V. PENGUJIAN DAYA BERKECAMBAH 5.1 Tujuan
5.7 Pengujian Ulang
Hasil uji daya berkecambah dapat dianggap tidak memuaskan dan tidak dapat dilaporkan, serta membutuhkan pengujan kedua dengan metode yang sama atau berbeda karena alasan berikut:
a. Benih diduga mengalami dormansi (benih segar tidak tumbuh). Beberapa prosedur yang ditunjukkan dalam Tabel 5.1 atau dalam bagian 5.6.3.1 untuk mematahkan dormansi dapat diaplikasikan dalam satu atau lebih uji tambahan. Hasil uji yang dilaporkan ialah hasil uji yang memberikan hasil terbaik dan prosedur yang digunakan harus dilaporkan pada sertifikat analisis benih internasional ISTA (laporan hasil uji).
b. Hasil pengujian tidak reliabel (menggambarkan keadaan sebenarnya) karena keracunan atau terserang cendawan atau bakteri. Pada kondisi demikian, uji ulang dilakukan dengan satu atau lebih metode alternatif seperti yang tercantum pada Tabel 5.1, atau pada pasir, media pertumbuhan organik, atau tanah. Jika diperlukan, pada saat pengujian jarak antarbenih dapat ditambah. Hasil uji yang dilaporkan ialah hasil uji yang memberikan hasil terbaik dan metode yang digunakan harus ditampilkan pada sertifikat analisis benih (laporan hasil uji).
c. Terdapat kesulitan dalam mengevaluasi sejumlah kecambah. Uji ulang dilakukan dengan menggunakan satu atau lebih metode alternatif seperti yang tercantum pada Tabel 5.1, atau pada pasir, media pertumbuhan organik, atau tanah. Hasil uji yang dilaporkan adalah hasil uji yang memberikan hasil terbaik dan metode yang digunakan harus ditampilkan pada sertifikat analisis benih (laporan hasil uji).
d. Terdapat bukti adanya kesalahan dalam kondisi pengujian, evaluasi, atau penghitungan kecambah. Uji ulang harus dilakukan dengan metode yang sama atau metode alternatif seperti dijelaskan pada Tabel 5.1 dan hasil dari uji ulang yang dilaporkan pada sertifikat analisis benih internasional ISTA (laporan hasil uji).
e. Contoh benih tidak memberi respons yang memuaskan dari metode yang dipilih. Pengujian ulang diperlukan dengan satu atau lebih metode alternatif. Apabila perkecambahan sulit diamati atau memperlihatkan gejala fitotoksik, pengujian ulang harus dilakukan dengan menggunakan media pasir, media perkecambahan organik, atau dengan tanah pada suhu seperti yang dijelaskan pada Tabel 5.1. Penanaman contoh benih lain pada kultivar yang sama, yang diketahui berkecambah dengan baik dengan penanaman yang bersamaan, dapat digunakan sebagai panduan untuk evaluasi pada pengujian ulang tersebut. Hasil yang terbaik dan metode yang digunakan harus dicantumkan dalam sertifikat ISTA.
f. Kisaran antarulangan melebihi kisaran maksimal yang ditoleransi pada Tabel 5.2. Pengujian ulang harus dilakukan dengan metode yang sama. Apabila hasil dari pengulangan kompatibel dengan yang pertama (yaitu perbedaan tidak melebihi toleransi yang disebutkan pada Tabel 5.3, 5.4, atau 5.5), rerata hasil pengujian yang dilaporkan dalam sertifikat ISTA [lihat bagian 5.8.1. tentang toleransi].
5.8 Penghitungan dan Penulisan Hasil
Hasil dari pengujian daya berkecambah dilaporkan sebagai persentase penjumlahan dari kecambah normal, kecambah abnormal, benih keras, benih segar, dan benih mati. Persentase rerata dinyatakan dalam bilangan bulat terdekat. Jumlah dari persentase kecambah normal, abnormal, benih keras, benih segar, dan benih mati harus 100 [lihat bagian 5.8.2 tentang pembulatan hasil].
Untuk benih dengan kecambah lebih dari satu, hanya satu perkecambahan normal tiap unit yang dihitung untuk dijumlahkan dalam pengujian daya berkecambah. Apabila ada permintaan; benih yang menghasilkan satu, dua, atau lebih dari dua perkecambahan normal dapat juga dilaporkan. Hasil ini menggambarkan presentase jumlah total perkecambahan atau alternatif jumlah total perkecambahan yang dihasilkan oleh sejumlah benih tertentu.
5.8.1 Toleransi
Hasil uji daya berkecambah dapat diterima hanya jika perbedaan antara data yang tertinggi dan terendah antarulangan tidak lebih dari toleransi maksimal. Berikut ini kondisi penggunaan tabel toleransi.
Tabel 5.2 digunakan untuk memeriksa reliabilitas hasil pengujian. Rerata persentase dari ulangan dibulatkan pada bilangan angka yang terdekat dan dibandingkan dengan tabel 5.2. Hasil uji reliabel jika selisih antara data tertinggi dan terendah pada ulangan tidak lebih dari yang tertera pada tabel toleransi. Toleransi digunakan setidaknya pada kategori kecambah normal.
Apabila kisaran dari ulangan melebihi batas toleransi maksimal pada Tabel 5.2, pengujian ulang harus dilakukan. Apabila hasil pengujian kedua dengan metode yang sama
berada dalam toleransi dengan pengujian pertama (yaitu perbedaan dua pengujian tersebut tidak melebihi toleransi
yang diatur pada Tabel 5.3), rerata dari kedua pengujian tersebut dilaporkan pada sertifikat ISTA.
Apabila hasil pengujian kedua tidak toleran dengan pengujian pertama (yaitu perbedaan antara kedua pengujian tersebut melebihi toleransi pada Tabel 5.3), pengujian ketiga harus dilakukan.
Apabila ketiga pengujian tersebut toleran (yaitu perbedaan di antara ketiga pengujian tersebut tidak melebihi batas toleran pada Tabel 5.4), rerata dari ketiga pengujian tersebut yang dilakukan dengan metode yang sama harus dilaporkan.
Apabila ketiga pengujian tersebut tidak toleran (perbedaan antara ketiga pengujian tersebut melebihi batas toleransi Tabel 5.4), hasil tertinggi yang kompatibel yang diperoleh dari perbandingan ketiga pasangan pengujian yang dilaporkan (perbandingan antara pengujian 1 dan 3, pengujian 2 dan 3, dan pengujian 1 dan 2 telah diketahui di luar toleransi).
Apabila setelah dilakukan pengujian pengulangan yang kedua tidak ditemukan hasil yang kompatibel, pengujian keempat harus dilakukan.
Rerata dari hasil keempat pengujian dengan menggunakan metode yang sama dilaporkan jika keempat pengujian tersebut toleran (perbedaan antara keempat pengujian tersebut tidak melebihi toleransi pada Tabel 5.5).
Apabila keempat pengujian tersebut tidak toleran (perbedaan dari hasil keempat pengujian tersebut melebihi toleransi pada Tabel 5.5), kombinasi tiga pengujian yang paling kompatibel yang dihasilkan dari keempat pengujian tersebut yang dilaporkan (perbandingan pengujian 1, 2, dan 3; pengujian 1, 2, dan 4; dan pengujian 2, 3, dan 4).
Apabila setelah dilakukan perbandingan antara ketiga kombinasi pengujian tetap tidak ditemukan hasil yang kompatibel, hasil kombinasi yang paling kompatibel dari enam kombinasi yang dihasilkan dari empat pengujian
(perbandingan antara pengujian 1 dan 2; 1 dan 3; 1 dan 4; 2 dan 3; 2 dan 4; serta 3 dan 4).
Apabila telah dilakukan perbandingan antara enam kombinasi pengujian tetap tidak didapatkan hasil yang kompatibel, tidak ada hasil pengujian yang dilaporkan. Selanjutya, kepada pelanggan diinformasikan bahwa contoh benih memiliki variasi perkecambahan yang tidak dapat diterima.
Persentase daya berkecambah dilaporkan pada sertifikat ISTA disertai metode yang digunakan. Pada aturan yang sudah ditetapkan, pengujian daya berkecambah menggunakan 400 benih. Apabila benih yang diuji kurang dari 400, jumlah benih yang digunakan pada pengujian harus dilaporkan.
Selanjutnya, Gambar 5.2 menjelaskan diagram alir prosedur pengujian ulang untuk mencapai nilai hasil uji yang toleran. 5.8.2 Pembulatan Hasil
Pembulatan pertama dari persentase kecambah normal nilai atas atau bawah ke angka terdekat (xx,O dan xx,25 dibulatkan ke xx; xx.50 dan xx.75 dibulatkan ke xx+1). Persentase komponen ditambahkan setelah pembulatan. Apabila hasilnya 100, prosedur telah terpenuhi. Namun, apabila tidak, hal-hal yang harus dilakukan, antara lain:
a. Hasil dengan nilai desimal paling tinggi dicari di antara persentase komponen pengujian (kecambah abnormal, benih keras, benih segar, dan benih mati); persentasenya dibulatkan ke nilai di atasnya; nilai tersebut dibiarkan sebagai hasil akhir;
b. Persentase komponen lain dibulatkan ke atas;
c. Apabila hasilnya 100, perhitungan dianggap telah selesai; apabila tidak sama dengan 100, perhitungan dilanjutkan dengan tahap 1 dan 2.
Apabila terdapat desimal yang sama, prioritas penambahan ke atas secara berturut-turut: kecambah abnormal - benih keras - benih segar dan mati.
Gambar 5.2 Diagram alir prosedur untuk ulangan dalam pengujian
5.9 Pelaporan Hasil
Hasil pengujian daya berkecambah harus dilaporkan pada tempat yang disediakan, meliputi:
a. Lama pengujian yang sebenarnya (dalam hari [tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk perlakuan khusus pada spesies tertentu atau metode yang digunakan untuk merangsang perkecambahan]).
b. Persentase yang dinyatakan dalam angka bulat terdekat [lihat bagian 5.8.2] untuk kecambah normal, benih keras, benih segar, kecambah abnormal, dan benih mati. Apabila suatu kategori tidak ditemukan, hasil harus dilaporkan sebagai “0”.
c. Metode yang digunakan.
d. Jumlah benih yang digunakan untuk menghitung persentase daya berkecambah jika kurang dari 400 benih yang diuji. Informasi tambahan berikut ini juga harus dilaporkan dalam “Penetapan Lain”.
a. Metode perkecambahan menggunakan singkatan yang digunakan dalan Tabel 5.1, termasuk paling tidak substrat dan suhu.
b. Perlakuan atau metode yang digunakan untuk merangsang perkecambahan [lihat bagian 5.6.3].
c. Durasi dalam hari untuk perlakuan khusus atau metode untuk mempercepat perkecambahan, kecuali pada kasus pre-storage. Apabila dilakukan pengujian ganda seperti yang dijelaskan pada Tabel 5.1, hasil pengujian pertama dengan perlakuan pematahan dormansi ialah yang dilaporkan dalam sertifikat ISTA. Hasil pengujian kedua, yaitu pengujian tanpa perlakuan pematahan dormansi, dilaporkan pada kolom “Pengujian lain".
Apabila diminta, informasi berikut dapat pula dilaporkan: a. Hasil pengujian paralel atau tambahan jika ada.
b. Viabilitas benih yang tidak berkecambah dan metode untuk menetapkannya.
c. Katagori benih yang tidak berkecambah [seperti tertera pada bagian 5.6.5.3] dan metode untuk menetapkannya.
d. Pada kasus multigerm seed units, jumlah kecambah normal yang dihasilkan oleh 100 unit benih dan proporsi unit yang menghasilkan satu, dua, atau lebih dari dua kecambah normal.