau pemikiran yang berbeda satu sama lain, yang mengakibatkan perbedaan pengalaman. Perbedaan pengalaman lah yang menentukan bagaimana konsep tersebut dipandang, walaupun konsep-konsep setiap orang berbeda namun konsep-konsep tersebut cukup serupa sehingga tetap ada koneksi ketika berkomunikasi atau yang lainnya.

Penguasaan berarti pemahaman serta keterampilan terhadap suatu bahasa atau ilmu.26 Jadi dari definisi diatas dapat diartikan penguasaan konsep adalah kemampuan siswa dalam memahami konsep suatu materi, sehingga dapat digunakan untuk memecahkan masalah dan menyikapinya. Penguasaan konsep menjadi hasil dari siswa ketika sudah melalui pembelajaran. Sedangkan penguasaan konsep yang dimaksudkan pada penelitian ini yakni penguasaan

23

Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005) h. 162.

24

Zulfiani, Op. Cit., h. 92.

25

Sagala, Op. Cit., h. 71.

26

Badudu Zain, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1994), cet. Pertama, h. 726.

konsep dalam ranah kognitif berdasarkan Taksonomi Bloom yang merupakan penguasaan bahan pelajaran yang berkenaan dengan kemampuan berpikir siswa setelah melakukan pembelajaran. Ranah kognitif merupakan ranah yang lebih banyak melibatkan otak/mental.

Pada ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir mulai dari yang tingkatan rendah sampai tertinggi, yakni pengetahuan/ingatan-knowledge, pemahaman-comprehension, penerapan-aplication, analisis-analyze, sintesis-synthesis, dan evaluasi-evaluation).27 Suharsimi juga mengutip dalam bukunya bahwa konsep taraf kompetensi kognitif disusun ke dalam enam jenjang atau tingkatan yang kompleksitasnya bertingkat, yakni mengenal, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.28

Pada tahun 2001, Lorin W.Anderson dan David R. Krathwohl menulis A Taxonomy for learning, Teaching, and Assesine (A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives). Keduanya melakukan revisi terhadap taksonomi Bloom (teori kognitif). Enam jenjang ranah kognitif yang sudah direvisi digambarkan dengan skema berikut.

Gambar 2.2 Taksonomi Bloom

27

Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi pembelajaran IPA

Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 14.

28

Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara 2009), cet ke-2,h. 131-133. Creati ng Evaluating Analyzing Applying Understanding Remembering

Berikut penjelasan dari masing-masing jenjang kognitif yang sudah direvisi.29 1) Remember (mengingat), adalah menarik kembali informasi yang tersimpan

dalam memori jangka panjang. Mengingat merupakan proses kognitif yang paling rendah tingkatannya. Untuk mengkondisikan agar mengingat bisa menjadi bagian belajar bermakna, tugas mengingat hendaknya selalu dikaitkan dengan aspek pengetahuan yang lebih luas dan bukan sebagai suatu yang lepas dan terisolasi. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif recognizing (mengenali) dan recalling (mengingat).

2) Understand (memahami), adalah mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki, mengaitkan informasi yang baru dengan pengetahuan yang telah dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam skema yang telah ada dalam pemikiran siswa. Karena penyusunan skema adalah konsep, maka pengetahuan konseptual merupakan dasar pemahaman. Kategori memahami mencakup tujuh proses kognitif: interpriting (menafsirkan), exemplifying (memberikan contoh), classifying (mengklasifikasikan), summarizing (meringkas), inferring (menarik inferensi), comparing (membandingkan), dan explaining (menjelaskan).

3) Applying (mengaplikasikan), adalah mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah atau mengerjakan tugas. Oleh karena itu mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Namun tidak berarti bahwa kategori ini hanya sesuai untuk pengetahuan prosedural saja. Kategori ini mencakup dua macam proses kognitif: executing (menjalankan) dan implementing (mengimplementasikan).

4) Analyzing (menganalisis), adalah menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsurnya dan menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut dan struktur besarnya. Ada tiga macam proses kognitif yang tercakup dalam menganalisis: differentiating (membedakan), organizing (mengorganisisr), dan attributting (menemukan pesan tersirat).

29

Lorin W. Anderson, Davis R. Krathwohl, with Peter W. Airasian (et.al), A Taxonomy

5) Evaluate (menganalisis), adalah membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar yang ada. Ada dua macam proses kognitif yang tercakup dalam kategori ini: checking (memeriksa) dan critiquing (mengkritik).

6) Create (membuat), adalah menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan. Ada tiga macam proses kognitif yang tergolong dalam kategori ini, yaitu: generating (membuat), planning (merencanakan), dan producing (memproduksi).

Adapun prosedur yang harus dilakukan dalam mengajarkan konsep, yaitu sebagai berikut:30

1) Tetapkan perilaku yang diharapkan diperoleh oleh siswa setelah mempelajari konsep.

2) Mengurangi banyaknya atribut yang terdapat dalam konsep yang kompleks dan menjadi atribut-atribut dominan.

3) Menyediakan mediator verbal yang bergina bagi siswa.

4) Memberikan contoh-contoh yang positif dan negatif mengenai konsep. 5) Menyajikan contoh-contoh.

6) Sambutan siswa dan penguatan. 7) Menilai belajar konsep.

Penguasaan konsep yang dimiliki siswa setelah proses belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan proses belajar yang telah dilaluinya. Penguasaan konsep juga akan mendukung terbentuknya kepribadian yang positif, karena siswa akan mampu menginterpretasikan konsep yang umumnya konkret kemudian dijumpai oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari.

Proses belajar yang dimulai dengan merumuskan masalah (pertanyaan-pertanyaan), kemudian mencari, menyelidiki dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan, akan memberikan kesempatan belajar yang lebih bermakna pada siswa. Dalam proses belajar, makin lama akan timbul suatu pemahaman yang mendalam terhadap materi pelajaran yang dipelajari, manakala perhatian makin ditujukan pada objek yang dipelajari dapat dicari dan dimengerti. Dengan demikian pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh

30

siswa bukan dari mengingat atau menghafal seperangkat fakta, konsep, atau teori, tetapi dengan menemukan dan membangun atau mengkonstruk sendiri pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata. Belajar dengan bermakna ini akan memberikan kemampuan untuk mengingat sesuatu lebih lama dan memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Pengetahuan yang dibangun sendiri melalui model ini dapat memperkaya dan memperdalam materi yang dipelajari sehingga retensinya menjadi lebih baik dan penguasaan konsep siswa terhadap suatu materi pun dapat meningkat.

Dalam mempelajari konsep berarti siswa tidak lagi menghafal atau mengingat untuk menyebutkan suatu teori, akan tetapi menjelaskan bagaimana suatu teori dapat dibuktikan dan dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penguasaan Konsep

Keberhasilan suatu proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai ditandai dengan meningkatnya penguasaan konsep siswa. Hal ini ditentukan oleh banyaknya faktor yang mempengaruhi, adapun faktor-faktor tersebut dibedakan menjadi dua macam, yaitu:

1) Faktor Internal

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu aspek psikologis dan aspek fisiologis.

a) Aspek psikologis, yang meliputi:

(1) Intelegensi siswa. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan dan hasil belajar. Dalam situasi yang sama, siswa dengan tingkat intelejensi tinggi akan berhasil dibandingkan dengan siswa dengan tingkat intelejensi rendah.

(2) Bakat siswa. Bakat merupakan kemampuan untuk belajar. Secara umum bakat merupakan kemampuan potensial seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.

(3) Sikap siswa. Sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif, berupa kecendrungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap objek tertentu, baik positif maupun negatif.

(4) Minat siswa. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan, termasuk belajar. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena apabila bahan pelajarannya tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan baik. (5) Motivasi siswa. Motivasi merupakan keadaan internal organism yang

mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi ada dua macam, yaitu motivasi dari dalam diri sendiri dan motivasi dari luar.31

b) Aspek fisiologis, berkenaan dengan keadaan atau kondisi umum jasmani seseorang. Kondisi jasmani yang kurang sehat akan mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.32

2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa, faktor eksternal meliputi:

a) Faktor lingkungan, meliputi: alam dan sosial.

b) Faktor Intrumental, meliputi: kurikulum atau bahan ajar, guru atau pengajar, sarana dan fasilitas, administrasi, dan manajemen.33

4. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)