• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penguatan Sistem Informasi Strategis dan Monitoring dan

Bab 4 Strategi dan Kegiatan

4.2 Kegiatan Utama

4.2.2 Kegiatan Utama Strategi 2 : Penguatan Sistem Kesehatan Nasional

4.2.2.4 Penguatan Sistem Informasi Strategis dan Monitoring dan

Sebagaimana diamanatkan dalam Sistem Kesehatan Nasional, sebagai sub-sistem dari SKN, penyelenggaraan sistem informasi kesehatan bertujuan untuk menyediakan data dan informasi terkini, akurat, valid, cepat, transparan serta berhasil guna dan berdaya guna. Data dan informasi inilah yang digunakan sebagai bahan pengambilan

keputusan kesehatan dengan mempertimbangkan faktor desentralisasi, kecukupan data termasuk data terpilih yang responsif gender, dan aspek kerahasiaan yang berlaku di bidang kesehatan.

Informasi kesehatan maupun manajemen program merupakan tulang punggung program dan dasar perencanaan, serta pemantauan dan evaluasi program pengendalian HIV–AIDS dan IMS. Informasi strategis perlu dikelola dengan baik dalam suatu sistem yang kuat yang dapat memfasilitasi pengelolaan informasi sejak dari pengumpulan data, pencatatan, pengelolaan, analisis hingga pada pemanfaatannya. Untuk memperkuat perencanaan, perlu memanfaatkan hasil-hasil kajian yang ada.

Selama kurun waktu 2015 – 2019 akan dilakukan penguatan dan peningkatan sistem informasi strategis, monitoring dan evaluasi, sesuai dengan rencana pengembangan dan peningkatan program pengendalian HIV-AIDS dan IMS.

Luaran dari kegiatan penguatan sistem informasi strategis dan monitoring dan evaluasi adalah:

1. Terlaksananya kegiatan surveilans penyakit / infeksi HIV-AIDS dan IMS dan surveiland perilaku

2. Terlaksananya monitoring dan evaluasi program pengendalian HIV-AIDS dan IMS

3. Meningkatnya penggunaan informasi strategis sebagai dasarpenyusunan kebijakan, perencanaan, penganggaran, pengalokasian sumber daya, manajemen program dan penilaian kinerja serta akuntabilitas pelayanan kesehatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota

4. Terintegrasinya sistem informasi HIV-IMS dengan Sistem Informasi Kesehatan Nasional (SIKNAS) dan Sistem Informasi Daerah (SIKDA)

5. Tersedianya tenaga pengelola data dan sistem informasi yang kompeten

Kegiatan-kegiatan:

1. Sosialisasi pedoman nasional Surveilans HIV Generasi Kedua termasuk petunjuk teknis dan modul pelatihan kepada pengelola program dan mitra terkait

1.1Sosialisasi di tingkat provinsi 1.2Sosialisasi di tingkat kab/ kota

2. Pemutakhiran pedoman dan modul pelatihan monitoring dan evaluasi sesuai dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi

3. Peningkatan kapasitas petugas program pengendalian HIV/AIDS and IMS tentang surveilans epidemiologi

3.1Peningkatan kapasitas petugas program pengendalian HIV/AIDS and IMS tentang surveilans epidemiologi di tingkat Nasional dan provinsi dengan berkoordinasi dengan mitra terkait

3.2Peningkatan kapasitas petugas program pengendalian HIV/AIDS and IMS tentang surveilans epidemiologi yang diselenggarakan oleh provinsi untuk petugas Kab/ kota

4. Pelaksanaan pemetaan populasi kunci, sosial, dan sumber daya untuk intervensi program HIV di setiap Kab/ Kota

5. Pelaksanaan surveilans sentinel HIV dan Sifilis pada populasi kunci, ibu hamil, WBP dan pasien IMS laki-laki

6. Pelaksanaan surveilans terpadu biologis dan perilaku pada populasi kunci dan populasi umum di area terpilih

6.1 STBP di populasi umum (Papua) 6.2 STBP di populasi kunci dan sasaran

7. Pelaksanaan perhitungan estimasi jumlah populasi kunci dan proyeksi epidemi HIV/AIDS

8. Pelaksanaan surveilans resistensi obat ARV15

8.1Pelaksanaan pemantauan indikator kewaspadaan dini resistensi obat ARV yang terintegrasi dengan monev ART (EWI)

8.2Pelaksanaan surveilans resistensi obat sebelum terapi ARV selama waktu tertentu (PDR)

8.3Pelaksanaan surveilans resistensi obat setelah terapi ARV selama waktu 9. Pelaksanaan monitoring hasil pengobatan ARV (kohort)

10.Pengkajian data program sebagai berikut: estimasi jumlah populasi kunci dan proyeksi epidemi HIV/AIDS, surveilans sentinel HIV, surveilans terpadu biologis dan perilaku, cakupan dan kualitas pelaksanaan program

11.Diseminasi hasil analisis kajian program kepada pengambil kebijakan dan pemangku kepentingan lainnya. Dilaksanakan secara rutin dan periodik

12.Melaksanakan kajian operasional terkait pengendalian HIV/AIDS dan MS

13.Perbaikan fitur sistem informasi dan pemanfaatan data oleh pelaku program di daerah:

14.Sosialisasi penggunaan aplikasi SIHA (sistim informasi HIV DAN AIDS dan IMS) kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, fasyankes dan mitra terkait dalam kegiatan pengendalian HIV - AIDS dan IMS sebagai perangkat standar dalam pencatatan dan pelaporan nasional.

15

Sesuai dengan rekomendasi World Health Organization (WHO) tahun 2014 tentang strategi monitoring HIVDR, Indonesia perlu memperbaharui monitoring resistensi obat HIV yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu:

1. Monitoring indikator kewaspadaan dini (Early Warning Indicators/EWIs monitoring) yang bertujuan untuk melihat indikator kewaspadaan dini yang berhubungan dengan kemungkinan terjadinya resistensi obat ARV di setiap tempat pelayanan ARV. Kegiatan EWIs dilakukan dengan mengukur empat indikator yang dilihat dari pencatatan dan pelaporan yang ada di rumah sakit. Survei ini menggunakan data rutin, sehingga pencatatan dan pelaporan di unit pelayanan kesehatan harus dipastikan berjalan dengan baik.

2. Surveilans resistensi obat ARV pada saat inisiasi terapi ARV , termasuk restart (Surveillance of Pretreatment HIV DR/PDR). Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan estimasi prevalensi HIVDR diantara semua yang inisiasi ART secara nasional dan hasil survei dapat dibagi menjadi yang terpajan dan tidak terpajan obat HIV.

3. Surveilans resistensi obat ARV yang didapatkan setelah terapi ARV dalam waktu tertentu (Surveillance of Acquired HIVDR/ADR). Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk menghitung estimasi prevalensi supresi viral load dan resistensi obat HIV pada orang yang menerima ART pada 12 bulan (± 3 bulan) dan ≥48 bulan secara nasional. Pelaksanaan ADR pada orang dewasa dan anak dilakukan terpisah.

14.1 Penguatan dan perluasan penggunaan aplikasi SIHA keseluruh Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, fasyankes dan mitra terkait pemberi layanan HIV DAN AIDS dan IMS.

14.2 Peningkatan dukungan operasional fasilitas Sistem informasi (perangkat keras, perangkat lunak, dan internet) serta pemeliharaan aplikasi SIHA 14.3 Konsultasi dan koordinasi dengan Pusdatin dan unit Data dan Informasi

(Datin) di daerah

14.4 Peningkatan kapasitas petugas data dan informasi di tingkat Kabupaten 15.Melakanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program disemua

tingkatan dan melakukan identifikasi kebutuhan peningkatan dan penyesuaian program

15.1 Melakukan pemantauan dan analisis data hasil kegiatan dan cakupan program melalui laporan rutin maupun hasil supervisi.

15.2 Mengirimkan umpan balik hasil analisis data, dari pusat ke Dinas Kesehatan Provinsi, dan seterusnya secara berjenjang, Dinas Kesehatn Provinsi dan kabupaten/kota melakukan hal yang sama

16.Melaksanakan pertemuan monitoring dan evaluasi kemajuan program secara berjenjang, tingkat nasional minimal setahun sekali, di provinsi dan kabupaten/kota minimal satu kali setiap semester

16.1 Pertemuan MONEV Provinsi di Nasional 16.2 Pertemuan MONEV Kab Kota di Provinsi

17.Mengembangkan standar agenda pertemuan dan tools yang dibutuhkan

Dokumen terkait